Anda di halaman 1dari 6

GEOLOGI TEKNIK

TUGAS BAB 4
(GEOLOGI FISIK: PELAPUKAN DAN PEMBENTUKAN TANAH)

OLEH

NAMA : RIZKY NURVANINGSIH


NIM : F1A 019 159
KELAS : GEOLOGI TEKNIK D

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MATARAM
2020
1. JELASKAN JENIS-JENIS PELAPUKAN

Proses pelapukan dapat di definisikan sebagai proses alterasi dan hancurnya materi
batuan dan tanah di permukaan atau dekta permukaan bumi, oleh adanya proses dekomposisi
kimia dan disintegrasi fisika. Proses pelapukan fisika dan kimia dapat terjadi secara
bersamaan.

A. Pelapukan kimia
Proses pelapukan kimia sangat tergantung pada kehadiran air di dalam batuan. Air akan
memberikan efek tekanan pada media disekitarnya, sekaligus juga mengakibatkan terjadinya
reaksi kimia antara unsur penyusun air dan kandungan mineral batuan.
Kerentanan batuan terhadap reaksi kimia, disamping tergantung pada komposisi kimia,
juga tergantung pada tekstur dan struktur mikro dalam batuan. Kerentanan akan meningkat,
ketika batuan mengandung butiran halus dan mempunyai porositas atau permeabilitas tinggi.
Pelapukan kimia akan terjadi pada batuan. Ketika mineral-mineral yang membentuk
batuan bereaksi secara kimiawi dengan air, oksigen, karbon oksida, dan asam yang
dihasilkan oleh organisme, maka batuan akan mengalami dekomposisi kimia. Ada empat
proses yang berhubungan dengan pelapukan kimia: pelarutan oleh asam, oksidasi, hidrasi
dan hidrolisis.
 Pelarutan oleh asam
Biasanya terjadi secara alami akibat organisme, walaupun air itu sendiri adalah
larutan asam lemah. Dalam setiap larutan asam apapun jenisnya, akan mengandung
ion hydrogen, yang kemudia bereaksi dengan berbagai mineral dan membantu
mengubahnya
 Oksidasi
Adalah kehilangan elktron oleh sebuah elemen melalui reaksi kimia. Proses tidak
harus melalui kombinasi dengan oksigen, tapi biasanya terjadi di alam karena
oksigen bebas telah tersedia di atmosfer. Udara biasanya hadir di dalam rekahan
batuan.
 Hidrolisis
Ion-ion hydrogen dan hidroksida dalam air bereaksi dengan elemen-elemen dalam
suatu mineral. Ion-ion tersebut bereaksi dengan mineral-mineral silikat, kecuali
kuarsa, yang kemudian memecah mineral-mineral silica tersebut. Dalam reaksi ini
akan terbentuk mineral lempung, ion-ion metalik, dan silica yang kemudian dibawa
oleh larutan.
 Hidrasi
Molekul-molekul air bergabung dengan struktur suatu mineral untuk membentuk
mineral baru.
B. Pelapukan fisika
Dalam pelapukan fisika, air dan suhu dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi yang
kemudian menyebabkan terbentuknya retakan dalam massa batuan. Di daerah gurun,
perubahan suhu sangat dramatis yang bisa menimbulkan induksi tegangan-tegangan dalam
batuan, akibatnya akan membentuk retakan baru atau memperlebar retakan yang sudah ada
dalam batuan. Hadirnya retakan baru dalam massa batuan akan menjadikan massa batuan
lebih sarang, dan tentu saja perilaku mekanika massa batuan tersebut akan berubah.

2. JELASKAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH DISERTAI GAMBAR


HORIZON/PROFIL TANAH

Tanah adalah hasil pelapukan batuan yang terdiri dari fragmen batuan, butiran
mineral, bahan organic, dan air dalam bentuk cairan atau uap.
Seperti terlihat pada gambar 4.2 lapisan pertama adalah horizon O yang
merupakan lapisan teratas, berwarna hitam, mengandung banyak sisa-sisa daun dan
ranting. Bila material organic masih jelas, merupakan lapisan humus. Biasanya zona ini
tidak tebal, hanya sekitar 0.2-0.4m seringkali zona ini disebut topsoil.
Zona A disebut sebagai zona pencucian(leaching). Disebut sebagai lapisan
eluvium artinya “tercuci” atau “hanyut keluar”. Mineral-mineral yang dihanyutkan
masuk kedalam horizon B dibawahnya. Berwarna coklat tua, kehitaman, bersifat
gembur, masih mengandung materi organic. Biasanya zona ini lebih tebal dari zona O
atau disebut subsoil. Dalam zona ini, mineral lempung terakumulasi bersama dengan
besi oksida dan mineral lainnya, tergantung kepada komposisinya, bersifat kenyal atau
plastis. Ciri batuan dasar tidak tampak.
Zona B berada dibawah zona A, mengandung material rombakan yang berasal
dari pelapukan pada zona C. terkadang zona C tidak terbentuk, sehingga dari zona B
langsung berhimpitan dengan Zona Regolit. Terdapat diatas regolith, batuan dasar yang
sudah menunjukan adanya tahapan pelapukan cukup kuat, terlihat sebagian yang terdiri
dari fragmen-fragmen batuan dasar dan di antaranya terdapat tanah pelapukan.
Zona regolith terdapat diatas batuan dasar, batuan dasar yang mengalami peretakan
terdesintegrasi karena pelapukan fisik, ciri batuan dasar masih tampak. Batuan dasar
merupakan batuan asal pembentukan tanah. Zona ini mempunyai ketebalan yang tidak
terbatas.
Di daerah yang terdiri dari tanah gambut, batas zona lapisan tanah ditentukan
oleh umur dari pengendapan tanah gambut. Biasanya dari permukaan sampai
kedalaman yang sangat dalam semua terbentuk dari tanah gambut. Tanah gambut yang
sudah mengeras dan membentuk batubara.

3. JELASKAN TIGA JENIS TANAH PERTANIAN DI INDONESIA DISERTAI


DENGAN GAMBAR

Di Indonesia terdapat beberapa jenis tanah yang umum dikenal dalam pertanian.
Pembagian tanah ini berdasarkan asal material, kandungan mineral dan kimia, serta
unsur-unsur organic (hara)
1. Tanah Aluvial
Tanah alluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur
biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan di bagian hilir
sungai karena di bawa dari hulu. Tanah ini biasanya berwarna coklat hingga kelabu.
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau,
dan lain-lain. Hal ini di karenakan tanah alluvial memiliki tekstur yang lembut dan
mudah di garap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkul.
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, papua, dan
jawa.

2. Tanah Andosol
Tanah berwarna hitam, memiliki penampang yang berkembang, dengan horizon
O yang tebal, gembur, dan kaya bahan organic (“Ando” artinya tanah hitam dalam
Bahasa Jepang). Pada horizon A, biasanya mengandung konkresi mangan dan gamping.
Sifat fisiknya baik, dengan kelulusan sedang, peka terhadap erosi. Batuan asal ialah
andesit, tufa andesit, dan dasit. Di Indonesia, tanah andosol banyak terpakai untuk
tanaman perdagangan, karena kaya akan bahan organic, N dan K; miskin akan fosfor.
Tanah ini biasanya di temukan di daerah jawa, bali, sumatera, dan nusa tenggara.
3. Tanah Humus
Tanah Humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuhan.
Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur. Tanah humus sangat baik
untuk cocok tanam karena kandungannya yang sangat subut dan baik untuk tanaman.
Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukan tumbuhan
hingga warnanya agak kehitaman. Tanah ini banyak terdapat di Indonesia tepatnya
daerah yang memiliki banyak hutan yakni sumatera, Kalimantan, jawa, papua, dan
sebagian wilayah Sulawesi.

Anda mungkin juga menyukai