Laporan Resmi Farset Iii Kel 5
Laporan Resmi Farset Iii Kel 5
Praktikum Ke : 1
Judul Materi Pratikum : Suspensi
Tanggal Praktikum : Jumat, 13 Maret 2020
Kelompok Praktikum : 5
Anggota Kelompok : 1. Widi Nova Kartika (2018130079)
2. Netty Fetriyani (2018130083)
3. Anisa Suhartati (2018130071)
4. Rafi Khulsum (2018130084)
5. Muhammad Arif (2018130004)
6. Ida ayu Km. Putri (2018130082)
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta 2020
I. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan dan komposisi bahan dalam sediaan suspensi
2. Mengetahui dan mengamati pengaruh Gliserin sebagai pembasah dan cara
pengembanga HPMC sebagai pesuspensi yang digunakan
2. MgOH
Daftar Pustaka : ( FI IV hal. 513, Farmakologi Terapi ed. V halaman
521, OOP VI hal 270).
Berat Molekul : 58,32
Pemerian : Serbuk ; putih ; ruah
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol ; larut dalam
asam encer.
Khasiat : Antasida
Dosis : 1-4 dd 500-750 mg
Bentuk Sediaan : Suspensi susu magnesium 7- 8 %
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, pada waktu tidak lebih
dari 25 ℃.
IV. FORMULA
Bahan Formula
AlOH 1 gram
MgOH 1 gram
HPMC 1%
Gliserin 10 %
Natrium Benzoat 0,1 %
Ess. Strawbery 0,02 %
Aquadest
2. Penimbangan
Bahan Formula
Teoritis Praktikum
AlOH 1 gram
MgOH 1 gram
HPMC 3 gram
Gliserin 30 gram
Na. Benzoat 0,3 gram
Ess . Strawbery 0,03 gram
Aquadest 204,67 ml
b. Bahan
- AlOH - Natrium Benzoat
- MgOH - Ess. Strawbery
- HPMC - Aquadest
- Gliserin
VII. PEMBUATAN
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang bahan - bahan , dikalibrasi botol 60 ml
3. HPMC Dikembangin Dengan Air 24 Jam
4. AlOH + MgOH + Gliserin dimasukkan kedalam lumping digerus ad. halus
( M1)
5. (M1) ditambahkan ke HPMC yang telah dikembangkan sedikit demi sedikit
digerus ad. halus dan terdispersi
6. Natrium benzoat yang dilarutkan dengan air dimasukkan kedalam suspensi yang
telah terbentuk lalu dihomogenkan
7. Dimasukkan sisa aquadest aduk ad. homogen
8. Dimasukkan secukupnya Ess. Strawbery ad. homogeny , lalu dilakukan uji
evaluasi ( Organoleptik, Volume Sedimentasi, UjiBobot jenis, Uji pH,
Viskositas dan Sifat Alir )
9. Dimasukkan kedalam botol 60 ml, diberi label dan etiket, lalu dimasukkan ke
kemasan.
Organoleptik Formula
Warna Putih keruh
Bau Bau Ess. Strawbery
Bentuk Cairan kental
Cara : Diamati Suspensi dari warna, baud an bentuk
Alat : Alat Indra
Waktu Formula
Vu 25
15 Menit Vo 25
F 1
Vu 25
30 Menit Vo 24
F 0,96
Vu 25
45 Menit Vo 25
F 1
Vu 25
60 Menit Vo 24
F 1
Vu
1 Hari Vo
F
3. Uji Viskositas dan Sifat ALir ( Martin Farmasi Fisika hal. 206 )
Alat : Viskometer Brookfield
Cara :
1. Dimasukkan suspensi kedalam gelas viscometer
2. Dilakukan Uji Viskositas
3. Dipasang spindel dari nomor terkecil
4. Kemudian spindel ditentukan sampai batas
5. Nyalakan dan biarkan spindel berputar 3 X
6. Dibaca skala Kv : 673,7 dyne/cm2
Viskosita : Faktor X Skala
Gaya : Skala X Kv
Formula pH
1 6
IX. PEMBAHASAN
1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan secara visual untuk mengetahui kestabilan fisik
suatu suspensi dilihat dari warna, bau, dan bentuk. Berdasarkan formula
warnanya putih keruh, bau Ess. Strawbery dan bentuk yaitu cairan kental.
2. Volume Sedimentasi
Uji volume sedimentasi dilakukan untuk mengetahui rasio pengendapan yang
terjadi selama penyimpanan pada waktu tertentu. Dalam formula waktu 15
menit derajat sedimentasi : 1, waktu 30 menit derajat sedimentasi : 1, waktu 45
menit derajat sedimentasi : 1, waktu 60 menit derajat sedimentasi : 0,96 dan
saat waktu 1 hari tidak dilakukan uji evaluasi yang berarti formula ini dalam
waktu semakin lama maka derajat sedimentasi semakin kecil.
5. Uji pH
Pengukuran suspensi harus dilakukan pada temperature tertentu dan dilakukan
hanya sesudah tercapai kesetimbangan untuk meminimalkan penyimpanan Ph
dan penyalutan permukaan elektroda dengan partikel tersuspensi. Dalam
formula pH nya 6 yang berarti bersifat asam.
Nama: Netty Fetriyani
NPM: 2018130083
PEMBAHASAN SUSPENSI
1. Pasa praktikum kali ini, zat aktif alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida
dibuat suspensi karena kedua zat tersebut sukar larut dalam air. Sehingga, keduanya
dilarutkan dengan suspending agent.
2. Pada praktikum kali ini, digunakan Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) sebagai
suspending agent fungsinya adalah untuk mendispersikan pertikel tidak larut dalam
pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi
diperlambat.
3. Pada praktikum kali ini digunakan natrium benzoat sebagai pengawet yang
fungsinya adalah untuk mencegah pertumbuhan mikroba karena air adalah media
yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.
4. Pada praktikum kali ini digunakan gliserin sebagai wetting agent yang fungsinya
menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan
meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut.
5. Pada uji organoleptik terhadap formula didapatkan bau strawberry, warna putih
keruh dan berbentuk cairan kental.
6. Pada uji sedimentasi pada formula dengan selang waktu 15,30 dan 45 tidak terjadi
pemisahan fase, volume tetap 25 ml. Lalu pada menit ke-60 didapatkan hasil
penurunan volume menjadi 24 ml sehingga didapat nilai f= 0,96 yang berati tidak
stabil.
7. Pada uji evaluasi viskositas dan sifat alir di praktikum kali ini tidak di uji.
8. Pada uji evaluasi bobot jenis pada formula didapatkan hasil bobot jenis sebesar
1,039 g/mg. Larutan yang baik adalah yang mendekati bobot jenis air yakni 1 g/mg.
Dengan demikian, formula tersebut merupakan formula dengan bobot jenis terbaik
karena mempunyai bobot jenis yang mendekati 1,0 g/mg.
9. Pada uji Ph, didapatkan pH formula adalah 6. Dimana pH ini masuk ke dalam range
zat aktif yakni 5,5-8,0 yang artinya zat aktif tidak terjadi hidrolisis dan sesuai untuk
sediaan suspensi ini.
Nama : Ida Ayu Komang Putri
Kelas : A
NPM : 2018130082
I. PEMBAHASAN SUSPENSI
1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan secara visual untuk mengetahui kestabilan fisik suatu
suspensi dilihat dari warna, bau, dan bentuk. Berdasarkan formula warnanya
putih keruh, bau Ess. Strawbery dan bentuk yaitu cairan kental.
2. Volume Sedimentasi
Uji volume sedimentasi dilakuka untuk mengetahui rasio pengendapan yangt
terjadi selama penyimpanan pada waktu tertentu. Dalam formula dalam waktu
15 menit derajat sedimentasi : 1, waktu 30 menit derajat sedimentasi : 1, waktu
45 menit derajat sedimentasi : 1, waktu 60 menit derajat sedimentasi : 0,96. dan
saat waktu 1 hari tidak dilakukan uji evaluasi, Maka formula ini, semakin lama
waktu sehingga derajat sedimentasi makin kecil.
5. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan. Pengukuran suspensi
harus dilakukan pada temperature tertentu dan dilakukan hanya sesudah tercapai
kesetimbangan untuk meminimalkan penyimpanan pH dan penyalutan
permukaan elektroda dengan partikel tersuspensi. Dalam formula ini diuji pH
mengunakan indikator universal dan dicelupkan ke sediaan yang menghasilkan
pH 6 yang berarti bersifat asam. Namun dalam lambung zat yang bereaksi
dengan asam di lambung dan ideal dengan pH antara 4-5, yang berarti pH
formula ini tidak memenuhi syarat apabila bereaksi dengan asam lambung.
NPM : 2018130084
PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak
boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi
kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi kekentalan
suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang. Suspensi terdiri dari
suspensi oral, suspensi topikal, suspensi optalmik, suspensi tetes telinga, dan suspensi
untuk injeksi.
Sebelum memulai membuat suspensi hal pertama yang harus dilakukan adalah
siapkan segala alat dan bahan. Dalam pembuatannya harus memerhatikan prosedur yang
telah dijelaskan diatas. Gunakan mortir ukuran besar agar mudah dalam menggerusnya,
serta usahakan stabil ketika menggerus agar tidak terjadi cacking atau penggumapalan.
Namun ada kekurangan dalam pembuatan supensi ini, yaitu hasilnya menjadi terlalu
cair. Hal tersebut karena perbandingan antara zat cair dengan zat padat tidak sebanding,
dimana zat cair lebih dominan dibandingkan dengan zat padat. Menurut syarat pembuatan
suspensi yang baik adalah tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
Nama : Anisa Suhartati
NPM : 2018130071
SUSPENSI
2. Uji bobot jenis digunakan untuk cairan berdasarkan pada perbandingan bobot
zat di udara terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Pada
formula bobot pikno ditambah zat didapatkan bobot 84,89 g, bobot pikno
dengan air didapat 82,86 g, bobot pikno kosong didapat 31,39 g sehingga bobot
jenis dalam formulanya yaitu 1,039.
3. Uji viskositas dan sifat alir tidak bisa dilakukan karena dalam formula ini
dihasilkan sediaan yang kental dan tidak memenuhi syarat sehingga alat
viscometer Brookfield tidak bisa mendeteksi hasil sediaan dikarenakan
kurangnya konsentrasi dari suspending agent dan pelarut yang digunakan.
5. Uji pH, pada formula ini dilakukan uji pH dengan indikator universal untuk
mengetahui pH sediaan dan didapat pH 6 yang berarti bersifat asam dan
memenuhi syarat karena masuk ke dalam range 4 – 7.
X. KESIMPULAN
3. Uji Viskositas dan Sifat Alat : Viskometer Tidak bisa melakukan uji
Alir Brookfield viskositas dan sifat alir
Cara : dikarenakan alat viskometer
1. Dimasukkan brookfield tidak mendeteksi
suspensi kedalam hasil sediaan dan sediaan
gelas viscometer kurang kental dikarenakan
2. Dilakukan Uji kurangnya suspending agent
Viskositas sebagai peningkat viskositas
3. Dipasang spindel sehingga sediaan ini tidak dapat
dari nomor mengurangi kecepatan
terkecil pengendapan partikel yang
4. Kemudian spindel terdispersi.
ditentukan sampai
batas
5. Nyalakan dan
biarkan spindel
berputar 3 X
6. Dibaca skala
4. Uji Bobot Jenis Cara : Bobot Jenis :
1. Digunakan (Pikno + Zat) - (Pikno Kosong)
Parameter bersih, (Pikno + Air) – (Pikno Kosong)
kering dengan : 84,89 g + 31,39 g = 52,96 g
tekan untuk 82,86 g – 31,39 g = 50,93 g
menetapkan : 1,039 g/mg
bobot piknometer
dengan bobot air
yang baru
didihkan pada
suhu 25℃ diatas
hingga suhu uju
20℃.
2. Dimasukkan
dalam piknometer
3. Suhu piknometer
diukur yang telah
diteliti hingga 25
℃ , buang
kelebihan zat uji
dan ditimbang
4. Bobot pikno
dikurang dari
bobot uji yang
telah diujikan
5. Bobot jenis suatu
zat akan diperoleh
dengan dibagi
bobot zat dengan
bobot air didalam
piknometer.
Cara Pemakaian :
Komposisi :
MAGNIUM ® Dikonsumsi Air,
1 Alumunium
jam sebelumHidroksida,
®
makan atauMagnesium
2 jam MAGNIUM
Hidroksida,
setelah dan Natrium
SUSPENSI ANTASIDA Benzoat.
makan dan menjelang tidur
Farmakokinetik
Aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida diabsorpsi yaitu secara
proporsional terhadap dosis. Distribusi yaitu dapat ditemukan sekitar 50-60
% pada tulang. Eliminasi akan diekskresikan di urin.
Cara Pemakaian :
Dikonsumsi 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang
tidur .
B. Brosur
Peringatan :
Hindari mata dan bibir, apabila terjadi iritasi segera hubungi dokter. Jauhkan
dari jangkauan anak-anak.
Kegunaan :
Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung
gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari, dengan gejala seperti mual,
nyeri lambung, nyeri pada ulu hati.
Efek samping :
Mual dan muntah, gangguan absorpsi
Penyimpanan :
Simpan pada tempat sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya.
Wadah : Botol 60 ml
KOCOK DAHULU
Diproduksi Oleh :
PT. LEBAH FARMA
Jakarta-Indonesia
C. Kemasan
Komposisi :
Kegunaan :
Air, Alumunium
MAGNIUM®
Mengurangi gejala
berhubungan dengan kelebihan
yang
MAGNIUM ® Hidroksida, Magnesium
asam lambung gastritis, tukak Hidroksida, dan Natrium
lambung, tukak usus 12 jari, Benzoat.
SUSPENSI dengan gejala seperti mual, nyeri SUSPENSI
ANTASIDA lambung, nyeri pada ulu hati. ANTASIDA Cara Pemakaian :
Penyimpanan : Dikonsumsi 1 jam sebelum
Simpan pada tempat sejuk dan makan atau 2 jam setelah
kering, serta terlindung dari
makan dan menjelang tidur.
cahaya.
Peringatan :
Tidak dianjurkan untuk
digunakan terus menerus
selama lebih dari dua
minggu kecuali atas
Netto : 60 mL No. Reg : DBL2076807833A1
Netto : 60 mL petunjuk dokter.
No. Batch: 02C1234
Diproduksi oleh: Mfg. Date: Maret 2020 Diproduksi oleh:
Exp. Date : Maret 2020
PT. LEBAH FARMA PT. LEBAH FARMA
Jakarta-Indonesia Jakarta-Indonesia
XIII.DAFTAR PUSTAKA
1. Teori Analisis, Sediaan Farmasi Solida, Semi Solida, 1701.
2. Goeswin Agoes, Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida, Institusi Teknologi
Bandung , 1920.
3. Wade A, Nelle, PJ. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th Edition
London : The Pharmaceutical press
4. Kethy Lituah. Drug Information nalysis 88. AHFS.
XIV. LAMPIRAN