Anda di halaman 1dari 22

KORNELIA

Namaku Kornelia, biasa teman-temanku


memanggilku dengan sebutan Lia. Aku sekarang
berada dibangku kuliah semester 4. Aku punya
tiga saudara diantaranya kakakku laki-laki yang
sejak SMA pergi mencari hidup ditanah rantau,
kakakku perempuan yang mengalami cacat mental
dari sejak ia lahir. Kakakku yang cacat sejak lahir
itu sekarang sudah tidak ada lagi alias telah
dipanggil pulang oleh yang maha kuasa sejak aku
SMP, dan adikku laki-laki yang sekarang baru
menyelesaikan studinya dibangku SMA, dan yang
terakhir adik perempuanku yang sejak kecil
kedua orang tuaku telah memberikan dia kepada
saudara laki-laki dari eyangku untuk dipelihara
menjadi anak mereka.

Ketika aku SD, aku kadang berpikir kedua


orangtuaku memberikan kasih sayang mereka
tidak adil, karena menurutku mereka lebih
menyayangi adikku yang bungsu dari pada aku.
Ketika aku SMP, waktu dimana aku dimarahi oleh
orangtuaku kadang aku berpikir aku bukan anak
mereka dan menduga-duga kalau aku itu anak
angkat mereka. Kadang aku mengeluarkan kata
kotor kepada mereka tetapi tidak aku keluarkan
tetapi aku simpan dalam hati. Sering aku berpikir
untuk keluar dari rumah tetapi aku takut karena
aku tidak punya tempat yang aman untuk aku
tinggal. Sewaktu aku di SMP kelas 3 atau kelas
ujian disitu aku melihat teman-teman sekelasku
berpacaran alias jatuh cinta. Dari situ aku mulai
ingin mencari tau apa itu cinta, aku mulai
memperhatikan teman-teman ku yang sedang
dimabuk asmara. Aku mulai ingin merasakan apa
itu cinta sampai ada teman sekelasku punya
kenalan yang adalah adik kelasku, dia suka sama
aku dan aku dipaksa untuk menjalin hubungan
cinta alias pacaran dengan adik kelas itu. Ketika
aku memutuskan untuk berpacaran dengan dia
aku meberikan peringatakan kepada dia bahwa
jangan ada orang yang tau kalau aku berpacaran
dengannya. Dari situ aku pikir semua akan baik-
baik saja, tapi ternyata tidak. Setelah lewat 1
hari dan tiba pada hari yang ke 2 setelah aku
pulang sekolah diperjalanan pulang, aku diejek
sama temannya pacar aku. Dari situ aku mulai
benci sama dia dan hari ke 3 aku memutuskan
untuk tidak berpacaran dengan dia lagi alias
PUTUS.

Ketika aku SMA, aku anaknya malas kerja dan


hampir setiap hari mamaku dan papaku menjadi
alarm untukku, baik itu alarm untuk ke sekolah
maupun alarm untuk belajar dan bekerja. Aku
anaknnya sangat mudah tersinggung dan mudah
menangis apalagi kalau aku dibentak itu sangat
mengundang air mataku. Ketika aku tidak kerja di
rumah aku di marahi sama mama ataupun papa.
Tetapi kadang-kadang aku juga bersyukur punya
orangtua sama seperti mereka, karena semakin
lama semaki aku dewasa orangtuaku mulai takut
kehilanganku sampai-sampai orangtuaku sangat
takut dan sangat berhati-hati memberikan izin
kepadaku ketika aku meminta izin menginap
dirumah keluarga atau temanku. Dan yang lebih
parahnya lagi, saking sayangnya mereka sampai
waktu dimana aku tidak ada dirumah mereka
berusaha mencariku dan setiap malam sebelum
mama dan papa tidur, kamarku harus di cek
terlebih dahulu oleh merka. Jika pintu kamarku
sudah tertutup barulah mereka tidur tetapi
selagi pintukamarku belum tertutup papaku atau
mamaku menunggu sampai aku pulang barulah
mereka bisa tidur dengan nyenyak. Mereka
mencoba menjagaku sekuat tenaga mereka.
Ketika aku SMA kelas 1 aku mengenal seorang
pria, dan ketika berkenalan dengan dia aku
berpecaran dengan dia dan dia cinta pertamaku.
Awalnya aku tidak menyangka akan berpacaran
dengan dia karena awal aku bertemu dia di tempa
ibadah dan aku juga tidak menyangka akan
berpacaran dengan dia. Pada tanggal 09-April-
2016 aku dan dia resmi berpacaran, kami
menjalani hubungan itu dengan baik dan berusaha
mempertahankan hubungan itu. Ketika aku SMA
kelas 2 hubungan kami hancur dan dia berpacaran
dengan teman kelasku tetapi aku berusaha
terlihat baik-baik saja. Hubungan mereka tidak
berlangsung lama mereka akhirnya putus dan
kami berdua memutuskan untuk melanjutkan
hubungan itu laggi, ketika dia duduk di kelas 3
SMA kami memingikuti kegiatan formal gereka
(getsasi) dan selama perjalanan sekolah dan studi
formal gereja kami berdua putus alias tidak
berpacaran lagi, karena aku telah mengkhianati
dia dengna cara berpacaran dengan seorang pria
asal dari daerah kami. Aku memutuskan untuk
berpacaran dengan pria itu karena dukungan dari
tetangga maupun kaka-kakakku di kompleks
tempat aku tinggal. Aku sangat sayang kepada
pria itu tetapi dia hanya menganggapku tidak
lebih dari orang yang sangat penting baginya.
Tetapi aku tidak pernah sadar bahwa pria itu
hanya mempermainkanku saja, aku sangat
menyayangi pria itu tapi balasan yang aku dapat
hanyalah luka dan air mata akibat dari tidak
pernah dihargainya diriku dan pengorbananku
pada pria itu. Waktu pun berlalu aku berusaha
bertahan dengan pria itu tetapi tuhan
memberikan pelajaran serta karma kepadaku
karena telah mempermainkan hati pria yang dalah
cinta pertamaku. Aku hampir menodai diriku
sendiri dengan ulah yang aku buat sendiri akibat
laki-laki itu, sejak malam itu aku sangat
membenci pria itu dan aku memberanikan diriku
untuk memutuskan hubungannku dengan pria itu
dan aku kembali memberikan sebuah harapan
yang baru dan kembali menjalani hubungan
dengan cinta pertamaku tetapi setelah itu kami
berdua putus sebelum tiba saatnya untuk kami
akan menyelesaikan studi formal gereja
(getsasi). Aku pun heran karena kami
menyelasaikan studi formal kami itu (sidi) tepat
ditangal dimana kami berdua jadian yaitu 09-
April-2018. Dan disitu pertama kalinya aku
diundang oleh dia untuk kerumahnya menikmati
berkat serta mensyukuri atas pengangkatan
anggota sidi gereja yang baru dan disitu pertama
kalinya aku bertemu dengan orangtuanya. Disitu
juga aku tidak berencana dan tidak berharap
mendapatkan kesan yang baik dari kedua
orangtuanya tetapi malah mereka menilai bahwa
aku anak yang baik dan mereka senang denganku.
Dan itu merupakan sebuah kebanggaan buatku.
Setelah itu dia menyelesakan studinya di bangku
SMA dan dia pergi merantau kekota untuk
berkuliah. Dan aku pun melanjutkan studiku di
bangku SMA yaitu di kelas 3.

Hari berganti hari,minggu berganti minggu.


Waktupun kian berlalu dan aku menjalani hidupku
dengan normal kembali tanpa ada satupun yang
kurang dalam hidupku.

Pada suatu hari ketika aku pulang sekolah, aku


tidak sengaja berpapasan dengan seorang pria
berbaju kaos merah yang sedang naik sepeda.
Dalam pikiranku, aku penasaran dengan pria itu
tetapi hatiku tidak ingin mengenal ataupun
mencari tau siapa pria itu. Aku hanya sekedar
ingin tahu tetapi tidak ingin berusaha mencari
tahu. Dan ketika waktu berlalu aku punya seorang
teman perempuan di kompleks tempat aku
tinggal, kami cukup akrab dari kecil dan aku
senang bermain dengan dia walaupun hanya
sekedar cerita-cerita ataupun mendengar dia
curhat tentang pacarnya. Dan suatu malam ketika
kami berdua sedang duduk di depan rumahnya
tiba-tiba pacar teman aku datang dengan
temannya. Aku sempat kaget atas kedatangan
mereka berdua yang tiba-tiba tetapi aku tidak
menyadari bahwa pria yang datang bersama
dengan pacar teman aku itu adalah pria berkaos
merah itu. Aku tidak sadar akan hal itu dan
membuat aku bersikap biasa-biasa saja dan tidak
mengenal lebih jauh tentang mereka. Kami
berempat duduk bercerita-cerita dan mereka
pun pulang dan aku juga kembali kerumahku.
Besoknya setelah pulang sekolah temanku
mengirim pesan di ponselku dia memberi tahu ku
bahwa pria yang datang bersama pacarnya malam
itu meminta nomor Hpku. Dan lebih parahnya lagi
temanku sebelum dia memberi tahu aku bahwa
laki-laki itu meminta nomor Hpku dia sudah
memberikan nomorku terlebih dahulu sebelum
memberi tahuku.

Tidak lama lagi laki-laki itu mengirimku pesan


dan mengajakku berkenalan. Kami pun berkenalan
dan saling mengenal satu sama lain. Disitu aku
tidak menyadari bahwa aku memberikan
kenyamanan kepada dia dan tanpa aku sadari aku
jatuh cinta sama dia. Tetapi yang membuat aku
ragu untuk menjalani hubungan yang serius
dengan dia adalah teman-temanku memberi tahu
aku bahwa pria itu sudah memiliki pasangan. Aku
menjadi putus asa dan kecewa tetapi pria itu
meyakinkan aku bahwa dia tidak berpacaran
dengan siapa pun. Sejak saat itu aku memutuskan
untuk membuka hatiku kepada pria itu dan kami
pun berpacaran. Hari demi hari kami lalui
bersama, suka maupun duka kami lewati bersama.
Dia pria yang selalu membuat aku percaya akan
diriku sendiri, dia pria yang selalu menjagaku dan
selalu membawaku kedunianya, selalu melarangku
melakukan hal-hal yang tidak baik, dia pria yang
sangat perhatian dan sayang kepadaku, dia pria
yang mau melakukan apa pun demi diriku. Dia pria
yang tidak malu untuk melakukan hal yang
membuat aku bahagia. Dia pria yang menganggap
diriku sangat berarti dan dia adalah pria yang
menganggap diriku adalah ibunya dan dia pria
yang selalu terbuka kepadaku walaupun itu
masalah sepenting apa pun dia tetap tidak bisa
menyembunyikan sesuatu dariku. Aku semakin
jatuh cinta sama dia, dia pria yang suka bekerja
untuk menghasilkan uang, dia pria yang
menjadikan aku tuan putri dan orang yang paling
dia percaya. Namun dibalik semua itu, pria itu
adalah pria yang selalu saja memarahiku tetapi
tidak pernah ada niatnya untuk melukai atau
menyentuhku, dia selalu memarahiku jika ada hal
yang aku lakukan membuat dia tidak suka. Kadang
aku berpikir kenapa tuhan memberikan dia
kepada ku terlambat? Karena aku sekarang sudah
mau menyelesaikan studiku di bangku SMA dan
otomatis aku akan pergi merantau untuk
melanjutkan studiku dan itu pun yang membuat
aku terpaksa meninggalkannya. Dia beberapa kali
memutuskan untuk tidak berpacaran denganku
lagi tetapi setelah dirinya bertemu denganku
secara langsung hatinya luluh dan kami pun
kembali menjalani hubungan itu lagi. Dia pria yang
paling banyak aku habiskan hari-hariku
bersamanya. Teman-temanku sangat takut
padanya karena wajahnya yang tidak pernah
senyum ketika bertemu dengan teman-temanku.
Dia pria yang hampir membuat aku terjatuh
dengan motor dan ketika dia marah kepadaku
jangan sekali-kali ada orang yang ikut camput
masalahku dengannya, orang itu pasti akan
menjadi korban. Ada saat dimana aku takut
ketika dia marah tetapi aku sangat bersyukur
dan sangat-sangat beruntung menjadi wanita
yang sangat penting dalam hidupnya. Mau sebesar
apapun amarahnya, tangannya tidak pernah
memukul aku atau menyetuhku. Dia selalu
mengantar jemputku ketika aku pergi dan pulang
sekolah.

Kini aku sudah lulus sekolah, dan papaku


memutuskan mengirim aku ke kupang untuk
melanjutkan studiku disana. Pacarku sangat takut
dan tidak mau aku pergi kekupang tetapi aku
tidak bisa berbuat apa-apa karena aku takut
sama papaku dan aku pun harus mengikuti
kemauan papaku. Dari situ aku dimarahi sama
pacarku dia tidak memberi kabar sedikit pun
ketika tahu aku akan berangkat dalam beberapa
hari kedepan. Dari situ aku berusaha
mempertahankan hubungan kami, aku
mengirimkan pesan kepadanya tetapi tidak
dibalas, nomorku juga diblokir olehnya. Aku
berusaha meminta bantua teman-temanku dan
teman-temannya tetapi tidak ada yang berhasil.
Kini tiba saatnya besok aku akan ke pelabuhan
untuk berangkat ke kupang dengan kapal laut,
malamnya aku tidak menyangka dia akan datang
ke rumahku dengan muka yang tidak sedikitpun
senyum seperti biasanya. Dia sangat marah
mungkin karena dia tidak ingin aku pergi jauh
darinya. Ketika sedang berbicara adikku tiba-
tiba datang dan melihat kami dia pun memberi
tahu mamaku bahawa ada pacarku di depan rumah
akhirnya pacarku pergi. Aku pikir dia pergi dan
tidak menemuiku lagi ternyata dia mengirimku
pesan bahwa aku harus menemuinya malam itu
juga di tempat biasa kita bertemu yaitu di
pelabuhan. Tetapi aku membalas pesannya bahwa
aku tidak bisa pergi menemuinya karena aku tidak
diberikan izin untuk keluar rumah. Mamaku
marah kepada ku malam itu, pacarku juga sangat
marah kepada ku. Dan peristiwa yang tidak
pernah aku bayangkan akan terjadi dan akan
dilakukan oleh dia kepadaku terjadi, peristiwa itu
membuat hatiku hancur dan kecewa. Malam itu
aku merasa kehilangan harga diriku sebagai
perempuan, aku merasa diriku sangat rendah dan
tidak berarti. Peristiwa itu membuat aku
mengumpulkan tekad untuk pergi jauh dari dia.
Peristiwa itu sampai kapan pun akan selalu aku
ingat sampai mati. Malam itu dia mengirim pesan
ke ponselku dan pesan yang dia kirim adalah
pesan yang menjadi peristiwa terburuk dalam
hidupku. Aku tidak menyangka pacarku yang
selama ini baik dan selalu sayang kepadaku dan
menjadikan aku wanita terberuntung didunia ini
bisa mengeluarkan kata-kata kotor kepadaku. Hal
itu membuat aku tidak berharga dan membuat
aku kecewa. Sejak kejadian itu aku tidak tidur
tetapi aku menangis menyesali perbuatan baikku
selama ini kepadanya, aku kecewa habis-habisan
padanya. Esoknya dia mengirim pesan kepadaku
dan meminta maaf, awalnya aku tidak ingin
memaafkannya tetapi aku berpikir aku tidak mau
dendam itu menjadi penghalang buatku untuk
mencapai masa depannku akhirnya aku
memaafkan dirinya dan dia mengajakku bertemu
di depan gereja. Aku pergi bertemunya sebelum
aku berangkat ke pelabuhan. Dia meminta maaf
kepadaku secara langsung dan memeberikan aku
izin untuk pergi kekupang dengan satu janji yaitu
selalu memberi kabar kepadanya dan aku
menyetujui untuk membangun kembali hubungan
dengannya. Pasti orang berpikir aku wanita bodoh
yang masih mau memberikan kesempatan kepada
pria yang telah menjatuhkan harga diriku tetapi
aku memberikan di kesempatan karena aku
percaya dia mampu memperbaiki dirinya lagi dan
mampu mengendalikan emosinya dalam
menghadapi sebuah masalah. Aku terlanjur
sayang dan cinta kepadanya, aku sangat percaya
kepada dirinya. Selama dalam perjalanan menuju
pelabuhan dia mengirim pesan pesan kepadaku
seolah-olah aku masih dirumah dan masih
disampingnya, pesan-pesan itu sangat membuat
aku terpukul dan sangat membuat aku rindu akan
kenangan-kenangan aku bersamanya. Ketika aku
tiba di pelabuhan aku langsung langsung menelfon
dia tetapi aku tidak menyangka air matanya akan
jatuh karena diriku, hari itu aku sangat-sangat
terpukul dengan kejadian itu. aku merasa harus
pergi tetapi hatiku ingin untuk tetap tinggal
bersamanya, aku tidak menyanka dia akan
menangis demi diriku. Dan yang paling parah lagi
ketika kami berangkat signal di daerahku
mengalami gangguan dan satu-satunya tempat
yang mendapat signal hanya di pelabuhan. Setiap
malam dia pergi ke pelabuhan hanya untuk
menelfon diriku, dari setiap perbincangan kita
tidak pernh terlewatkan untuk mengucapkan kata
rindu dan tuhan mendengarkan doa kami berdua.
Aku tidak lulus di kampus tempat aku tes di
kupang dan papaku memutuskan untuk mengikuti
keinginanku untuk kuliah di tempat yang aku mau,
akhirnya aku dan mamaku pulang ke daerahku
kembali sebelum ke tempat kuliah yang aku ingin.
Aku tidak memberitahu pacarku bahwa aku akan
pulang. Kami naik kapal dan pulang. Setibanya di
pelabuhan aku tidak memberikan kabar kepada
pacarku ketika sampai di rumah, aku langsung
mandi dan mencuci rambutku. Aku diajak keluar
oleh kakak kompleksku untuk ke toko. Ketika
lewat depat toko tempat nongkrong pacarku dia
melihat aku dan terkejut dan dia pung langsung
mengirim pesan kepadaku dan memarahi aku
karena dia orang terakhir yang tahu aku pulang
dari kupang. Malamnya aku langsung bertemu dia
dan dia marah kepadaku tetapi hanya sesaat saja.
Dan kami pung melanjutkan hidup kami dengan
semestinya.

Lewat beberapa minggu, waktunya untuk aku


pergi melanjutkan studiku di tempat di mana aku
ingin menggapai masa depanku. Pacarku mulai
takut aku pergi dan rasa takut itu membuat dia
marah kepadaku dan dia memutuskan hubungan
denganku. Jujur hatiku sangat sakit dan tidak
bisa menerima semua itu tapi tidak banyak yang
bisa aku lakukan karena masa depanku juga
penting oleh karena itu aku memutuskan untuk
tetap pergi dan disaat kami dipelabuhan dan
ketika aku naik ke kapal dia pergi ke pelabuhan
juga tetapi di pelabuhan dia mengganggap aku
seperti orang yang tidak dia kenal, hatiku hancur
tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa yang aku
lakukan saat itu hanyalah menatap dia dengan
penuh harapan bahwa dia akan melihatku tetapi
tidak sama sekali. Ketika kapal berangkat dari
pelabuhan maka aku juga melepaskan harapan itu
tinggal bersama dia di daerah yang pernah kita
lalui semua kenangan bersama.

Ketika aku tiba di daerah yang akan aku tempati


sementara waktu untuk mencapai masa depanku,
di daerah itu aku memulai hidup yang baru dan
aku mendapat segala sesuatu manfaat karena
baru pertama kalinya aku merasakan hidup
merantau. Di daerah yang baru ini aku merasakan
kerasnya kehidupan, aku merasakan betapa
menyedihkannya hidup tanpa orangtua, aku
merasakan betapa senagnnya ketika tiba di pagi
hari namun rasa mengantuk msih menguasa diri
aku masih dapat tidur sampai dimana mengatuk
itu hilang barulah aku bangun tanpa ada orang
yang memarahiku, hidup yang baru Dimana tidak
ada yang melawan dirku dan semua terjadi
sesuaikehendakku, tetapi ada saat dimana ketika
aku sakit tidak ada yang mengurusku dan ketika
suhu tubuh meningkat aku harus berusaha
melakukan segala upaya agar aku bisa sembuh
disaat-saat seperti itulah aku merindukan kedua
orangtuaku yang dimana ketika ada mereka
segala sesuatu yang berkaitan denganku adalah
urusan mereka. Hidup merantau ada senang da
nada susahnya tetapi jika dijalani dengan rasa
syukur dan penuh kegembiraan segala sesuatu
terasa mudah. Di daerah ini juga aku bisa melihat
kemampuan diriku yang sebenarnya yang terlihat
dari fisik aku bahagia tetapi dari dalam hatiku
terkadang menyimpan luka. Aku hidup di daerah
ini membuat aku tahu kerasnya kehidupan dan
betapa daerahku di anggap remeh oleh orang-
orang yang di daerah sini tetapi aku berusaha
menunjukan kepada mereka bahwa kita semua
sama tidak ada bedanya dan aku yakin di mata
tuhan kita semua juga sama. Aku ketika pertama
kali memulai hidup ku di daerah yang berbeda aku
akrab lewat social media dengan kaka kelasku
yang sekarang juga menuntut ilmu tetapi berbeda
pulau denganku dan semakin hari semakin kami
akrab dia mengatakan kepadaku bahwa dia ingin
menjalin hubungan denganku dan aku memutuskan
untuk setuju memulai hubungan dengannya.
Awalnya hubungan kami baik-baik saja dan
berjalan lancer tetapi lama kelamaan aku menjadi
tahu bahwa dia adalah pria yang memiliki lebih
dari satu wanita. Namun aku tidak
memutuskannya aku bertahan dengan dia tetapi
lama kelamaan aku menjadi tidak nyaman
dengannya akhirnya dihari ulangtahunnya aku
membuat sebuah keputusan yaitu memutuskan
untuk mengakhiri hubungan dengannya. Dan di
saat itu juga aku berusaha melanjutkan hidupku
di daerah itu. dan ketika aku tiba di bulan mei,
cinta pertamaku yang telah hilang sejak aku SMA
kembali dalam kehidupanku dan ketika kami saling
memberi kabar kami pung memutuskan untuk
menjaln kembali hubungan kami yang pernah kami
bangun bersama sewaktu SMA, dengan
berjalannya waktu aku mulai bosan dengan sifat
kekanak-kanakannya dan akhirnya aku sendiri
yang mengakhiri hubungan kami. Namun yang
membuat aku merasa berdosa adalah aku yang
ingin mengakhiri hubungan kami tetapi aku
berusaha membuat alas an yang seolah-olah dia
yang bersalah dan dia pun meminta maaf
kepadaku. Ketika kami mengakhiri hubungan kami
aku bergabung dengan sebuah organisasi anak
rantau yang berasal dari daerah dimana aku
berasal. Ketika bergabung dengan organisasi itu
aku berkenalan dengan seorang yang sekabupaten
denganku tetapi berbeda pulau. Kami berdua
menjalin sebuah hubungan alias pacaran tetapi
hubungan itu tidak berlangsung lama dan
berakhir begitu saja ketika libu semester dari
situ pria itu tidak pernah mengikuti organisasi
kami lagi. Kemudian lewat beberapa bulan masih
pada organisasi tersebut ada seorang pria yang
berusaha mendekatiku dan suatu malam dia
menelfonku dan mengatakan kalau dia suka
kepadaku dan di saat tu aku sedang bersama
dengan seorang sahabatku, sahabatku itu
menyuruhku untuk menerima perasaan pria itu
dengan alas an sahabatku itu tidak ingin melihat
aku jomblo memang aku akui itu alas an yang
konyol tetapi lebih gilanya lagi aku langsung
menerima begitu saja pria tanpa ada perasaan
sedikit pun aku kepada pria itu kami menjalin
hubungan hampi seminggu namun aku tidak betah
dengan pria itu dan aku mengakhiri hubunganku
dengan pria itu tetapi dia terus mengejarku dan
yang lebih parahnya lagi pria itu sudah memiliki
pasangan yang menjalin hubungan dengannya
selama bertahun-tahun. Tetapi yang membuat
aku heran kenapa pria itu selalu mengejarku
padahal dia sudah memiliki psangan. Setelah
masalahku dengan pria itu selesai aku pun kembali
menjalani hidupku dengan normal dan aku pun
kembali menjalin hubungan dengan cinta
pertamaku itu kami sempat mengalami masalah
yang hampir membuat hubungan kami hancur
masalah yang kami hadapi berawal dari pasangan
dari pria yang selalu mengejarku itu memberitahu
kepada pacarku bahwa aku merebut pacarnya
padahal aku hanyalah korban yang tidak tahu apa-
apa kemudian aku berusaha menjelaskan kepada
pacarku tentang apa yang terjadi dan akhirnya
hubungan kami kembali normal dan kami menjalin
hubungan itu dengan saling percaya dan hampi
satu tahun hubungan kami berjalan dengan baik
tetapi aku selalu melarang melakukan hal yang
dapat merugikan dirinya sendiri tetapi akhir-
akhir ini dia selalu melawan dan terlihat tidak
suka dengan sikap ku dan akhirnya di bulan
januari dia mengakhiri hubungan kami dengan alas
an dia tidak cocok denganku dan dia menyuruhku
mencari pria lain yang bisa mengikuti kemauanku
padahal jika dilihat semua kemauanku aku lakukan
demi kebaikan dirinya tetapi apa boleh buat
semua telah terjadi dan aku berusaha menerima
keadaan itu dan menjalan hari-hariku seperti
biasa.

Kini aku tiba di semester 2 dimana semester


yang memberikan aku pengalaman paling berharga
yang akan aku kenang selama hidupku. Kami dari
kampus melakukan kegiatan praktek lapangan
dimana kami mahasiswa diberikan waktu turun
langsung ke lapangan yaitu ke Rumah Sakit untuk
melakukan praktek. Disana, di Rumah Sakit
tempat aku praktek kami di berikan waktu
praktek selama 2 minggu yang dimana di berikan
tempat praktek bagi kami yaitu pada 2 ruangan.
Minggu pertama aku di jadwalkan shift pagi, aku
dan 4 orang temanku bertugas di ruang Unit
Gawat Darurat (UGD) hari pertama berjalan
dengan baik dimana pasien pertama kami adalah
orang yang aku kenal dan kami berasal dari
daerah yang sama. Hari berlalu dan tiba di hari
ketiga aku juga masih ada pada shift pagi ketika
jam jaga kami hampir selesai ada seorang pasien
yang berasal dari kampus kami, pasien itu jatuh
dan bagian kepalanya terbentur oleh besi. Dari
situ aku cukup kaget karena darah pasien itu
sangat banyak aku sempat mundur tetapi aku
berusaha memberanikan diri mendampingi suster
dalam menangani pasien itu tetapi Rumah Sakit
tempat aku praktek tidak bisa melanjutkan
tindakan pengobatan kepada pasien itu dan pasien
itu dirujuk ke Rumah Sakit umum. Kemudian hari
ke empat aku juga menemukan pengalaman yang
berbeda yaitu ada seorang ibu yang sudah
waktunya melahirkan tetapi baru dibawa ke
Rumah Sakit kami mendorong bad/ tempat tidur
sang ibu menuju ruang persalinan. Dan kebetulan
posisiku di bagian kaki sang ibu dan sebelum kami
tiba di ruang bersalin aku melihat secara
langsung anak dari sang ibu keluar dan terjatuh
di kain secara perlahan-lahan.

Aku kadang berfikir aku manusia yang paling


sila karena dari aku SD samapi SMA aku tidak
pernah di izinkan oleh orangtuaku untuk keluar
daerah dan merasakan indahnya daerah luar, aku
selalu dikurung di daerah dimana aku berasal
kemudian ketika aku kuliah aku tidak d izinkan
pulang berlibur bersama kedua orangtuaku dan
ketika kuliah dan tiba di semester 3 aku
menghadapi bencana. Daerah tempat aku tinggal
untuk mencapai cita-citaku mengalami gempa
yang sangat dahsyat dan itu membuatku sempat
putus asa akibat perjalanan hidupku yang begitu
sulit dan ketika aku semester 4 duniaku dilanda
oleh wabah virus yang begitu berbahaya dan kami
dilarang keluar rumah untuk mencegah
penyebaran virus tersebut. Kami tinggal dirumah
tanpa melakukan aktivitas diluar rumah. Dunia
terasa kosong karena tidak banyak orang yang
melakukan aktivitas diluar rumah.

Di semester 4 ini dimana pertengahan dari


perkuliahanku, aku berhasil menjalani hidupku
dengan liku-liku kehidupan yang berwarna. Di
hari-hari hidupku tidak pernah tidak muncul
sosok pria atau laki-laki yang mengisi hari-hariku
baik itu mantan-mantanku maupun orang yang
baru aku kenal.Kini disela-sela mewabahnya virus
covid-19 ini aku dihadirkan kembali oleh pria yang
pernah menjadi kekasihku, pria yang pernah
membuat aku merasa beruntung menjadi orang
yang paling penting dalam hidupnya. Pria itu
kembali dan kami memjalani hubungan yang
pernah kami jalani bersama sampai hari ini
dimana aku menuliskan cerita ini.

Anda mungkin juga menyukai