Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KETERPADUAN PERTANIAN DAN PETERNAKAN

ORGANIK

OLEH :

MUHAMMAD SALMAN ALFARIZI

NIM. B1D016181

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS PETERNAKAN

MATARAM

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah senantiasa
melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunianya kepada kita semua. Sholawat serta
salam tetap kita limpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Beserta semua keluarga para sahabat dan pengikut sunahnya sampai akhir zaman.

Dalam makalah ini kami akan membahas pentingnya pertanian organik. Kami
juga menyadari sebagai manusia biasa tentunya makalah ini
belum sempurna. Maka dari itu kami berharap adanya kritik dan saran dari dosen
dan pembaca. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah wawasan.

Mataram, 9 April 2020

Penulis,

(Muhammad Salman Alfarizi)


DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan dan Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Bertani Organik


2. Ciri-ciri Pertanian Organik
3. Manfaat Pertanian Organik

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi integrasi tanaman pangan khususnya padi degann ternak sapi
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dewasa ini seiring dengan meningkatnya taraf hidup, kesejahteraan dan
tingkat pendidikan serta kesadaran masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan
oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian, menyebabkan
meningkatnya tuntutan akan produk pangan bermutu dan aman seperti produk
pertanian organik semakin meningkat. Untuk itu petani selaku produsen
diharapkan dapat menjawab dan memenuhi tuntutan tersebut. Untuk memperoleh
produk pangan bermutu dan aman harus dimulai dari tahap awal proses produksi,
yaitu dari persiapan lahan, benih, penanaman, pemeliharaan (pemupukan,
perlindungan dan pengairan) sampai kepada kegiatan panen, pasca panen,
pengolahan, distribusi dan penyajian sampai pangan siap dikonsumsi.
Keseluruhan proses produksi produk pangan tersebut harus memenuhi
syarat sesuai dengan yang ditetapkan. Kenyataan di lapangan saat ini
menunjukkan kondisi yang kontradiktif, dimana dalam upaya memperoleh tingkat
produktivitas dan produksi yang optimal berbagai upaya dilakukan oleh petani
untuk mengamankan produksi usahataninya, seperti penggunaan pestisida dan
pemupukan yang kurang bijaksana yang dikhawatirkan merusak lingkungan dan
rentan terhadap kemungkinan terjadinya cemaran produk pangan oleh residu
pestisida yang dapat membahayakan kesehatan. Di samping itu produk peternakan
yang masih menggunakan antibiotika sangat berbahaya karena terdapat residu
bahan kimia dalam daging, yang apabila di konsumsi dapat membahayakan
kesehatan.
Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat di terapkan suatu
system atau metode yang di sebut dengan bertani organik. Dimana melakukan
suatu usaha bertanam tanaman pangan dan beternak sapi yang dapat saling
menguntungkan dari kedua usaha tersebut dan mewujudkan pertanian yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana kita bisa mengetahui pengertian dan penjelasan pertanian organik yang
menggabungkan dua aspek yaitu pertanian dan peternakan yang menjadi solusi
masalah pertanian saat ini dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan?

3. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah memberikan suatu gambaran usaha
perpaduan antara bertani dan beternak dengan konsep atau metode organik
untuk mengatasi permasalahan produk pangan di Indonesia.
b. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini ialah memberikan kesadaran bagi pembaca
maupun penulis sendiri akan manfaat dari suatu konsep bertani organik dengan
gambaran usaha bertani dan berternak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Bertani Organik


Pertanian organik adalah system budi daya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa perlu menggunakan bahan kimia sintesis. Beberapa
tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut
adalah padi, holtikultura yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman
obat (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll), tanaman perkebunan (kopi, the,
kelapa, dll.), dan rempah-rempah (BPPP, 2002).
Menurut IASA (1990), pertanian organik adalah suatu system pertanian
yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan
tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan yang diperkenankan.
Produk organik adalah produk (hasil tanaman atau ternak yang diproduksi melalui
praktek-praktek yang secara ekologi, social ekonomi berkelanjutan, dan mutunya
baik (nilai gizi dan keamanan terhadap racun terjamin). Oleh karena itu pertanian
organik tidak berarti hanya meninggalkan praktek pemberian bahan non organik,
tetapi juga harus memperhatikan cara-cara budidaya lain, misalnya pengendalian
erosi, penyiangan pemupukan, pengendalian hama dengan bahan-bahan organik
atau non organik yang diizinkan. Dari segi sosial ekonomi, keuntungan yang
diperoleh dan produksi pertanian organik hendaknya dirasakan secara adil oleh
produsen, pedagang dan konsumen (Pierrot, 1991).
2. Ciri-ciri Pertanian organik
Adapun ciri-ciri pertanian organik adalah :
 Memiliki efek berkesinambungan antara alam dan manusia sehingga dapat
menciptakan pertanian yang ramah lingkungan dan mengurangi polusi atau
limbah yang di sebabkan oleh usaha pertanian.
 Mampu memberdayakan lingkungan sekitar
 Mampu mendaur ulang unsur alam secara biologi karena sudah tercapai
keseimbangan ekosistem dalam usaha tersebut, dalam artian usaha tersebut
mampu di daur ulang oleh adanya makro atau mikroorganisme di alam.
 Menggunakan bahan pestisida (racun) yang mudah terurai dan berasal dari
alam
 Tidak memotong rantai makanan pada alam
 Pengelolaan air yang mumpuni
 Membudidayakan unsur zat renik dalam tanah
3. Manfaat Pertanian Organik
 Memulihkan/mengembalikan kesuburan tanah.
Dengan menghentikan penggunaan pupuk kimia dan menggantikanya
menjadi pupuk organik maka tanah atau lahan di sekitar pertanian tersebut
akan kembali kesuburanya. Karna pupuk organik dapat membantu
perkembangan mikro organisme yang dapat menyuburkan tanah.
 Mengurangi polusi udara.
Dengan mengganti pestisida sintetis dengan pestisida alami maka polusi
yang ditimbulkan oleh pestisida sintetis tidak akan terjadi, pertanian organik
juga terbukti menghasilkan gas emisi lebih kecil ketimbang pertanian
konvensional.
 Ramah lingkungan.
Dengan tidak menggunakan bahan - bahan kimia dalam proses budidaya
maka lingkungan di sekitar lahan tidak akan rusak, sehingga kualitas air,
udara, dan tanah akan tetap terjaga.
 Menjaga keanekaragaman hayati.
ialah satu ciri pertanian organik adalah tingginya keanekaragaman hayati
dilingkungan tersebut. selain karena tidak menggunakan pestisida sintetis
banyak juga praktek-praktek budidaya organik yang dapat menjaga
kanekaragaman hayati. contohnya dengan membiarkan serangga yang
berguna tetap hidup dan penanaman tanaman lain sebagai pengusir hama
dan serangga yang mengganggu.
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam hal ini perlu di perhatiakan bahwa aspek peternakan dan pertanian
mempunyai potensi yang saling menguntungkan. Dimana limbah dari kedua usaha
tersebut dapat saling di manfaatkan. Misalnya dalam bertanam padi dan beternak sapi.
Usaha bertanam padi menghasilkan limbah jerami padi yang dapat di manfaatkan oleh
ternak sapi sebagai pakan. Akan tetapi, jerami padi segar memiliki kuantitas yang
rendah sehingga perlu di olah terlebih dahulu agar dapat di jadikan pakan yang
berkualitas tinggi dengan cara melakukan teknologi fermentasi menggunakan
mikroorganisme. Kemudian limbah dari usaha sapi dapat berupa limbah padat dan
limbah cair yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi sebagai pupuk dan juga urin
sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami bagi usaha tanaman padi.

Ternak Sapi

Feses Sisa Pakan Urin

Kompos
Biogas Pengolahan
untuk
meningkatkan
nilai nutrisi
Memasak Kompos Tanaman Pangan
pakan
(amoniasi,
pakan
Limbah Pertanian fermentasi)
berupa jerami

Gambar 1. Ilustrasi integrasi tanaman pangan khususnya padi dengan ternak sapi.

Dari gambar 1. dapat di peroleh bahwa dua aspek tersebut saling


menguntungkan apabila diterapkan. Tanaman padi yang di usahakan dengan
memadukannya dengan ternak sapi sangat efisien dalam mengurangi limbah dari
usaha padi tersebut. Dan secara tidak langsung penerapan bertani organik sudah
terlaksanakan dengan adanya pupuk alam dari feses maupun dari sisa biogas yang
sudah di ambil gasnya menjadi pupuk kompos yang memiliki keuntungan untuk
memperbaiki tekstur tanah menjadi gembur dan memiliki pori-pori yang banyak
dan terbukti dapat menyimpan air meskipun pada musim kemarau, sehingga tanah
tidak retak pada saat musim kemarau. Kemudian dari urin sapi tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida alami sehingga tidak berdampak negative terhadap
kualitas tanah maupun mikro atau makroorganisme pengurai dalam tanah. Sehingga
dengan penerapan tersebut ekosistem dan keanekaragaman hayati dapat terjaga dan
stabil.
Dengan terjaganya keanekaragaman hayati seperti cacing dalam tanah,
mikroorganisme yang menguntungkan, flora maupun fauna yang sudah ada. Dapat
memberikan dampak yang sangat baik bagi tanah. Contohnya: cacing, adanya
cacing didalam tanah sangat memberikan manfaat terhadap petani. Karena sifat
cacing yang dapat mendegradasi unsur organik menjadi unsur hara yang tinggi
dengan cepat, kotoran cacing sangat bermanfaat bagi tanaman karena mengandung
unsur hara yang tinggi bahkan lebih baik dari pupuk kompos maupun produk
pupuk-pupuk lainnya. Di samping tanah menjadi subur tentu akan akan berdampak
dengan meningkatnya produksi dari tanaman padi, oleh karena itu system bertani
organik berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan peternak maupun petani
sebagai pelaksana usaha tersebut dan memberikan dampak yang baik terhadap
lingkungan dengan termanfaatkannya limbah dari pertanian dan peternakan.
Dengan diadakannya tindakan pertanian organik yang berbasis keterpaduan
peternakan dan pertanian dapat memberikan dampak yang positif bagi konsumen
pelaksana, maupun pada lingkungan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi produk
pertanian maupun peternakan yang bebas dari bahan kimia diperlukan usaha bertani
dan berternak secara organik. Di samping keuntungan dari bebasnya bahan kimia
penulis memberikan gambaran keterpaduan usaha pertanian dan peternak secara
tidak langsung sudah menerapkan konsep bertani organik. Degan adanya konsep
bertani organik dapat tercapi suatu wujud pertanian yang ramah bagi linkungan dan
mewujudkan pertanian yang berkelanjutan karena memanfaatkan sumber daya alam
yang tersedia.
2. Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca untuk tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanian dan Pengembangan Pertanian. 2002. Prospek dan Pengembangan


Pertanian. Jakarta

IASA. 1990. Planting The Future : A Source Guide to Sustainable Agriculture in The
Third Word. Minneapolis

Pierrot J.M, 1991. Basic Standart for Organic Coffea and Tea. Switzerland

Anda mungkin juga menyukai