Bab 3 Menarik Diri 2006 Fixxxxxx
Bab 3 Menarik Diri 2006 Fixxxxxx
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan: Kawin
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal Masuk : 22 Desember 2005
Tanggal Dikaji : 13 Januari 2006
Diagnosa Medis : Skizofren Paranoid
Alamat : Kp. Leuwi Nanggung RT 01/07
Kecamatan Majalaya
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Buruh
Hub Keluarga : Kaka kandung
Alamat : Kp. Leuwi Nanggung RT 01/07 Kecamatan Majalaya
31
32
3. Faktor Pedisposisi
a. Klien pernah mengalami gangguan jiwa + 15 tahun yang lalu dan pernah di
rawat di RSJ Bandung dan Cimahi 1x.
b. Pengobatan sebelu mnya kurang berhasil, karena klien merasa dirinya
sudah sembuh.
c. Sebelum masuk Rumah sakit, klien pernah menjadi pelaku penganiayaan
fisik dan klien pun pernah mengalami penolakan oleh keluarga karena
faktor ekonomi.
Masalah keperawatan : - Regiment Terapeutik In efektif
d. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
mental Psikiatri atau Gangguan Jiwa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
e. Klien mengatakan dulu bercerai dengan 2 orang istrinya dan diejek oleh
keluarganya sendiri sehingga klien merasa kecewa dan menyebabkan klien
sering melamun dan menyendiri
Masalah Keperawatan : - Respon Pasca Trauma
- Kerusakan Interaksi Sosial : Menarik Diri
33
4. Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36 OC
R : 20 x/menit
b. Ukur
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 165 cm
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Perkawinan
34
Penjelasan :
Klien adalah seorang kepala keluarga yang mempunyai 3 orang istri,
namun 2 orang istrinya telah bercerai dengan klien, saat ini klien tinggal
dengan kakak kandungnya yang ke 7. Sejak kecil klien diasuh oleh kakak
kandungnya tersebut, kepribadian klien condong tertutup,tidak ada faktor
herediter dari orangtuanya dan dalam keluarga klien tidak diikkutsertakan
dalam pengambilan keputusan.
Masalah keperawatan : Koping Keluarga In efektif : Ketidak mampuan
b. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Klien sangat menyukai seluruh anggota tubuhnya dan sangat bersyukur
tidaka ada anggota tubuhnya yang cacat serta dapat berfungsi dengan
baik.
2) Identitas diri
Pada saat dikaji klien dapat menerangkan identitas dirinya yaitu klien
adalah seorang laki-laki yang sudah menikah, mempunyai 3 orang anak
dari 3 orang istri dan sudah bercerai dengan 2 orang istrinya.
3) Peran
Klien mengatakan bahwa klien seorang suami dari seorang istri dan
seorang ayah bagi ketiga anaknya.
4) Ideal diri
Klien ingin segera sembuh dan kembali ke keluarganya.
5) Harga diri
Klien merasa malu dengan keadaannya sekarang karena dirawat di RSJ
Masalah keperawatan : Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang paling berarti bagi klien adalah
kakaknya
35
6. Status Mental
a. Penampilan
Pada saat dikaji klien menggunakan pakaian sesuai dengan keadaan, klien
terlihat rapi dan tampak bersih.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
b. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien cukup kooperatif dan dapat menjawab semua
pertanyaan tapi saat berkomunikasi suara klien sangat pelan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
c. Aktivitas Motorik
Pada saat dikaji klien terlihat sering melamun daan jarang bergaul dengan
klien lainnya.
36
8. Mekanisme Koping
Mekanisme yang klien gunakan cukup baik yaitu dengan cara membuat
kerajinan tangan dan berbicara dengan orang lain
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
39
CPZ 10 mg 0–0–½
THD 2 mg 2x1
2. ANALISA DATA
MASALAH
TANGGAL DATA
KEPERAWATAN
13-01-06 DS : Resiko tinggi
Klien mengatakan pernah mendengar suara yang perubahan sensori
menyuruh untuk marah-marah dan mengamuk persepsi: Halusinasi
DO : dengar
Klien berbicara sendiri
DS : Kerusakan interaksi
Klien mengatakan sering menyendiri, melamun sosial : menarik diri
dan malas bergaul dengan orang lain
DO :
-Klien terlihat duduk sendiri dan melamun
-Setiap berbicara harus dimulai terlebih dahulu
oleh perawat
.
DS : Gangguan konsep
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaan diri : Harga diri
dirinya karena dirawat di RSJ rendah
DO :
- Klien sering melamun
- Kontak mata kurang dan bicara pelan
42
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi dengar
berhubungan dengan menarik diri
b. Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri berhubungan dengan
harga diri rendah
43
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. J
Ruang : Perkutut
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO KRITERIA
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
Resiko tinggi TUM :
perubahan sensori Tidak terjadi
persepsi halusinasi perubahan sensori
pendengaran persepsi halusinasi
berhubungan
dengan menarik
diri ditandai
dengan :
Ds :
Klien
mengatakan
malas untuk
bergaul dengan
orang lain
Do :
Klien
lebih sering
menyendiri
Klien
sering melamun
TUK 1 : Setelah 3 x Bina hubungan saling Hubungan saling
Klien dapat pertemuan klien percaya dengan percaya
membina menampakkan mengungkapkan merupakan dasar
hubungan saling ekspresi yang prinsip komunikasi untuk kelancaran
percaya bersahabat, terapeutik : hubungan
menunjukkan rasa Sapa klien dengan interaksi
senang, ada kontak ramah baik verbal selanjutnya
44
Beri
reinforcement klien
dalam kegiatan
ruangan
TUK 5 : Setelah 3 kali Dorong klien Ungkapa
48
ement positif
dapat
memotivasi
klien serta
meningkatkan
harga diri
NO DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
1 Resti perubahan 13 Januari 2006 Pukul : 11.00
sensori persepsi WIB
halusinasi
berhubungan TUK 1 S:
dengan menarik Membina hubungan Klien
diri ditandai saling percaya menyapa menjawab
dengan : klien secara verbal salam dari Engla
Ds : “selamat pagi pak. perawat.
Klien Perkenalkan nama saya “Selamat pagi,
mengatak Engla Harfita, saya bu?”
an sering senang dipanggil Engla, Klien mamou
menyendir nama bapak siapa ? menyebutkan
i, Bapaksenang dipanggil namanya.
melamun apa ? tujuan saya “Nama saya
dan malas berinteraksi dengan Jumara, saya
bergaul bapak ingin membantu senang
dengan masalah bapak”. dipanggil
orang lain Perawat membuat Jumara”.
kontrak waktu dengan O:
Do : klien “Bagaimana kalau Klien mau
52
TUK 3 S:
Perawat mendiskusikan dengan Klien mengatakan
klien keuntungan bergaul dengan manfaat berhubungan
orang lain, kita akan senang dan dengan orang lain
banyak teman, dan kita akan O:
dapat abntuan bila kita dalam Klien tampak masih
kesusahan. Dan kalau tidak sulit untuk
bergaul hidup bapak akan terasa berkomunikasi dengan
asing juga bila sendiri dan orang lain
melamun bapak akan mendengar Klien mengertyi
suara-suara yang menyuruh manfaat berhubungan
bapak melaukan sesuatu dnegan orang lain
A:
Tujun tercapai
P:
Lanjutkan TUK 4
17 Januari 2006 Pukul 09.00 WIB Klien ikut serta dalam acara
B. PEMBAHASAN
Selama melakukan asuhan keperawatan pada Tn. J dengan kerusakan interaksi
sosial menarik diri akibat skizofrenia parnoid di ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa
Cisarua – Cimahi dari tanggal 11 s.d 20 Januari 2006, penulis berusaha menerapkan
proses keperawatan serta teoritis dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evalusi. Pada pembahasan ini penulis membahas beberapa kesenjangan
serta analisa hambatan yang ditemukan saat penulis melakukan asuhan keperawatan
Pada tahap pengkajian merupakan tahap awal dalam pemberian asuhan
keperawatan dan dalam pengumpulan data penulis menggunakan pendekatan pada klien
secara subjektif dan objektif dengan teknik pengkajian berupa wawancara dan observasi
serta kolaborasi dengan tim kesetahan lain. Setelah data dikumpulkan kemudian
dikelompokkan dan dianalisa sehingga dapat dijadikan masalah keperawatan. Secara
teori masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan kerusakan interaksi
sosial : menarik diri adalah ansietas, isolasi diri, harga diri rendah, defisit perawatan diri,
resiko mencederai diri sendiri serta resiko perubahan sensori persepsi. Adapun hambatan
yang ditemukan pada saat pengkajian penulis merasa sulit membina hubungan saling
percaya dengan klien untuk itu penulis melakukan kontak secara sering dan singkat
dengan klien.
Pada tahap perencanaan, penulis membuat rencana asuhan keperawatan pada Tn. J
sesuai dengan teori yang ada, dimulai setelah data terkumpul kemudian dianalisa dan
diidentifikasi. Pada tahap perencanaan ditemukan kesenjangan pada diagnosa pertama
yaitu menurut teori resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri
56
sedangkan pada kasus nyata adalah resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi
pendengaran berhubungan dengan menarik diri, hal ini dikarenakan klien sering
menyendiri, tidak mau berinteraksi dengan klien lain sehingga halusinasi terjadi.
Pada tahap implementasi, penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, tetapi pada pelaksaannya penulis tidak dapat
melaksnakan semuanya dikarenakan keadaan klien yang tidak memungkinkan dan
terbatasnya waktu yang penulis miliki, pada tahap ini penulis menemukan di tahap
pelaksanaan untuk melaksanakan tujuan khusus dikarenakan kondisi, klien yang
menyendiri tidak mau berinteraksi sengan orang lain dalam mengatasinya penulis
berusaha membina hubungan saling percaya
Pada tahap evaluasi hanya bisa melaksanakan diagnosa keperawatan yang pertama
saja tetapi ini juga tidak dapat penulis laksanakan karena kondisi klien dan keterbatasan
waktu yang penulis miliki