A. Konsep Dasar
1. Definisi
menyatakan :
defisit neurologik yang timbul secara tiba-tiba yang disebabkan karena adanya
7
8
gangguan sistem peredaran darah ke otak yang mengenai ke sistem saraf pusat
merupakan berat otak. Dalam keadaan istirahat otak menerima seperenam dari
Bila suatu arteri mengalami stenosis maka darah akan mengalir keotak
yang terjadi berurutan akan menjadi bermakna bila aliran berkurang dalam
derajat yang lebih rendah. Misalnya, bila satu arteri karotis tersumbat, maka
Sirkulasi Serebral
Darah disuplai ke otak oleh dua arteria kaarotis interna (anterior) dan
dua arteria vertebralis (di posterior). Arteria-arteria ini merupakan cabang dari
kepala dan arteria subklavia kanan yang memperdarahi lengan. Dan di sebelah
9
kiri, arteri karotis komunis kiri dan arteria subklavia kiri masing-masing
serebri media dan serebri anterior; vertebralis, basilaris dan serebri posterior)
otak dengan sudut tegak lurus dan menyediakan darah bagi struktur-struktur
yang terdapat dibawah korteks seperti (capsula interna, ganglia basalis dan
lain-lain). Sirkulasi yang menuju kedua hemisfer biasanya simetris, setiap sisi
mendapat suplai darah tersendiri, terpisah dari sisi yang lain. Tetapi sering
internal bersatu. Sirkulasi willisi terdiri atas dua arteri serebral, arteri
komunis anterior, kedua arteri serebral posterior dan kedua arteri komunikan
arterior.
hemisfer lain dan dari bagian anterior keposterior otak. Ini merupakan sistem
sumbatan. Namun bukan hal yang tidak lazim untuk sebagian pembuluh ini di
dalam sirkulasi willisi mengalami artropi atau bahkan abses. Hal ini
lesi yang sama. Misalnya suatu sumbatan pada arteri karotis pada individu
serebral masif.
Gambar 1
3. Patofisiologi
oksigen oleh karena aktifitas otak selalu berlangsung. Serta otak tidak dapat
menyimpan oksigen dan glukosa. Jika otak tidak mendapatkan suplai darah
yang cukup karena arteri yang bersangkutan tersumbat atau pecah sebagai
akibat keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadi anoksia atau hypoksia dan
saat tidur atau pada saat bangun tidur. Hal ini terjadi pada orang tua yang
ishemia cerebral.
12
bekuan darah, lemak atau udara. pada umumnya emboli berasal dari
Emboli cerebral pada umumnya berlangsung cepat dan gejala yang timbul
akibat tekanan yang tinggi atau aneurisma yang pecah. Keadaaan ini pada
herniasi otak.
a. Pencegahan
jantung.
program kebugaran.
5) Berhenti merokok.
pil kontrasepsi.
b. Pengobatan
sebagai berikut :
hipertensi.
tinggal, cara ini telah diganti dengan kateterisasi keluar masuk setiap 4
-6 jam.
a. Sistem Kardiovaskuler
penderita stroke.
b. Sistem Pencernaan
c. Sistem Pernafasan
Batuk, hambatan jalan nafas, pernafasan sulit atau tidak teratur, suara
d. Sistem Perkemihan
anuria.
16
e. Sistem Muskuloskeletal
f. Sistem Penglihatan
Pada penderita penyakit stroke, pada batang otak sering sekali mengeluh
dilihatnya itu bergerak serta naik turun, bahkan penglihatan pada satu sisi
dapat menghilang.
B. Tinjauan Teoritis
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Bio Data
diderita oleh jenis kelamin laki-laki dan banyak dialami oleh penderita
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
290 :292) keluhan utama yang sering diderita klien dengan stroke
17
lain.
3) Data Biologis/Fisiologis
(ii) Eliminasi
(iii) Hygiene
290).
b) Pemeriksaan Fisik
292).
kontralateral.
pendarahan.
4) Data Psikologis
yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, gembira dan sedih atau
5) Data Sosial
6) Data Spiritual
7) Data Penunjang
proses infalmasi
arterisklerotik).
b. Analisa Data
293.
Tabel 2.1
Analisa Data
spasis.
Kerusakan
perseptual atau
kognitif.
3. Kerusakan artikulasi, tidak Kerusakan sirkulasi Kerusakan
24
ketidakmampuan memahami
Ketidakmampuan
menghasilkan komunikasi
tertulis.
4. Disorientasi terhadap orang, Perubahan persepsi perubahan
bepikir kacau.
sensori dilaporkan/diukur,
25
Ketidakmampuan untuk
tubuh (propriosepsi).
Ketidakmampuan untuk
Inkoordinasi motor.
Ketidakmampuan Kerusakan
toileting.
6. Perubahan aktual dalam Perubahan biofisik, Gangguan
nonverbal terhadap
dirasakan
lalu.
Preokupasi dengan
yang sakit.
7. (Tidak dapat diterapkan; Kerusakan Resiko tinggi
27
sumber-sumber
informasi.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
Rencana keperawatan sesuai dengan prioritas masalah dan tujuan serta kriteria
Tujuan :
Mandiri
peningkatan TIK.
cahaya).
Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (III) dan berguna
lapang pandang.
7) Letakkan posisi klien dengan kepala lebih tinggi dan dalam posisi
meningkatkan sirkulasi.
30
tidak berarti.
stroke hemoragik.
kemarahan dan pertahankan agar jalan nafas tetap terbuka atau bebas.
otak cukup.
Kolaborasi
pemeriksaan prothombin.
terapeutik.
Tujuan:
melakukan aktivitas.
Mandiri
3) Letakkan person dalam prone position satu atau dua hari bila pasien
kooperatif.
4) Latih pasien untuk melakukan pergerakan ROM aktif atau pasif untuk
semua ekstremitas.
pencegahan kontraktur.
penyembuhannya lambat.
7) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas dan beri pujian bila klien
tubuh sendiri.
Kolaborasi
33
aktifitas.
diberikan.
Tujuan :
diucapkan.
menggambarkan.
34
Kolaborasi
kebutuhan terapi.
Tujuan :
perseptual.
residual.
defisit hasil.
lapang pandang.
yang berbahaya.
trauma.
Orientasikan kembali.
36
Tujuan :
perawatan diri.
sendiri.
kebutuhan sehari-hari.
pasien sendiri.
kebutuhannya.
Kolaborasi
Tujuan :
ketidakmampuannya.
Membantu peningkatan rasa harga diri dan kontrol atas salah satu
bagian kehidupan.
Tujuan :
individual.
efektif.
kegiatan.
mulut.
Tujuan :
aturan terapeutik.
individu.
41
ini.
terhadap komplikasi.
pasien.
kontrasepsi.
resiko kambuh.