G. Regulation of digestive function is complex and synergistic
There are four factors involved in the regulation of gastrointestinal function : 1. Autonomous smooth muscle function a. Parasympathetic innervation Dibagi dalam divisi kranial dan sakral. Parasimpatis kranial hampir seluruhnya dihantarkan melalui nervous vagus, serabut ini memberikan persarafan yang luas ke esofagus , lambung, usus halus, kandung empedu, dan setengah pertama awal usus besar. Parasimpatis sakral berasal dari segmen sakral kedua, ketiga dan keempat medula spinalis, dan berjalan melalui nervi eritentes menuju ke setengah distal usus besar. Daerah sigmoid, rektum dan anus mendapat persarafan yang lebih bik dari bagian lain, karena serabut ini khusus berfungsi dalam refleks defekasi. b. Sympathetic innervation Serabut simpatis yang menuju saluran cerna berasl dari medula spinalis antara segmen T-8 dan L-3. Mempersarafi semua bagian saluran cerna, tidak seperti parasimpatis yang hanya mempersarafi bagian paling oral dan paling anal. Pada umumnya sistem saraf simpatis menghambat aktivitas saluran cerna dan berlawana dengan efek sistem parasimpatis. Perangsangan kuat sistem simpatetis dapat menghambat pergerakan total makanan, dengan penghambatan dinding usus dan dengan perangsangan sfinkter ileosaekal dan sfinkter ani internus. 2. Internal or intrinsic nerve plexuses Pleksus intermural (persarafan usus) terdiri dari 2 lapisan 1). Lapisan luar : pleksus mienterikus/pleksus Auerbach Terletak antara otot longitudinal dan sirkular. Fungsi utama motoris, lebih besar dari pleksus submukosa. Menghasilkan 4 efek utama: o Peningkatan kontraksi tonik/tonus dinding usus o Peningkatan intensitas kontraksi ritmik o Peningkatan kecepatan kontraksi ritmik o Peningkatan kecepatan penghantaran gelombang perangsang di sepanjang dinding usus 2). Lapisan dalam : pleksus submukosa/ pleksus Meissener Terletak dalam submukosa. Fungsi utama sensoris, menerima signal dari epitel usus dan dari regangan reseptor dalam dinding usus. 3. External or extrinsic nerves Serabut saraf aferen dari usus. Sebagian serabut ini mempunyai badan sel dalam pleksus submukosa yang berakhir pada pleksus mienterikus. Ujung saraf dapat dirangsang oleh iritasi mukosa usus, peregangan berlebihan dari usus dan adanya zat kimia tertentu dalam usus. Signal dihantarkan melalui seraut ini mengatur perangsangan (terkadang penghambatan) pada pergerakan usus atau sekresi usus. 4. Gastrointestinal hormones a. Sekretin, CCK, dan GIP : berperan menghalangi sekresi kelenjar lambung b. Peptida usus vasoaktif : punya efek vasodilator dan efek relaksasi oto polos c. Substansi P : mempengaruhi aktivitas motorik otot polos. d. Somatostatin : menghambat sekresi HCl dan gastrin seperti hipotalamus yang melepas faktor pelepas hormon pertumbuhan.