Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SIG LANJUT

Dosen : Dr. Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si


Shafira Himayah, M.Sc

ACARA 7
Analisis 3 Dimensi Berdasarkan Data Kontur

Dibuat oleh :

Indiarto Moelyono
NIM : 1606044

PROGRAM STUDI SURVEY PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFIS


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
ACARA VII ANALISIS 3 DIMENSI BERDASARKAN DATA KONTUR

A. Tujuan
1) Mahasiswa dapat melakukan analisis 3 dimensi berdasarkan data kontur
2) Mahasiswa dapat melakukan layout peta.

B. Alat dan Bahan


1) Laptop/Komputer + Software ArcMap
2) Data Kontur dan Batas Adminsitrasi Kota Bandung dan Kabupaten Bandung

C. Dasar Teori
3D Analyst toolbox menyediakan berbagai tools pemrosesan model data geospasial
permukaan (surface) dan data vektor tiga dimensi. Data permukaan direpresentasikan melalui
data raster, terrain, triangulated irregular network (TIN), dan LAS dataset formats. Tipe data
3 Dimensi dapat dikelola melalui berbagai tipe format data yaitu COLLADA, lidar,
SketchUp, OpenFlight.

Aspect
Fungsi aspect mencari arah dari penurunan yang paling tajam (steepest down-slope direction)
dari masing-masing sel ke sel-sel tetangganya. Nilai output adalah arah aspect : ‘0’° adalah
tepat ke utara, ‘90’° adalah timur, dst

Slope
Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan maksimum dari setiap sel dengan
tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope grid berupa nilai slope dalam persentasi
(contoh: slope 10%) atau dalam derajat (contoh: slope 45°).

Hillshade
Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi iluminasi nilai apapun yang sama pada theme
grid input. Fungsi ini tidak menghubungkan pusat-pusat sel melainkan menginterpolasi
sebuah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi dengan besaran yang sama. Garis-garis ini
akan dihaluskan sehingga sebuah surface contours yang realistik akan dihasilkan. sebuah
surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat digunakan
untuk menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada lokasi tertentu. Untuk
visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari surface.
D. Tahapan Kegiatan
1. Tampilkan data kontur Kota Bandung dan Kabupaten Bandung (Kontur_bdg.shp) dan
Batas Administrasi (Bdg_Admin)
2. Pastikan data kontur memiliki sistem koordinat UTM dengan klik kanan pada layer
“Kontur_bdg.shp” > properties > Source > lihat Projected Coordinate System, apakah
WGS_1984_UTM_Zone_48S. Jika sudah maka lakukan langkah selanjutnya.

3. Buat triangulated irregular network (TIN) menggunakan tools Create TIN pada
ArcToolbox > 3D Analyst Tools > Data Management > TIN > Create TIN

4. Setelah muncul Jendela Create TIN, isi input feature class dengan “Kontur_bdg.shp”,
Coordinate System diisi dengan WGS 1984 UTM Zone 48S, dan tentukan nama
(TIN_Bandung) serta lokasi output pada kolom Output TIN
5. Konversi hasil TIN ke format Raster menggunakan tools TIN to Raster, pada
ArcToolbox > 3D Analyst Tools > Conversion > From TIN > TIN to Raster

6. Isi Input TIN dengan “TIN_Bandung”, tentukan lokasi output dan namai hasil output
dengan nama “DEM_Bandung.tif”

7. Pastikan output memiliki format *.tif, kemudian isikan Sampling Distance dengan
CELLSIZE 30, kemudian klik Environment > Raster Analysis > Isi kolom mask
dengan “Bdg_Admin” > Ok > Ok
8. Potong hasil TIN to Raster agar sesuai batas administasi Kota Bandung dan
Kabupaten Bandung, dengan memilih >ArcTOolbox > Data Management Tools >
Raster > Raster Processing > Clip > pilih “DEM_Bandung.tif” sebagai input raster,
dan “Bdg_Admin” sebagai output extent , dan namai “DEM_Bandung_Clip.tif” pada
Output Raster Dataset > aktifkan Use Input Features for Clipping Geometry (optional)
> Ok

9. Setelah dihasilkan DEM Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, selanjutnya lakukan
klasifikasi ketinggian tempat dengan interval kelas masing-masing adalah 200 m. Klik
kanan pada layer “DEM_Bandung_Clip.tif” > Properties > Symbology > pilih
Classified > klik Classify > Tentukan jumlah kelas sebanyak 10 dan atur Break
Values dengan nilai 800, 1000, 1200, 1400, 1600, 1800, 2000, 2200, 2400, dan
2612,5. > Ok

10. Kemudian pilih Color Ramp, dan perbaiki Label (Masih pada jendela Properties).
Contoh Label dan Color Ramp :
11. Selanjutnya adalah membuat arah hadap lereng dengan > 3D Analyst Tools > Raster
Surface > Aspect > Pilih “DEM_Bandung_Clip.tif” sebagai Input Raster > Tentukan
nama (“Aspect_Bandung”) dan lokasi Output Raster

12. Selanjutnya, buat peta kelas lereng, dengan menggunakan > 3D Analyst Tools >
Raster Surface > Slope > Pilih “DEM_Bandung_Clip.tif” sebagai Input Raster >
Tentukan nama (“Slope_Bandung”) dan lokasi Output Raster > Pilih
PERCENT_RISE sebagai Output Measurement (optional) > Ok

13. Kemudian lakukan klasifikasi kemiringan lereng (cara yang sama saat membuat kelas
ketinggian), dengan ketentuan sebagai berikut :
14. Lakukan Layout untuk hasil Kelas Ketinggian, Arah Hadap Lereng, dan Kelas
Kemiringan Lereng (%).

E. Hasil
Layout ukuran A4 :
1. Peta Kelas Kemiringan Lereng (%) Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
2. Peta Arah Hadap Lereng Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
3. Peta Kelas Ketinggian Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
F. Pembahasan dan Kesimpulan
Daftar Pustaka

- Modul yang di berikan oleh Dosen pengampu

Anda mungkin juga menyukai