Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

Aliran Fluida

Disusun Oleh :

Amiluhur Maulana Arighi

Group : 4/Selasa
Rekan Kerja : Muhamad Rainaldo Josifasyah
Priscila Indah Ratnasari

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTIKUM /LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Aliran Fluida


Kelompok : 4 / Selasa
Anggota : 1. Amiluhur Maulana Arighi (NIM. 2130117130141)
2. Muhamad Rainaldo Josifasyah (NIM. 2130117130123)
3. Priscila Indah Ratnasari (NIM. 2130117140014)

Semarang, 2020
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng


NIP.196711141993031001

ii
RINGKASAN

Pada percobaan ini dirancang aliran fluida cair sevara tertutup, yaitu melalui system
perpipaan dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan bantuan tenaga pompa.
Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung debit, laju alir, bilangan Reynold, hilang tekan,
friksi, factor friksi pipa, panjang ekuivalen dari fitting, menjelaskan hubungan antara laju alir
dengan bilangan Reynold dan hilang tekan, dan mampu membuat laporan praktikum secara
tertulis.
Fluida adalah zat yang bisa mengalir, xat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan rendah. Fluida
diklasifikasikan menjadi fluida mampat dan tak mampat (berdasarkan pengaruh perubahan
tekanan), fluida Newton dan Non Newton (ditinjau dari kekentalannya). Aliran fluida cair
dalam pipa dibagi menjadi aliran dalam keadaan steady dan unsteady state (ditinjau dari
kestabilan debitnya) dan aliran laminar dan turbulen (ditinjau dari olakan yang terjadi).
Alat yang digunakan dalam percobaan inidibagi menjadi dua, yaitu rangkaian alat utama,
yaitubak air, pompa, system pemipaan, manometer, dan peralatan pembantu, yaitu piknometer,
stopwatch, dan gelas ukur 500 ml. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air.
Setelah dilakukan percobaan diperoleh data dan kesimpulan, yaitu nilai factor friksi (f)
berbanding lurus dengan laju alir dan bilangan Reynold, nilai Le/D praktis lebih tinggi dari
Le/D teoritis, laju alir berbanding lurus dengan bilangan Reynold, dan laju alir berbanding
lurus dengan hilang tekan (pressure drop).
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini adalah teliti dalam pembacaan beda tinggi
manometer raksa, buka kran secara perlahan ketika mengubah laju alir, perhatikan manometer
ketika mengubah laju alir, jaga area praktikum agar selalu kering dan bersih, dan perhatikan
cara kerja dengan saksama.

iii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia berjudul
“Aliran Fluida” dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak
maka laporan ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M. Eng. selaku dosen penanggungjawab Laboratrium
Operasi Teknik Kimia dan dosen pengampu materi Aliran Fluida.
2. Pranata Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
3. Indah Try Lestari selaku koordinator asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
4. Fikri Mudzakir Marasabessy dan Muhammad Yusup Isnain selaku asisten pengampu
materi Aliran Fluida.
5. Segenap asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaaat dan menakmbah wawasan bagi pembaca.
Laporan ini disadari masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
dariberbagai pihak diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................... ii
Ringkasan .................................................................................................................. iii
Prakata ....................................................................................................................... iv
Daftar Isi .................................................................................................................... v
Daftar Tabel ............................................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................................... vii
Daftar Lampiran ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fluida .................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Aliran Fluida ...................................................................... 3
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum ........................................................................... 7
3.1.1 Skema Rancangan Praktikum ...................................................... 7
3.1.2 Variabel Praktkium ...................................................................... 7
3.2 Alat & Bahan yang Digunakan ............................................................. 7
3.3 Gambar Rangkaian Alat ....................................................................... 8
3.4 Cara Kerja ............................................................................................. 8
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Bilangan Reynold TerhadapFaktor Friksi ........................... 10
4.2 Perbandingan Panjang Ekivalen (Le) Fitting Praktis dan Teoritis ....... 13
4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold ................................ 14
4.4 Hubungan Laju Alir Terhadap ΔP (Hilang Tekan) .............................. 16
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
5.2 Saran ..................................................................................................... 18
Daftar Pustaka............................................................................................................ 19
Lampiran

v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan Re dan f Pipa Besar .......................................................................... 10
Tabel 4.2 Perbandingan Re dan f Pipa Kecil ........................................................................... 11
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Teoritis.................................................................. 13
Tabel 4.4 Perbandingan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold ............................................. 14
Tabel 4.5 Hubungan Laju Alir Terhadap ΔP (Hilang Tekan) ................................................. 16

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rangkaian alat percobaan .................................................................................... 16
Gambar 4.1 Hubungan nilai Re dan f pipa besar ..................................................................... 10
Gambar 4.2 Hubungan nilai Re dan f pipa kecil ..................................................................... 11
Gambar 4.3 Hubungan v terhadap Re pada pipa besar............................................................ 13
Gambar 4.4 Hubungan v terhadap Re pada pipa kecil ............................................................ 14
Gambar 4.5 Hubungan v terhadap ΔP pada pipa besar ........................................................... 16
Gambar 4.5 Hubungan v terhadap ΔP pada pipa kecil ............................................................ 16

vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
REFERENSI

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada percobaan ini dirancang aliran fluida cair secara tertutup yaitu melalui sistem
perpipaan dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan bantuan tenaga pompa.
Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang datar dan tegak, dilengkapi fitting berupa
kran, bengkokan, perbesaran, pengecilan sambungan dan manometer.
Cairan yang dialirkan ialah air yang ditampung di dalam tangki, sehingga bisa di
recycle. Aplikasi perpindahan masa bisa menghitung debit aliran dengan mengatur kran,
sedangkan aplikasi perpindahan momentum dari semburan tenaga pompa yang bisa
mengalirkan cairan bisa dihitung hilang tekan pada pipa-pipa maupun fitting.
1.2 Rumusan Masalah
Pada praktikum aliran fluida ini sudah disediakan rangkaian alat berupa tangki air,
pompa dan sistem perpipaan termasuk manometer sebagai alat urkur hilang tekan
(pressure drop). Sehingga praktikan diharapkan mampu mengoprasikan alat dan
menghentikan kembali, serta mencari data, merubah debit aliran yang berkaitan dengan
perhitungan laju alir, bilangan Reynold, hilang tekan, friksi dan faktor friksi pipa lurus
maupun panjang ekivalen fitting.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat ukur yang
ada.
2. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
3. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca beda tinggi
manometer.
4. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan menghitung friksi dan
faktor friksi pipa.
5. Dapat menghitung panjang ekuivalen dari fitting yang berupa kran (valve), pembesaran
(sudden enlargement), pengecilan (sudden contraction), bengkokan (elbow) dan
sambungan (flange).
6. Mampu menjelaskan hubungan antara laju alir dengan bilangan Reynold dan hilang
tekan.
7. Mampu membuat laporan praktikum secara tertulis.
1.4 Manfaat Percobaan
Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan praktikan memiliki
keterampilan dalam mengoperasikan aliran fluida pada sistem perpipaan, mengatur debit,
membaca alat ukur (manometer) dan menghitung faktor friksi dan panjang ekivalen dari
fitting

1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fluida


Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir dengan
sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
(Diyono, 2002). Bila tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka untuk mengalirkan fluida
harus direkayasa dengan penambahan tenaga dari luar. Untuk zat cair menggunakan
pompa, gas menggunakan fan, blower atau kompressor.
2.2 Klasifikasi Aliran Fluida
Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan, dibagi
menjadi 2 jenis , yaitu :
1. Fluida tak mampat (incompressible); apabila terjadi perubahan tekanan tidak
mengalami perubahan sifat fisik, missal volume tetap sehingga rapat massa
(density) juga tetap. Jenis fluida ini adalah fluida fase cair stabil, misalnya : air, air
raksa, minyak dan cairan lain.
2. Fluida mampat (compressible); apabila terjadi perubahan tekanan akan mengalami
perubahan volume, sehingga mengalami perubahan rapat massa. Jenis fluida ini
adalah fluida fase gas, misalnya : udara, steam, dan gasgas lain.
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari kekentalannya,
zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fluida Newton (Newtonian fluid)
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser (shear
stress) yang terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus dengan deformasi
kecepatan/gradien kecepatan dari pola alirannya, yang termasuk ini adalah fluida
yang kekentalannya rendah/encer.
2. Fluida Non Newton (Non Newtonian fluid)
Yaitu bila zat cair yang mengalir memberikan hubungan yang tidak linier
(kurva lengkung) , yang termasuk ini adalah fluida kental (pekat).
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya,
dibagi 2 yaitu :
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu
yang ditinjau adalah tetap.
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak
tetap/berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang
paralel, dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak
teratur dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re) menurut Giles (1997) dalam buku Fluid Mechanic and
Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc Graw Hill Book. Co.
𝜌𝐷𝑉
𝑅𝑒 =
𝜇
Dimana : Di = diameter dalam pipa
𝜌 = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
𝜇 = viskositas fluida

3
Ketentuan aliran fluida dalap pipa :
Re < 2000 tipe aliran laminer
Re 2000-3000 tipe aliran transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi dengan
fitting, antara lain : sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran dan
sebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh persamaan
kontinyuitas yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca tenaga
diperoleh persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli, yaitu :
𝑔 𝛥𝑉 2 𝛥𝑃
𝛥𝐸 + 𝛥𝑍 + + + 𝑄 + ∑𝐹 = −𝑊𝑓
𝑔𝑐 2𝛼𝑔𝑐 𝜌
Keterangan :
ΔE = beda tenaga dakhil
𝑔
𝛥𝑍 𝑔𝑐 = beda tenaga potensial
𝛥𝑉 2
= beda tenaga kinetik
2𝛼𝑔𝑐
𝛥𝑃
= beda tenaga tekan
𝜌
Q = efek panas yang terjadi
∑ 𝐹 = jumlah kehilangan tenaga akibat friksi yang terjadi
−𝑊𝑓 = tenaga yang diberikan dari luar misal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah friksi dari
fitting. Besarnya kehilangan tanaga akibat friksi bisa dihitung dari kehilangan tekanan
(pressure drop) yang dihitung dari penunjuk alat ukur yang digunakan, misal : manometer.
∆𝑃 = 𝑅(𝜌𝐻 − 𝜌𝐿)𝑔 (Giles, 1997)
Dimana :
∆𝑃 = hilang tekan (pressure drop)
R = manometer reading (beda tinggi permukaan) fluida pengukur, misal air raksa
𝜌𝐻 = rapat massa fluida pengukur, misal air raksa
𝜌𝐿 = rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air
𝑔 = gravitasi bumi
Hubungan antara pressure drop dengan friksi dinyatakan dalam persamaan:
∆𝑃 = 𝐹 𝜌 (Diyono, 2002)
Dimana :
∆𝑃 = hilang tekan (pressure drop)
F = Friksi
𝜌 = rapat massa fluida
Perhitungan besarnya friksi pipa lurus juga bisa menggunakan persamaan Fanning
atau persamaan D’Arcy, untuk keperluan teknis praktis biasanya menggunakan persamaan
D’Arcy :
𝑓𝐿𝑉 2
𝐹 = 2𝑔𝑐𝐷 (Giles, 1997)
Dimana :
F = Friksi
F = faktor friksi D’Arcy
D = diameter dalam pipa
L = panjang pipa
V = laju alir
Besarnya nilai faktor friksi ( f ) bisa dihitung dengan menggunakan rumus persaman
D’Arcy :
𝐹2𝑔𝑐𝐷
𝑓= (Giles, 1997)
𝐿𝑉 2

4
Dimana :
f = faktor friksi D’Arcy
F = Friksi
D = diamr dalam pipa
L = panjang pipa
V = laju alir
Friksi fitting dihitung, dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting terhadap pipa
lurus. Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya terhadap panjang pipa lurus
yang diameternya tertentu yang memiliki besar faktor friksi yang sama. Dengan demikian
perhitungan friksi fitting bisa menggunakan persamaan D’Arcy :
Dimana :
f = faktor friksi D’Arcy
𝛥𝑃
F = Friksi = 𝜌
D = diameter dalam pipa
Le = panjang ekuivalen fitting
V = laju alir
Harga Le yang didapat dinyatakan dalam angka tak berdimensi menjadi Le/D untuk
masing-masing fitting.

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Rancangan Praktikum
1. Alat yang digunakan adalah sistem pengaliran fluida cair (air) secara tertutup,
melalui sistem perpipaan yang terdiri dari pipa lurus, fitting dan pompa.
2. Sistem perpipaan dilengkapi dengan sistem recycle yang dimaksudkan agar kerja
pompa stabil. Sistem juga dilengkapi dengan kran-kran yang digunakan untuk
mengatur debit yang selanjutnya atau digunakan untuk menghitung laju alir dan
bilangan Reynold.
3. Dipasang manometer untuk mengetahui besarnya hilang tekan pada pipa lurus
maupun fitting pada setiap harga bilangan Reynold yang divariasi.
4. Menghitung faktor friksi pada pipa lurus dan panjang ekivalensi pada fitting.
3.1.2 Penetapan Variabel
Debit (ml/s)
Variabel
Laminar (L) Transisi (Tr) Turbulen (T)
1 3,3 11,0 17,0
2 4,5 13,5 20,0
3 5,5 14,0 26,0
4 6,5 14,5 30,0
5 8,5 15,5 35,0
3.2 Alat dan Bahan Percobaan
Bahan : Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari :
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri : pipa lurus, sambungan, bengkokan, kran, pembesaran,
pengecilan.
4. Manometer dengan media pengukur air raksa.
B. Peralatan pembantu ,yang terdiri dari :
1. Picnometer ; untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch ; untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml ; untuk mengukur volume
4. Jangka Sorong ; untuk mengukur diameter pipa
3.3 Gambar Alat Utama

Gambar 3. 1 Rangkaian Alat Percobaan

6
Keterangan gambar :
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem Pemipaan
D. Kran Recycle sering disebut Bypass
Keterangan alat ukur / manometer :
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus vertikal
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar
3.4 Prosedur Percobaan
Tata Kerja percobaan dapat dibagi 2 tahap :
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa (1) dan kran-kran
manometer tertutup
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan krankran manometer tetap tertutup tunggu
hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam manometer, jangan ada
gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir pada sistem pemipaan
dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1- 9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda (bila perlu kran bypass
dikecilkan untuk memperbesar debit air) hingga mendapatkan variasi Reynold aliran
laminar, transisi, turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9).

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi


Berikut adalah tabel hubungan bilangan Reynold terhadap faktor friksi :
Tabel 4.1 Perbandingan Re dan f pipa besar
No Re besar f (4)
1 591,9 3,74615
2 819,48 2,33669
3 1001,59 1,18825
4 1183,7 0,8514
5 1547,9 0,54721
6 2003,19 0,32677
7 2458,46 0,19721
8 2549,51 0,18338
9 2640,57 0,17089
10 2823,11 0,1346
11 3095,84 0,13514
12 3642,17 0,08087
13 4735,54 0,05847
14 5463,23 0,03595
15 6374,76 0,03813

4
3.5
3
Faktor Friksi (f)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Reynold

Gambar 4.1 Hubungan nilai Re dan f pada pipa besar

8
Tabel 4.2 Perbandingan Re dan f pipa kecil

No Re kecil f (7)
1 52,269 4,05873
2 72,369 2,11749
3 88,45 1,41722
4 104,26 1,0199
5 136,69 0,59345
6 176,9 0,35431
7 217,108 0,94087
8 225,149 1,31231
9 223,19 1,01951
10 249,27 1,07062
11 273,39 1,33501
12 321,6 1,92907
13 418,135 1,33181
14 482,463 1,33368
15 562,874 1,3998
4.5
4
3.5
Faktor Friksi (f)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 100 200 300 400 500 600
Reynold

Gambar 4.2 Hubungan nilai Re dan f pada pipa kecil

Menurut Giles (1997) dalam buku Fluid Mechanics and Hydraulic 2nd Edition,
bilangan Reynold (Re) dapat dihitung melalui rumus :
𝜌𝐷𝑉
𝑅𝑒 =
𝜇
Dimana :
Di : diameter dalam pipa
ρ : rapat massa fluida
V : laju alir fluida
µ : viskositas fluida
Hubungan antara pressure drop dengan friksi dinyatakan melalui persamaan :

∆𝑃 = 𝐹𝜌
(Diyono, 2002)
Dimana :
ΔP : hilang tekan (pressure drop)
F : friksi
ρ : rapat massa fluida
Hubungan antara friksi (F) dan faktor friksi (f) dapat dinyatakan melalui persamaan :

9
𝑓. 𝐿. 𝑉 2
𝐹=
2𝑔𝑐 𝐷
(Giles, 1997)
Dimana :
F : friksi
f : faktor friksi
D : diameter dalam pipa
L : panjang pipa
V : laju alir
Berdasarkan persamaan pressure drop dan friksi memiliki korelasi yang dapat
dinyatakan dalam persamaan :
∆𝑃 𝑓. 𝐿. 𝑉 2
=
𝜌 2𝑔𝑐 𝐷
∆𝑃. 2𝑔𝑐 . 𝐷
𝑓=
𝜌. 𝐿. 𝑉 2
Beberapa nilai seperti Di, µ, gc, ΔP, dan L dapat dianggap konstan, sehingga dari
persamaan bilangan Reynold (Re) dan faktor friksi (f) bergantung pada laju alir fluida (V).
Nilai laju alir fluida berbanding lurus dengan bilangan Reynold dan berbanding terbalik
dengan faktor friksi (f). Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien
gesek/faktor friksi (f) menurun dengan kenaikan bilangan Reynold dimana bilangan
Reynold berbanding lurus dengan laju alir (Andayani, Ratih Dian, dkk., 2015)
Pada gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat bahwa nilai faktor friksi (f) cenderung menurun
seiring dengan peningkatan bilangan Reynold. Fenomena nilai faktor friksi yang menurun
seiring dengan kenaikan nilai Re terjadi di pipa besar dan kecil.
Berdasarkan hasil percobaan dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil
percobaan sesuai dengan teori, dimana nilai faktor friksi (f) semakin menurun seiring
dengan meningkatnya laju alir dan meningkatnya nilai bilangan Reynold (Re).

4.2 Perbandingan Panjang Ekuivalen (Le) Fitting Praktis dan Teoritis


Berikut merupakan tabel perbandingan Le/D praktis dan teoritis :
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D praktis dan teoritis
fitting Le/Dp Le/Dt %error
valve (1) 321,068 340 5,56825
perbesaran (2) 38,6358 23 67,9816
Bengkokan (3) 76,0258 30 153,419
Sambungan (5) 25,7936 20 5,79361
Pengecilan (5) 28,4939 90 68,3402

Panjang ekivalen fitting adalah ekivalensinya terhadap pipa lurus pada harga friksi dan
diameter yang sama (Ikhsan dan Suherman, 2002). Fitting merupakan bagian dalam system
pemipaan yang berfungsi untuk menyambung 2 buah pipa, membatasi aliran dalam pipa
(plug), dan membuat aliran bercabang. Pada fitting terjadi penyebaran tenaga gesek (skin
friction dan form friction) sehingga terjadi kehilangan tenaga menjadi tenaga gesek. Tenaga
gesek pada fitting dapat dihitung dengan menyatakan panjang ekivalen fitting terhadap
pipa lurus. Dengan demikian, tenaga gesek fitting dapat dinyatakan dalam persamaan :
𝑓. 𝐿𝑒. 𝑉 2
𝐹 𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 =
2𝑔𝑐 𝐷
𝐿𝑒 𝐹 𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔. 2𝑔𝑐
=
𝐷 𝑓. 𝑉 2
Dari tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan Le/D praktis dengan Le/D teoritis pada tiap
fitting beserta % errornya. Berdasarkan data percobaan dapat dilihat bahwa Le/D praktis
10
lebih tinggi nilainya daripada Le/D teoritis. Hal ini disebabkan semakin lama pemakaian
pipa, maka semakin banyak fouling yang terbentuk. Fouling tersebut merupakan deposit
dari mikroorganisme (Setiadi, 2007). Mikroorganisme terbentuk akibat dari fluida yang
disimpan dan kontak langsung dengan udara sehingga munculnya makhluk hidup dalam
wadah. Mikroorganisme (bakteri/alga) ini ketika melewati pipa akan menghasilkan lender
yang dapat menurunkan kekasaran relative pipa sehingga nilai f menurun dan menaikkan
Le/D.
Berdasarkan data percobaan dan teori, dapat disimpulkan bahwa nilai Le/D praktis
lebih tinggi dari Le/D teoritis.

4.3 Hubungan Laju Alir Terhadap Bilangan Reynold


Berikut adalah table hubungan laju alir terhadap bilangan Reynold pada pipa besar
dan pipa kecil:
Tabel 4.4 Perbandingan laju alir terhadap bilangan Reynold
Pipa Besar Pipa Kecil
No
Re V Re V
1 591,9 8,5 52,269 1,7364
2 819,48 11,7 72,369 2,404
3 1001,59 14,39 88,45 2,9385
4 1183,7 17 104,26 3,4639
5 1547,9 22,24 136,69 4,541
6 2003,19 28,78 176,9 5,877
7 2458,46 35,3227 217,108 7,2129
8 2549,51 36,63 225,149 7,48
9 2640,57 37,945 223,19 7,747
10 2823,111 40,561 249,27 8,2814
11 3095,84 40,48 273,39 9,0829
12 3642,168 52,33 321,6 10,6858
13 4735,54 68,039 418,135 13,891
14 5463,23 78,49 482,463 16,0287
15 6374,76 91,59 562,874 18,7

7000

6000

5000
Bilangan Reynold

4000

3000

2000

1000

0
0 20 40 60 80 100
Laju Alir (m/s)

Gambar 4.3 Hubungan laju alir terhadap bilangan Reynold pada pipa besar

11
600

500

Bilangan Reynold
400

300

200

100

0
0 5 10 15 20
Laju Alir (m/s)

Gambar 4.4 Hubungan laju alir terhadap bilangan Reynold pada pipa kecil

Menurut Giles (1997), dalam buku Fluid Mechanics dan Hydraulic 2nd Edition,
bilangan Reynold (R e)dapat ditemukan melalui rumus:
ρDV
𝑅𝑒 =
μ
Dimana :
Di = diameter dalam pipa
𝜌 = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
𝜇 = viskositas fluida
Berdasarkan persamaan diatas, nilai dari Di, 𝜇, dan 𝜌 daoat diasumsikan bernilai
konstan karena penggunaan pipa dan fluida yang tidak berubah, maka nilai bilangan
Reynold (Re) berbanding lurus dengan lajur alir fluida (V) jika ditinjau dari persamaan
tersebut, yang menyebabkan semakin besar laju alir fluida maka nilai bilangan Reynold
akan semakin besar.
Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4 yang secara berurutan menggambarkan hubungan laju
alir dengan bilangan Reynold pada pipa besar dan pipa kecil, dapat dilihat bahwa nilai
bilangan Reynold cenderung meningkat seiring peningkatan nilai laju alir. Fenomena nilai
bilangan Reynold meningkat seiring peningkatan nilai laju alir terjadi pada pipa besar dan
pipa kecil.
Berdasarkan hasil percobaan yang didapat, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan
sesuai dengan teori yang ada, dimana semakin besar nilai laju alir maka akan semakin besar
pula nilai bilangan Reynold yang akan di dapatkan.

12
4.4 Hubungan ALju ALir Fluida Terhadap ΔP (Hilang Tekan)
Setelah dilakukan percobaan, diperoleh data debit (Q), laju alir (V), dan hilang tekan
(ΔP) pada pipa kecil dan pipa besar tiap variablel.
Tabel 4.3 Hubungan Laju Alir fluida Terhadap ΔP
Pipa Besar Pipa Kecil
Q ΔP ΔP
v v
1 2 3 4 5 5 6 7 8
3,3 8,5 37085,2 6180,9 8653,2 13597,9 4944,7 1,7 4944,7 13597,9 1236,2 4944,7
4,5 11,7 40793,7 4944,7 7417,0 16070,2 3708,5 2,4 3708,5 12361,7 1236,2 3708,5
5,5 14,4 43266,0 4944,7 7417,0 12361,7 3708,5 2,9 3708,5 14834,1 1236,2 3708,5
6,5 17,0 43266,0 3708,5 7417,0 12361,7 3708,5 3,5 3708,5 14834,1 1236,2 3708,5
8,5 22,2 48210,7 2472,3 7417,0 13597,9 4944,7 4,5 4944,7 12361,7 1236,2 3708,5
11,0 28,8 44502,2 4944,7 8653,2 13597,9 4944,7 5,9 4944,7 12361,7 1236,2 4944,7
13,5 35,3 46974,5 7417,0 9889,4 12361,7 1236,2 7,2 1236,2 16070,2 4944,7 1236,2
14,0 36,6 45738,4 6180,9 9889,4 12361,7 1236,2 7,5 1236,2 17306,4 7417,0 1236,2
14,5 37,9 40793,7 6180,9 9889,4 12361,7 1236,2 7,7 1236,2 14834,1 6180,9 1236,2
15,5 40,6 38321,3 6180,9 9889,4 11125,5 2472,3 8,3 2472,3 13597,9 7417,0 1236,2
17,0 40,5 38321,3 6180,9 8653,2 11125,5 1236,2 9,1 1236,2 17306,4 11125,5 1236,2
20,0 52,3 43266,0 4944,7 9889,4 11125,5 1236,2 10,7 1236,2 14834,1 22251,1 7417,0
26,0 68,0 30904,3 2472,3 12361,7 13597,9 2472,3 13,9 2472,3 18542,6 25959,6 16070,2
30,0 78,5 28432,0 1236,2 11125,5 11125,5 3708,5 16,0 3708,5 17306,4 34612,8 24723,4
35,0 91,6 28432,0 3708,5 13597,9 16070,2 9889,4 18,7 9889,4 21014,9 49446,9 30904,3

50000
45000
40000
35000
30000
1
ΔP

25000
2
20000
3
15000
10000 4

5000 5
0

v (m/s)

Gambar 4.5 Hubungna laju alir terhadap ΔP pipa besar

13
50000.0
45000.0
40000.0
35000.0
30000.0

ΔP
25000.0 5
20000.0 6
15000.0
7
10000.0
5000.0 8
0.0

v (m/s)

Gambar 4.6 Hubungan laju alir terhadap ΔP pipa kecil

Berdasarkan Gambar 4.5 dan 4.6 diatas dapat dilihat bahwa terjadi fenomena naiknya
pressure drop (ΔP) seiring dengan naiknya laju alir pada pipa besar maupun pipa kecil.
Berdasarkan teori, bila fluida mengalir melalui suatu pipa dan tekanan fluida diukur
pada dua tempat sepanjang pipa, akan dijumpai kenyataan bahwa tekanan berkurang dalam
arah aliran. Penurunan tekanan ini disebabkan karena gesekan fluida pada dinding pipa.
Penurunan tekanan sepanjang pipa (L) dapat diyatakan sebagai :
ΔP 𝑓𝐿𝑉 2
= ℎ𝑓 =
𝜌. 𝑔 𝑑. 2𝑔
Dengan :
ΔP = tekanan zat cair
g = percepatan gravitasi\
hf = penurunan tekanan
L = Panjang pipa
D =diameter pipa
F = koefisien gesekan pipa
V = laju alir fluida
(Nurcholis, 2008)
Dari rumus diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antar penurunan tekanan dan laju alir
adalah berbanding lurus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan yang didapat
sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin besar laju alir fluida maka akna semakin besar
pula nilai hilang tekan (pressure drop).

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Nilai faktor friksi (f) semakin menurun seiring dengan meningkatnya laju alir dan
meningkatnya nilai bilangan Reynold.
2. Nilai Le/D praktis lebih tinggi dari Le/D teoritis.
3. Semakin besar laju alir maka akan semakin besar pula nilai bilangan Reynold.
4. Semakin besar laju alir maka akan semakin besar pula nilai hilang tekan (pressure
drop).
5.2 Saran
1. Teliti dalam pembacaan beda tinggi raksa tiap manometer.
2. Atur laju alir dengn membuka kran secara perlahan.
3. Perhatikan manometer ketika mengubah laju alir agar raksa tidak keluar dari
manometer.
4. Jaga area praktikum selalu kering dan bersih.
5. Perhatikan cara kerja prektikum dengan saksama agar tidak terjadi kesalahan prosedur.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, R. D., Nuryanti S. Z., Asmadi,Candra, R. Pengaruh Jenis Lapisan Kekasaran


Permukaan Pipa Terhadap Koefisien Gesek. Jurnal Ilmiah “ TEKNIKA “, 5(2).
Hal 181-194.
Diyono, Ikhsan. 2002 . Operasi Teknik Kimia I. Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
Giles, Ronald. 1997. Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc GrawHill Book.
Co.
Nurcholis, L. 2008. Perhitungan Laju Aliran Fluida Pada Jaringan Pipa. Traksi. 7(1). Hal. 19-
31.
Setiadi, T. 2008. Diktat Kuliah TK – 2206 Sistem Utilitas I: Pengolahan dan Penyediaan Air.
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Bandung.

16
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi:
Aliran Fluida

Disusun Oleh:

Kelompok : 4/Selasa
Nama : Amiluhur Maulana Arighi
Muhamad Rainaldo Josifasyah
Priscila Indah Ratnasari

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
DATUM

1. Diameter pipa besar = 1,825 cm


𝜋𝑑2 𝜋(1,825)2
• A pipa besar = = = 2,6169 𝑐𝑚2
4 4
• Diameter dalam pipa besar = 0,622 in.
2. Diameter pipa kecil = 0,825 cm
𝜋𝑑2 𝜋(0,825)2
• A pipa kecil = = = 0,53429 𝑐𝑚2
4 4
• Diameter dalam pipa kecil = 0,269 in.
3. Densitas air (standarisasi)
• Massa piknometer+air = 41,3 gram
• Massa piknometer = 16,57 gram
• μ air = 0,0089 ml/cm.J
𝑚
• ρ= 𝑉
𝑔𝑟 (41,3 − 16,57)𝑔𝑟𝑎𝑚
0,996 =
𝑚𝑙 𝑉
V = 24,829 ml
• massa jenis air
𝑚 (41,3 − 16,57)𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= = = 0,986 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
𝑉 24,829 𝑚𝑙
4. Variabel : Debit
Debit (ml/s)
Variabel
Laminar (L) Transisi (Tr) Turbulen (T)
1 3,3 11,0 17,0
2 4,5 13,5 20,0
3 5,5 14,0 26,0
4 6,5 14,5 30,0
5 8,5 15,5 35,0

5. Tabel Data Bilangan Reynold


No. Variabel Q (ml/s) V pipa besar V pipa kecil Re (besar) Re (kecil)
1. 1L 3,3 8,5 1,7364 591,9 52,269
2. 2L 4,5 11,7 2,404 819,48 72,369
3. 3L 5,5 14,39 2,9385 1001,59 88,45
4. 4L 6,5 17 3,4639 1183,7 104,26
5. 5L 8,5 22,24 4,541 1547,9 136,69
6. 1Tr 11,0 28,78 5,877 2003,19 176,9
7. 2Tr 13,5 35,3227 7,2129 2458,46 217,108
8. 3Tr 14,0 36,63 7,48 2549,51 225,149
9. 4Tr 14,5 37,945 7,747 2640,57 223,19
10. 5Tr 15,5 40,561 8,2814 2823,111 249,27
11. 1T 17,0 40,48 9,0829 3095,84 273,39
12. 2T 20,0 52,33 10,6858 3642,168 321,6
13. 3T 26,0 68,039 13,891 4735,54 418,135
14. 4T 30,0 78,49 16,0287 5463,23 482,463
15. 5T 35,0 91,59 18,7 6374,76 562,874
6. Tabel Data Manometer
No Variabel R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9
1. 1L 3,0 0,5 0,7 1,1 0,4 1,1 0,1 0,4 0,1
2. 2L 3,3 0,4 0,6 1,3 0,3 1,0 0,1 0,3 0,1
3. 3L 3,5 0,4 0,6 1,0 0,3 1,2 0,1 0,3 0,1
4. 4L 3,5 0,3 0,6 1,0 0,3 1,2 0,1 0,3 0,1
5. 5L 3,9 0,2 0,6 1,1 0,4 1,0 0,1 0,3 0,1
6. 1Tr 3,6 0,4 0,7 1,1 0,4 1,0 0,1 0,4 0,1
7. 2Tr 3,8 0,6 0,8 1,0 0,1 1,3 0,4 0,1 0,4
8. 3Tr 3,7 0,5 0,8 1,0 0,1 1,4 0,6 0,1 0,5
9. 4Tr 3,3 0,5 0,8 1,0 0,1 1,2 0,5 0,1 0,6
10. 5Tr 3,1 0,5 0,8 0,9 0,2 1,1 0,6 0,1 0,6
11. 1T 3,1 0,5 0,7 0,9 0,1 1,4 0,9 0,1 1,0
12. 2T 3,5 0,4 0,8 0,9 0,1 1,2 1,8 0,6 1,4
13. 3T 2,5 0,2 1,0 1,1 0,2 1,5 2,1 1,3 2,2
14. 4T 2,3 0,1 0,9 0,9 0,3 1,4 2,8 2,0 2,6
15. 5T 2,3 0,3 1,1 1,3 0,8 1,7 4 2,5 3,9

Praktikan Mengetahui
Asisten

Argi Aldo Indah Fikri Mudzakir Marasabessy


NIM.21030116130102
LEMBAR PERHITUNGAN

A. Perhitungan Pipa Lurus (Manometer 4, 7, 8, 9)


ρDV ΔP F.2gc.D
Re = μ F= f= ΔP = R(ρH − ρL )g
ρ LV2
g
= 980
gc

1. Perhitungan Pipa Lurus Horizontal Besar (4)


Variabel Q V Re R4 ΔP F f4
1L 3,3 8,5 591,9 1,1 13597,89 13790,97 3,746149
2L 4,5 11,7 819,48 1,3 16070,24 16298,41 2,336694
3L 5,5 14,39 1001,59 1,0 12361,72 12537,24 1,188252
4L 6,5 17 1183,7 1,0 12361,72 12537,24 0,851397
5L 8,5 22,24 1547,9 1,1 13597,89 13790,97 0,547209
1Tr 11,0 28,78 2003,19 1,1 13597,89 13790,97 0,326769
2Tr 13,5 35,3227 2458,46 1,0 12361,72 12537,24 0,197207
3Tr 14,0 36,63 2549,51 1,0 12361,72 12537,24 0,183382
4Tr 14,5 37,945 2640,57 1,0 12361,72 12537,24 0,170892
5Tr 15,5 40,561 2823,111 0,9 11125,55 11283,52 0,134603
1T 17,0 40,48 3095,84 0,9 11125,55 11283,52 0,135142
2T 20,0 52,33 3642,168 0,9 11125,55 11283,52 0,080867
3T 26,0 68,039 4735,54 1,1 13597,89 13790,97 0,058466
4T 30,0 78,49 5463,23 0,9 11125,55 11283,52 0,035945
5T 35,0 91,59 6374,76 1,3 16070,24 16298,41 0,038131

2. Perhitungan Pipa Lurus Horizontal Kecil (7)


Variabel Q V Re R7 ΔP F f7
1L 3,3 1,7364 52,269 0,1 1236,172 1253,724 4,058732
2L 4,5 2,404 72,369 0,1 1236,172 1253,724 2,117488
3L 5,5 2,9385 88,45 0,1 1236,172 1253,724 1,417224
4L 6,5 3,4639 104,26 0,1 1236,172 1253,724 1,019904
5L 8,5 4,541 136,69 0,1 1236,172 1253,724 0,593454
1Tr 11,0 5,877 176,9 0,1 1236,172 1253,724 0,354306
2Tr 13,5 7,2129 217,108 0,4 4944,688 5014,897 0,940871
3Tr 14,0 7,48 225,149 0,6 7417,032 7522,345 1,312315
4Tr 14,5 7,747 223,19 0,5 6180,86 6268,621 1,019513
5Tr 15,5 8,2814 249,27 0,6 7417,032 7522,345 1,070616
1T 17,0 9,0829 273,39 0,9 11125,55 11283,52 1,335007
2T 20,0 10,6858 321,6 1,8 22251,1 22567,03 1,929072
3T 26,0 13,891 418,135 2,1 25959,61 26328,21 1,33181
4T 30,0 16,0287 482,463 2,8 34612,82 35104,28 1,333679
5T 35,0 18,7 562,874 4 49446,88 50148,97 1,399802
3. Perhitungan Pipa Lurus Vertikal Kecil (8)
Variabel Q V Re R8 ΔP F f8
1L 3,3 1,7364 52,269 0,4 4944,688 4907,391 20,9827
2L 4,5 2,404 72,369 0,3 3708,516 3653,667 8,150236
3L 5,5 2,9385 88,45 0,3 3708,516 3653,667 5,454912
4L 6,5 3,4639 104,26 0,3 3708,516 3653,667 3,925622
5L 8,5 4,541 136,69 0,3 3708,516 3653,667 2,284211
1Tr 11,0 5,877 176,9 0,4 4944,688 4907,391 1,831679
2Tr 13,5 7,2129 217,108 0,1 1236,172 1146,219 0,284026
3Tr 14,0 7,48 225,149 0,1 1236,172 1146,219 0,264104
4Tr 14,5 7,747 223,19 0,1 1236,172 1146,219 0,246213
5Tr 15,5 8,2814 249,27 0,1 1236,172 1146,219 0,215462
1T 17,0 9,0829 273,39 0,1 1236,172 1146,219 0,179114
2T 20,0 10,6858 321,6 0,6 7417,032 7414,84 0,837139
3T 26,0 13,891 418,135 1,3 16070,24 16190,91 1,081719
4T 30,0 16,0287 482,463 2,0 24723,44 24966,98 1,252794
5T 35,0 18,7 562,874 2,5 30904,3 31235,6 1,151534
4. Perhitungan Pipa Lurus Horizontal Kecil Atas (9)
Variabel Q V Re R9 ΔP F f9
1L 3,3 1,7364 52,269 0,1 1236,172 1111,736 3,599069
2L 4,5 2,404 72,369 0,1 1236,172 1111,736 1,877677
3L 5,5 2,9385 88,45 0,1 1236,172 1111,736 1,25672
4L 6,5 3,4639 104,26 0,1 1236,172 1111,736 0,904397
5L 8,5 4,541 136,69 0,1 1236,172 1111,736 0,526243
1Tr 11,0 5,877 176,9 0,1 1236,172 1111,736 0,31418
2Tr 13,5 7,2129 217,108 0,4 4944,688 4872,909 0,914232
3Tr 14,0 7,48 225,149 0,5 6180,86 6126,633 1,068825
4Tr 14,5 7,747 223,19 0,6 7417,032 7380,357 1,200323
5Tr 15,5 8,2814 249,27 0,6 7417,032 7380,357 1,050407
1T 17,0 9,0829 273,39 1,0 12361,72 12395,25 1,466541
2T 20,0 10,6858 321,6 1,4 17306,41 17410,15 1,488252
3T 26,0 13,891 418,135 2,2 27195,78 27439,94 1,388047
4T 30,0 16,0287 482,463 2,6 32140,47 32454,84 1,233022
5T 35,0 18,7 562,874 3,9 48210,71 48753,25 1,360844
5. Faktor Friksi Pada Pipa Kecil
Variabel f7 f8 f9 f rata2
1L 4,058732 20,9827 3,599069 9,546832
2L 2,117488 8,150236 1,877677 4,048467
3L 1,417224 5,454912 1,25672 2,709619
4L 1,019904 3,925622 0,904397 1,949974
5L 0,593454 2,284211 0,526243 1,134636
1Tr 0,354306 1,831679 0,31418 0,833388
2Tr 0,940871 0,284026 0,914232 0,713043
3Tr 1,312315 0,264104 1,068825 0,881748
4Tr 1,019513 0,246213 1,200323 0,822016
5Tr 1,070616 0,215462 1,050407 0,778828
1T 1,335007 0,179114 1,466541 0,993554
2T 1,929072 0,837139 1,488252 1,418154
3T 1,33181 1,081719 1,388047 1,267192
4T 1,333679 1,252794 1,233022 1,273165
5T 1,399802 1,151534 1,360844 1,30406
B. Menghitung Panjang Ekivalen Praktis
F. 2gc. D
Le =
fV2
1. Panjang Ekivalen Valve (1)
Variabel Q V Re R1 ΔP F f Le Le/D Praktis Le/D Teoritis %Error
1L 3,25 8,50 591,90 3,00 37085,16 37611,72 3,75 439,09 277,93 340,00 18,26
2L 4,50 11,70 819,48 3,30 40793,68 41372,90 2,34 408,69 258,69 340,00 23,92
3L 5,50 14,39 1001,59 3,50 43266,02 43880,34 1,19 563,50 356,67 340,00 4,90
4L 6,50 17,00 1183,70 3,50 43266,02 43880,34 0,85 563,50 356,67 340,00 4,90
5L 8,50 22,24 1547,90 3,90 48210,71 48895,24 0,55 570,82 361,30 340,00 6,27
1Tr 11,00 28,78 2003,19 3,60 44502,19 45134,07 0,33 526,91 333,51 340,00 1,91
2Tr 13,50 35,32 2458,46 3,80 46974,54 47641,52 0,20 611,80 387,24 340,00 13,90
3Tr 14,00 36,63 2549,51 3,70 45738,36 46387,79 0,18 595,70 377,05 340,00 10,90
4Tr 14,50 37,95 2640,57 3,30 40793,68 41372,90 0,17 531,30 336,29 340,00 1,09
5Tr 15,50 40,56 2823,11 3,10 38321,33 38865,45 0,13 554,56 351,01 340,00 3,24
1T 17,00 40,48 3095,84 3,10 38321,33 38865,45 0,14 554,56 351,01 340,00 3,24
2T 20,00 52,33 3642,17 3,50 43266,02 43880,34 0,08 626,11 396,30 340,00 16,56
3T 26,00 68,04 4735,54 2,50 30904,30 31343,10 0,06 365,91 231,61 340,00 31,88
4T 30,00 78,49 5463,23 2,30 28431,96 28835,66 0,04 411,44 260,43 340,00 23,40
5T 35,00 91,59 6374,76 2,30 28431,96 28835,66 0,04 284,85 180,30 340,00 46,97

2. Panjang Ekivalen Perbesaran (2)


Variabel Q V Re R2 ΔP F f Le Le/D Praktis Le/D Teoritis %Error
1L 3,25 8,50 591,90 0,50 6180,86 6268,62 3,75 73,18 46,32 23,00 101,3961935
2L 4,50 11,70 819,48 0,40 4944,69 5014,90 2,34 49,54 31,36 23,00 36,32973098
3L 5,50 14,39 1001,59 0,40 4944,69 5014,90 1,19 64,40 40,76 23,00 77,22865028
4L 6,50 17,00 1183,70 0,30 3708,52 3761,17 0,85 48,30 30,57 23,00 32,92148771
5L 8,50 22,24 1547,90 0,20 2472,34 2507,45 0,55 29,27 18,53 23,00 19,4415226
1Tr 11,00 28,78 2003,19 0,40 4944,69 5014,90 0,33 58,55 37,06 23,00 61,1169548
2Tr 13,50 35,32 2458,46 0,60 7417,03 7522,34 0,20 96,60 61,14 23,00 165,8429754
3Tr 14,00 36,63 2549,51 0,50 6180,86 6268,62 0,18 80,50 50,95 23,00 121,5358128
4Tr 14,50 37,95 2640,57 0,50 6180,86 6268,62 0,17 80,50 50,95 23,00 121,5358128
5Tr 15,50 40,56 2823,11 0,50 6180,86 6268,62 0,13 89,44 56,61 23,00 146,1509032
1T 17,00 40,48 3095,84 0,50 6180,86 6268,62 0,14 89,44 56,61 23,00 146,1509032
2T 20,00 52,33 3642,17 0,40 4944,69 5014,90 0,08 71,56 45,29 23,00 96,92072253
3T 26,00 68,04 4735,54 0,20 2472,34 2507,45 0,06 29,27 18,53 23,00 19,4415226
4T 30,00 78,49 5463,23 0,10 1236,17 1253,72 0,04 17,89 11,32 23,00 50,76981937
5T 35,00 91,59 6374,76 0,30 3708,52 3761,17 0,04 37,15 23,52 23,00 2,247298237
3. Panjang Ekivalen Bengkokan (3)
Variabel Q V Re R3 ΔP F f Le Le/D Praktis Le/D Teoritis %Error
1L 3,25 8,50 591,90 0,70 8653,20 8776,07 3,75 44,31 64,85 30,00 116,17
2L 4,50 11,70 819,48 0,60 7417,03 7522,34 2,34 32,14 47,03 30,00 56,78
3L 5,50 14,39 1001,59 0,60 7417,03 7522,34 1,19 41,78 61,14 30,00 103,81
4L 6,50 17,00 1183,70 0,60 7417,03 7522,34 0,85 41,78 61,14 30,00 103,81
5L 8,50 22,24 1547,90 0,60 7417,03 7522,34 0,55 37,98 55,59 30,00 85,28
1Tr 11,00 28,78 2003,19 0,70 8653,20 8776,07 0,33 44,31 64,85 30,00 116,17
2Tr 13,50 35,32 2458,46 0,80 9889,38 10029,79 0,20 55,70 81,53 30,00 171,75
3Tr 14,00 36,63 2549,51 0,80 9889,38 10029,79 0,18 55,70 81,53 30,00 171,75
4Tr 14,50 37,95 2640,57 0,80 9889,38 10029,79 0,17 55,70 81,53 30,00 171,75
5Tr 15,50 40,56 2823,11 0,80 9889,38 10029,79 0,13 61,89 90,58 30,00 201,95
1T 17,00 40,48 3095,84 0,70 8653,20 8776,07 0,14 54,16 79,26 30,00 164,20
2T 20,00 52,33 3642,17 0,80 9889,38 10029,79 0,08 61,89 90,58 30,00 201,95
3T 26,00 68,04 4735,54 1,00 12361,72 12537,24 0,06 63,30 92,64 30,00 208,81
4T 30,00 78,49 5463,23 0,90 11125,55 11283,52 0,04 69,63 101,91 30,00 239,69
5T 35,00 91,59 6374,76 1,10 13597,89 13790,97 0,04 58,92 86,23 30,00 187,43
4. Panjang Ekivalen Sambungan (5)
Variabel Q V Re R5 ΔP F f Le Le/D Praktis Le/D Teoritis %Error
1L 3,25 8,50 591,90 0,40 4944,69 5014,90 3,75 58,55 37,06 20,00 85,28
2L 4,50 11,70 819,48 0,30 3708,52 3761,17 2,34 37,15 23,52 20,00 17,58
3L 5,50 14,39 1001,59 0,30 3708,52 3761,17 1,19 48,30 30,57 20,00 52,86
4L 6,50 17,00 1183,70 0,30 3708,52 3761,17 0,85 48,30 30,57 20,00 52,86
5L 8,50 22,24 1547,90 0,40 4944,69 5014,90 0,55 58,55 37,06 20,00 85,28
1Tr 11,00 28,78 2003,19 0,40 4944,69 5014,90 0,33 58,55 37,06 20,00 85,28
2Tr 13,50 35,32 2458,46 0,10 1236,17 1253,72 0,20 16,10 10,19 20,00 49,05
3Tr 14,00 36,63 2549,51 0,10 1236,17 1253,72 0,18 16,10 10,19 20,00 49,05
4Tr 14,50 37,95 2640,57 0,10 1236,17 1253,72 0,17 16,10 10,19 20,00 49,05
5Tr 15,50 40,56 2823,11 0,20 2472,34 2507,45 0,13 35,78 22,65 20,00 13,23
1T 17,00 40,48 3095,84 0,10 1236,17 1253,72 0,14 17,89 11,32 20,00 43,39
2T 20,00 52,33 3642,17 0,10 1236,17 1253,72 0,08 17,89 11,32 20,00 43,39
3T 26,00 68,04 4735,54 0,20 2472,34 2507,45 0,06 29,27 18,53 20,00 7,36
4T 30,00 78,49 5463,23 0,30 3708,52 3761,17 0,04 53,67 33,97 20,00 69,84
5T 35,00 91,59 6374,76 0,80 9889,38 10029,79 0,04 99,08 62,71 20,00 213,56

5. Panjang Ekivalen Pengecilan (6)


Variabel Q V Re R6 ΔP F R Le Le/D Praktis Le/D Teoritis %Error
1L 3,25 8,50 591,90 1,10 13597,89 13683,46 9,55 27,11 39,68 90,00 55,92
2L 4,50 11,70 819,48 1,00 12361,72 12429,74 4,05 30,65 44,86 90,00 50,16
3L 5,50 14,39 1001,59 1,20 14834,06 14937,18 2,71 36,38 53,24 90,00 40,84
4L 6,50 17,00 1183,70 1,20 14834,06 14937,18 1,95 36,22 53,01 90,00 41,10
5L 8,50 22,24 1547,90 1,00 12361,72 12429,74 1,13 30,27 44,30 90,00 50,78
1Tr 11,00 28,78 2003,19 1,00 12361,72 12429,74 0,83 24,61 36,01 90,00 59,99
2Tr 13,50 35,32 2458,46 1,30 16070,24 16190,91 0,71 24,87 36,40 90,00 59,56
3Tr 14,00 36,63 2549,51 1,40 17306,41 17444,63 0,88 20,15 29,49 90,00 67,23
4Tr 14,50 37,95 2640,57 1,20 14834,06 14937,18 0,82 17,25 25,24 90,00 71,95
5Tr 15,50 40,56 2823,11 1,10 13597,89 13683,46 0,78 14,59 21,36 90,00 76,27
1T 17,00 40,48 3095,84 1,40 17306,41 17444,63 0,99 14,64 21,43 90,00 76,19
2T 20,00 52,33 3642,17 1,20 14834,06 14937,18 1,42 5,26 7,69 90,00 91,45
3T 26,00 68,04 4735,54 1,50 18542,58 18698,36 1,27 4,36 6,37 90,00 92,92
4T 30,00 78,49 5463,23 1,40 17306,41 17444,63 1,27 3,04 4,45 90,00 95,06
5T 35,00 91,59 6374,76 1,70 21014,92 21205,81 1,30 2,65 3,88 90,00 95,69
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai