Anda di halaman 1dari 15

Assalamualaikum warahmatullahi

wabarakatuh

BAB XIII
SISTEM POLITIK ISLAM
Kelompok VIII
-Tiara Ivoriera Mentari (180802018)
-Ceria Onika
A. Pengertian Politik Islam

Politik berasal dari bahasa Yunani atau Latin


politicos atau politicus yang berarti relating to citizen.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia politik diartikan
sebagai ‘’segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat,
dsb) mengenai pemerintahan. Dalam Kamus Bahasa
Arab Modern kata politik biasa diterjemahkan dengan
kata Siyasah, yang artinya mengemudi, mengendalikan,
mengatur dsb.
Uraian Al-Quran tentang politik dapat ditemukan
pada ayat – ayat yang menjelaskan hukum. Dengan
demikian sistem politik dalam Islam adalah suatu
konsepsi yang berisikan ketentuan – ketentuan tentang
siapa sumber kekuasaan negara, siapa pelaksana
kekuasaan itu, apa dasar dan bagaimana cara untuk
menentukan kepada siapa pelaksana kekuasaan
bertanggung jawab, dan bagaimana bentuk tanggung
jawab berdasarkan nilai nilai agama Islam.
B. Prinsip – Prinsip Dasar Politik Dalam Islam
Al-Quran sebagai sumber ajaran utama dan pertama, agama
Islam mengandung ajaran tentang nilai nilai dasar yang harus
diaplikasikan, antara lain:
Keharusan mewujudkan persatuan dan kesatuan umat,
tercantum dalam QS. 23 (al – Mukminun): 52
Yang artinya: ‘’ Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama
kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, Maka
bertakwalah kepada-Ku.’’ Makna umat dalam ayat adalah
pemeluk agama Islam. Menyatakan bahwa umat Islam adalah
agama yang satu dalam prinsip – prinsipnya, tidak ada
perbedaan dalam aqidah, walaupun dapat berbeda dalam
rincian ajarannya. Dengan kata lain, al –Quran sebagai kitab
suci pedoman bagi manusia mengakui kebinekaan dalam
ketunggalan.
2. Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan
masalah – masalah ijtihadiyah.
Terdapat dalam QS. 42 (al-Syura):38 dan dalam QS.
3(Ali Imran):159. ayat ini ditujukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Agar memusyawarahkan persoalan
tertentu dengan sahabat atau anggota masyarakatnya.
Dan ayat ini juga sebagai petunjuk kepada setiap
muslim, khususnya kepada setiap pemimpin agar
bermusyawarah dengan anggota anggotanya.
3. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum
secara adil.

Terdapat dalam QS. 4(an – Nisa):58.


Yang memiliki arti ‘’ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.’’
4. Kemestian mentaati Allah dan Rasulullah SAW serta Ulil
Amri (pemegang kekuasaan)
Terdapat dalam QS. 4 (an – Nisa):59. Yang artinya “ Hai orang
orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilahRasul(Nya), dan
Ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.’’
Pada ayat di atas menggandeng kata ‘’taat’’ kepada Allah dan
Rasul tapi meniadakan ulil amri untuk memberikan isyarat
bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri tapi
berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan
Rasul.
Dalam artian bila perintahnya bertentangan dengan nilai
nilai ajaran Allah dan Rasul-Nya maka tdiak dibenarkan untuk
taat kepada mereka. Dalam sebuah hadis disebutkan seorang
muslim wajib memperkenankan dan taat menyangkut apa saja
(atau yang diperintahkan ulul amri), suka atau tidak suka,
kecuali bila diperintahkan untuk berbuat maksiat, amak ketika
itu tidak boleh memperkenankan (HR. Bukhari Muslim)

5. Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam


masyarakat Islam
Terdapat dalam QS. 49 (al – Hujurat):9
6. Keharusan mempertahankan kedaulatan negara dan larangan
melakukan agresi dan invasi
Terdapat dalam QS. (al –Baqarah):90
Yang artinya ‘’Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka
yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang
Telah diturunkan Allah, Karena dengki bahwa Allah
menurunkan karunia-Nya kepda siapa yang dikehendaki-Nya
diantara hamba – hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat
murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang orang
kafir siksaan yang menghinakan’’.
7. Kemestian mementingkan perdamaian dari pada permusuhan
Terdapat dalam QS. 8 (al-Anfal):61. Yang artinya ‘’Dan jika
mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah
kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
dialah yang Maha Mengetahui’’.

8. Kemestian meningkatkan kewaspadaan dalam bidang


pertahanan dan keamanan
Terdapat dalam QS. 8 (al-Anfal): 60
9. Keharusan menepati janji
Terdapat dalam QS. 16 (an–Nahl): 91. Yang artinya ‘’ Dan
tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah sebagai
saksimu (terhadap sumpah sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat’’.

10. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa bangsa


Terdapat dalam QS. 49 (al-Hujurat):13
11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan
masyarakat
Terdapat dalam QS. 59 (al-Hasyr):7

12. Keharusan mengikuti prinsip prinsip pelaksanaan hukum


Terdapat dalam QS. 6 (al-An’am):57
C. Kontribusi Umat Islam Dalam Kancah Politik
Nasional Indonesia
Bahwa Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila merupakan sasaran akhir dari aspirasi politik
umat Islam Indonesia dan bukan sekedar sasaran antara
atau batu loncatan menuju sasaran sasaran lain
Bahwa sebagaimana yang telah kita alami bersama sejak
mencapai kemerdekaan tahun 1945, perjuangan untuk Islam
dan untuk kepentingan umat Islam Indonesia ternyata
berhasil kalau dilakkukan dengan cara cara yang
konstitusional dan selaras dengan aspirasi bangsa
3. Bahwa umat Islam yang hendak kita tegakkan adalah Islam
yang mengajar kebenaran dan taat nilai yang universal, yang
haruss diyakini dan dihayati oleh setiap muslim dimanapun ia
berada, yang dalam pelaksanaannya memiliki kapasitas untuk
menampung kebinekaan dan keragaman kehidupan umat
manusiaa, dan mempunyai kemampuan untuk berkembang
sejajar dengan laju peradaban, situasi dan kondisi yang
dihadapi bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai