A. Pengertian
Tekanan darah arteri adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh
ejeksi ventrikel kiri ke aorta dan ke sistemik arteri (Debra et al,
2001).
Tekanan arteri sistemik terdiri dari:
• Tekanan sistolik adalah tekanan darah maksimal ketika darah
dipompakan dari ventrikel kiri. Range normal berkisar 100-
130 mmHg
• Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
relaksasi, tekanan diastolik menggambarkan tahanan
pembuluh darah yang harus dihadapi oleh jantung. Range
normal berkisar 60-90 mmHg
• Mean Arterial Pressure atau tekanan arteri rata-rata selama
siklus jantung. MAP dapat diformulasikan dengan rumus :
Sistolik + 2. Diastolik x 1/3. MAP menggambarkan perfusi
aliran darah ke jaringan
Pengukuran tekanan darah arteri secara invasif dilakukan
dengan memasukkan kateter ke lumen pembuluh darah arteri dan
disambungkan ke sistem transducer. Tekanan intra arteri melalui
kateter akan dikonversi menjadi sinyal elektrik oleh tranducer lalu
disebar dan diteruskan pada osciloskope, kemudian diubah
menjadi gelombang dan nilai digital yang tertera pada layar
monitor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan arteri :
Curah jantung Volume darah Umur
85
Diastolik
pressure
sistoli diastolik
This document is copyrighted to ICU Surgikal Dewasa, Pusat Jantung Nasional 7
Harapan Kita, Jakarta.
Not allowed for Commercial Distribution, just for Scientific Interest.
Gelombang tekanan arteri sistolik digambarkan naik turun,
hal ini menyatakan dimulainya usaha pembukaan katup aorta diikuti
ejeksi cepat darah dari ventrikel, kemudian gambaran menurun ke
bawah, karena adanya penurunan tekanan sehingga katup aorta
tertutup sehingga terbentuk “dicrotic notch”. Periode diastolik yaitu
saat jantung relaksasi digambarkan dengan penurunan untuk
kemudian dimulai periode awal sistolik.
F. Teknik pengukuran
1. Cuci tangan
2. Yakinkan kateter arteri tidak tertekuk
3. Atur posisi tidur yang nyaman untuk pasien
4. Lakukan kalibrasi
5. Membaca nilai yang tertera di layar monitor, pastikan morfologi
gelombang tidak underdamped atau overdamped
6. Mengkorelasi nilai yang tertera pada monitor dengan kondisi klinis
pasien
7. Dokumentasikan nilai tekanan dan laporkan bila ada trend
perubahan hemodinamik
G. Komplikasi
1. Hematoma
2. Perdarahan
3. Gangguan neurovaskuler
4. Iskemik atau nekrosis pada bagian distal dari pemasangan kateter
5. Emboli
6. Insuffisiensi vaskuler
7. Infeksi
Gambar :
C. Underdamp arterial
A. Definisi
Tekanan vena sentral merupakan tekanan pada vena besar
thorak yang menggambarkan aliran darah ke jantung (Oblouk,
Gloria Darovic, 2002).
Tekanan vena sentral merefleksikan tekanan darah di atrium
kanan atau vena kava (Carolyn, M. Hudak, et.al, 1998). Pada
umumnya jika venous return turun, CVP turun, dan jika venous
return naik, CVP meningkat.
G. Komplikasi
1. Perdarahan
2. Erosi (pengikisan) vaskuler. Cirinya terjadi 1 sampai 7 hari setelah
insersi kateter. Cairan iv atau darah terakumulasi di mediastinum
atau rongga pleura
3. Aritmia ventrikel atau supraventrikel
4. Infeksi local atau sistemik. Biasanya kebanyakan kontaminasi
mkrooorganisme seperti s. avirus, s. epidermidis, gram negative –
positif basil, dan intrococcus.
5. Overload cairan.
6. Pneumothoraks
H. Trouble shooting monitoring tekanan CVP
Definisi
Pemantauan hemodinamik secara invasif melalui pembuluh vena dengan
menggunakan sistem tranduser tekanan yang digunakan untuk
mengetahui tekanan di arteri pulmonal.
Tujuan
Memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah
pulmonal dan ventrikel kiri. Pemantauan hemodinamik menggunakan
kateter arteri pulmonal diperkenalkan oleh Swans dan Ganz tahun 1970,
sejak menggunakan dobel lumen, balon/ tipped, sampai lima lumen
ditambah dengan kawat pacu jantung dan optikal kateter arteri pulmonal
yang sekarang dikenal sebagai kateter arteri pulmonal Swan Ganz, yang
dapat dikerjakandi tempat tidu r pasien tanpa bantuan fluoroskopi. Dengan
kateter ini dimungkinkan dapat memonitor secara intermiten curah
jantung, menentukan RVEV dan EDV, secara kontinyu dapat memonitor
RAV, saturasi oksigen vena campuran, pacing atrium dan ventrikel, juga
dapat digunakan mengkalkulasi SVR, PVR, oksigen transport dan
konsumsi, perbedaan arterio-venous oksigen dan fraksi shunt intra
pulmonal.
Kateter arteri pulmonal yang tersedia untuk pediatric dan dewasa
ukuran 60 -110 cm panjangnya, kaliber 4.0 – 8.0 Fr, volume balon dari 0.5
– 1.5 ml, diameter balon dari 8 -13 mm setiap 10 cm panjang kateter
Pengertian
PWP sering disebut juga PAW atau PCW atau pulmonary arteri
occlusion pressure. Adalah pengukuran tekanan wedge dengan
mengembangkan balon pada distal kateter arter pulmonal secara invasif.
A. Pengertian
1. Sejumlah darah yang dipompakan oleh jantung (ventrikel) tiap menit
2. Normal curah jantung 4 – 8 L/menit
3. Curah jantung sangat bervariasi dimana factor tingkat metabolisme
tubuh yang dipengaruhi oleh usia, ukuran tubuh, dll.
4. Curah jantung individu yang sudah dibagi luas permukaan tubuh
disebut cardiac index
5. Curah jantung didapat dari jumlah denyut nadi per menit dikalikan isi
sekuncup
6. Isi sekuncup adalah jumlah darah yang dipompakan jantung tiap
denyutan
7. Isi sekuncup dipengaruhi oleh beban awal, beban akhir, serta
kontraktilitas.
Beban awal adalah daya regang miokard pada akhir diastole atau
sejumlah darah yang ada di ventrikel pada akhir diastole
Kontraktilitas
Kemampuan serat otot miokard memendek dan berkontraksi.
Banyak factor yang mempengaruhi kontraksi miokard dan yang
paling penting adalah efek dari syaraf simpatis.