htm
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 116/PMK.06/2006
TENTANG
PEMILIHAN BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA
KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : a.
bahwa dalam rangka pelaksanaan operasional pengeluaran negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dapat
membuka rekening penerimaan dan rekening pengeluaran pada bank umum untuk
pelaksanaan pengeluaran negara;
b.
bahwa kepada bank umum yang memberikan pelayanan/jasa pelaksanaan
pembayaran dana-dana yang bersumber dari Rekening Kas Umum Negara pada
bank sentral kepada pihak yang berhak, sesuai dengan Pasal 24 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara diberikan
penggantian biaya jasa pelayanan yang besarnya didasarkan pada ketentuan yang
berlaku pada masing-masing bank umum;
c.
bahwa dalam rangka mendapat Bank Umum sebagai Bank Operasional I yang dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan guna meningkatkan
pengendalian aliran kas pemerintah yang akuntabel dengan biaya jasa pelayanan
yang wajar, perlu dilakukan pemilihan Bank Operasional I secara transparan;
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemilihan bank Operasional
I Mitra Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm 1/5
4/12/2020 www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
5. Bank Operasional Pusat adalah bank operasional mitra Kuasa BUN Pusat yang
merupakan bank pusat dari Bank Operasional I.
6. Bank Operasional I adalah bank operasional mitra Kuasa BUN di daerah yang
menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran non-gaji bulanan (termasuk
kekurangan gaji dan gaji susulan) dan uang persediaan.
7. Bank Operasional II adalah bank operasional mitra Kuasa BUN di daerah yang
menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran gaji bulanan.
8. Biaya jasa pelayanan adalah kompensasi yang akan diberikan oleh negara kepada
Bank Operasional I sebagai imbalan atas jasa pelayanan pengeluaran negara yang
dilakukan oleh bank.
BAB II
www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm 2/5
4/12/2020 www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm
Pasal 2
(1) Pemilihan Bank Operasional I dilakukan oleh Panitia Pemilihan Bank Operasional
I.
(2) Panitia Pemilihan Bank Operasional I sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB III
PEMILIHAN BANK OPERASIONAL I DAN PERSYARATAN
Pasal 3
www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm 3/5
4/12/2020 www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm
Bank Operasional I;
f. Sumber dana pembayaran biaya jasa pelayanan;
g. Sanksi atas kelalaian melaksanakan kewajiban masing-masing pihak.
Pasal 10
(1) Jangka waktu perjanjian kerja berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung mulai
ditandatanganinya perjanjian kerja.
(2) Dalam hal sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bank Operasional I tidak memenuhi perjanjian
kerja/wanprestasi, Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan
dapat melakukan pemutusan perjanjian kerja dan melakukan penunjukan langsung
Bank Operasional baru untuk melanjutkan pelayanan Bank Operasional yang
wanprestasi.
(3) Bank Operasional baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dipilih dari
pemenang lelang peringkat berikutnya yang satu lokasi dengan KPPN dengan biaya
jasa pelayanan yang sama dengan bank yang ditunjuk sebelumnya atau dari Bank
Umum lainnya yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6.
BAB VI
BIAYA PEMILIHAN BANK OPERASIONAL
Pasal 11
Segala biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan pemilihan Bank Operasional I
Mitra Kerja KPPN merupakan beban APBN.
BAB VII
LAIN-LAIN
Pasal 12
(1) Dalam hal terdapat pembukaan KPPN baru, maka Bank Operasional I pemenang
lelang akan melayani KPPN tersebut setelah mendapat persetujuan dari Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
(2) Dalam hal tidak terdapat kantor cabang bank pemenang yang sekota dengan KPPN
yang baru dibentuk, maka ketentuannya mengacu pada Pasal 6 ayat (4) dan (5).
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri
Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 November 2006
MENTERI KEUANGAN,
SRI MULYANI INDRAWATI
www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/116~PMK.06~2006Per.htm 5/5