Oleh :
Sri Rusmilawati
NIM 11194691910055
JUDUL KASUS :
TEMPAT PENGAMBILAN KASUS :
NAMA : Sri Rusmilawati
Banjarmasin,……………….2020
Menyetujui,
RSJ. Sambang Lihum Program Studi Profesi Ners
UNIVERSITAS Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)
…………………………… ………………………………….
NIK NIK.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners
JUDUL KASUS :
TEMPAT PENGAMBILAN KASUS :
NAMA : Sri Rusmilawati
Banjarmasin,……………….2020
Menyetujui,
RSJ. Sambang Lihum Program Studi Profesi Ners
UNIVERSITAS Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)
…………………………… ………………………………….
NIK NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KASUS RBD
1. Definisi
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko
untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat
mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri
sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah
dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup
setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu
menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan
Sundeen, 1995 dalam Fitria, 2009).
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala menurut Fitria, Nita (2009):
a) Mempunyai ide untuk bunuh diri.
b) Mengungkapkan keinginan untuk mati.
c) Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
d) Impulsif.
e) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi
sangat patuh).
f) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
g) Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan
tentang obat dosismematikan).
h) Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic,
marah dan mengasingkandiri).
i) Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang
depresi, psikosis danmenyalahgunakan alcohol).
j) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
k) Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau
mengalami kegagalan dalamkarier).
l) Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
m) Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
n) Pekerjaan.
o) Konflik interpersonal.
p) Latar belakang keluarga.
q) Orientasi seksual.
r) Sumber-sumber personal.
s) Sumber-sumber social.
t) Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
3. Klasifikasi RBD
Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini
disebabkan oleh kondisikebudayaan atau karena masyarakat
yang menjadikan individu itu seolah-olah
tidak berkepribadian.Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat
menerangkan mengapa merekatidak menikah lebih rentan untuk
melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan merekayang
menikah.
2. Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia
cenderung untuk bunuh diri karenaindentifikasi terlalu kuat
dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok tersebut
sangatmengharapkannya.
3. Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi
antara individu dan masyarakat,sehingga individu tersebut
meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa.
Individukehilangan pegangan dan tujuan.Masyarakat
atau kelompoknya tidak memberikan kepuasan padanya karena
tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap kebutuhan-
kebutuhannya.
4. Rentang Respon
Menurut Fitria (2012) mengemukakanrentang harapan-putus
harapan merupakan rentang adaptif-maladaptif:
Keterangan:
1. Peningkatan diri: seseorang dapat meningkatkan proteksi atau
pertahan diri secarawajar terhadap situasional yang
membutuhkan pertahan diri.
2. Beresiko destruktif: seseorang memiliki kecenderungan atau
beresiko
mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terha
dap situasi yang seharusnyadapat mempertahankan diri, seperti
seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya
dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah
melakukan pekerjaan secara optimal.
3. Destruktif diri tidak langsung: seseorang telahmengambil sikap
yang kurang tepat terhadap situasi yangmembutuhkan dirinya
untuk mempertahankan diri.
4. Pencederaan Diri: seseorang melakukan percobaan bunuh diri
atau pencederaan diriakibat hilangnya harapan terhadapsituasi
yang ada.
5. Bunuh diri: seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri
sampai dengan nyawanya hilang.
5. Etiologi
a. Faktor predisposisi
a. Teori genetic
1. Genetik
Prilaku bunuh diri menurut shadock (2011) serta Varcarolis
dan Hitler (2010) merupakan sesuatu yang di turunkan
dalam keluarga kembar monozigot memiliki reriko dalam
melakukan bunuh diri stuard (2011).
2. Hubungan neurokimia
Nourotransmiter adalah zat kimia dalam otak dari sel ke saraf
, peningkatan dan penurunan neuro transmiter
mengakibatkan perubahan pada prilaku. Neurotrasmiter yg
yang di kaitkan dengan prilaku bunuh diri adalah dopamine,
neuroepineprin, asetilkolin, asam amino dan gaba (Stuard,
2011).
3. Diagnosis psikiatri
Lebih dari 90 % orang dewasa yg mengahiri hidupnya
dengan bunuh diri mengalami gangguan jiwa.
4. Gangguan jiwa yang beriko menimbulkan individu untuk
bunuh diri adalah gangguan modd , penyalah gunaan zat ,
skizofrenia , dan gangguan kecemasan (Stuard, 2013).
b. Faktor psikologi
1. Kebencian terhadap diri sendiri
Bunuh diri merupakan hasil dari bentuk penyerangan ataw
kemarahan terhaapp orang lain yang tidsk di trima dan di
mannifestasikan atau di tunjuksn pada diri sendiri (Stuard
dan videbeck, 2011).
2. Ciri kepribadian
Keempat aspek kepribadian yg terkait dengan peningkatan
resiko bunuh diri adalah permusuhan, impulsive, depresi dan
putus asa (Stuard, 2013 ).
3. Teori psikodinamika
Menyatakan bahwa depresi kaarna kehilangan suatu yang di
cintai, rasa keputusasaan, kesepian dan kehilangan harga
diri (Shadock, 2011).
C. Pohon masalah