Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MASALH GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH

Dosen Pembimbimbing:

Kadek Dwi Ariesthi S.KM,M.Kes

KELOMPOK 6

1. CHINDY SINRIANI LELO (182111007)


2. MEGAWATI ESTERINA DAY (182111019)
3. NINGSI IREN BANU (182111022)

PRODI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai yang diharapkan.
Dengan judul “MASALAH GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH”. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI.
Kami juga berterima kasih kepada Ibu Kadek Dwi Ariesthi S.KM,M.Kes yang telah memberikan
kami tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritk dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan, kami mohon untuk saran dan kritiknya agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik. Terima kasih.

Kupang, 11 Juni 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...............................................................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
3. Tujuan Masalah..............................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

1. Masalah gizi pada anak sekolah.....................................................................2

BAB III. PENUTUP

1. Kesimpulan....................................................................................................4
2. Saran...............................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidakseimbangan antara asupan
(intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 menyebutkan bahwa masalah gizi pada anak usia
sekolah yang utama hingga saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Anemia Defisiensi Besi (Depkes,
2008).
Salah satu masalah gizi di dunia adalah anemia, diperkirakan sekitar 50% penyebab anemia
adalah defisiensi besi (WHO, 2008). Individu yang kekurangan zat besi rentan terhadap anemia
dan memiliki daya tahan yang buruk (Sharkey, 2003). Hasil riskesdas (2007) menyebutkan
sekitar 40% anak Indonesia usia 1-14 tahun menderita anemia (Depkes, 2008).
Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) mempunyai karakteristik banyak melakukan
aktivitas jasmani. Oleh karena itu, pada masa ini anak membutuhkan energi tinggi untuk
menunjang aktivitasnya. Energi dalam tubuh dapat timbul karena adanya pembakaran
karbohidrat, protein dan lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan
memiliki nilai gizi yang tinggi. Pola makan yang sehat dibutuhkan anak-anak untuk
mendapatkan gizi yang seimbang. Keseimbangan gizi yang didapat melalui pola makan yang
sehat akan berpengaruh positif terhadap kesehatan serta tumbuh kembang anak (Anggaraini,
2003:11).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan apa itu masalah gizi pada anak usia sekolah?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Agar mahasiswa dapat memahami tentang masalah-masalah gizi pada anak usia sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Gizi Pada Anak Usia Sekolah

Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake
dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi).

1. Kurang Gizi
Kurang gizi merupakan permasalahan yag terjadi karena kurangnya mengonsumsi makanan
yang mengandung energi, protein, yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur, daging) serta mineral
terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu gizi kurang dapat disebabkan oleh
cacingan yag diderita 50% anak-anak. Status gizi seseorang dapat dilihat dari tinggi badan, berat
badan, data biokimia, dan lainnya. Gngguan pertumbuhan pada usia anak-anak ini terjadi akibat
berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia balita.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi dibawah kebutuhan,
maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Untuk itu dianjurkan untuk
banyak mengonsumsi banyak makanan yang banyak mengandung karbohidarat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan sebagainya.
2. Kegemukan atau Gizi Lebih
Adalah kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung energi, protein dan lemak
yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih menyebabkan obesitas yan merupakan kelebihan energi yang
disimpan didalam jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu resiko dalam terjadi
berbagai penyakit degenerative, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit
diabetes, jantung coroner, hati dan kantung empedu.
Mengatasi persoalan kurang dan lebih gizi dilakukan dengan memahami dan mempraktekan pola
makan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis kelamin, aktifitas
fisik dan kondisi biologis. Memperhatikan variasi makanan juga penting, selain menerapkan gaya
hidup sehat seperti olahraga rutin, mengontrol berat badan, dan menjaga kebersihan diri.
3. Anemia Gizi Besi
Anak yang mengalami anemia menunjukan gejala antara lain pucat, lemah, lelah, menurunya
kemampuan konsentrasi belajar. Serta menurunnya antibody sehingga mudah terserang infeksi
atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah makanan yang dimakan kurang mengandung zat besi
itu, sekitar 10%-15% anak usia sekolah menderita anemia.
Untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan sumber zat besi,
baik dari sumber hewani maupun nabati. Contohnya daging, hati, ikan dan ungags. Sedangkan
sumber nabati dapat diperoleh dari sayur-sayuran hijau. Disamping itu anemia juga dapat dicegah
dengan cara mengonsumsi suplemen Zat besi, olahraga tidur cukup, dan mengurangi mengonsumsi
makanan yang menghambat penyerapa zat bezi.
Berat badan berlebih (apalagi jika mencapai obesitas) akan berlangjut sampai remaja dan
dewasa. Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan akan terjadi karna ketidak nyaman
antara energy yang masuk dan yang keluar, terlalu bnyak makan, terlalu sedikit olaragah atau
keduanya.

4. Kurang Vitamin A
Hal ini menyebabkan kebutaan. Mengurangi daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang
infeksi. Kurang vitamin A disebut KVAdiindonesia kenanyakan adalah kemiskinan dan kurang
pengetahuan tentang gizi.
Peningkata konsumsi Vitami A
 Buah Naga
 Buah Apel
 Buah Anggur
 Ortel
5. Gangguan Kekurangan Yudeum (GAKY)
Geja kurng yodium adalah malas dan lamban. Pada sia anak dapat menyebabkan penyakit
gondok.
Penanggulangan masalah kekurangan iodium umumnya dilakukn dengan iodinisasi garam,
yaitu menambajkan kalium iodat,menjadi garam beriodium, namun penggunaan garam beriodium
itu kurang berhasil dan kurang efektif
6. Karies Gigi pada Anak

Lubang gigi sering terjadi pada anak, karena sering makan cemilan, yang lengket dan banyak
mengandung gula. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanen sebelum gigi tersebut
menembus gusi. Makanan yang dapat dengan mudah menimbulkan karies antara lain keripik
kentang, permen(terutama permen karet), kue yang berisi krim, kue kering, dan minuman manis.
Upaya mencegah karies yaitu, menggosok gigi dengan pasta gigi yang berfluorida(sebaiknya
segera sesudah makan)

7. Penyakit Kronis

Penyakit yang tidak menguras cdngan energy sekalipun, jika berlangsung lama dapat
mengganggu pertumbuhan karna menghilangkan nafsu makan. Adapula jenis penyakit yang
menguras cadangan zat gizi, misalnya campak yang menghabiskan cadangan vitamin A.

8. . Pica

Orang yang menyomsumsi sesuatu bukan makanan, misalnya perca dan debu, tergolong dalam
pica. Perilaku terebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat toksit. Pica
harus dibedakan dengan kebiasaan anak, terutama balita, memasukan barang dalam mulut.
Misalnya menggigiti kelereng dan ini bukan pica.
9. Televisi

Sesungguhnya bukan televise yang menimbulkan masalah gizi, melainkan dampak tayangnya,
terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak. Satu-satunya cara yang yang efektif untuk menghindari
tayangan buruk itu adalah dengan mematikan tv ataumemindahkan ke saluran lin, yaitu saluran
yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan itu tampil dilayar tv. Jika anak
besar sudah dapat diajak berkomunikasi berikan pengajaran tentang dampak negative makanan
yang diinginkan.

1) Berat badan kurang

Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah
serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Sama seperti masalah kelebhan
berat, langka penanganaan didasarkan pada penyebab serta kemungkinaan pemecahannya.

2) Alergi

Alergi makanaan diartikan sebagai respon tidak normal terhadap makanan yang orang bias
dapat menoleransinya. Alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%),
terutama mereka yang memiliki riwayat keluraga sebagai penderita alergi.

Alergi boleh jadi bersfat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu,
kedelai, telur, dan tepung terigu sementara yang disebabkan oleh kacang, ikan, dan kerang
cenderung menetap.

3) Penilaian status gizi

Penilaian status gizi anak serupa dengan pnilaian pada periode kehidupan lain. Pemeriksaan
yang perlu diperhatikan tentu saja bergantung pada bentuk kelainan yang bertalian dengan
kejadian penyakit tertentu. Kurang kalori protein, oleh karna itu pemeriksaan tanda dan gejala ke
arah sana tersebt pula kelainan lain yang menyertainya perlu dipertajam.

4) Pemantauan pertumbuhan

Pertumbuhan anak dapat diamati secara cermat dengan mengunakan “ kartu menuju sehat “
(KMS Balita).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidakseimbangan antara


asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit
(infeksi).
Anak-anak dikategorokan sebagai usia 6-12 tahun, dengan karakteristik pertumbuhan yang
relative dan dengan sedikit masalah pemberian makan. Usia anak-anak dimana suka
mencoba mempelajari keterampilan fisik dan menghabiskan banyakwaktu untuk bermain.
Masalah-masaah Gizi Pada Anak Usia Sekolah Yaitu:
 Kurang gizi
 Kegemukan atau gizi lebih
 Anemia gizi besi
 Kurang vitamin A
 Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
 Karies gigi pada Anak

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada orang tua
agar bisa memberi makanan yang bergizi kepada anak balitanya. Untuk mencegah
berbagai dampak yang akan timbul dari ketidak seimbangan gizi seperti gizi buruk dan
penyakit lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2007, Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:ECG.

Almastier , sunita, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai