Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FAKTOR PENYEBAB MASALAH GIZI PADA REMAJA

DOSEN PEMBIMBING
KADEK DWI ARIESTHI, S.KM, M.Kes

OLEH
KELOMPOK 8
1. ADE A. LETUNA 182111001
2. FERY S. UR 182111010
3. NETY E. TSE 182111021

PRODI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai yang diharapkan.
Dengan judul “Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Gizi Pada Remaja“. Makalah ini di susun dalam
rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Kami juga
berterimakasih kepada Ibu Kadek Dwi Ariesthi, S.KM, M.Kes selaku Dosen pengampuh mata kuliah
yang telah mengarahkan dan membimbing kami dalm kuliah ini. Dengan adanya tugas ini kami dapat
mengetahui tentang Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Remaja.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini, Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya
bagi pembaca.

Kupang, Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa,
jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga disebut
sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun
dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat dan tinggi
badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan
ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar
waktu berkumpul bersama keluarga. Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR (Bayi
Berat Lahir Rendah), penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah membuktikan banyak
sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara lain Anemia (berkisar 40%) dan
IMT kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal
ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat
membantu upaya penanggulangannya. Berdasarkan pemaparan di atas, kami bertujuan untuk
membahas lebih lanjut tentang “Faktor yang mempengaruhi masalah gizi pada reemaja”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja masalah gizi pada remaja?
1.2.2 apa saja faktor yang mempengaruhi masalah gizi pada remaja?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi
1.3.2 Untuk memahami masalah gizi pada remaja dan faktor yang mempengaruhi masalah gizi
pada remaja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Gizi Pada Remaja


Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain adalah
Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau sebaliknya, memiliki IMT yang berlebih
(obesitas), dan anemia serta yang berhubungan dengan gangguan perilaku berupa anoreksia nervosa
dan bulminia.
1. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi
ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi
gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan
berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan
penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit
energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat
menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan ringan / cemilan.
2. Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu
banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.
Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan
faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
3. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada
perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk hemoglobin untuk membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki.
Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan
makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan
makanan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Gizi Pada Remaja


Berbagai faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia remaja antara lain adalah:
1. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga yang juga
tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada usia remaja. Mereka makan
seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat gizi dan dampak tidak dipenuhinya
kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka.
2. Pemahaman gizi yang keliru
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama wanita remaja. Hal itu
sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka
menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka
tak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi
merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya
gangguan gizi.
3. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja menyebabkan kebutuhan gizi tak
terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan
remaja. Ditahun 1960 an misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat menggandrungi
makanan berupa hot dog dan minuman coca cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke
remaja-remaja diberbagai negara lain termasuk di Indonesia.
4. Promosi yang berlebihan melalui media massa
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-hal baru. Kondisi
tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk mempromosikan produk mereka
dengan cara yang sangat mempengaruhi remaja. Padahal, produk makanan tersebut bukanlah
makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Masuknya produk-
produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara bebas mempengaruhi kebiasaan
makan para remaja.
Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara barat seperti hot dog,
pizza, hamburger, fried chicken dan french fries, berbagai jenis makanan berupa kripik (junk
food) sering dianggap sebagai lambang kehidupan modern oleh para remaja. Padahal 
berbagai jenis fast food itu mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi
disamping kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler
pada usia muda.
5. Konsumsi makanan
Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri,
dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan pada jenis makanan yang sama.
Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia, seperti
ketersediaan bahan pangan yang ada dialam sekitar serta kondisi sosial ekonomi yang
mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan.
6. Pendidikan dan pengetahuan
Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang
memadai. Pendidikan sangat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya
masalah gizi.
7. Jenis kelamin
Kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dan biasanya lebih tinggi anak
laki-laki karena memiliki aktifitas fisik yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian didapatkan
bahwa kekurangan gizi lebih banyak terdapat pada anak perempuan dari pada anak laki-laki.
8. Sosial ekonomi
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial
ekonomi, Dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas
kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan.
9. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas eksternal adalah sesuatu yang menggunakan tenaga
atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik seperti berjalan, berlari, berolahraga, dan
lain-lain.

Selain faktor di atas ada juga faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi remaja diantaranya :
Bawaan sejak lahir (genetik).
Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan seksual terlalu dini.
Ketidak seimbangan antara asupan dan keluaran.
Anggapan yang salah, Kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan anak dalam
pemberian makanan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja antara lain obesitas, Kekurangan Energi Protein
dan anemia. Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi masalah gizi tersebut antara lain kebiasaan
makan yang buruk, pemahaman gizi yang berlebihan terhadap makanan, kesukaan yang berlebihan
terhadap makanan tertentu, promosi yang berlebihaan melalui media massa, konsumsi makaanan,
pendidikan dan pengetahuan, jenis kelamin, sosial ekonomi dan aktif.
3.2 Saran
Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walupun mempunyai aktivitas yang padat.
Remaja juga hadar bahwa kesehatan itu mahal harganya, lebih baik menjegah daripada mengatasi.
Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin banyak prestasi yang dihasilkan
di Negara ini. Karena dengan remaja yang terpenuhi zat gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia
dalam belajar dan berkreasi.
DAFTAR PUSTAKA

Purwitasari. Desi, Maryanti. Dwi. 2009 BUKU AJAR GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI.
Nuha Medika. Yogyakaarta
Proverawati. Atikah, Asfuah. Siti. 2009. BUKU AJAR GIZI UNTUK KEEBIDANAN. Nuha Medika.
Yogykarta
http://repository.litbang.kemkes.go.id/169/

Anda mungkin juga menyukai