BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui, masih banyak umat muslim, diantaranya kita yang
belum mengetahui secara jelas mengenai islam. Untuk itulah makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk menambah pengetahuan kita mengenai agama islam. Berupya menelaah dan
mempelajarinya.
Makalah ini akan menjelaskan tentag Islam di Indonesia. Pembahsan ini akan
menjawab keraguan kita tentang kapn bermula isalam ada di Indonesia, siapa yang
membawanya, dan di daerah mana dari kepulauan Nusantara ini pertama kali didatangi islam.
Penulis juga akan memperkenalkan dengan peranan islam dal;am membingkai kebudayaan
dalam tatanan kehidupan berbangsa di Indonesia, serta karakteristik kebudayaan yang di
kehendakai islam sebagai agama rahmatan lil – alamin.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas beberapa maslah, yaitu :
1. Bagimana sejarah awal masuknya islam di Indonesia ?
2. Bagaimana fenomena islam pasca merdeka ?
3. Apa saja peranan islam dalam membingkai kehidupan berbangsa di Indonesia
4. Apa saja gerakan islam kontemporer di Indonesia ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam
2. Untuk menambah pengetahuan kita mengenai agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
b. Akhlaqiyah
Kebudayaan islam memiliki dimensi dan tujuan moral yang tinggi. Akhlak dalam islam
menempati posisi yang snagat mulia dan berharga. Sehingga,salah satu misi kerasulan adalah
menyempurnakan akhlahk manusia.
c. Insaniyah
Pada karakteristik ini menekankan bahwa kebudayaan itu dapat dikatakan sebagai
kebudayaan islam apabila kebudayaan tersebutr menempatkan dan menjadikan manusia pada
kemuliaannya yang sesungguhnya.
d. Al-‘Alamiyah
Adalah bahwa kebudayaan islam itu bersifat universal. Walaupun kebudayaan itu bisa
tampil dalam bentuk yang beragam, namun nilai-nilai kebudayaannya sangat luas dan
menjadi rahmat bagi semesta alam.
e. At-Tasamuh
Adanya sifat toleransi diantara sifat universalitas. Dua hal yang diajarkan islam mengenai
pentingnya toleransi ini :
1. Perbedaan umat manusia dalam agama dan lainnya terjadi atas kehendak Allah (Hud: 118-
119).
2. Perhitungan atas kesesatan atau penyelewengan yang dilakukan umat manusia diserahkan
pada hukum Allah SWT, Allah yang akan menghakiminya, bukan nafsu manusia (Asy-
Syura : 15).
f. Keberagaman
Keberagaman dalam rona serta tampilan sebagai manivestasi apresiasi ketaatan kepada
Allah dan rasul-Nya selama perbedaan tersebut memiliki dasar ketaatan syari’iyyah kepada
Allah.
g. Al-Wasathiyah
Adalah pertengahan. Kebudayaan mempresentasikan jalan pertengahan dan
keseimbangan yang tidak ekstrim.
h. At-Takamul
Yaitu saling menyempurnakan antara satu bagian dengan bagian yang lain.
i. Al-I’tizaz bi adz-Dzat
Adalah bangga dengan kepribadian dan keistimewaannya, dengan sumber-sumbernya
yang Rabbani, tujuan-tujuan kemanusiaannya, orientasi dan moralnya.
5. GERAKAN-GERAKAN ISLAM KONTEMPORER DI INDONESIA
Gerakan Islam di Indonesia tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu penggerak
dari berbagai gerakan pewujud kemerdekaan Indonesia. Ada gerakan aktivis yang merujuk
konsep yang berbendera Salafi, Hizbu Tahrir Indonesia(HT), Jama’ah tabligh (JT). Gerakan-
gerakan ini memang terinspirasi oleh gerakan serupa di luar negeri. Sementara gerakan lain
ada pula yang bersifat lokal. Mereka mengangkat label dan Islam Liberal.
Diakui atau tidak, ragam pergerakan ini memang menawarkan solusi dan metode
yang berbeda dalam menegakkan Islam. Ada yang lebih mengambil aspek politis,ada yang
cenderung ada yang melihat pada aspek spiritual, ada yang memandang aspek pendidikan dan
sebagainya. Tapi biasanya, sifat fleksibel gerakan Islam yang bisa mengakomodasi
berbagai aspek itu yang lebih diterima di masyarakat.
A. Salafi
Dakwah Salafi boleh dibilang sebagai pelopor gerakan-gerakan pembaharuan yang
muncul menjelang masa-masa kemunduran dan kebekuan pemikiran di dunia islam.
Dakwahnya menyuruh agar akidah islam dikembalikan kepada asalnya yang murni. Sebagian
orang menyebut dakwah ini dengan nama Wahhabi, karena dinisbatkan pada masa
pendiriannya: Muhammad bin Abdul Wahhab, dari Saudi.
Pusat gerakan dakwah Salafi adalah para ulama. Pada dasarnya salafiyyun adalah
orang-orang yang senantiasa berjuang agar bisa meneladani para salafus-sholih, sehingga
poros gerakan salafiyah adalah para ulama. Kepada merekalah mengacu segala bentuk
perjuangan umat. Segala kasus yang mencuat dalam berbagai persoalan,di konsultasikan
kepada para ulama tersebut. Di Indonesia, Salafi pun mencoba menyebarkan fikrahnya. Para
ulama Salafi dari berbagai penjuru dunia sering mengadakan pertemuan, khususnya pada
musim haji di Mina. Segala permasalahan umat Islam di dunia dibahas dalam pertemuan itu.
Gerakan Salafi dulu pernah mengkoordinasi gerakan jihad untuk membela muslim
Maluku. Mereka membuka posko-posko pendaftaran laskar jihad ahlus sunnah wal jama’ah
di sejumlah tempat. Karena pemerintah tidak bisa diharapkan untuk melindungi umat Islam
yang tertindas, maka berdasarkan pertemuan para ulama Salafi, wajib ain bagi umat Islam
untuk melindungi saudaranya.
C. Jema’ah tablig
Jamaah Tabligh yang didirikan oleh Syaikh Muhammad Ilyas Kandahlawi (1303-
1364 H), di india, itu menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian
waktu untuk menyampaikan dan menyebarkan dakwah. Di Indonesia gerakan ini cukup
banyak digandrungi para pemuda. Disejumlah kampus, aktivis gerakan Tabligh juga turut
memunculkan fenomena baru di kalangan mahasiswa. Ditengah hingar binger kehidupan
dunia banyak pemuda yang bergabung dalam gerakan ini, seperti memperoleh air ditengah
dahag. Bahkan mereka banyak berasal dari kalangan terpelajar, pegawai kantoran, juga
kalangan selebritis.
JT melakukan politik nabi-nabi. Menurut JT, tidak ada satu nabi pun yang diutus
Allah untuk mengganti dia jadi raja. Tapi yang ada di masyarakat, bekerja di
masyarakat untuk mengajar iman dan takwa.
Sadangkan secara politik, JT menyatakan setuuju kepada khilafah Islamiyah, karena
itu cita-cita setiap gerakan islam. Tapi itu baru terwujud kalu umat islam sudah benar.
Khilafah di zaman nabi itu datangnya setelah umat islam benar. Kalu umat islam belum
benar, takkan datang masa seperti itu. Itu akan dengan sendirinya tegak.
D. Islam Liberal
Islam liberal adalah nama sebuah gerakan dan aliran pemikiran yang bermula dari
sebuah ajang kongkow-kongkow di Jalan Utan Kayu 69H, Jakarta Timur. Tempat ini sejak
1996 menjadi ajang pertemuan para seniman sastra, teater, musik, film, dan seni rupa. Di
tempat itu pula Institut Studi Arus Informasi (ISAI) yang salah satu motor utamanya Ulil
Abshar Abdalla berkantor. Bersama Goenawan Mohammad (mantan pemimpin redaksi
Tempo) serta sejumlah pemikir muda seperti Ahmad Sahal, Ihsan Ali Fauzi, Hamid Basyaib
dan Saiful Mujani, Ulil kerap menggelar diskusi bertema ‘pembaruan’ pemikiran Islam.
Setelah berdiskusi sekian lama pada akhir 1999 Ulil dan kawan-kawan sepakat
memperkenalkan serta mengkampanyekan pemikiran mereka dengan bendera Islam Liberal.
Lalu untuk mengintensifkan kampanyenya mereka membentuk wadah Islam Liberal pada
Maret 2001.
Dengan ditunjang kucuran dana dari Asia Foundation kampanye Islam liberal gencar
dilancarkan melalui berbagai cara. Mulai dari forum kajian dan diskusi, media cetak hingga
media elektronik. Media internet juga tak ketinggalan mereka garap. Mula-mula dengan
membuat forum diskusi internet (mailing list) kemudian dilanjutkan dengan membuat situs
web, alamatnya www.islamlib.com.
Kampanye lewat media cetak dilakukan sangat gencar. Selain melalui majalah seperti
Tempo dan Gatra, islam liberal mendapat porsi publikasi besar di koran Jawa Pos dan 40
koran daerah yang tergabung dalam Jawa Pos-Net. Dengan nama rubrik Kajian Utan Kayu,
setiap hari Ahad JIL mendapat jatah satu halaman penuh untuk diisi tulisan para pengusung
ide Islam liberal, antara lain Nurcholish Madjid, Azyumardi Azra, Jalaluddin Rakhmat dan
Masdar F Mas’udi.
Kampanye melalui media elektronik mula-mula cuma disuarakan melalui kantor
berita radio 68H yang mengudarakan dialog interaktif setiap Kamis sore. Belakangan siaran
itu kemudian di-relay oleh tak kurang 15 stasiun radio se-Indonesia yang tergabung dalam
jaringan 68H, sehingga dapat disimak oleh para pendengar dari Aceh hingga Manado. Di
Jakarta siaran JIL di-relay oleh stasiun radio dangdut Muara FM.
Adapun istilah Islam liberal dipilih oleh kalangan islam liberal untuk menamakan
gerakan dan pemikiran mereka, nampaknya lantaran mereka mendapat insipirasi dari buku
Liberal Islam: A Sourcebook karya Chares Kurzman (edisi bahasa Indonesia berjudul
Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tentang isu-isu Global, diterbitkan oleh
Paramadina), sebab dari buku itu pula islam liberal meminjam enam agenda rumusan Charles
Kurzman. Enam isu itu: antiteokrasi, demokrasi, hak-hak perempuan, hak-hak non-Muslim,
kebebasan berpikir dan gagasan tentang kemajuan
Mengapa islam liberal begitu gencar menyebarluaskan pemikirannya? Seperti diakui
oleh para pentolannya, meski nama Islam liberal baru dikenal belakangan ini, sebenarnya
Islam liberal bukanlah suatu pemikiran baru. Di Indonesia pemikiran Islam liberal telah
dirintis oleh Santara lain Harun Nasution, Nurcholish Madjid, Munawir Sjadzali dan
Abdurrahman Wahid. Mereka adalah orang-orang yang sejak tahun 1970-an dan 1980-an
menggelindingkan ide ‘pembaruan Islam’, berupa Islam rasional, dekonstruksi syariah dan
sekulerisasi.
Namun, menurut Ulil Abshar , para perintis itu gagal memasyarakatkan gagasan Islam
liberal ke masyarakat. Kegagalan itu antara lain karena tidak adanya pengorganisasian secara
sistematis. Atau, menurut Luthfi Assyaukanie, gerakan Islam liberal sebelum ini terlalu elitis.
Gagasan itu lebih banyak dibawa kalangan akademisi dan peneliti yang tak mengakar ke
masyarakat, sehingga opini publik tetap dikuasai oleh kalangan Islam ‘konservatif’ yang
memiliki jaringan kuat dan mengakar ke masyarakat.
Karena itu, kalangan JIL merasa perlu memiliki jaringan kuat agar pemikiran liberal
bisa berkompetisi dengan pemikiran kaum revivalis. Dengan kata lain, Islam liberal adalah
tandingan Islam revivalis.
Perbedaan Islam liberal dan Islam revivalis, menurut Charles Kurzman didefinisikan
sebagai, Islam revivalis berusaha mengembalikan kemurnian Islam seperti di zaman
Rasulullah, tetapi tidak ramah dengan kehadiran modernitas. Sedangkan Islam liberal, masih
kata Kurzman, menghadirkan masa lalu Islam untuk kepentingan modernitas.
Tapi lepas dari perdebatan itu, menurut kalangan Islam liberal, dalam konteks
Indonesia, kaum revivalis adalah mereka yang mendukung penegakan syariat Islam oleh
negara dan menolak sekulerisme. Sebaliknya, kaum Islam liberal adalah mereka yang
mendukung sekulerisme dan menentang penegakan syariat Islam oleh negara.
Untuk menandingi kalangan revivalis, kini Islam liberal telah menyusun sejumlah
agenda, antara lain: kampanye sekulerisasi seraya menolak konsep Islam kaffah (total) dan
menolak penegakan syariat Islam, menjauhkan konsep jihad dari makna perang, penerbitan
Al-Quran edisi kritis, mengkampanyekan feminisme dan kesetaraan gender serta pluralisme.
Menurut islam liberal, agama yang ‘kaffah’ hanya tepat untuk masyarakat sederhana yang
belum mengalami ‘sofistikasi’ kehidupan seperti zaman modern. Jadi, menurut islam
liberal beragama yang sehat adalah beragama yang tidak kaffah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam masuk ke Indonesia mulai dari abad ke-7. Yang membawa agama Islam
terdarpat dari banyak Negara seperti Gujarat, Persia, Arab, Cina. Dimana prosese
penyebarannya sendiri melalui banyak cara, yaitu melalui pedagangan atau pun perkawinan,
melalui da’wah dan masih banyak lainnya.
Setelah kemerdekaan agama Islam teus berkembang hingga saat ini. Sekarang
pada era revormasi Peran kelompok Islam, baik tokoh Islam maupun mahasiswa Islam dalam
mendorong gerakan reformasi sangat besar. Namun, pada perkembangan selanjutnya,
gerakan reformasi tidak selalu berada dalam pengendalian kelompok islam.
Bagian problem tersebut harus mampu diatasi oleh partai Islam pada era reformasi
dewasa ini. Adanya penggabungan secara menyeluruh mungkin tidak realistis, kecuali
mungkin diantara partai Islam yang berasal dari rumpun yang sama. Alternative lain yang
tersedia adalah koalisi, sehingga hanya ada beberapa partai islam saja yang ikut dalam
pemilu.
Islam berperan penting dalam membingkai kehidupan berbangsa di Indonesia,
baik dalam perbaikan akhlak mapun dalam pondasi pendewasaan cultural.
Sekarang ini bermunculan gerakan-gerakan islam kontemporer di Indonesia,
seperti gerakan Salafi, Hizbu Tahrir Indonesia, Jema’ah Tabligh, dan Islam Liberal.
B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
pembiuatan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan ktikan serta saran dari para
pembaca.
DAFRAT PUSTAKA
Nasrul H.S, dkk.2011. Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills. Padang : UNP Press.
http:// wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia