Anda di halaman 1dari 156

BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 1

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan, sosial, dan
budaya, sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda dapat menguraikan faktor yang
mempengaruhi kehamilan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 1


I. BUKU WAJIB (BW)

Phillip, D. 2009, Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta

Saifudin. 2010, Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta

II. BUKU ANJURAN (BA)

Adjie, S.2014.Efektifitas Asuhan Antenatal.Jakarta.Buletin Perinasia

III.TUGAS

1. Seorang perempuan datang ke Puskesmas ingin periksa kehamilan. Penyakit


apakah yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan?
A. Emesis gravidarum
B. Preeklampsia/eklampsia
C. Kehamilan ganda
D. Anemia
E. Kehamilan tunggal
2. Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Dampak apakah yang dapat
ditimbulkan oleh obat tetrasiklin?
A. Kanker kandung telur setelah anak dewasa
B. Gangguan pertumbuhan tulang dan perubahan warna gigi
C. Gangguan pada pembentukan alat pencernaan
D. Gangguan pada pembentukan jantung
E. Gangguan emosi
3. Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil,
mengeluh takut menghadapi persalinan. Termasuk stressor apakah takut
menghadapi persalinan?
A. Stressor internal
B. Stressor external
C. Stresoor abuse
D. Stresoor substance abuse
E. Stressor internal dan Stressor external

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 2


4. Seorang perempuan datang periksa kehamilan.Hasil pengkajian: mempunyai
kebiasaan minum alkohol dan merokok sejak belum hamil.Bagaimanakah
kemungkinan respon perempuan tersebut kepada bayinya kelak?
A. Seperti wanita biasa dalam merespon kebutuhan bayi
B. Respon terhadap bayinya merasa senang sudah mempunyai bayi
C. Kurang bisa merespon kebutuhan bayi
D. Selalu menggendong bayinya karena respon yang berlebihan
E. Bila ada kelainan pada bayi yang dilahirkan akan kecewa
5. Anda sebagai seorang bidan desa bertempat tinggal pada salah satu desa
dimana desa tersebut mempunyai adat kebiasaan semua warga mengkonsumsi
tembakau. Bagaimanakan sikap Anda sebagai bidan ?
A. Datang pada kepala desa supaya melarang semua perempuan
mengkonsumsi tembakau.
B. Membiarkan saja supaya sebagai bidan desa bisa diterima masyarakat
C. Bersama dengan Puskesmas atas ijin kepala desa memberi penyuluhan
pada ibu hamil bahwa mengkonsumsi tembakau berbahaya bagi ibu dan
janin
D. Memberi penyuluhan kepada anggota masyarakat supaya kalau di rumah
tidak merokok
E. Melakukan pendekatan kepada pihak keluarga seperti suami, ibu, dan
mertua hal bahaya rokok bagi ibu hamil.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 3


PERTEMUAN 1

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

1. Materi
Tujuan Umum
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, diantaranya
Setelah menyelesaikan
1. modul
Faktor fisikini anda akan mampu memahami faktor-
faktor
a. yang mempengaruhi
Status kehamilan
kesehatan/ penyakit :
Tujuan1.Khusus
Penyakit atau komplikasi akibat kehamilan:
Untuk mencapai tujuan gravidarum
- Hiperemesis umum, anda harus dapat melaksanakan
keterampilan dasar kebidanan
- Preeklamsia/ eklamsia meliputi: faktor- faktor yang
mempengaruhi kehamilan
- Kelainan lamanya kehamilan
- Kehamilan ektopik
- Kelainan plasenta, tali pusat atau selaput janin
- Perdarahan antepartum
- Gemelli
2. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan
dengan kehamilan, terdapat hubungan timbal balik : penyakit
ini dapat memperberat serta memengaruhi kehamilan, atau
diperberat oleh kehamilan
3. Penyakit atau kelainan alat kandungan : varises vulva, edema
vulva, hematoma vulva, kelainan bawaan, infeksi, kelainan
letak uterus, tumor uteri
4. Penyakit kardivaskukler : penyakit jantung, hipertensi,
stenosis aorta, endocarditis
5. Penyakikt darah : anemia, leukemia, kelainan pembekuan
darah
6. Penyakit saluran pernapasan : asmabronchiale, TB paru
7. Penyakit traktus digestivus : apendisitis, tumor usus,
hemorrhoid
8. Penyakit hepar dan pankreas : hepatitis, sirosis hepatitis
9. Penyakit ginjal dan saluran kemih : sistitis, gagal ginjal

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 4


10. Penyakit endokrin : DM,
11. Penyakit saraf : epilepsia, tumor otak
12. Penyakit menular : IMS, AIDS, Lepra TORCH, malaria
b. Status Gizi
Sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, dan Malnutrisi berhubungan dengan faktor
ekonomi, pendidikan, sosial dan faktor lainnya misalnya penyakit.
 Kenaikan Berat Bada pada Ibu Hamil
a. TRIMESTER I : kenaikan lebih kurang 1 kg. kenaikan berat
badan ini hampir seluruhnya adalah merupakan kenaikan BB
ibu
b. TRIMESTER II : kenaikan 3 kg atau 0,3 kg/ mgg. Sebesar 60
% kenaikan BB ini dipengaruhi oleh pertumbuhan jaringan
pada ibu
c. TRIMESTER III : kenaikan 6 kg atau 0,3-0,5 kg/ mgg.sekitar
60 % karena pertumbuhan jaringan janin.
c. Gaya Hidup
1. Kebiasaan minum jamu : menurut standar konsep pengobatan
tradisional diperbolehkan dan dibenarkan bila sudah terbukti
efektif dan bermanfaat serta tidak membahayakan kehamilan.
2. Mitos, takhayul :mitos yang mendukung asuhan kebidanan
diperbolehkan sedangkan yang membahayakan harus dicegah
dengan konseling
3. Aktivitas seksual : evidence based bahwa ibu hamil tidak harus
menghentikan aktivitas seksual, kecuali pada keadaan tertentu
seperti ariwayat abortus berulang, perdarahan antepertum,
ketuban pecah dini
4. Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari : boleh melakukan pekerjaan
atau aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang berisiko bagi kehamilan
adalah: aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama
sepanjang hari, pekerjaan dengan paparan radiasi.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 5


5. Exercise: untuk meningkatkan & mempertahankan kesehatan fisik
ibu hamil, memperlancar peredaran darah,aktivitas otot &
panggul untuk menghadapi persalinan
6. Alkohol dan kafein : dapat menimbulkan IUGR, retardasi mental,
kecacatan, kelainan jantung, dan kelainan neonatal.
7. Hamil dengan ketergantungan obat/ NAPZA : janin akan
mengalami cacat fisik, kelahiran prematur, BBLR, cacat mental,
terutama bila dikonsumsi pada trimester I
8. Sinar rontgen atau radiasi : terutama pada trimester I akan
menyebabkan risiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi
mental, abortus dan persalinan premature
2. Faktor Psikologis
1. Stresor internal :
Faktor psikologis yang berpengaruh dalamkehamilan dapat berasal
dari dalam diri ibu hamil (internal) dan dapat juga berasal dari
faktor luar diri ibu hamil. Contoh:Kecemasan, Ketegangan,
Ketakutan, Penyakit cacat, Tidak percaya diri, Perubahan
penampilan, Peran sbg orang tua, Takut terhadap kehamilan
2. Stresor eksternal :
Faktor prikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari
dalam diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan
pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Contoh: Status marital, Maladaptasi, Relationship, Kasih saying,
Support mental, Broken home
3. Support keluarga
Dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat
berjalan lancer antaralain:
1. Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya
2. Memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan
mempersiapkan peran sebagai ibu
3. Memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan ras takut

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 6


dan cemas terhadap persalinan
4. Memberi dukungan pada ibu utuk menciptakan ikatan yang
kuatantara ibu dan anak yang dikandungnya melalui perawatan
kehamilan dan persalinan yang baik
5. Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran
anggota keluarga baru.
4. Dukungan Suami
a. Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan
secara psikologis
b. Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yangdiberikan
untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu hamildengan bantuan
keluarga lainnya.
c. Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalmmemberikan
informasi yang diperolehnya mengenaikehamilan.
d. Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yangtepat
untuk perawatan kehamilan istrinya
3. Faktor lingkungan social, budaya dan ekonomi
Trimester I, II, III
1. Faktor lingkungan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini secara bijaksana dan
jangan sampai menyinggung kearifan lokal pada daerah tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui beberapa teknik,
misalnya media massa, pendekatan tokoh masyarakat, dan
penyuluhan yang menggunakan media efektif.
2. Faktor social
Faktor sosial tergolong menjadi dua macam yaitu:
a. Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan kualtas
pelayanan pada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan
adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif
akan lebih cepat diambil serta adanya fasilitas kesehatan ini dapat

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 7


menurunkan angka kematian ibu hamil (AKI).
b. Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan
dalam kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan
dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan
meningkatkan pengetahuannya. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan
pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup
informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu bagaimana
cara melakukan perawatan kehamilan dengan baik.
c. Pekerjaan, Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktifitas
dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Penelitian
juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang bekerja akan
mempunyai pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak
bekerja, karena ibu yang bekerja akan memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak
peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar kesehatannya.
3. Faktor budaya dan adat istiadat
Adat istiadat merupakan akar budaya masayarakat atau kebiasaan
yang dilakukan. Banyak sekali kebiasaan adat istiadat yang masih
dipertahankan di indonesia untuk mencapai keturunan yang baik
secara psikis maupun jasmani. Faktor sosial budaya yang
mempengaruhi kehamilan seperti larangan ibu hamil melihat orang
menyembelih binatang, upacara tujuh bulan, kedekatan masyarakat
pada dukun beranak, ibu hamil harus makan dua kali lipat, ibu hamil
tidak boleh makan nanas, pisang ambon dan duren, minum es
membuat janin besar, ibu hamil tidak boleh makan daging kambing,
minum air kelapa, minum jamu-jamuan tradisional, minum air
rebusan kacang hijau, peringatan 4 bulanan, ibu hamil tidak boleh
makan cabe, ibu hamil tidak boleh memasak sambil jongkok.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 8


4. Faktor ekonomi
Kehidupan berekonomi ada sejak maanusia dilahirkan. Kehidupan
berlangsung di lingkup keluarga maupun masyarakat. Dalam
kehidupan seharihari nampak berbagai kegiatan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, terdapat faktor-faktor
ekonomi yang mempengaruhi kehamilan antara lain:
1. Ekonomi rendah menyebabkan gangguan emosi ibu hamil
2. Ekonomi rendah mempengaruhi gizi yang disebabkan gangguan
makanan
3. Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah anak
4. Ekonomi rendah mempengaruhi saat terjadi pendarahan
5. Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya anak yang disebabkan
kurangnya penyuluhan keluarga berencana, dll

Rangkuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu: faktor fisik, faktor psikologis,
faktor lingkungan social dan adat istiadat.

BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 2

STANDAR KOMPETENSI

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 9


Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Kebutuhan dasar ibu hamil

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi kebutuhan fisik, sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda
dapat menguraikan kebutuhan dasar ibu
kompilkasi dan penanganan awal kegawatdaruratan serta

I. BUKU WAJIB (BW)

Farrer.Helen. 2011.Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta

Manuaba. 2015.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta

Nurhaeni.A. 2018, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran

Sehat,Dianloka, Yogyakarta.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 10


II. BUKU ANJURAN (BA)

Phillip. D.2015. Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta

Saifudin. 2015.Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta

III. TUGAS

1. Seorang perempuan hamil dalam keadaan sehat belanja ke super market


yang sedang ramai pengunjung, tiba–tiba merasa pusing dan jatuh pingsan.
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh :
A. Kurang darah atau anemi sehingga menyebabkan pusing.
B. Darah rendah atau tekanan darah rendah sehingga menyebabkan
pusing
C. Kurang oksigen karena banyak orang sehingga menyebabkan pusing
D. Kurang gula dalam darah atau hipoglikemia sehingga menyebabkan
pusing
E. Aliran darah terganggu sehingga menyebabkan pusing
2. Seorang perempuan datang periksa menanyakan “ Bagaimanakah posisi
tidur yang aman untuk ibu hamil? ” Bagaimanakah jawaban anda sebagai
seorang bidan?
A. Posisi miring ke kanan
B. Posisi miring ke kiri
C. Posisi kepala lebih tinggi
D. Posisi kaki lebih tinggi
E. Posisi kaki lebih rendah dari kepala

3. Olah raga yang tidak dianjurkan pada ibu hamil adalah :


A. Berenang dilaut
B. Jalan - jalan
C. Yoga
D. Senam aerobik ringan
E. BersepedA

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 11


PERTEMUAN 2

2. KEBUTUHAN FISIK DASAR IBU HAMIL


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan Menjelaskan Kebutuhan Fisik dasar Ibu
Hamil
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat Menjelaskan Kebutuhan Fisik

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 12


dasar Ibu Hamil

1. Materi
Ibu hamil mengalami perubahan–perubahan pada dirinya baik secara fisik
maupun psikologis. Dengan terjadinya perubahan tersebut maka tubuh
mempunyai kebutuhan ksusus yang harus dipenuhi. Kebutuhan fisik ibu hamil
yang harus dipenuhi tidak sama dengan ketika sebelum hamil, karena ibu
hamil harus memenuhi untuk pertumbuhan janin, plasenta maupun dirinya
sendiri. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan fisik pada ibu hamil ini sangat
menentukan kualitas kehamilannya.
A. Kebutuhan Oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam. Hal ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru
oleh karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2ibu, juga harus
mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit
kepala, pusing ketika berada dikeramaian misalnya di pasar, hal ini
disebabkan karena kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut
hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan banyak orang.
Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan
jalan–jalan dipagi hari, duduk-duduk di bawah pohon yang rindang,
berada di ruang yang ventilasinya cukup.
B. Kebutuhan Nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak
diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum
hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah, penambahan BB
bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index)
sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 13


dibagi (TB dlm m)2 misalnya : seorang perempuan hamil BB sebelum
hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal)
C. Personal Hygine
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang
kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya
aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil cenderung menghasilkan
keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan secara
ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk
mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh
1. Perawatan vulva dan vagina
Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap mandi,
setelah BAB/BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang
kemudian dikeringkan dengan handuk kering. Pakaian dalam dari
katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan vagina selalu dalam
keadaan kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina
Penyemprotan vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan
karena akan mengganggu mekanisme pertahanan vagina yang normal,
dan penyemprotan vagina yang kuat (dengan memakai alat semprot)
ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika sehabis
BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya membersihkan vulva tidak
boleh menyemprot sampai ke dalam vagina.

2. Perawatan gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi
kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-hiperemesis
gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan timbunan kalsium di
sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari
kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 14


perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin
pencernaan yang sempurna.
3. Perawatan kuku.
Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong secara
teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang
lain. Setelah memotong kuku supaya dihaluskan sehingga tidak
melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan luka dan infeksi.
4. Perawatan rambut.
Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering
mencuci rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya
dilakukan 2– 3 kali dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambut
yang lembut, dan menggunakan air hangat supaya ibu hamil tidak
kedinginan.
D. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar,
nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau
pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi darah.Stocking
tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena
dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan
yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara
yang makin berkembang. Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali
bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada
bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena selain
mudah dicuci juga jarang menimbulkan iritasi.Celana dalam sebaiknya
terbuat dari katun yang mudah menyerap airsehingga untuk mencegah
kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi apalagiibu hamil
biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh
pembesaran uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah yang
melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian korset tidak boleh
menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan dianjurkan korset
yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain untuk

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 15


kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus,
korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil
E. Eliminasi
1. Buang Air Besar (BAB)
Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan
terjadi disebabkan oleh :
a. Kurang gerak badan
b. Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan
c. Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormone
d. Tekanan pada rektum oleh kepala
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi
dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka
dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan
timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi dengan minum
banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan yang berserat
seperti sayuran dan buah-buahan.
2. Buang Air Kecil (BAK)
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup
lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan
kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi
perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.
Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga
ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat
mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih
sering sisa (residu) yang memudahkan terjadinya infeksi kandung
kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
F. Seksual
1. Hubungan Seks Pada Trimester I
Pada trimester pertama biasanya gairah seks menurun. Karena ibu
biasanya didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 16


yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi
hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat menghilangkan semua
keinginan untuk melakukan hubungan seks. Pada trimester pertama,
saat kehamilan masih lemah, kalau ada riwayat perdarahan berupa
bercak sebelum atau setelah melakukan hubungan intim, apabila terjadi
kontraksi yang hebat lebih baik tidak melakukan, hubungan intim
selama trimester pertama.
2. Hubungan Seks Pada Trimester II
Memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh
sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan
sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa
daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan
memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala
rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih
nyaman. Hubungan intim akan lebih aman bila sudah memasuki
trimester kedua, di mana janin sudah mulai besar, sudah keluar dari
rongga panggul, dan ari-ari sudah melekat pada dinding rahim,
sehingga umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim.
3. Hubungan Seks Pada Trimester III
Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan bobot janin
semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan
intim. Di sini diperlukan pengertian suami untuk memahami
keengganan istri berintim-intim. Banyak suami yang tidak mau tahu
kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu diberikan penjelasan tentang
kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan
ada masalah. Hubungan intim tetap bisa dilakukan tetapi dengan posisi
tertentu dan lebih hati-hati. Pada trimester ketiga, minat dan libido
menurun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa
nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh
bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin
mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 17


beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Hubungan seks selama
kehamilan juga mempersiapkan ibu untuk proses persalinan nantinya
melalui latihan otot panggul yang akan membuat otot tersebut menjadi
kuat dan fleksibel Memang pada masa kehamilan trimester pertama,
ibu dan pasangan masih punya banyak pilihan posisi bercinta. Namun,
setelah beberapa bulan kemudian pilihan posisi itu semakin terbatas
G. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah: sirkulasi darah menjadi
baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih
nyenyak. Gerak badan yang melelahkan,gerak badan yang menghentak
atau tiba-tiba dilarang untuk dilakukan. Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari
dalam udara yang bersih, masih segar, gerak badan ditempat : berdiri-
jongkok, terlentang kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih
pernafasan. Latihan : normal tidak berlebihan, istirahat bila lelah.
H. Imunisasi
Immunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen. Vaksinasi dengan toksoid
tetanus (TT), dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi
karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali
selama hamil. Immunisasi TT sebaiknya diberika pada ibu hamil dengan
umur kehamilan antara tiga bulan sampai satu bulan sebelum melahirkan
dengan jarak minimal empat minggu

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 18


I. Traveling
Wanita hamil supaya berhati – hati dalam membuat rencana perjalanan
yang cenderung lama dan melelahkan. Jika mungkin perjalanan jauh
dilakukan dengan naik pesawat udara. Pesawat udara yang modern sudah
dilengkapi alat pengatur tekanan udara sehingga ketinggian tidak akan
mempengaruhi kehamilan. Sebagian perusahaan penerbangan mengijinkan
wanita hamil terbang pada usia kehamilan sebelum 35 minggu. Sebagian
yang lain mengharuskan ada surat pernyataan dari dokter, sebagian yang
lain tidak mengijinkan sama sekali wanita hamil untuk terbang. Apabila
wanita hamil menempuh perjalanan jauh, supaya menggerakkan-gerakkan
kaki dengan memutar-mutar pergelangan kaki karena duduk dalam waktu
lama menyebabkan gangguan sirkulasi darah sehingga menyebabkan
oedem pada kaki. Gerakan memutar bahu, gerakan pada leher, tarik nafas
panjang sambil mengembangkan dada, dengan tujuan melancarkan
sirkulasi darah dan melemaskan otototot. Pada saat menggunakan sabuk
pengaman hendaknya tidak menekan perut. Pilihlah tempat hiburan yang
tidak terlalu ramai karena dengan banyak kerumunan orang maka udara
terasa panas, O2 menjadi kurang sehingga dapat menyebabkan sesak nafas
dan pingsan.
J. Persiapan Laktasi
Menyusui adalah cara yang sehat dan normal untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pada bayi. Sebagian besar ibu yang menyusui bayinya tidak

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 19


menyiapkan payudaranya terlebih dulu supaya sukses dalam menyusui
secara eksklusif, karena mereka menganggap menyusui adalah suatu hal
yang biasa sehingga sering menemui kegagalan dan kesulitan dalam
menyusui bayinya. Dengan adanya fakta ini maka sangat diperlukan
tindakan bidan memberikan pendidikan perawatan payudara pada wanita
hamil untuk membantu agar proses laktasi nanti berjalan lancar. Persiapan
yang paling penting adalah persiapan psikologis pada ibu , yakinkan
bahwa ibu pasti akan berhasil untuk menyusui, timbulkan pada ibu bahwa
dia sangat berniat untuk menyusui bayinya secara eksklusif, sehingga
ketika sudah melahirkan betul–betul sudah siap untuk menyusui bayinya.
 Perawatan payudara.
1. Umur kehamilan 3 bulan.
Payudara dan puting harus diperiksa sejak kunjungan pertama. Jika
putingnya cekung atau masuk kedalam maka harus memakai nipple
shield yang dipakai sejak kehamilan 12 minggu atau tekan areola
mamae disamping kiri dan kanan putting susu dengan kedua ibu
jari sehingga putting susu keluar, lakukan setiap hari. Pada ibu
dengan putting susu rata tidak diperlukan persiapan khusus karena
perbaikan bentuk puting biasanya terjadi setelah melahirkan karena
puting lebih menjulur keluar.
2. Umur kehamilan 6-9 bulan
Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian
puting susu sampai areola mamae (daerah sekitar puting dengan
warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3
menit. Tujuannya untuk mempelunak kotoran atau kerak yang
menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan. Jangan
membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat
iritasi karena dapat menyebabkan putting susu lecet.
3. Pemijatan
Bersihkan payudara memakai air, lalu massage memakai minyak.
Pemijatan dilakukan dengan memakai kedua tangan, sekeliling

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 20


payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik
arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari
bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-
massage karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air
susu. Setelah massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung
jari atau ujung ruas jari. gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih
baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan minyak kemudian
dengan air matang.
4. Senam Teratur.
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam.
Tujuannya adalah untuk memadatkan payudara dan merangsang
produksi ASI agar lebih baik. Senam yang bisa dilakukan, posisi
berdiri: Anda untuk mempelajari senam ini silahkan sambil
langsung mempraktikkan supaya langsung dapat
melakukan.Tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri
dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan
(seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada
dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya
pada otot-otot di dasar payudara. Selanjutnya lemaskan kembali.
Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali. Pegang bahu kanan
dengan ujung tangan kanan,bahu kiri dengan ujung tangan kiri
kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan bagian dalam
mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan
tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula.
Lakukan latihan ini 20 kali putaran.
5. Memakai Bra atau BH yang Pas
Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar,
pakailah bra yang pas dan bisa menopang payudara. Jangan pakai
yang terlalu ketat atau longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai
ukuran payudara saat itu dan dapat menopang perkembangan
payudara.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 21


K. Persiapan peralinan dan kelahiran bayi
Sering ditemukan pada masyarakat ketika akan melahirkan belum
memikirkan persiapan yang harus dilakukan sehingga ketika sudah
merasakan tanda-tanda persalinan baru bingung berpikir akan melahirkan
dimana, apa yang akan dibawa, siapa yang mengantar, naik apa dan
sebagainya. Kalau ini terjadi maka akan terjadi keterlambatan sampai di
fasilitas kesehatan dan akhirnya dapat terjadi keterlambatan mendapat
pertolongan. Untuk mengatasi semua ini maka peran bidan sangat penting
untuk membantu ibu dan keluarga dalam rangka mempersiapkan rencana
kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan tempat bersalin,
keperluan yang perlu dibawa selama bersalin serta perencanaan tabungan
untuk mempersiapkan biaya persalinan. Rencana persalinan adalah hasil
diskusi antara ibu hamil, keluarga dan bidan pada saat melakukan
pemeriksaan kehamilan. Lima langkah penting yang harus direncanakan
secara detail untuk persiapan persalinan adalah :
1. Langkah 1 : Membuat rencana persalinan
- Menentukan tempat persalinan.
- Memilih tenaga kesehatan terlatih
- Bagaimana menguhubungi bidan
- Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
- Seiapa yang akan memahami pada saat persalinan
- Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut
2. Langkah 2: membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan
a. Siapa yang membuat keputusan utama dalam keluarga.
b. Siapa yang akan membuat keputusan apabila pembuat keputusan
utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan
3. Langkah 3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan.
Sering terjadi ibu meninggal karena mengalami komplikasi serius
selama kehamilan, persalinan atau pasca persalinan dan tidak

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 22


menyiapkan transportasi yang dapat menjangkau fasilitas pelayanan
kesehatan. Sejak ibu hamil, bidan harus mendiskusikan dengan ibu dan
keluarga untuk menyiapkan transportasi dan dimana akan dirujuk jika
ibu mengalami komplikasi Rencana ini perlu disiapkan sejak dini sejak
ibu masih hamil, terdiri dari :
a. Dimana ibu akan melahirkan
b. Dimana akan dirujuk apabila terjadi kagawat daruratan
c. Bagaimana cara menjangkau tempat rujukan jika terjadi kagawat
daruratan
d. Bagaimana mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan
e. Bagaimana cara mencari donor, siapa yang direncanakan menjadi
donor
4. Langkah 4. Membuat rencana, pola menabung.
Bidan berupaya untuk mendiskusikan dengan ibu dan keluarga untuk
menyiapkan dana jika terjadi kagawatdaruratan. Banyak kasus ibu
meninggal karena kehamilan, persalinan maupun pasca persalinan
karena tidak sempat mencari pertolongan ke tempat fasilitas kesehatan
yang lebih lengkap disebabkan tidak mempunyai dana yang
diperlukan. Sering terjadi karena merasa tidak mempunyai dana yang
cukup maka keluarga pasrah dengan keadaan sehingga ibu yang akan
melahirkan dibiarkan tetap di rumah meskipun sebenarnya
memerlukan pertolongan. Bidan dapat mengajarkan kepada ibu hamil
untuk menabung.
5. Langkah 5. Mempersiapkan peralatan untuk persalinan.
Pengalaman dipelayanan, sering ditemui ibu yang akan melahirkan
datang ke fasilitas kesehatan tidak membawa peralatan apa- apa, ketika
ditanya katanya karena baru akan periksa saja, kalau ternyata sudah
waktunya melahirkan baru akan mengambil peralatan ke rumah.Hal ini
sangat menyulitkan jalannya persalinan karena alat yang dibutuhkan
belum ada. Untuk mengatasi hal tersebut anda sebagai bidan harus
membantu ibu untuk menyiapkan keperluan ibu dan bayinya . Buatlah

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 23


daftar peralatan minimal yang harus disiapkan ibu dan keluarganya
untuk dibawa pada saat persalinan
L. Kunjungan Ulang
Selama kehamilan waktu yang tersisa setelah pemeriksaan pertama, ibu
hamil diharapkan datang periksa ke klinik atau fasilitas kesehatan. Jadwal
pemeriksaan kehamilan diatur seperti; pada saat usia kehamilan 28
minggu, pemeriksaan dilakukan 4 minggu sekali, setelah memasuki usia
kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu, pemeriksaan 2 minggu sekali;
dan setelah usia kehamilan 36 minggu sampai melahirkan pemeriksaan
semakin intensif yaitu satu minggu sekali. Apabila terdapat komplikasi,
kelainan maka diharapkan segera datang periksa dan tidak menunggu
jadwalpemeriksaan berikutnya.

 Hal – hal yang


1. Riwayat kehamilan sekarang meliputi :
a. Menanyakan bagaimana perasaan klien sejak kunjungan
terakhirnya
b. Menanyakan apakah klien mempunyai pertanyaan atau
kekhawatiran sejak kunjungan terakhirnya
c. Menanyakan tentang gerakan janin dalam 24 jam terakhir
d. Menanyakan apakah ada masalah atau tanda – tanda bahaya yang
mungkin dialami klien sejak kunjungan terakhir
e. Menanyakan apakah ada keluhan yang biasa dialami sejak hamil
f. Menanyakan kepada ibu mengenai status nutrisi, suplemen zat
besi dan immunisasi Tetanus Toxoid (TT).
2. Pendekatan umum untuk pemeriksaan meliputi:

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 24


a. Mengamati penampilan klien, suasana emosi dan sikap tubuh
selama pemeriksaan
b. Menjelaskan semua prosedur pemeriksaan
c. Melanjutkan pertanyaan yang perlu diklarifikasi sambil
melakukan pemeriksaan
3. Tes laboratorium dan tanda bahaya meliputi :
a. Meminta klien BAK untuk pemeriksaan proteinuria dan Urine
Glukose kalau perlu
b. Mengukur tekanan darah
4. Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Mengukur tinggi fundus uteri dengan tangan kalau usia
kehamilan > 12 minggu, atau dengan pita ukuran kalau usia
kehamilan > 22 minggu
b. Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda kalau usia kehamilan > 28 minggu
c. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi,
posisi dan penurunan kepala janin kalau usia kehamilan > 36
minggu Menghitung djj dengan fetoscope kalau usia kehamilan >
18 minggu
5. Penyuluhan dan persiapan persalinan / kesiagaan komplikasi
meliputi:
a. Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan normal
yang dialami.
b. Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan kepada ibu mengenai
pemberian ASI, KB, latihan (exercise) olah raga ringan, istirahat,
nutrisi dan pertumbuhan janin
c. Mendiskusikan tentang rencana persiapan kelahiran/kegawat
daruratan.
d. Mengajari ibu mengenai tanda – tanda bahaya, pastikan ibu
memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda – tanda
bahaya.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 25


e. Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
f. Mendokumentasikan hasil kunjungan pada catatan SOAP

Rangkuman
Pemenuhan Kebutuhan fisik pada ibu hamil. Dengan demikian Anda sebagai
calon bidan sudah dapat memahami tentang kebutuhan fisik ibu hamil yang
harus dipenuhi diantaranya pemenuhan kebutuhan oksigen, nutrisi, personal
hygiene, pakaian, kebutuhan eliminasi, seksual, mobilisasi dan body mekanik,
kebutuhan senam hamil, istirahat dan tidur, immunisasi dan traveling.

BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 3

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 26


STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Kebutuhan dasar Ibu hamil

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi kebutuhan psikologi, sehingga pada perkuliahan selanjutnya
anda dapat menguraikan kebutuhan dasar ibu
kompilkasi dan penanganan awal kegawatdaruratan serta

I. BUKU WAJIB
Nurhaeni.A. 2018, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran
Sehat,Dianloka, Yogyakarta.
Phillip. D.2015. Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 27


Saifudin. 2015.Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta
II. BUKU ANJURAN
Saifudin. 2015.Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta
III. TUGAS
1. Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil,
mengeluh takut menghadapi persalinan. Dukungan apakah yang perlu
diberikan dari suami ?
A. Suami membelikan perhiasan sebagai rasa sayang yang sangat besar
B. Suami berjanji akan mendampingi ketika istri melahirkan
C. Suami mengatakan bangga mendapat keturunan
D. Suami memuji istrinya adalah orang yang sangat disayangi
E. Suami menjaga istri 24 jam
2. Bentuk dukungan suami menerima kehadiran bayinya adalah :
A. Suami mengatakan senang kalau anaknya laki - laki
B. Suami mengatakan senang kalau anaknya perempuan
C. Suami mau menerima bayinya baik laki maupun perempuan
D. Suami mengantar istri ketika periksa hamil
E. Suami bercerita kepada teman sekantor hal kelahiran anaknya
3. Seorang perempuan datang periksa kehamilan dengan keluhan tidak ada
yang memperhatikan karena suami tugas di luar kota. Untuk mengkaji
adanya dukungan dari keluarga, apakah yang Anda tanyakan pada saat
anamneses ?
A. Apakah suami bekerja keras sampai jarang pulang?
B. Apakah orangtua kadang–kadang berkunjung?
C. Apakah ibu sering datang ke pengajian?
D. Apakah ada kegiatan selingan ibu dirumah?
E. Apakah hubungan mereka baik-baik saja
4. Seorang ibu hamil periksa ke klinik anda mengeluh takut tidak tahan sakit
kalau melahirkan. Apakah jawaban anda ?
A. Tidak apa–apa bu, kalau ibu tidak tahan bisa disuntik untuk mengurangi
rasa sakit.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 28


B. Kalau ibu tidak tahan bisa melahirkan dengan operasi jadi tidak sakit
C. Ibu tidak usah takut, saya akan mendampingi ibu
D. Mari latihan relaksasi untuk mengurangi sakit ketika melahirkan
E. Banyak ibu hamil melahirkan dengan tanpa masalah
5. Untuk mendapatkan rasa nyaman pada ibu hamil, apakah yang harus
dilakukan ?
A. Makan bergizi untuk kecukupan kebutuhan ibu dan janinnya
B. Orangtua sering menjenguk untuk memperhatikan kehamilannya
C. Perasaan pasrah terhadap kehamilan.
D. Latihan relaksasi untuk mengurangi nyeri pinggang akibat pembesaran
uterus.
E. Berpikir positif dan melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari

PERTEMUAN 3

3 KEBUTUHAN PSIKOLOGIS DASAR IBU HAMIL


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan Menjelaskan kebutuhan pasikologis dasar
ibu hamil

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 29


Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat Menjelaskan kebutuhan pasikologis
dasar ibu hamil

1. Materi
1. SUPPORT DARI KELUARGA PADA IBU HAMIL
A. Dukungan dari suami.
Suami adalah orang yang terdekat dari istri. Dukungan dari suami
selama hamil sangat diperlukan untuk kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi persalinan. Dukungan suami yang dibutuhkan istrinya
yang sedang hamil diantaranya adalah :
a. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
b. Suami merasa senang dan bahagia mendapat keturunan
c. Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
d. Suami memperhatikan kesehatan istri.
e. Suami tidak menyakiti istri.
f. Suami menghibur / menenangkan ketika ada masalah yang
dihadapi istri. Dll
g. suami penting untuk memperhatikan keadaan istrinya selama
hamil. Seorang istri yang merasa gembira selama hamil, dia akan
lebih bersemangat dan akhirnya mempunyai tenaga yang kuat
untuk melahirkan bayinya sehingga mempermudah dalam
persalinan yang artinya dapat mencegah terjadinya persalinan lama
B. Dukungan dari keluaraga
Kahamilan merupakan peristiwa penting yang menuntut peran dari
seluruh anggota keluarga. Penerimaan kehadiran anggota baru
tergantung dari dukungan dari seluruh anggota keluarga, tidak hanya
dari suami saja. Ayah dan ibu kandung maupun mertua, juga saudara
kandung maupun saudara dari suami juga perlu memperhatikan.dengan
sering berkunjung, menanyakan keadaan kehamilan, bisa juga lewat
sms atau telpon dapat menambah dukungan dari keluarga. Upacara

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 30


adat istiadat yang tidak mengganggu kehamilan juga mempunyai arti
tersendiri bagi sebagian ibu hamil sehingga hal ini tidak boleh
diabaikan. Keterlibatan kakek nenek dalam menyongsong kehadiran
cucu tergantung dengan banyak faktor diantaranya keinginan kakek
nenek untuk terlibat, kedekatan hubungan kakek nenek dan peran
kakek nenek dalam kontek budaya dan etnik yang bersangkutan.
Nenek dari ibu merupakan model yang penting dalam praktik
perawatan bayi.
C. SUPPORT DARI TENAGA KESEHATAN PADA IBU HAMIL.
Tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil adalah
bidan, karena bidan merupakan tenaga kesehatan dari lini terdepan
yang mempunyai tugas untuk menjaga dan meningkatkan Kesehatan
Ibu dan Anak termasuk ibu hamil. Bidan harus memahami perubahan-
perubahan yang terjadi pada ibu hamil baik secara fisik maupun
psikologis. Dengan memahami keadaan pasien maka bidan dapat
memberi pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Dukungan dari
bidan yang diperlukan ibu hamil adalah:
1. Bidan melayani ibu dengan baik dan ramah
2. Bidan menjalin hubungan baik dan saling percaya.
3. Bidan memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya dan
menjawab setiap pertanyaan dengan jelas.
4. Bidan meyakinkan bahwa ibu akan melalui kehamilan dengan
baik.
5. Bidan memberi semangat pada ibu dalam rangka menghadapi
persalinan.
6. Bidan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu hamil.
7. Bidan meyakinkan bahwa akan mendampingi selama dalam
persalinan
8. Bidan juga bisa menjadi pendamping dan pembimbing pada klas
ibu hamil

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 31


D. RASA AMAN DAN NYAMAN SELAMA KEHAMILAN
Ibu hamil membutuhkan perasaan aman dan nyaman yang
dapat didapat dari diri sendiri dan orang sekitar. Untuk memperoleh
rasa aman dan nyaman maka ibu hamil sendiri harus dapat menerima
kehamilan dengan senang hati. Rasa aman dan nyaman dari orang
sekitar terutama dari orang terdekat yaitu bapak dari bayi yang
dikandungnya. Maka perlu dukungan orang terdekat untuk
memperoleh rasa aman dang nyaman.
Misalnya perasaan nyeri di pinggang pada saat hamil tua,
respon ibu hamil terhadap nyeri bisa berbeda – beda, apabila ibu hamil
tersebut cukup mendapat dukungan dari orang sekitar maka mungkin
tidak terlalu merasakan nyeri, tapi sebaliknya jika ibu hamil tidak
mendapat dukungan dari orang terdekat maka nyeri akan dirasakan
sangat mengganggu. Untuk memperoleh rasa aman dan nyaman ini
dapat dilakukan relaksasi atau dukungan dari orang terdekat. Rasa
nyaman saat hamil dapat dirasakan jika ibu hamil dengan posisi duduk,
berdiri dan berjalan dengan benar, melatih relaksasi sehingga dapat
mengurangi nyeri pada pinggang dan perasaan serta pikiran yang
tenang
E. PERSIAPAN MENJADI ORANGTUA
Pasangan yang menanti anggota baru dalam keluarga yaitu
datangnya seorang bayi adalah merupakan tanggung jawab besar. Bagi
seorang ayah merupakan beban besar dari segi biaya termasuk biaya
kehamilan, biaya persalinan, biaya peralatan yang diperlukan ibu dan
bayinya, kebutuhan tambahan setelah anaknya lahir, semua ini harus
disiapkan dengan perencanaan matang. Disamping itu juga perlu
persiapan psikologis untuk merawat bayinya dan anak yang
sebelumnya (sibling). Kalau ayah belum siap maka dapat
menimbulkan gangguan psikologis pada suami sehingga dapat
mengurangi dukungan pada istri yang sedang hamil. Ibu yang sedang
hamil juga harus sudah menyiapkan diri menjadi ibu karena akan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 32


bertambah beban dan tanggung jawabnya karena kehadiran bayinya.
Mungkin ibu akan lebih repot dalam menjaga bayinya, akan kurang
tidur, kurang waktu merawat tubuhnya, tidak dapat bekerja seperti
biasanya, kurang waktu untuk rekreasi dsb. Jika ibu tidak dengan
senang hati melaksanakan kewajiban sebagai orangtua maka dapat
timbul stress dan kemungkinan akan menderita post partum blues pada
saat setelah persalinan.
F. PERSIAPAN SIBLING.
Kehadiran seorang adik baru dalam rumah dapat menyebabkan
perasaan cemburu dan merasa adik adalah saingannya (rival sibling).
Untuk mencegah itu semua maka sejak hamil calon kakak harus sudah
disiapkan dengan baik untuk menyambut kelahiran adiknya. Respon
sibling dapat dipengaruhi oleh persiapan menghadapi datangnya adik,
sikap orangtua, umur, lama waktu berpisah dengan orangtua, peraturan
kunjungan rumah sakit dan perhatian selama berpisah dengan ibunya.
Orangtua yaitu ibu dan ayah mempunyai tugas penting yang terkait
dengan penyesuaian dan permusuhan antar saudara kandung. Tugas
tersebut antara lain:
1. Orangtua harus membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi dan
diinginkan. Meskipun orangtua sibuk dengan kedatangan bayi
tetapi harus tetap memperhatikan anak yang lebih tua supaya tidak
merasa ada saingan.
2. Mengatasi rasa bersalah yang timbul dari pemikiran bahwa anak
yang lebih tua mendapat perhatian dan waktu yang kurang.
3. Mengembangkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu
mengasuh lebih dari satu anak.
4. Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru yang
akan lahir
5. Memantau perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang masih
lemah dan mengalihkan perilaku agresif.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 33


Rangkuman
Kebutuhan Psikologis Pada Ibu Hamil,dengan demikian Anda sebagai bidan
sudah dapat memahami tentang Kebutuhan Psikologis pada ibu hamil diantaranya
adalah Support dari keluarga pada ibu hamil, Support dari tenaga kesehatan pada
ibu hamil, Rasa aman dan nyaman pada kehamilan, Persiapan menjadi
orangtua.dan, Persiapan sibling.

BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 4

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 34


STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
evidence based.

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi evidence based, bukti klinis pada pelayanan kehamilan, isu
recofusing ANC, isu-isu terkini dalam kehamilan, pola asuh kehamilan, peran fungsi dan
tanggung jawab bidan asuhan kehamilan. Sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda
dapat menguraikan evidence based
kompilkasi dan penanganan awal kegawatdaruratan serta

I. BUKU WAJIB
Adjie, S.2014.Efektifitas Asuhan Antenatal.Jakarta.Buletin Perinasia.
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
Jakarta, EGC.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 35


II. BUKU ANJURAN
Bryar, Rosamund. 2015.Theory for Midwifery Practice, Macmillan,
Houndmills.
III. TUGAS
1. WHO merekomendasikan agar setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya
4 kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu:
A. 2 kali kunjungan pada trimester I dan 2 kali pada trimester III1 kali
pada kunjungan trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III
B. 1 kali kunjungan pada trimester 1, 2 kali pada trimester II dan 1 kali
pada trimester III
C. 2 kali kunjungan pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 1 kali
pada trimester III
D. 1 kali kunjungan pada trimester I, 0 kali kunjungan pada trimester II
E. 3 kali kunjungan pada trimester III
2. Konsep Refocusing antenatal care didasari pada:
A. Identifikasi kelompok ibu hamil yang beresiko dan tidak beresiko
B. Intervensi asuhan antenatal yang terbukti menguntungkan
C. Asuhan yang dilaksanakan menguntungkan provider
D. Praktik ANC berfokus pada program pelayanan
E. Peningkatan frekuensi kunjungan ANC
3. Seorang bidan mampu mengambil keputusan klinik dalam asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan menggunakan
prinsip partnership.Apakah peran dan tanggungjawab asuhan yang
dilaksanakan oleh bidan tersebut?
A. Care provider
B. Communicator
C. Manager
D. Community leader
E. Decision maker

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 36


4. Seorang bidan memberikan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan
holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin,
nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi.
Apakah peran dan tanggung jawab asuhan yang dilaksanakan olehbidan
tersebut?
A. Manager
B. Care provider
C. Communicator
D. Community leader
E. Decision maker
5. Apakah upaya yang mendorong efektivitas asuhan antenatal?
A. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice
B. Setiap kunjungan selalu diperiksa TB dan panggul luar
C. Kunjungan antenatal sesering mungkin
D. Biaya asuhan antenatal yang meningkat
E. Melakukan USG rutin

PERTEMUAN 4

4. EVIDENCE BASED DALAM ASUHAN KEBIDANAN

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 37


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan Menjelaskan Evidence Based Midwifery
(Practice)
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus dapat Evidence Based Midwifery
(Practice)

1. Materi
A. Evidence based practice
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang
terpilih dan terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang
sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam
pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan asuhan
yang efektif.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau
yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh
bidan dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu
hamil hingga persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan
antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe
motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal.
Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal-hal sebagai
berikut:
a. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan
b. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
c. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan
serta komplikasi.
d. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid,
suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 38


e. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu
hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang
diderita (misal: hipertensi, diabetes, dan lainlain)
f. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
g. Kunjungan ANC secara rutin.
B. Peran dan tanggungjawab Bidan dalam Asuhan kebidanan
Anda perlu mengingat dan memahami lingkup peran dan tanggungjawab
bidan dalam menjalankan asuhan kebidanan adalah berikut ini;
a. Care Provider ( pemberi asuhan kebidanan)
Seseorang yang mempunyai kemampuan memberikan asuhan
kebidanan secara efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan
aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi
baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi pada kondisi normal
berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik profesi.
b. Community Leader (Penggerak masyarakat) dalam bidang kesehatan
ibu dan anak.
Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan
pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan
anak dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan
c. Communicator (komunikator)
Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif
dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.
d. Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan)
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik
dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat
dengan menggunakan prinsip partnership.
e. Manager (pengelola)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 39


Seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola klien dalam
asuhan kebidanan dalam tugassecara mandiri, kolaborasi (team) dan
rujukan dalam kontek asuhan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
C. Isi refocusing ANC
1. Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
a. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan
persalinan, petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin,
keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial
untuk ibu dan bayi. Penolong persalinan yang terampil menjamin
asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang
mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan
merespon dengan tepat.
b. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri
menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang
akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi,
transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Melakukan
skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan di
RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada
di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan
keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal
jangkauan akan dapat dicegah.
c. Mendeteksi dan menangani komplikasi (pre eklamsia, perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dsb).
d. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu,
dan letak/presentasi abnormal setelah usia kehamilan 36 minggu.
Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan mempunyai
jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan
yang dibutuhkan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 40


e. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian
BBL karena tetanus.
f. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya
anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat
besi & asam folat.
g. Untuk populasi tertentu:
1. Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk
menurunkan insidens anemia berat,
2. Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko
terkena malaria di daerah endemic
3. Suplementasi yodium
4. Suplementasi vitamin A
D. Isu-isu terkini dalam kehamilan
1. Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap
menandakan bayinya laki-laki
Pembahasan : perubahan pada leher atau puting tidak ada
hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada
ibu hamil di akibatkan peningkatan progesteron dan melanos (hormon
yang mengatur pigmentasi kulit). Karena itu puting susu yang
menghitam biasa terjadi pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang
mengandung bayi laki-laki atau perempuan. Selain perubahan warna
kulit dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan kehitaman di
perut dan garis hitam dari pusar kebagian pubis. Namun gejala ini akan
menghilang setelah melahirkan
2. Sebaiknya Ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester
pertama kehamilannya
Pembahasan : belum ada penelitian yang membuktikan bahwa
hubungan intim menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak
menyakitkan dan tidak menimbulkan kenyamanan, ibu hamil boleh-
boleh saja melakukannya.
3. Bila bentuk perut calon ibu membulat maka bayinya perempuan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 41


Pembahasan : bentuk perut ibu hamil yang lonjong atau bulat
tergantung posisi janin dalam kandungan jika janin melintang, maka
perut akan terlihat melebar. Namun jika posisi janin memanjang, perut
akan terlihat tinggi. Selain itu bentuk perut ibu hamil jga tergantung
pada elastisitas otot dan volume air ketuban.
4. Issue : Ibu hamil tidak di perbolehkan mandi berendam
Pembahasan : ada beberapa wanita yang beranggapan bahwa wanita
hamil hanya boleh mandi di bawah air pancuran. Tidak ada alasan
medis untuk memilih satu dari yang lain sewaktu hamil. Pada
trismester 3 wanita hamil mungkin perlu lebih berhati hati bila mandi
berendam lebih lama dari biasanya karena keseimbangan sewaktu
hamil berubah. Ibu hamil bisa saja terjatuh dan terluka sewaktu masuk
atau keluar dari bak mandi. Jika keseimbangan jadi masalah maka
sebaiknya mandi di bawah air pancuran.
E. BUKTI KLINIS PADA PELAYANAN KEHAMILAN
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi &
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi
F. Pola asuhan kehamilan
1. Mandiri
2. Konsultasi (tetap bertanggung jawab dan meminta nasehat atau
pendapat dokter atau anggota lain)
3. Kolaborasi (menangani asuhan secara bersama)
4. Rujukan (mengirim dan mengarahkan klien ke dokter atau profesi
kesehatan lain)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 42


Rangkuman
Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam Topik ini adalah sebagai
berikutmPeran dan tanggungjawab bidan dalam asuhan kebidanan Care Provider
(pemberi asuhan kebidanan), Community Leader (Penggerak masyarakat),
Communicator (komunikator), Decision Maker (pengambil keputusan dalam
asuhan kebidanan) dan Manager (pengelola) Evidence based practice adalah
praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan terbukti bermanfaat serta
merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik
saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Pendekatan risiko bukan
merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan angka
mortalitas ibu. Standar WHO, disarankan bahwa ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 43


BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 5

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
prosedur keterampilan dasar kebidanan pada asuhan kehamilan

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi evidence based, bukti klinis pada pelayanan kehamilan, isu
recofusing ANC, isu-isu terkini dalam kehamilan, pola asuh kehamilan, peran fungsi dan
tanggung jawab bidan asuhan kehamilan. Sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda
dapat menguraikan evidence based
kompilkasi dan penanganan awal kegawatdaruratan serta

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 44


I. BUKU WAJIB (BW)
Adjie, S.2014.Efektifitas Asuhan Antenatal.Jakarta.Buletin Perinasia.
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
Jakarta, EGC.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Bryar, Rosamund. 2015.Theory for Midwifery Practice, Macmillan,
Houndmills.
Christina, Y. 2016. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC
III. TUGAS
1. Dalam menjalankan asuhan kehamilan, bidan mengaplikasikan filosofi
asuhan kehamilan. Apakah filosofi dasar utama yang mendasari, ketika
bidan menghadapi ibu hamil dengan karakteristik yang berbeda?
A. Setiap perempuan berkepribadian unik, terdiri biopsikososial yang
berbeda.
B. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
C. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
D. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
E. Fokus pada upaya promotif dan preventif
2. Apakah upaya preventif yang dapat dilakukan dalam asuhan kehamilan
sesuai dengan filosofi asuhan kehamilan?
A. Pemberian injeksi roborantia
B. Pemberian imunisasi TT
C. Pemeriksaan USG rutin
D. Pemberian antibiotika
E. Pemberian vitamin A
3. Apakah lingkup asuhan kehamilan yang bertujuan untuk memperkirakan
besar janin?
A. Mengukur TFU
B. Menghitung HPL

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 45


C. Mengukur LILA
D. Mengukur TB
E. Mengukur panggul
4. Apakah lingkup asuhan kehamilan yang terkait dengan gaya hidup dan
sosial budaya?
A. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
B. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
C. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
D. Perubahan ketidaknyamanan selama kehamilan
E. Melakukan pengkajian kehamilan
5. Apakah penatalaksaan kehamilan patologi yang dapat dilaksanakan oleh
bidan sesuai dengan lingkup kewenangan?
A. IUFD
B. Anemia ringan
C. Abortus insipiens
D. Pre eklampsia berat
E. Abortus incompletes

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 46


PERTEMUAN 5

5. KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PADA ASUHAN KEHAMILAN


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan menjelaskan keterampilan dasar
kebidanan pada asuhan kehamilan
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus memahami keterampilan dasar
kebidanan pada asuhan kehamilan

1. Materi
A. Filosofi Asuhan Antenatal
Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal adalah nilai atau keyakinan
atau kepercayaan yang mendasari bidan untuk berperilaku dalam
memberikan asuhan kehamilan. Pada prinsipnya filosofi asuhan kehamilan
merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
a. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan
bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi
patologi/abnormal.
b. Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas
biopsikososial yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien
satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan
c. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui
penyuluhan atau konseling, maupun dengan upaya preventif misalnya
pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
d. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang
kesehatan, siapa dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan.
e. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan).

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 47


f. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan
penggunaan teknologi dilakukan hanya atas indikasi.Membangun
kemitraan dengan profesi lain untuk memberdayakan perempuan.
B. Luang Lingkup Asuhan Kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan
pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan
kebidanan pada ibu hamil meliputi:
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
4. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung
janin dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
5. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
6. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
7. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi.
8. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana
menghubungi bidan.
9. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeclampsia
ringan.
10. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan kehamilan.
11. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
12. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal
dan penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi,
pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium
karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 48


kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi
ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran
kencing.
13. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan
menjadi orang tua.
14. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, kebiasaan merokok.
15. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang
tersedia
C. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
Prinsip merupakan dasar atau azas atau kebenaran yang menjadi pokok
dasar berpikir dan bertindak. Seorang bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan pada masa kehamilan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas
pokok dan fungsinya, agar yang dilakukan tidak melanggar kewenangan.
Bidan dalam memberikan asuhan harus berpegang pada:
a. Kode etik Bidan di Indonesia
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumer dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
komperehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota
dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik bidan Indonesia:
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 49


d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang
dianut oleh klien.
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara
optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai
dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk
mengadakan konsultasi dan/atau rujukan
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta
oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 50


4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang
bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
b. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
c. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan
diri
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayananan kesehatan
reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluar.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 51


D. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
Berikut 3 tipe pelayanan asuhan kehamilan berdasarkan pemberi asuhan:
1. Pelayanan kebidanan primer/mandiri
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. Tugas pelayanan mandiri:
 Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.
 Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra
nikah dengan melibatkan klien.
 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal.
 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir.
 Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien atau keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan
melibatkan keluarga.
2. Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan
tanggung jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat. Misal:
bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan professional lainnya. Tugas
kolaborasi/kerjasama:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 52


 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3. Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan
tanggung jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan
profesional lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar
kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan
anaknya. Tugas merujuk/ketergantungan:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat.
 Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien
dan keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada
ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat
daruratan dengan melibatkan klien dan keluarga

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 53


 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan
darurat dan memerlukan konsultasi serta rujukan.
E. Sejarah asuhan kehamilan terkait erat dengan sejarah kebidanan.
Bidan berasal dari kata latin yaitu “OBSTO” yang artinya
mendampingi,dalam bahasa Perancis dikenal dengan kata
“OBSTETRICUS”, dalambahasa Belanda dikenal dengan sebutan
“OBSTETRIE”. Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban
diantaranya di Yunani dan di Romawi, di Tiongkok dan India, di mana
praktek kedokteran sudah mencapai tingkat tinggi. Pada tahun 460 sampai
377sebelum Masehi, Hippocrates dianggap sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran.
Pada masa itu pertolongan pada wanita hamil dam
melahirkansepenuhnya diserahkan kepada wanita-wanita penolong
persalinan, yangumumnya tidak mempunyai pengetahuan tentang
kebidanan kecuali yanghidup pada zaman Romawi dan Yunani.
Pertolongan berdasar padapengalaman, kepercayaan yang diperoleh dari
penolong-penolong terdahulu. Kemudian lahirlah para dokter pria yang
walaupun tidak melakukan praktek kebidanan, tetapi menaruh perhatian
besar terhadap fisiologi danpatologi kehamilan dan persalinan. Termasuk
diantaranya Hipocrates, Soranus, Rufus, Galenus dan Celsus
(Wiknjosastro 2002,hal.5).
John Braxton Hicks dari Inggris tahun 1872 menggambarkan
kontraksiuterus selama kehamilan yang dikenal dengan kontrksi Braxton-
Hicks.Di Inggris ( Edinburg) dalam tahun 1899 disediakan tempat
untukmerawat wanita hamil pada The Royal Maternity Hospital.
Dr.Ballentyne adalah dokter yang berjasa dalam menganjurkan pro
maternity hospitaluntuk wanita hamil yang memerlukan perawatan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 54


Selanjutnya di Amerika serikat (BOSTON) dilangsungkan usaha baru,di
mana anggota-anggota Intructive Nursing Association mengadakan
kunjungan rumah secara rutin pada wanita-wanita hamil.
Akhirnya pada tahun 1911 didirikan klinik antenatal di Boston
Lying-in Hospital untuk pemeriksaan dan penanggulangan wanita hamil.
Prakarsa ini dicontoh oleh Negara-negara lain, dan kini klinik antenatal
sudah tersebar diseluruh dunia.Di tanah air, pada tahun 1850 dibuka
kursus kebidanan oleh seorang bidan VOC untuk meringankan
penderitaan masyarakat pribumi.Siswa pendidikan bidan diambil dari
tenaga juru rawat yang telah bekerjaselama 3 tahun untuk mendapatkan
pendidikan selama 2 tahun, dan ditetapkan menjadi pembantu bidan.
Kongres Vereniging Van Genees kundingen di Semarang tahun 1938
dengan tegas menolak bentuk pembantu bidan dan menghendaki di
dirikannya sekolah bidan.
Dokter M. Toha, setelah menamatkan pendidikan sebagai ahli
kebidanan dan penyakit kandungan ditempatkan di Cirebon. Beliau
mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan secara luas berbagai
masalah yang dihadapi anak negeri dalam bidang pelayanan kebidanan.
Selanjutnya Prof. Remmeltz meninjau rumah sakit Cirebon dan
meluluskan permintaan mendirikan sekolah bidan.
Pada tahun 1950 Dr. Mochtar dan Dr. Soelianti membentuk bagian
kesehatan ibu dan anak (KIA) di Departemen Kesehatan R.I. Dalam
pidato pembukaan “World Congress On Human Reproduction, di Nusa
Dua Bali, 4- 9 April 1994. Bapak Presiden Soeharto menyampaikan akan
menyebarkan sebanyak 50.000 bidan di desa. Dapat dibayangkan bahwa
keberadaan bidan di desa diharapkan dapat menggantikan peran dukun
untuk menolong persalinan serta melakukan penapisan bagi kelompok
kehamilan dengan resiko tinggi. Dengan meningkatkan pelayanan dan
pengayoman medis yang lebih bermutu dan menyeluruh diharapkan
angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 55


Sebelum dikenal asuhan berdasarkan evidence based, asuhan
diberikan berdasarkan tradisional. Asuhan yang banyak berkembang
saatini dari model yang dikembangkan Eropa awal abad ini. Lebih
mengarahke ritual dari pada rasional, lebih mengarah ke frekwensi dan
jumlah dari pada tujuan yang esensia
Pada tahun 1598 dibuka sekolah bidan pertama di Munchener
Gebaranstalt, kemudian diikuti sekolah di hotel Dieu di Paris dan
Gebaranstalt des Burgerspitals di Strassburg. Pada tahun 1837 Thomas
Bull membuat buku pertama yang khusus membahas penanganan wanita
hamil. Pada tahun 1878 Pinard menulis tentang bahaya kelainan letak
janin dan menganjurkan pemeriksaan wanita hamil untuk mengetahui
letak janin dalam uterus. Selanjutnyapada tahun 1895 beliau
memberitahukan adanya rumah di Paris untukmerawat wanita hamil yang
terlantar , dan menerangkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-
wanita ini umumnya lebih besar daribayi wanita-wanita yang bekerja
terus sampai persalinan mulai. Jean Lubumen dari Perancis menemukan
stetoskop pada tahun 1819,dan pertama mendengar DJJ tahun 1920.
F. Standar Asuhan Kehamilan
Marilah Rekan mahasiswa kita mencermati acuan atau indikator didalam
memberikan asuhan kehamilan sebagaimana tertuang dalam standar
pelayanan kebidanan sebagai berikut:
1. Standar 1: Identifikasi ibu hamil.Melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan
motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.
2. Standar 2: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.Sedikitnya 4 kali
pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan meliputi: anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan risiko tinggi,
imunisasi, nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap
kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.
3. Standar 3 : Palpasi abdominal.
4. Standar 4 : Pengelolaan anemia pada kehamilan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 56


5. Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
6. Standar 6 : Persiapan persalinan
G. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan umum dari asuhan kehamilan adalah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Secara khusus, pengawasan
antenatal bertujuan:
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat
saatkehamilan, persalinan dan nifas
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan dan kala nifas
c. Memberi nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana
d. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu
danperkembangan bayi yang normal
e. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam
rangkamempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan
logisuntuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi
H. Refokusing Asuhan Kehamilan
Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995
menunjuk kanangka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran
hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau
menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa
intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti :
mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-
tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal
terhadap anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin
dilaksanakan tersebuttidak efektif untuk menurunkan angka kematian
maternal &perinatal.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 57


Fokus lama ANC :
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yangberesiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhankhusus
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi
&presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yangmemperkirakan
kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untukmencegah
resiko/komplikasi
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health)
menunjukkan bahwa:
1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena
kitatidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi
danyang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan
bahwa71% ibu yang mengalami partus macet tidak
terprediksisebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai
beresikotinggi tidak pernah mengalami komplikasi
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi
tidakpernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah
memakaisumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat.
Penelitianmenunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu
yangtergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak
dapatmengurangi komplikasi yang terjadi
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang
tergolongkelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak
pernahdiberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko: adalah bahwa setiap
bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisadiprediksi
sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan
persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 58


(refocused ) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh
setiap wanita hamil.
I. Hak-hak wanita Hamil
1. Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang
diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat.
2. Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk/semua
perempuan dan keluarga.
3. Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 59


BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 6

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Tanda dan bahaya pada masa kehamilan

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi tanda bahaya kehamilan muda dan tanda bahaya kehamilan
lanjut. Sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda dapat menguraikan evidence based
kompilkasi dan penanganan awal kegawatdaruratan serta

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 60


I. BUKU WAJIB (BW)
Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Walyani, Siwi Elisabeth, 2015. Buku Asuhan Kebidanan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT Pustaka Baru.
Christina, Y. 2016. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC
III. TUGAS
1. Jelaskan definisi tanda bahaya kehamilan!
2. Sebutkan tanda bahaya kehamilan lanjut!c.Sebutkan perbedaan plasenta
previa dan solusio plasenta!
3. Bagaimana klasifikasi hiperemesis gravidarum?

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 61


PERTEMUAN 6

6. TANDA BAHAYA PADA MASA KEHAMILAN


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan menjelaskan Tanda Bahaya Pada
Masa Kehamilan
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus memahami Tanda Bahaya Pada
Masa Kehamilan

1. Materi
Tanda dan bahaya kehamilan pada kehamilan Muda
1. Perdarahan pervaginam
Pendarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal.
Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama terlambat
haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal
terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan munkin
pertanda dari servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin
normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan
ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak,
dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio
plasenta

A. Perdarahan Pada Kehamilan Muda

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 62


1. Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
Jenis Abortus
1. Abortus Imminens (threatened)
Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina
yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada
trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau
tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah, tidak adanya pembukaan
serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada
panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung
janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan
masih terdapat janin utuh
2. Abortus Insipien (inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan
serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian
bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat.
3. Abortus Incompletus (incomplete)
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam
uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan
endometrium yang tipis dan ireguler

4. Abortus Completus (complete)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 63


Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada
lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada
Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.
5. Missed Abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
6. Abortus Habitualis (habitual abortion)
Adalah abortus spontan yang terjadi berturutturut tiga kali atau
lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu
2. Kehamilan ektopik
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah
dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri.
Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba
Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter
pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis
seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium
tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai
kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila
kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan
18 besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu
Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada
perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau
ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga
membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 64


hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya
tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri
tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam
serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri
3. Molahidatidosa
1. Pengertian
Mola hidatidosa (atau hamil anggur) adalah kehamilan
abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan
pembentukan janin. Bakal janin tersebut dikenal dengan istilah
mola hidatidosa.
Mola hidatidosa juga dapat didefinisikan sebagai penyakit
yang berasal dari kelainan pertumbuhan calon plasenta (trofoblas
plasenta) dan diserai dengan degenerasi kistik villi serta perubahan
hidropik.
2. Gejala Molahidatidosa
Pada mulanya, gejala mola hidatosa atau hamil anggur
mirip dengan gejala kehamilan normal, yaitu terlambat haid, mual,
tes kehamilan positif, dan muntah. Namun, pada penderita hamil
anggur, gejala awal tersebut dialami dengan lebih berat. Tanda-
tanda lainnya adalah tidak ada gerakan janin, rahim lebih besar dari
umur kehamilan, dan keluar gelembung cairan mirip buah anggur
bersamaan dengan perdarahan.
3. Gambaran Klinik
1. Amenorrhea dan tanda kehamilan
2. Mengalami Hyperemesis Gravidarum
3. Adanya perdarahan pervaginam
4. Tidak teraba ballottement
5. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.

2. Hipertensi Gravidarum

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 65


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3
(tiga) tingkat
a. Tingkat I
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidang
mengering dan mata cekung.
b. Tingkatn II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah
mengurang, lidah mongering dan Nampak kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan
turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi,
oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah,
muntah henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi
fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati
werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental,
keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah
hati

3. Nyeri Perut

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 66


Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin
gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Komplikasi yang dapat
timbul pada nyeri perut yang hebat adalah : kehamilan ektopik, pre-
eklamsi, persalinan premature, solusio plasenta, abortus. (Sutanto dan
Vitriana, 2018)
Tanda dan bahaya kehamilan pada kehamilan lanjut
A. Perdarahan pada Kehamilan Lanjut
1. Plasenta Previa
Plasenta previa merupakan suatu bentuk kelainan letak pada
plasenta,dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum
Secara teoritis plasenta previa dibagi menjadi 4 derajat,yaitu
a. Plasenta previa totalis yaitu plasenta menutupi seluruh osteum
uteriinternum
b. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi
sebagian ostiumuteri internum
c. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada
padapinggir ostium uteri internum.
d. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmenbawah rahim sehingga tepi bawahnya barada pada jarak
lebih kurang 2 cmdari ostium uteri internum. Jarak yang lebih
dari 2 cm dianggap plasenta letaknormal.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 67


1. Tanda dan gejala
hal yang paling khas pada plasenta previa adalah:
a. Perdarahan yang tidak nyeri.
b. Darah yang keluar berwarna merah segar
c. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas
d. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.
e. Perdarahan pada plasentaprevia bersifat berulang-ulang karena
setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim.
f. Perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip pada solusio plasenta.
g. Bagian terendah janin sangat tinggi karena plasenta terletak pada
kutub bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat
mendekati pintu atas panggul.
h. Terdapat kelainan letak pada janin dimana letak janin tidak dalam
letak memanjang.
i. Pada palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan
perut tidak tegang.
2. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya
denganimplantasi normal pada kehamilan trimester ketiga. Terlepasnya
plasentasebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta
dan dindingrahim yang dapat menimbulkan gangguan penyulit terhadap
ibu maupun janin
1. Klasifikasi Solusio Plasenta

1. Solusio plasenta ringan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 68


a. Terlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya
b. Tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah
persalinan
c. Keadaan umum ibu dan janinnya tidak mengalami gangguand)
Persalinan berjalan dengan lancar pervaginam.
2. Solusio plasenta sedang
a. Terlepasnya plasenta lebih dari ¼ bagian tetapi belum
mencapai 2/3bagian
b. Dapat menimbulkan gejala klinik seperti : perdarahan dengan
rasasakit, perut tersa tegang, gerak janin berkurang, palpasi
bagian janin sulitteraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi
asfiksia ringan dan sedang
c. Pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol
d. Dapat terjadi ganguan pembekuan darah.
3. Solusio plasenta berat
a. Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian.
b. Terjadi perdarahan disertai nyeri.
c. Penyulit bagi ibu sperti:
- Terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan
pernapasanmeningkat.
- Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
- Pada pemeriksaan dijumpai turunnya tekanan darah sampai
syok,tidak sesuai dengan perdarahan dan penderita tampak
anemis.
- Pemeriksaan abdomen tegang, bagian jani sulit diraba,
dinding perutterasa sakit, dan janin telah meninggal dalam
rahim.
- Pemeriksaan dalam ketuban tegang dan menonjol
- Solusio plasenta berat dengan couvelaire uterus terjadi
gangguan kontraksi dan atonia uter
2. Diagnosis Solusio Plasenta

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 69


Diagnosis solusio plasenta dapat ditegalkkan dengan melakukan:
a) Anamnesa
 Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
 Terjadi spontan atau karena trauma
 Perut terasa nyeri
 Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam
rahim
b. Sakit Kepala yang Hebat
Terkadang sakit kepala yang hebat menyebabkan penglihatan ibu hamil
menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari preeklamsi
dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang, dan stroke (Sutanto dan
Vitriana, 2018)
c. Masalah penglihatan
Karena pengaruh hormonal, ketajaman Penglihatan ibu dapat
berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal.
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau
berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit
kepala yang hebat dan mungkin merupakan suatu tanda pre-eklamsia.
d. Bengkak di muka/tangan
Ibu yang mengalami keracunan kehamilan juga ditandai dengan odema
terutama pada tunkai dan muka. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan
darah yang tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur (protein) pada
pemeriksaan laboraturium. (Sutanto dan Vitriana, 2018)
e. Gerakan bayi berkurang
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring. Bayi kurang bergerak seperti
biasa dapat disebabkan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, maupun
kecelakaan. (Sutanto dan Vitriana, 2018)

Rangkuman

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 70


Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu. Tanda bahaya kehamilan terdiri dari tanda kehamilan muda
dan tanda kehamilan lanjut. Tanda bahaya kehamilan muda meliputi
perdarahan pervaginam, hiperemesis gravidarum dan nyeri perut hebat. Tanda
bahaya kehamilan lanjut meliputi meliputi perdarahan antepartum, nyeri
kepala hebat, pandangan kabur dan bengkak pada kaki dan tangan, ketuban
pecah dini dangerakan janin berkurang.

BAHAN AJAR

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 71


SESSI/PERKULIAHAN 7

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Manajemen Asuhan Kebidanan

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi Pengkajian data kesehatan ibu hamil,Pengkajian fetal,
Menentukan diagnose, Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif, Asuhan
kehamilan kunjungan ulang, Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi aspek – aspek
yang menonjol pada wanita hamil, Mengevaluasi data dasar, mengevaluasi keefektifan,
Penkajian data fokus (mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan) Sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda dapat
menguraikan manajemen asuhan kebidanan.

I. BUKU WAJIB (BW)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 72


Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Walyani, Siwi Elisabeth, 2015. Buku Asuhan Kebidanan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT Pustaka Baru.
Christina, Y. 2016. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC
III. TUGAS
Buatlah kasus dan dokumentasikan secara 7 varney

PERTEMUAN 7

7. MANAJEMEN ASUHAN KEHAMILAN

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 73


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan menjelaskan mengenai Manajemen
asuhan Kebidanan
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus mampu menjelaskan Manajemen
asuhan Kebidanan

1. Materi
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian/terapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan.
 Proses Manajemen Kebidanan ini terdiri dari 7 langkah, yaitu:
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa (baik
auto anamnesa maupun anamnesa), pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhan, pemeriksaan penunjang. Langkahini merupakan langkah
awal yang akan menentukan langkahberikutnya, sehingga kelengkapan
data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses
intepretasi yang benar atau tidak pada tahap selanjutnya. Pada
pendekatan ini harus dilakukan secara komprehensif meliputi data
subyektif dan objektif sehingga dapat menggambarkan
kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data
yang dikumpulkan apakah sudah lengkap, tepat dan akurat

II. Menginterorestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis/ masalah.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 74


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan intepretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diintepretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnose dan masalah yang spesifik.
Masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa akan tetapi tetap
membutuhkan penanganan
Masalah sering berkaitan dengan hal hal yang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnose.
Sebagai contoh:
- Diperoleh diagnose “Ibu Hamil”
- Masalah : wanita tersebut tidak menginginkan kehamilannya
III. Mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial potensial berdasarkan diagnose/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-
siap mencegah diagnose/masalah potensial ini saat benar benar terjadi.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.Pada
langkah ke-3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanyan merumuskan masalah potensialnya saja tetapi
juga harus dapat merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagosa potansial tidak terjadi. Langkah ini merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional/logis.Kaji ulang apakah diagnose atau
masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat

IV. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan


Penanganan segera

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 75


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan. Data
baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,
distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu
intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya
bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.
V. Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien
atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan,
konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg
berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah psikologis. Semua
keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yg up

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 76


to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan
dilakukan oleh klien.
VI. Melaksanaan perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
VII. Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagian belum efektif.
2. Rangkuman
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian/terapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan

BAHAN AJAR

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 77


SESSI/PERKULIAHAN 9

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawat daruratan

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawatdaruratan
trimester I, deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawatdaruratan trimester III,
Sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda dapat menguraikan Deteksi dini komplikasi
dan penanganan awal kegawat daruratan

I. BUKU WAJIB (BW)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 78


Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Walyani, Siwi Elisabeth, 2015. Buku Asuhan Kebidanan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT Pustaka Baru.
Christina, Y. 2016. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC
III. TUGAS
Ny. A umur 23 tahun datang ke BPM hamil pertama kali mengeluh
mengeluarkan darah flekflek dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Hasil
pemeriksaan, TFU 3 jari atas symphisis. Inspekulo keluar darah dari OUE tidak
ada pembukaan.
1. Pada Ny.A. dimungkinkan kondisi ibu hamil apabila didapatkan hasil ...
A. TFU sesuai dengan usia kehamilan
B. Ibu mengeluh mual muntah
C. Tanda PPT +
D. Keluarnya darah dari vagina
2. Diagnosa kasus Ny. A…
A. Abortus insipiens
B. Abortus imminens
C. Abortus komplit
D. Abortus inkomplit
Dua minggu kemudian Ny. A datang lagi ke BPM belum mengeluarkan jaringan,
perut mules, hasil pemeriksaan TD 110/60 mmHg. Nadi 90 x/mnt, terjadi
perdarahan bergumpal.
3. Diagnosa Ny. A sekarang …
A. Abortus insipiens
B. Abortus imminens
C. Abortus komplit
D. Abortus inkomplit

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 79


4. Rasa nyeri yang kuat pada Ny.A , ini disebabkan karena adanya ...
A. Peningkatan kontraksi rahim
B. Hasil konsepsi masih didalam
C. Adanya pembesaran rahim sesuai dengan usia kehamilan
D. Peningkatan dari hormon oksitosin
Ny.A dirujuk ke RS, terdapat jaringan bercampur gumpalan darah. Saat tiba
ditempat rujukan ternyata didapat OUE sudah membuka dan teraba sisa jaringan.
Perdarahan belum berhenti.
5. Ny.A sekarang mengalami ...
A. Abortus insipiens
B. Abortus imminens
C. Abortus komplit
D. Abortus inkomplit
6. Terjadinya perdarahan yang banyak pada Ny. A disebabkana karena ...
A. Peningkatan kontraksi rahim
B. Adanya pembukaan dari OUE
C. Masih ada sebagian jaringan dalam uterus
D. Adanya peningkatan hormon

PERTEMUAN 9

9 DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENANGANAN AWAL KEGAWAT


DARURATAN

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 80


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan mampu menjelaskan deteksi dini
komplikasi dan penanganan awal kegawatdaruratan
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus mampu menjelaskan deteksi dini
komplikasi dan penanganan awal kegawatdaruratan
1. Materi
A. Deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawatdaruratan trimester I
a. Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin
kurang dari 10 gr / 100 ml
 Klasifikasi Anemia dalam kehamilan
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil
dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu:
Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat
 Tanda dan Gejala Anemia
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan
mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang
sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai
berikut: Lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu
makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek
(pada anemia yng parah).
Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat
meliputi: kulit pucat, mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari pucat,
takikardi/murmut lambat (pada anemia yang parah), rambut dan kuku
rapuh (pada anemia yang parah) dan juga lidah licin (pada anemia yang
parah).

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 81


 Pengaruh Anemia pada Kehamilan
a. Resiko terjadi abortus
b. Persalinan permaturus
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah menjadi infeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %)
f. Mengancam jiwa dan kehidupan ibu
g. Mola hidatidosa
h. Hiperemesis gravidarum
i. Perdarahan anterpartum
j. Ketuban pecah dini(KPD)
 Bahaya anemia terhadap janin
a. Abortus
b. Terjadi kematian intra uteri
c. Persalinan prematuritas tinggi
d. Berat badan lahir rendah (BBLR)
e. Kelahiran dengan anemia
f. Dapat terjadi cacat bawaan
g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
h. Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi
yang menghambat pertumbuhan janin
b) Penanganan pada Anemia sebagai berikut:
1. Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan
sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan
500 mg asam folat peroral sekali sehari.

2. Anemia Sedang

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 82


Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000
mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus.
3. Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama
hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
2. Hyperemesis Gravidarum
Definisi
Hiperemesis Gravidarum ialah Mual-muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.Hiperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering
terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu
Beberapa faktor predisposisi sbb :
1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung
jawab.
4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain
TANDA DAN GEJALA
- Muntah yang berat
- Haus
- Dehidrasi
- Berat badan turun
- Keadaan umum mundur
- Kenaikan suhu
- Icterus
- Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 83


- Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen, dalam urine bertambah,
silinder +
PEMBAGIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis dapat dibagi menjadi 3
tingkatan yaitu :
a. Tingkatan I = Ringan
Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi
meningkat sampai sekitar 100 denyut permenit, tekanan darh sistolik
menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor menurun, lidah
kering, mata cekung.
b. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih
parah : lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,
gejala dehidrasi semakin jelas, nadi kecil an cepat, suhu badan naik,
tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam
hawa pernapasan, dan dapat terjadi asetonuria.
c. Tingkat III = Berat
- Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi
makin tampak, muntah berkurang, tekanan darh menurun, nadi
makin kecil dan cepat, suhu badan meningkat.
- Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala icterus.
- Keadaan menurun dari somnolen sampai koma, komplikasi pada
susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan gejala :
nistagmus, diplopia dan perubahan
- Mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan
termasuk vitamin B kompleks.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 84


Penanganan
Pertama-tama, bila ada keluhan hiperemesis gravidarum
disingkirkan adanya gangguan sistematik lainnya, seperti ulkus peptikum,
hepatitis, pielonefritis dan tumor otak yang dapat menimbulkan gejala
muntah. Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis
gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi
hiperemesis gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah memberi
penyuluhan kepada calon ibu dalam menghadapi gangguan mual dan
muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan
mual muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).
Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan
menghindari makanan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta
berbumbu merangsang makanan yang mengandung karbohidrat (biskuit
kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat sebagai
sumber energi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah. Wanita hamil
tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan
teh hangat sebelum turun dari tempat tidur dan melaksanakan aktivitas.
Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari,
wanita tersebut perlu dirawat inap di RS
i. Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
1. Jenis Abortus
1. Abortus Imminens (threatened)
Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina
yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada
trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau
tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah, tidak adanya pembukaan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 85


serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada
panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung
janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan
masih terdapat janin utuh
- Abortus Insipien (inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan
serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian
bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat.
- Abortus Incompletus (incomplete)
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam
uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan
endometrium yang tipis dan ireguler
- Abortus Completus (complete)
Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada
lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada
Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.
- Missed Abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
- Abortus Habitualis (habitual abortion)
Adalah abortus spontan yang terjadi berturutturut tiga kali atau
lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 86


2. Penanganan abortus
a. Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat karena perdarahan
anterpartum merupakan komplikasi yang dapat membahayakan
keselamatan ibu
b. Setiap tingkat fasilitas pelayanan harus dapat mengenali,
melakukan stabilitasi, merujuk dan menatalaksana komplikasi pada
ibu dan anak sesuai dengan jenjang kemampuan yang ada
c. Setiap kasus perdarahan anterpartum memerlukan rawat-inap dan
penatalaksanaan segera
d. Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dengan keperluan untuk
memenuhi defisit dan tingkat gawatdarurat yang terjadi
e. Tegakkan diagnosis kerja secara cepat dan akurat karena hal ini
sangatmempengaruhi hasil penatalaksanaan perdarahan antepartum
f. Tindakan konservatif dilakukan selama kondisi masih
memungkinkan dan mengacu pada upaya untuk memperbesar
kemungkinan hidup bayi yang dikandung
g. Pada kondisi yang sangat gawat, keselamatan ibu merupakan
pertimbangan utama
4. Kehamilan ektopik
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi
tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95%
kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian
kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini
bergantung pada kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian
sekitar 5-6 per seribu kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan
ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya
menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang
sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga
rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
dengan 18 besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 87


Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada
perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau
ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam
peritoneum. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga
membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok
hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-
tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan
nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam serviks teraba
lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri
 Penanganan KET:
1. Stabilitas keadaan umum penderitaan
2. Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0.9% atau
ringer laktat (500ml) dalam 15 menit pertama atau 2L dalam 2
jam pertama
3. Jika fasilitas tidak memungkinkan, segera rujuk ke fasilitas lebih
lengkap dengan memperhatikan hal-hal yang diuraikan pada
bagian penilaian awal
5. Molahidatidosa
1. Pengertian
Mola hidatidosa (atau hamil anggur) adalah kehamilan abnormal
berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan
janin. Bakal janin tersebut dikenal dengan istilah mola hidatidosa. Mola
hidatidosa juga dapat didefinisikan sebagai penyakit yang berasal dari
kelainan pertumbuhan calon plasenta (trofoblas plasenta) dan diserai
dengan degenerasi kistik villi serta perubahan hidropik.
a. Gejala Molahidatidosa
Pada mulanya, gejala mola hidatosa atau hamil anggur mirip
dengan gejala kehamilan normal, yaitu terlambat haid, mual, tes
kehamilan positif, dan muntah. Namun, pada penderita hamil
anggur, gejala awal tersebut dialami dengan lebih berat. Tanda-
tanda lainnya adalah tidak ada gerakan janin, rahim lebih besar dari

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 88


umur kehamilan, dan keluar gelembung cairan mirip buah anggur
bersamaan dengan perdarahan.
b. Gambaran Klinik
1. Amenorrhea dan tanda kehamilan
2. Mengalami Hyperemesis Gravidarum
3. Adanya perdarahan pervaginam
4. Tidak teraba ballottement
5. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
c. Penatalaksanaan kegawatdaruratan dengan mola hydatidosa
1. Tatalaksana Umum
- Diagnosis dini tanda mola
- Beri infus NS/RL preventif terhadap perdarahan hebat
- Observasi kadar HCg
- Observasi kadar Hb dan T/N/S serta perdarahan
pervaginam
- Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan
evakuasi jaringan mola
2. Tatalaksana Khusus
- Pasang infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9%
atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit untuk
mencegah perdarahan.
- Pengosongan isi uterus dengan menggunakan Aspirasi
Vakum Manual (AVM)
- Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila
masih ingin memiliki anak, atau tubektomi bila ingin
menghentikan kesuburan
- Selanjutnya ibu dipantau:
a. Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
b. Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam
2 kali pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 89


rumah sakit rujukan tersier yang mempunyai fasilitas
kemoterapi
3. Penanganan Selanjutnya
- Pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal
atau tubektomi
- Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1
tahun pasca evakuasi dengan menggunakan tes kehamilan
dengan urin karena adanya resiko timbulnya penyakit
trofoblas yang menetap
- Jika tes kehamilan dengan urin yang belum memberi hasil
negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif kembali
dalam satu tahun pertama, rujuk ke rumah sakit rujukan
tersier untuk pemantauan dan penanganan lebih lanjut
B. Deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawatdaruratan trimester III
1. Hipertensi Esensial
Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang disebabkan
oleh faktor herediter, faktor emosi dan lingkungan. Wanita hamil dengan
hipertensi esensial memiliki tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sampai
160/100 mmHg.
Gejala-gejala lain seperti kelainan jantung, arteriosklerosis,
perdarahan otak, dan penyakit ginjal akan timbul setelah dalam waktu
yang lama dan penyakit terus berlanjut. Hipertensi esensial dalam
kehamilan akan berlangsung normal sampai usia kehamilan aterm. Sekitar
20% dari wanita hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan darah, dapat
disertai proteinuria dan edema. Faktor resiko hipertensi esensial dalam
kehamilan adalah: wanita hamil multipara dengan usia lanjut dan kasus
toksemia gravidarum. Penanganan dilakukan saat dalam kehamilan dan
dalam persalinan.
Penanganan dalam kehamilan meliputi: pemeriksaan antenatal
yang teratur; cukup istirahat; monitor penambahan berat badan; dan
melakukan pengawasan ibu dan janin; pemberian obat (anti hipertensi dan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 90


penenang); terminasi kehamilan dilakukan jika ada tanda-tanda hipertensi
ganas.
2. Perdarahan pervaginam
A. Plasenta Previa
Plasenta previa merupakan suatu bentuk kelainan letak pada
plasenta,dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Secara teoritis plasenta previa dibagi menjadi 4 derajat,yaitu
a. Plasenta previa totalis yaitu plasenta menutupi seluruh osteum
uteriinternum
b. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian
ostiumuteri internum
c. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada
padapinggir ostium uteri internum.
d. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmenbawah rahim sehingga tepi bawahnya barada pada jarak
lebih kurang 2 cmdari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari
2 cm dianggap plasenta letak normal.

1. Tanda dan gejala


hal yang paling khas pada plasenta previa adalah:
 Perdarahan yang tidak nyeri.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 91


 Darah yang keluar berwarna merah segar
 Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas
 Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.
 Perdarahan pada plasentaprevia bersifat berulang-ulang karena setelah
terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim.
 Perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip pada solusio plasenta.
 Bagian terendah janin sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub
bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu
atas panggul.
 Terdapat kelainan letak pada janin dimana letak janin tidak dalam letak
memanjang.
 Pada palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan
perut tidak tegang.
2. Penatalaksanaan
Plasenta Previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat
kebidananyang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan
pada plasenta previa adalah:
1) Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkanibu
dan anak atau untuk mengurangi kesakitan dan kematian. Dengan
seksiosesarea juga dimaksudkan untuk mengosongkan rahim hingga
dapatberkontraksi dan menghentikan perdarahan, selain itu juga dapat
mencegahterjadinya robekan serviks yang agak sering terjadi pada
persalinan pervaginam. Seksio sesarea dilakukan pada plasenta previa
totalis danplasenta previa lainnya jika perdarahan hebat
2) Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat
mengambilsikap melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih
memadai. Dalammelakukan rujukan penderita plasenta previa
sebaiknya dilengkapi dengan:
 Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan
 Sedapat mungkin diantar oleh petugas

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 92


 Dilengkapi keterangan secukupnya
 Dipersiapkan donor darah untuk transfusi darah.
B. Solusio Plasenta
1. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum
waktunya denganimplantasi normal pada kehamilan trimester
ketiga. Terlepasnya plasentasebelum waktunya menyebabkan
timbunan darah antara plasenta dan dindingrahim yang dapat
menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu maupun janin.
2. Klasifikasi Solusio Plasenta

1. Solusio plasenta ringan


a. Terlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya
b. Tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah
persalinan
c. Keadaan umum ibu dan janinnya tidak mengalami gangguand)
Persalinan berjalan dengan lancar pervaginam.
2. Solusio plasenta sedang
1. Terlepasnya plasenta lebih dari ¼ bagian tetapi belum
mencapai 2/3bagian
2. Dapat menimbulkan gejala klinik seperti : perdarahan dengan
rasasakit, perut tersa tegang, gerak janin berkurang, palpasi
bagian janin sulitteraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi
asfiksia ringan dan sedang

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 93


3. Pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol
4. Dapat terjadi ganguan pembekuan darah.
3. Solusio plasenta berat
1. Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian.
2. Terjadi perdarahan disertai nyeri.
3. Penyulit bagi ibu sperti:
- Terjadi syok dengan tekanan darah menurun, nadi dan
pernapasanmeningkat.
- Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
- Pada pemeriksaan dijumpai turunnya tekanan darah sampai
syok,tidak sesuai dengan perdarahan dan penderita tampak
anemis.
- Pemeriksaan abdomen tegang, bagian jani sulit diraba,
dinding perutterasa sakit, dan janin telah meninggal dalam
rahim.
- Pemeriksaan dalam ketuban tegang dan menonjol
- Solusio plasenta berat dengan couvelaire uterus terjadi
gangguan kontraksi dan atonia uter
4. Diagnosis Solusio Plasenta
Diagnosis solusio plasenta dapat ditegalkkan dengan melakukan:
a. Anamnesa
- Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
- Terjadi spontan atau karena trauma
- Perut terasa nyeri
- Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam
rahim
b. Pemeriksaan fisik umum
1. Keadaan umum penderita tidak sesuai dengan jumlah
perdarahan
2. Tekanan darah menurun, nadi dan pernapasan meningkat
3. Penderita tampak anemis

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 94


c. Pemeriksaan khusus
- Palpasi abdomen
- Perut tegang terus menerus
- Terasa nyeri saat palpasi
- Bagian janin sukar ditentukan
d. Auskultasi
- Denyut jantung janin bervariasi dari asfiksia ringan sampai
berat.
e. Pemeriksaan dalam
- Terdapatnya pembukaan
- Ketuban tegang dan menonjol
- Pemeriksaan penunjang denga USG, dijumpai perdarahan
antaraplasenta dan dinding abdomen
4. Penatalaksanaan Solusio Plasenta
Penanganan solusio plasenta harus dilakukan rawat inap di
rumah sakit yangmemadai.ketika masuk segera dilakukan pemeriksaan
darah lengkaptermasuk kadar Hb dan golongan darah serta gambaran
pembekuan darah.
Jika diagnosis belum jelas dan janin masih hidup tanpa tanda-
tanda gawat janin observasi ketat dengan kesiagaan dan fasilitas yang
bisa segeradiaktifkan untuk intervensi jika sewaktu-waktu muncul
kegawatan.
Penanganan terhadap solusio plasenta bisa bervariasi sesuai
berat ringannya penyakit, usia ibu, serta keadaan ibudan janinnya. Jika
janin masih hidup dan cukup bulan serta belum ada tanda-tanda
persalinan pervaginam maka dilakukan bedah caesar.
Pada perdarahan yang cukup banyak segera lakukan resusitasi
dengan pemberian transfusi darah dan kristaloid yang cukup diikuti
persalinan yang cepat untukmengendalikan perdarahan dan
menyelamatkan ibu dan janin. Bedah Caesar dilakukan pada kasus
yang berat atau telah terjadi gawat janin.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 95


Jika janin telah mati dalam rahim maka lebih sering dipilih
persalinan pervaginam kecuali jika ada perdarahan berat yang tidak
teratasi dengan transfusi darah atau ada indikasi obstetrik untuk
melakukan persalinan perabdominal.
Pada persalinan pervaginam diperlukan upaya stimulasi miometrium
secara farmakologik atau masase agar kontraksi miometrium baik. Hal
ini untuk mencegah terjadinya perdarahan sekalipun masih
terjadigangguan pembekuan darah
C. Kelainan dalam lamanya kehamilan
Kelainan dalam lamanya kehamilan akan terkait dengan suatu proses
persalinan, apabila kehamilan kurang bukan (pre term) maka persalinan akan
menghasilkan bayi premature, dengan permasalah terkait dengan maturitas
janin yang belum sempurna sehingga memerlukan penangan khusus.
Sedangkan kalau kehamilan post terem, berhubungan dengan persalinan lebih
bulan, hal ini terkait dengan kemampuan plasenta untuk memberikan makan
pada janin sampai dengan 40 minggu. Dampak dari kehamilan preterm
maupun post term dapat menimbulkan kelainan pada janin salah satunya
berupa intra uteri growt retardasti (IUGR) yang tentunya memiliki permasalah
berbeda terkait dengan kebutuhan janin itu sendiri
1. Kehamilan dengan persalinan preterm (premature)
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia
kehamilan 28-37 minggu. Permasalahan yang terjadi adalah bayi
premature dengan dengan berat badan 1000-2500 gram, penyebab kejadian
+ 7 % dari semua kelahiran hidup
a. Etiologi
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya
diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya
kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya
pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari
plasenta

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 96


2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi
ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
1. Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh
2. kondisi medis
a. hipertensi
b. perkembangan janin terhambat
c. solusio plasenta
d. plasenta previa
e. diabet
b. Klasifikasi
a. Sangat premature Usia kehamilan 24-30 minggu. BB bayi 1000-
1500 g
b. Prematur Sedang. Usia kehamilan 31-36 minggu. BB bayi 1501-
2000 g
c. Premuatur borderline. Usia kehamilan 36-38 minggu. Berat bayi
2001-2499 g
b. Kehamilan Lewat Waktu (post matur)
Adalah kehamilan lewat waktu sebagai kehamilan usia ≥42 minggu penuh
(294 hari) terhitung sejak hari pertama haid terakhir
Tanda-tanda bayi postmatur :
a) Biasanya lebih berat dari bayi matur
b) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 97


c) Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
d) Verniks kaseosa di badan kurang
e) Kuku-kuku panjang
f) Rambut kepala agak tebal
g) Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel
Penatalaksanaan
 Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah
monitoring janin sebaik-baiknya.
 Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
 Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan atau rujuk.
3. Intra Uteri Growt Retardasi (IUGR)
Merupakan bayi dengan berat berat yang kurang dari normal (kecil).
Namun perlu diketahui, bahwa tidak semua bayi yang lahir kecil itu tidak
normal hal ini disebabkan karena faktor keturunan dan keluarga yang
memang juga kecil
Penyebab IUGR:

 Gangguan penyaluran oksigen dan nutrisi ke bayi dalam rahim

 Kurangnya nutrisi dalam rahim membuat pertumbuhan bayi terganggu


sehingga menjadi berat bayi menjadi lebih kecil dari norma

 Penyebab utama adalah gangguan plasenta (ari-ari), dimana fungsi


plasenta tidak berjalan dengan baik untuk menyalurkan nutrisi ke bayi
4. Dsimatur
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya. (BBLR sama dengan bayi dismatur).
Berdasarkan pengertian diatas maka BBLR dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu :

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 98


1. Prematuritas Murni
Adalah masa gestasi yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan kurang dari berat badan semestinya untuk masa kehamilan
atau disebut neonatus kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan
(NKB-KMK)
2. Dismaturitas
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
preterm, posterm. Dismatur ini dapat juga neonatus kurang bulan -
sesuai masa kehamilan (NKB - SMK).
Neonatus cukup bulan - kecil masa kehamilan (NCB - KMK)
Neonatus lebih bulan - kecil masa kehamilan (NLB - KMK).
1. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda yang dialami ibu hamil, dapat menimbulkan masalah
baik untuk janin ataupun ibunya serta proses persalinan. Melihat resiko
demikian, maka persalinan sebaiknya dilakukan di tempat rujukan
a. Tanda dan gejala kehamilan ganda
1. Ukuran uterus, tinggi fundus uterus (TFU) dan lingkar abdomen
melebihi ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan
akibatpertumbuhan uterus yang pesat pada trimester dua.
2. Mual dan muntah berat (akibat peningkatan kadar HCg)
3. Adanya riwayat kembar dalam keluarga
4. Riwayat penggunaan obatpenyubur sel telur
5. Pada palpasi abdomen didapatkan tiga atau lebih bagian besar
dan/atau banyak bagian kecil yang semakin mudah diraba terutama
trimester ketiga
6. Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung
janin yang jelas berbeda (berbeda >10 denyut jantung per menit
dan terpisah dari jantung ibu).

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 99


b. Penatalaksanaan yang diberikan bidan untuk ibu dengan kehamilan
ganda adalah :
a. Bekerjasama dengan seorang dokter konsultan yang dapat segera
dihubungi
b. Konseling pada pasangan untuk :
 Pengamatan terhadap perubahan dan rencana persalinan
 Pemeriksaan kehamilan lebih sering
 Mengikuti surveilens untuk mendeteksi komplikasi minim
USG sebulan sekali
 Perubahan dan tanggung jawab pekerjaan dirumah
 Pola istirahat yang teratur
6. Pemantauan penambahan berat badan untuk mengetahui asupan
nutrisi
7. Setelah kehamilan 24 sampai dengan usia 36 minggu, disarankan
kunjungan minimal 2 minggu sekali dan selanjutnya 1 minggu
sekali atau lebih sering
8. Penapisan glukosa dilakukan mulai usia kandungan 24-26 minggu
9. Pengamatan ketat akan adanya tanda-tanda persalinan preterm
Rangkuman
Kehamilan merupakan kondisi alami yang bisa terjadi pada wanita setelah
ada proses fertilisasi, dalam perjalannya kehamilan bisa berjalan normal tapi tidak
kadang juga tidak normal. Ketidak normalan yang dialami dalam kehamilan usia
muda kurang dari 22 minggu, dapat terjadi perdarahan yang merupakan satu tanda
yang harus sangat diwaspadai. Selanjutnya dikembangkan dengan gejala lainnya
baik secara subyektif ataupun obyektif. Dari pengembangan gejala yang dialami
wanita hamil pada kehamilan muda dapat dibedakan adanya abortus (abortus
imminen, abortus insipient, abortus in komplit serta abortus komplit) dan
selanjutnya kehamilan ektopik terganggu (KET) ataupun mola hydatidosa.
Ketiganya merupakan tanda bahaya kehamilan muda yang harus mendapatkan
pengawasan ketat

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 100


BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 10

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi tunjuan kunjungan, pengkajian data, riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboraturium, pengkajian emosional, pengkajian fetus,
Sehingga pada perkuliahan selanjutnya anda dapat menguraikan Deteksi dini komplikasi
dan penanganan awal kegawat daruratan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 101


I. BUKU WAJIB (BW)
Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Perry,at al. 2015, Keterampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.2015, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
III. TUGAS
Ny F, 36 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu datang ke BPM dengan keluhan
waktu bangun tidur mengeluarkan darah segar lewat lahir, tidak disertai nyeri
perut. Hasil pemeriksaan KU lemah, pucat TD 90/60, Hb: 8,4 gr %.
1. Diagnosa untuk Ny. F adalah…
A. Ruptura uteri
B. Abortus iminens
C. Plasenta previa
D. Solusio plasenta
E. Abortus incompletes
2. Tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh bidan pada Ny. F adalah…
A. Inspekulo
B. Konseling
C. Pasang infuse
D. Palpasi abdomen
E. Periksa dalam pervaginan
3. Untuk mempertahankan kesejahteraan janin Ny. F perlu tindakan…
A. Injeksi vit. K
B. Oksigenasi
C. Tidur 0,5 duduk

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 102


D. Infus NaCl 0,9 %
E. Tidur miring ke kiri
Ny. Z 29 tahun datang ketempat BPM tanggal 3 Mei 2013 untuk memeriksakan
kehamilannya. HPHT 9 Januari 2013. Anak ke 1 (2 tahun), belum pernah abortus
mengeluh mual, dan kadang muntah-muntah, belum merasakan gerakan janin.
Hasil pemeriksaan: TFU setinggi pusat, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak
terdengar, tekanan darah140/95 mmHg
4. Ny. Z kemungkinan mengalami…
A. Mola hidatidosa
B. Kehamilan ganda
C. Ancaman abortus
D. PER (Pre eklampsi ringan)
E. Kehamilan ektopik terganggu
5. Ny. Z perlu pemeriksaan…
A. Plano test
B. Urine rutin
C. Urine reduksi
D. Plano test titrasi
E. Urine test protein

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 103


PERTEMUAN 10

10. ASUHAN SESUAI TAHAPAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN IBU


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan mampu menjelaskan memberikan
asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus mampu menjelaskan memberikan
asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu

1. Materi
a. Tujuan asuhan antenatal adalah:
 Mengkaji tingkat kesehatan
 Menetapkan catatan dasar standarpembanding kemajuan kehamilan
 Identifikasi faktor risiko
 Diskusi kehamilan yg sdg berlangsung(kekhawatiran, dsb)
 Nasihat perawatan selama hamil
 Membina hubungan saling percaya
b. Riwayat kesehatan
1. Biodata
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
 HPHT dan apakah normal
 Gerak janin
 Masalah atau tanda-tanda bahaya
 Keluhan2 lazim pada kehamilan
 Penggunaan obat2an termasuk jamu
 Kekhawatiran yang dirasakan
c. Riwayat kebidanan yang lalu
a. Jumlah kehamilan, anak lahir hidup, persaterm, pers prematur, abortus,
perstindakan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 104


b. Riwayat Perdarahan
c. Hipertensi
d. BBL sebelumnya <2,5kg at >4 kg
e. Masalah lain yang dialami
d. Riwayat kesehatan (dahulu dan sekarang)
 Masalah kardiovaskuler
 Hipertensi
 Diabetes
 Malaria
 PMS atau HIV/AIDS
 Imunisasi tetanus
 Asma
 Ginjal
 Epilepsi,dll
e. Riwayat kesehatan keluarga
 Penyakit kronis
 Penyakit keturunan
f. Riwayat social ekonomi
 Status perkawinan
 Respon orang tua & keluarga
 Riwayat KB
 Dukungan keluarga
 Pengambilan keputusan dlm keluarga
 Kebiasan makan dan gizi
 Kebiasaan hidup sehat
 Beban kerja & kegiatan sehari-hari
 Tempat melahirkan & penolong yang diinginkan
g. Pemeriksaan fisik dan laboraturium

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 105


Pemeriksaan fisik pada kehamilan

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita


untukmengetahui keadaan atau kelainan dari penderitaan. Tujuannya adalah
untukmengetahui bagaimana kesehatan umum ibu (bila keadaan umumnya baik
agar di pertahankan jangan sampai daya tahan tubuh menurun) , untuk
mengetahui adanyakelainan, bila ada kelainan, kelainan itu lekas diobati dan
disembuhkan agar tidakmenganggu
 Inspeksi
1) Muka
Periksa palbera, konjungtiva, dan sclera. Periksa palpebral untuk
memperkirakan gejala oedema umum. Periksa konjungtiva dan skelera
untuk memperkirakan adanya anemia dan icterus.
2) Mulut/gigi
Periksa adanya karies, tonsillitis atau faringitis. Hal tersebut merupakan
sumber infeksi.
3) Jantung
Infeksi bila tampak sesak, kemungkinan ada kelainan jantung yang dapat
meningkatkan terjadinya resiko yang lebih tinggi baik bagi ibu maupun
bayinya
4) Payudara.
Inpeksi bentuk payudara, benjolan, pigmentasi putting susu. Palpasi
adanya benjolan (tumor mamae) dan kolostrum.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 106


5) Abdomen
Inspeksi pembesaran perut (bila pembesaran perut itu berlebihan
kemungkinan asites, tumor, ileus, dan lain-lain), pigmentasi dilinea alba,
nampaklah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum
atau bekas luka operasi.
6) Tangan dan tungkai
Inspeksi pada tibia dan jari untuk melihat adanya oedema dan varises.
Bila terjadi oedema pada tempat-tempat tersebut kemungkinan
terjadinya pre-eklamsi
7) Vulva
Inspeksi untuk mengetahui adanya oedema, varises, keputihan,
perdarahan, luka, cairan yang keluar, dan sebagainya. (Walyani, 2015)
 Palpasi
Palpasi yaitu pemeriksaan kebidanan pada abdomen dengan
menggunakan maneuver leopold untuk mengetahui keadaaan janin didalam
abdomen.

1) Leopold 1
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian
fundus dan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis untuk menentukan
usia kehamilan dengan menggunakan (kalau >22 minggu).

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 107


2) Leopold 2
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang , dan bagian
janin yang teraba disebelah kiri atau kanan.
3) Leopold 3
Untuk menentukan bagian janin yang ada di bawah (presentasi).
4) Leoplod 4.
Untuk menemukan apakah bagian janin sudah masuk panggul atau belum.
 Auskultasi

Auskultasi degan menggunakan stetoskop atau dopler untuk menemukan DJJ


setelah umur kehamilan 18 minggu, yang meliputi frekuensi, keteraturan, dan
kekuatan DJJ. DJJ normal adalah 120 sampai 160 per menit. Bila DJJ < 120
atau > 160 per menit, maka kemungkinan ada kelainan janin atau plasenta.
(Walyani, 2015)
 Perkusi
Melakukan pengetukan pada daerah patella untuk memastikan adanya reflek
pada ibu. (Walyani, 2015)
a. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan oleh dokter/bidan pada usia kehamilan 34 sampai
36 minggu untuk primigravida atau 40 minggu minggu pada multigravida
dengan janin besar. Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan serviks, ukuran
panggul, dan sebagainya.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 108


a) Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium.
 Pemeriksaan darah (HB)
Hemoglobin (Hb) adalah suatu subtansi protein dalam sel-sel
darh merah yang terdiri dari zat besi, yang merupakan senyawa
pembawa oksigen yang kemudian di bawa dari paru-paru kejaringan –
jaringan yang ada di dalam tubuh.
Hasil pemeriksaan Hb sahli dapat di klasifikasikan Hb 11 gr%:
tidak anemia, Hb 9-10 gr%: anemia ringan, Hb 7-8 gr%: anemia
sedang, Hb <7 gr%: anemia berat
Prinsip metode Sahli adalah hemoglobin diubah menjadi
hematum asam kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara
visual dengan standar warna pada alat hemoglobinometer. Dalam
penerapan kadar hemoglobin metode sahli memberikan hasil 2 % lebih
rendah dari pada metode lain.
Metode sahli merupakan metode estimasi kadar hemoglobin
yang tidak teliti, karena alat hemoglobinometer tidak dapat
distandarkan dan pembandingan warna secara visual tidak teliti.
Metode sahli juga kurang teliti karena karbo xyhemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin tidak dapat diubah menjadi
hematin asam.
Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia
memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen
itu membentuk oxihemoglobin didalam sel darah merah. Dengn
melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-
jaringan.
Pemeriksaan kadar hemoglobin sebenarnya dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara salah satunya yaitu dengan menggunakan
metode Hb Sahli. Pengertian Hb Sahli yaitu suatu metode sederhana

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 109


yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin. Pemeriksaan ini
menjadi salah satu pemeriksaan laboratorium yang sangat penting
khususnya pada ibu hamil sebagai deteksi dini terhadap adanya anemia
dalam kehamilan dan sebagai deteksi dini untuk mencegah perdarahan
pada saat persalinan. (Marmi. 2017)
 Protein urine
Pemeriksaan Protein Urine pada ibu hamil merupakan salah
satu tes yang bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi pre
eklampsia. Pemeriksaan fisik dan tes labolatorium selama kunjungan
antenatal care harus berfokus pada pemeriksaan-pemeriksaan yang
didukung oleh riset ilmiah. Karena dengan melakukan hal tersebut
maka para bidan telah berusaha untuk menurunkan angka kematian ibu
dan neonatu.
Dalam membaca hasil pemeriksaan protein urine harus di
tempat yang terang untuk menghindari kesalahan dalam pembacaan
hasil dengan memperhatikan perubahan :
(-) : tidak ada kekeruhan
(+) : kekeruhan sedikit terlihat tanpa butir-butir
(++) : Kekeruhan mudah dilihat dengan butir-butir
(+++) : Kekeruhan mudah dilihat dan tampak berkeping-keping
(++++):Sangat keruh dan berkeping-keping besar atau bergumpal
Gumpal
 Reduksi urin
Reduksi adalah suatu tindakan pemeriksaan glucosa dalam
urine. Glucosa mempunyai sifat mereduksi. Ion Cupri direduksi
menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua
larutan sakar yang memounyai gugusan aldehid atau keton bebas akan
memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat ( basa yang tidak
begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu ++. Sukrosa
memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif
(aldehid/keton bebas).

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 110


Glucosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi
menggunakan reagen Fehling, cara lainnya yang bisa digunakan dalam
pemeriksaan glucosa yaitu engan pemeriksaan gula darah acak dan
menggunakan stik celup urin

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 111


BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 11

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi: menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perekmbangan
kehamilan, mematuhi diagnosa, menetapkan ketidaknymanan, menetapkan komplikasi,
mengembangkan perencanaan asuhan yang kompregensif, konseling hiv/pns, selanjutnya
anda dapat menguraikan Deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawat daruratan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 112


I. BUKU WAJIB (BW)
Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Perry,at al. 2015, Keterampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.2015, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
Sulistyo, ari. 2010. Asuhan kebidanan. Jakarta : salemba medica
III. TUGAS
Ny. S umur 26 tahun datang ke BPM kehamian ke tiga umur kehamilan 3
bulan, perdarahan sedikit, mengeluh mual,muntah,4-5 kali sehari. Hasil
pemeriksaan TD 140/90 mmHg, TFU 3 jari di bawah pusat, ballotemen (-),
DJJ (-)
1. Kemungkinan diagnosa Ny. S adalah…
A. Hiperemisis gravidarum
B. Mola hidatidosa
C. KET
D. Abortus iminens
2. Terjadinya pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan,
disebabkan karena ...
A. Kavum uteri terisi jaringan seperti rangkaian buah anggur
B. Pembesaran embrio yang pesat
C. Hasl konsepsi mengganda
D. Adanya jaringan baru selain embrio
Ny. Tina datang ke BPM , mengatakan terlambat haid 1 bulan, dengan
keluhan mual dan muntah terutama pagi hari, hasil PPT (+). Saat ini ibu
merasakan nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri dirasa ibu semakin kuat.
3. Kemungkinan diagnosa ny. Tina adalah….
A. Hiperemisis gravidarum
B. Mola hidatidosa

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 113


C. KET
D. Abortus iminens
4. Nyeri pada perut bagian bawah dan dirasa ibu semakin kuat disebabkan
karena...
A. Adanya spasme dari pembuluh darah
B. Adanya kontraksi mendadak dari uterus
C. Terjadi ruptur diluar rahim
D. Adanya pertumbuhan embrio di luar rahim

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 114


PERTEMUAN 11

11. ASUHAN KUNJUNGAN AWAL

Tujuan Umum
1.
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan Mampu memahami Asuhan
kunjungan awal
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus Mampu memahami Asuhan
kunjungan awal

Materi
A. Jadwal pemeriksaan antenatal care adalah sebagai berkut :
a. Menurut Mufdillah 2009 dalam buku (Walyani, 2015)
Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan
ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) 1 kali pada trimester I (K1)
2) 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III (K4)
b. Menurut Rismalinda 2015. Dilakukan minimal 4x selama kehamilan :
1) Trimester I (0-14 minggu)
Tujuannya :
a. Untuk mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
b. Mencegah masalah, misal : anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya
c. Membangun hubungan saling percaya
d. Mendorong prilaku yang sehat
2) Trimester II (14-28 minggu)
Tujuannya :
Sama seperti di trimester I, ditambah kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala)

3) Trimester III (28 – 36 minggu)


Tujuannya :

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 115


Sama seperti di trimester I dan II, ditambah deteksi kehamilan
ganda, deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS
2) Menentukan Diagnosa
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
a. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda mungkin hamil
2. Tanda pasti hamil
b. Tanda Mungkin Hamil
1. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Hal ini sering sekali menjadi tanda pertama kehamilan.
Jika ini terjadi ada kemungkinan ibu hamil, sebab berhentinya
haid adalah pertanda dibuahinya sel telur oleh sperma.
Kemungkinan penyebab tanda lain tanda ini adalah gizi buruk,
masalah emosi, menoupose, atau karena makanan dan obat-
obatan seperti pil kontrasepsi. (Sutanto dan Fitriana, 2018)
2) Nausea (mual) dan Emesis (muntah)
Banyak ibu hamil merasa mual di pagi hari, namun ada
beberapa ibu yang merasa mual sepanjang hari. Mual umum
terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan. pemicunya adalah
meningkatnya hormone HcG (Human Chorionic Gondotrophin)
atau hormon manusia yang menandakan adanya “manusia lain”
dalam tubuh ibu. Kemungkinan penyebab lain dari mual adalah
penyakit atau parasit (Sutanto dan Fitriana, 2018). Pengaruh
estrogen dan progesterone terjdi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi
terutama pada pagi hari yang disebut morning sicknes. (Walyani,
2015).
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 116


Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan
tuaya kehamilan. (Walyani, 2015)
4) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR)
pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi. (Walyani,
2015)
5) Payudara menjadi peka
Payudara lebih lunak, sensitif, gatal dan berdenyut seperti
kesemutan dan jika disentuh terasa nyeri. Hal ini menunjukan
peningkatan produksi hormone esterogen dan progesteron
(Sutanto dan Fitriana, 2018).
6) Sering Miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering,
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus ke kandung
kemih. Pada triwulan ke-2 umumnya keluhan ini akan berkurang
karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada
akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke
rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih. (Walyani,
2015)
7) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genatalia eksterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah persalinan. (Walyani, 2015)
2. Tanda kehamilan Pasti.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 117


Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain :
1. Ibu merasakan gerakan janin di dalam perutnya. Sebagian besar ibu
mulai merasakan tendangan bayi pada usia 5 bulan.
2. Bayi dapat dirasakan didalam Rahim. Sejak usia kehamilan 6 atau 7
minggu, bidan dapat menemukan kepala, leher, punggung, lengan,
bokong dang tungkai dengan meraba perut ibu.
3. Denyut jantung bayi dapat terdengar. Saat usia kehamilan menginjak
bulan ke 5 atau ke 6 denyut jantung janin terkadang dapat terdengar
menggunakan instrument yang dibuat untuk mendengarkan seperti
stetoskop atau dopler. (Sutanto dan Fitriana, 2018)
3) Membedakan Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Dengan Komplikasi
Kehamilan
1. Mengkaji dari keluhan yang dirasakan pasien melalui anamnesis yang
efektif dan komunikatif. Perlu adanya hubungan interpersonal yang baik
terlebih dahulu dengan pasien sehingga pasien dapat dengan nyaman
menyampaikan apa yang dirasakan dengan terbuka.
2. Dikuatkan dengan pemeriksaan fisik, terutama yang berkaitan dengan
keluhan yang dirasakan oleh pasien untuk lebih dipertajam
3. Pengambilan kesimpulan yang tidak tepat dapat berakibat fatal karena
jika ada penyulit atau komplikasi yang seharusnya segera dilakukan
tindakan tidak terdeteksi dapat meningkatkan AKI dan secara tidak
langsung bidan berperan dalam meningkatkan AKI tersebut.
a. Mual/muntah
1) Penyebab pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan:
 Perubahan hormonal (peningkatan kadar HCG, estrogen/progesterone,
gula darah rendah)
 Peristaltic lambat (mengakibatkan estrogen dan progesterone
meningkat)
 Perubahan dalam metabolisme
 Pembesaran uterus
 Faktor emosional yang labil

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 118


2) Cara meringankan/mencegah
 Hindari bau atau faktor penyebab
 Makan porsi kecil tapi sering, bahkan setiap 2 jam
 Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun pagi
 Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus buah)
sebelum tidur malam dan sesudah bangun pagi
 Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang
 Istirahat sesuai dengan kebutuhan dengan mengangkat kaki dan
kepala agak ditinggikan
3) Tanda-tanda bahaya
 Pertambahan berat badan (BB) yang tidak memadai
 Kehilangan BB yang sidnifikan
 Malnutrisi
 Hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebihan selama
kehamilan)
 Dehidrasi
 Ketidakseimbangan elektrolit
b. Ptyalism (Salivasi/ kelenjar liur yang berlebihan)
Hal ini meningkat sejak 2-3 minggu usia kehamilan dan berhenti saat
persalinan. Patogenesis tidak diketahui, mungkin disebabkan oleh :
A. Meningkatnya keasaman mulut oleh asupan pati yang akhirnya 
menstimulasi kelenjar salivary untuk meningkatkan sekresi
B.  Ptyalism sering juga menimbulkan mual, sehingga ibu hamil sering
menghindari makan

1. Pengobatan: Gunakan pencuci mulut astringent, permen karet, permen yang


keras
c. Fatique (kelelahan) selama trimester I

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 119


Penyebab tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan penurunan laju
metabolisme basal pada awal kehamilan. Efek dari fatique yaitu meningkatnya
intensitas respon psikologi wanita selama waktu ini
Cara meringankan atau mencegah
 Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan
 Dorong ibu untuk sering beristirahat
 Aktivitas sedang dan nutrisi yang baik dapat emngurangi kelelahan
Tanda-tanda bahaya
 Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat dll)
 Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-hari
 Tanda dan gejala depresi
 Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis
d. Nocturia (sering BAK)
A. Trimester I
Peningkatan berat fundus uterus, denganmelembutkan isthmus (tanda
hegar) menyebabkan meningkatnya antefleksi membesarnya uterus, yang
emnekan langsung kandung kemih
B. Trimester III
Terjadi lebih sering pada primigravida (ibu yang baru pertama kali hamil).
Bagian terbawah janin menurun ke pelvic dan menyebabkan tekanan
langsung pada kandung kemih. Tekanan membuat wanita merasa perlu
BAK
Cara meringankan
1. Penjelasan mengenai terjadinya
2.  Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK
3. Perbanyak minum pada siang hari
4.  Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia
mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan
5. Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kpoi, teh, cola dengan
kafein dll
e. Kram kaki

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 120


 Biasanya terjadi setelah kehamilan 24 minggu
 Dasar fisiologis penyebab masih belum jelas
 Bisa terjadi karena :
 Kekurangan asupan kalsium
 Ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor
 Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada pembuluh
dasar pelvic, dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah ke
tungkai bagian bawaa
Cara meringankan:
1. Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornay tinggi) dan cari yang
high calcium
2. Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot-otot yang
terkena kram
3. Gunakan penghangat untuk otot
Tanda bahaya: Tanda-tanda thrombophlebitis superficial/ trombosis vena
yang dalam
f. Sakit kepala
Biasa terjadi pada trimester II dan III, Akibat kontraksi otot/spasme otot
(leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan.
Cara meringankan:
 Teknik relaksasi
 Memassase leher dan otot bahu
 Penggunaan kompres panas/es pada leher
 Istirahat
 Mandi air hangat
Tanda bahaya
 Bila bertambah berat atau berlanjut
 Jika disertai dengan hipertensi dan proteinuria (preeklampsi)
 Jika ada migraine
 Penglihatan berkurang atau kabur

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 121


4) Perencanaan Asuhan yang komprehensif
1. Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Tujuan dilakukannya tes laboratorium adalah untuk mendeteksi
kamplikasi-komplikasi kehamilan pada ibu hamil. Hal-hal yang
bersangkutan dengan test  laboratorium saat Antepartum:
a. Pemeriksaan urine, untuk mengetahui adanya kadar protein dan kadar
glukosa di dalam urine.
b. Pemeriksaan darah, untuk mengetahui golongan darah, faktor rhesus
(Rh), Hemoglobin dan rubelanya.
c. Pemeriksaan ultrasonografi, untuk mengetahui apakah ada komplikasi
kehamilan atau tidak, memastikan kehadiran janin, ukuran janin dan
posisi plasenta, serta menetapkan bahwa ukuran janin meningkat atau
tidak. Untuk mengetahui kondisi yang ada di dalam uterus dapat
dilihat melalui layar oskiloskop dalam bentuk gambar bayangan
2.  Menetapkan Kebutuhan Belajar
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluraga, kelompok dan masyarakat tentang penaggulangan masalah
kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait mengenai
kesehatan ibu, anak, seperti:
a. Tindakan perawatan diri sendiri
b.  Latihan penanganan nyeri, klien membutuhkan gerak upaya
mempermudah jalan lahir saat persalinan, meningkatkan rasa nyaman,
memperbaiki perkembangan psikomotor bayi dan mempercepat proses
penyembuhan masa pasca persalinan.  Maka, dianjurkan untuk bidan
memberikan contoh gerakan-gerakan senam terbaik untuk ke-3 titik
masalah, diantaranya :
 Punggung bawah : goyang panggul
 Abdomen : merangkak, melingkar, memiringkan panggul
 Lantai panggul : senam kegel, merangkak
3. Menetapkan kebutuhan untuk konseling yang spesifik (Anticipatory
guidance)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 122


Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus disesuaikan
dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa
dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan. Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap
ibu hamil pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tentang:
 Tanda bahaya dalam kehamilan.
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan
sebagai data dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan. Jika
pasien mengalami tanda-tanda bahaya ini maka sebaiknya segera
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan antisipasi untuk
mencegah terjadinya kematian ibu dan janin. Beberapa tanda bahaya
yang penting untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga adalah
sebagai berikut.
a. Perdarahan pervagina.
b. Sakit kepala hebat.
c. Masalah penglihatan
d. Bengkak pada muka atau tangan.
e. Nyeri abdomen yang hebat.
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
 Gizi pada ibu hamil.
1. Pada kehamilan trimester I (minggu 1-12) kebutuhan gizi masih
seperti biasa.
2. Pada kehamilan trimester II (minggu 13-28) dimana pertumbuhan
janin lebih cepat, ibu memerlukan kalori ± 285 dan protein lebih
tinggi dari biasanya menjadi 1,5 g/kg BB
3. Pada trimester III (minggu 27-lahir) kalori sama dengan trimester
II tetapi protein naik menjadi 2g/kg BB. Ibu yang cukup
makanannya mendapatkan kenaikan BB yang cukup baik.
Kenaikan BB selama hamil rata-rata: 9-13,5 kg
 Persiapan persalinan.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 123


Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika
ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari
sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan, semua
perlengkapan  yang dibutuhkan sudah siap. Beberapa hal yang harus
dipersiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut.
B. Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.
C. Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan
jika terjadi suatu komplikasi yang membutuhkan rujukan.
D. Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan  lainnya.
E. Surat-surat fasilitas kesehatan  (misalnya ASKES, jaminan
kesehatan dari tempat kerja, kartu sehat, dan lain-lain).
F. Pembagian peran ketika ibu berada di RS ibu dan mertua, yang
menjaga anak lainnya-jika bukan persalinan yang pertama).
 Imunisasi TT.
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis
imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat
mencegah penyakit tetanus.
4. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/AIDS
Konseling HIV/AIDS adalah suatu proses dialog dan hubungan yang
berlangsung antara klien dengan konselor berupaya membantu klien agaria
mampu mengambil keputusan yang dirasakan paling tepat bagi dirinya
dalam penaggulangan HIV/AIDS Konseling diberikan pada: Yang
beresiko dan Yang terinfeksi

2. Rangkuman

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 124


Jadwal pemeriksaan antenatal, Menurut Mufdillah 2009 dalam buku (Walyani,
2015) Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan
ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan
sebagai berikut:1 kali pada trimester I (K1), 1 kali pada trimester II dan dua
kali pada trimester III (K4)

BAHAN AJAR

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 125


SESSI/PERKULIAHAN 12

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Asuhan kehamilan kunjungan ulang

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi:mengevaluas penemuan masalah yang terjadi, mengevaluasi
keefektifan data dasar, mengevaluasi keefektifan manajement, mengembangkan rencana
sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya anda dapat menguraikan Deteksi dini komplikasi
dan penanganan awal kegawat daruratan

I. BUKU WAJIB (BW)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 126


Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
Sulistyawati, Ari. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta:Salemba Medik
II. BUKU ANJURAN (BA)
Perry,at al. 2015, Keterampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.2015, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
Sulistyo, ari. 2010. Asuhan kebidanan. Jakarta : salemba medica
III. TUGAS
1. Persiapan yang paling penting agar ibu bisa menyusui secara eksklusif
adalah :
A. Minum susu minimal 3 gelas/hari dan cukup vitamin
B. Makan makanan yang bergizi
C. Perawatan payudara
D. Persiapan psikologis
E. Persiapan proses kelahiran sedini mungkin
2. Seorang perempuan hamil 3 bulan mengeluh puting susu rata, tidak
menonjol. Persiapan apa yang sebaiknya dilakukan agar nantinya dapat
menyusui dengan baik?
B. Menarik-narik puting susu dengan pelan.
C. Memakai nipple shield sejak kehamilan 12
D. Tidak perlu persiapan khusus, setelah melahirkan puting lebih
menjulur keluar.
E. Tekan areola mamae disamping kiri dan kanan puting susu dengan
kedua ibu jari
F. Mengkonsumsi makanan bergizi
2. Seoramg ibu hamil periksa ke puskesmas mengatakan umur kehamilan 30
minggu, hasil pemeriksaan semua normal. Kapankah ibu hamil diminta
datang periksa lagi?

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 127


A. 1 minggu lagi
B. 2 minggu lagi
C. 3 minggu lagi
D. 4 minggu lagi
3. Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi tanda bahaya pada ibu hamil
adalah kecuali:
A. Golongan darah
B. Hb
C. Proteinuria
D. Urine glukosa
E. Kelopak mata
4. Seorang ibu hamil datang periksa dengan keluhan bengkak di kaki.
Bengkak yang bagaimanakah yang dikatakan fisiologis?
A. Timbulnya pada sore hari
B. Tidak hilang setelah istirahat
C. Disertai keluhan fisik misalnya pusing
D. Diikuti bengkak di tangan
E. Muncul saat kelelahan

PERTEMUAN 12

12. ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 128


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan memahami asuhan kehamilan ulang
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda harus mampu memahami asuhan kehamilan
ulang

1. Materi
Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta
aspek - aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian
KIE
b. Meninjau data kunjungan pertama
Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau kembali
data pasien pada kunjungan pertama, untuk mendapatkan informasi
tentang:
1. Biodata ibu
2. Usia kehamilan
3. Temuan data yang bermakna:
a. Riwayat obstetric
b. Riwayat perawatan medis
c. Riwayat keluarga
d. Riwayat kehamilan
e. Pemeiksaan fisik awal
f. Pemeriksaan panggul awal
4. Pemeriksaan laboraturium
Tujuan dari peninjauan data kunjungan kunjungan pertama adalah agar
bidan dapat menemukan masalah, persoalan dan aspek kusus yang
berhubungan dengan ibu hamil tersebut

a. Pemeriksaan pada kunjungan ulang


1. Riwayat kehamilan sekarang

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 129


Riwayat dasar kunjungan ulang dibuat untuk mendeteksi tiapgejala
atau indikasi keluhan atau ketidak nyamanan yang mungkindialami
ibu hamil saat kunjungan terakhirnya. Ibu hamil ditanya tentang
hal terebut:
a. Gerakan janin
b. Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
1. Perdarahan
2. Nyeri kepala
3. Gangguan penglihatan
4. Bengkak pada muka dan tangan
5. Mual dan muntah
6. Sakit punggung
7. Dan lain-laind
2. Pemeriksaan fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut
dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan
evaluasi keadaan janin:
1. Janin
 Denyut jantung janin
 Pemeriksaan TFU
 Pemeriksaan letak janin (leopod)
b. Mengevaluasi Data Dasar
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai
statuskesehatan klien, kemampuam klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medisatau
profesi kesehatan lainnya. Bidan mengevaluasi data dasar yang
dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan pertama,
evaluasi tersebut dapat dicermati pada table berikut ini:
Data Dasar Pertimbangan untuk
Amenore Diagnosa kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir Diagnosa kehamilan
Keluhan yang disampaikan Pemberian konseling

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 130


Hasil pemeriksaan fisik: Diagnosa kehamilan
1. Kenaikan BB
2. Tes urine (test HCG) positif
3. Perubahan pada payudara
4. Linea nigra
5. Tanda Chadwick
6. Tanda hegar

c. Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan


1. Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang
sudahdilaksanakan pada kunjungan sebelumnya
2. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada
asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta memastikan aspekmana yang
efektif agar tetap dipertahankan.
3. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah:
c. Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang
sudahdilakukan pada kunjungan sebelumnya.
d. Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal-hal yang berfokus pada
pemantauan kesehatan ibu dan janin
4. Beberapa hal yang perlu dipertanyakan kepada pasien antara lainsebagai
berikut :
e. Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberianasuhan
pada kunjungan sebelumnya.
f. Hal-hal yang membuat pasien kurang merasa nyaman.
g. Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilanhasil
dari proses KIE yang lalu.
h. Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjunganyang
lalu setelah dilakukan penatalaksanaan
d. Pengkajian data fokus
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat
dan lengkap dari  semua  sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 131


secara keseluruhan. Bidan dapat melakukan pengkajian dengan efektif,
maka harus menggunakan format pengkajian yang terstandar agar hasil
pengkajian lebih relevan. Berdasarkan bentuknya, ada dua data yang harus
dikaji oleh tenaga keperawatan, terutama bidan, yaitu :
1. Data Dasar
Merupakan kumpulan data yg berisikan status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatan
terhadap diri sendiri, dan hasil konsultasi medis (terapis) atau profesi
kesehatan lainnya
2. Data Fokus
Merupakan data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalahnya, serta hal-hal yg mencakup
tindakan pelaksanaannya terhadap klien. Sedangkan berdasarkan
sifatnya, juga ada dua data yang harus dikaji oleh bidan, yaitu :
i. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesa, baik dari hasil
menganamnesa pasien maupun keluarga pasien itu sendiri, seperti
biodata pasien, riwayat obstetri, dan sebagainya
j. Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri terhadap pasien, seperti tekanan
darah, suhu, dan lain-lain.
Hal-hal Yang Dikaji
a. Data Subjektif
1. Biodata Pasien
2. Keluhan
3. Riwayat menstuasi
4. Riwayat kehamilan
5. Riwayat kesehatan
6. Kontrasepsi
7. Personal hygine

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 132


b. Data objektif
Adapun hal-hal yang harus diperiksa oleh bidan adalah sebagai berikut :
1. pemeriksaan Umum, meliputi :
a. Kesadaran ibu,
b. Berat bada sebelum hamil
c. Berat badan sekarang, untuk mengetahui apakah ibu mengalami
obesitas atau kekurangan gizi, Tinggi badan
d. Lingkar Lengan Atas (LILA), untuk mengetahui apakah ibu
kekurangan gizi, normal, atau obesitas.
2. Tanda-tanda Vital (TTV), untuk mengetahui kondisi ibu apakah
sedang sakit atau baik-baik saja. Pemeriksaan TTV meliputi :

a)  Tekanan darah,
b)  Nadi,
c)   Pernapasan, dan
d)   Suhu.
3. Pemeriksaan Fisik, untuk mengetahui ada/tidaknya keabnormalan
secara fisik pada bagian tubuh ibu, dilakukan secara sistematis dari
kepala hingga ujung kaki (head to toe).
4. Auskultasi
·  Detak Jantung Janin (DJJ), untuk memantau kesejahteraan janin.
·   Frekuensi
·   Irama
·   Intensitas
·   Punctum Maximum, untuk mengetahui posisi terjelas terdengarnya
DJJ.
5. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium, untuk memeriksa kondisi ibu
apakah ada kelainan pada ibu atau tidak yang dapat mempengaruh
kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
a.    Hemoglobin (Hb),
b.    Protein Urin, dan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 133


c.    Glukosa Urin.
Rangkuman
Kunjungan kesehatan pada masa kehamilan dilakukan secara berulang-
ulang dengan tujuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
Kunjungan ulang menyelesaikan masalah-masalah pada kunjungan awal. Dan
dilakukan hal-hal sebagai berikut : pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan obstetricabdomen,
pengkajian ulang, pendidikan kesehatan, dan persiapan kelahiran,serta
kegawat daruratan

BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 11

STANDAR KOMPETENSI

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 134


Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi: menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perekmbangan
kehamilan, mematuhi diagnosa, menetapkan ketidaknymanan, menetapkan komplikasi,
mengembangkan perencanaan asuhan yang kompregensif, konseling hiv/pns, selanjutnya
anda dapat menguraikan Deteksi dini komplikasi dan penanganan awal kegawat daruratan

I. BUKU WAJIB (BW)


Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.
Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 135


Nurhaeni.A. 2013, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran
Sehat,Dianloka, Yogyakarta.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Perry,at al. 2015, Keterampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.2015, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
Sulistyo, ari. 2010. Asuhan kebidanan. Jakarta : salemba medica
Phillip. D.2014. Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta
III. TUGAS
Sebutkan tanda pasti kehamilan!

PERTEMUAN 13

13. TANDA-TANDA KEHAMILAN


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan mampu mendiagnosa kehamilan

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 136


Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda mampu mendiagnosa kehamilan

1. Materi
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti
1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2) Terasa gerakan janin
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
embrio
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
1. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti
a.  Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
Tidak munculnya mentruasi merupakan itu adalah tanda bahwa positif
hamil. Sangat disarankan bagi wanita untuk rajin mencatat tanggal siklus
haid.
b. Nausea( Mual ), anoreksia ( Tidak Nafsu Makan ), emesis ( Muntah ), dan
hipersalivasi;
Biasanya terjadi di pagi hari dan malam hari bahkan lebih sering terkenal
dengan sebutan morning sickness. biasanya dimulai antara minggu ke 4
dan ke 6 kehamilan. Setiap wanita memiliki hemilan yang berbeda. Yang
pasti hamil ditemukan pada ibu yang sudah  mengalami hamil sebulmnya
atau misalnya hamil anak ke dua, dan ke tiga,

c. Sering buang air kecil/miksing


Kandung kemih dan  rahim terletak bersebelahan. Pada awal kehamilan,
rahim yang membesar menekan kandung kemih sehingga selalu merasa
ingin buang air kecil. Selama trimester kedua, tenakan kandung kemih

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 137


tidak sebesar itu karena rahim membesar ke atas ke arah perut. Dalam
beberapa minggu terakhir kehamilan, maka akan kembali sering buang air
kecil lagi karena bayi dan rahim sangat besar akan menekan kandung
kemih.
d. Obstipasi ( sembelit )
Kondisi ini dikarnakn tonus otot yang menurun yang disebakan karena
terjadinya pengaruh hormon steroid.
e. Payudara menegang
Merasakan seperti saat mendekati menstruasi. Bisa dirasakan
perbedaannya beberapa hari setelah  terjadi perubahan. Karena hormone
hormon yang berpengaruh pada saat kehamilan. Rasa sakit biasanya
berkurang setelah tiga bulan pertama
f. Kenaikan suhu tubuh.
Jika suhu tubuh basal seorang wanita (suhu ketika baru bangun tidur di
pagi hari ) akan meningkat hingga 1 derajat semenjak terjadinya konsepsi.
2. Tanda-tanda dan Gejala Kemungkinan Hamil
 Rahim membesar;
 Tanda Hegar; Meluasnya daerah isthmus yang menjadi lunak, sehingga
pada pemeriksaan vaginal corpus uteri seolah “terpisah” dari bagian
servik. Keadaan ini dijumpai pada kehamilan 6-8 minggu.hegar ini.
 Tanda Chadwick Yaitu  warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva;
 Tanda Piskacek Yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas kearah pembesaran tersebut;
 Braxton Hick: bila  uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan
mudah berkontraksi;
 Ballotement positif: Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih
kecil dibanding volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak
pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam dalam cairan amnion dan
kemudian memantul kesisinya semula, benturan yang ditimbulkan
ballottement dapat dirasakan oleh jari-jari tangan pemeriksa (Cunningham,
2005)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 138


 Tes Urine kehamilan positif (tes HCG): Tes  urine dilakukan minimal
setelah 1 minggu terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksan  ini adalah
mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi
ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
2. Rangkuman
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan. Tanda-Tanda dan
Gejala Kehamilan Pasti: Terdengar denyut jantung janin (DJJ), Terasa gerakan
janin, Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio, Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin
(>16 minggu.)

BAHAN AJAR

SESSI/PERKULIAHAN 14

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 139


STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I, II, III

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi: Sistem reproduksi, Payudara, Sistem endokrin, Sistem
kekebalan, Sistem perkemihan, Sistem pencernaan, Sistem muskuloskelektal, Sistem
Kardiovaskuler, Sistem Integumen, Metabolisme, BMT (berat badan dan indeks masa
tubuh), Darah dan pembekuan darah, Sistem pernafasan, Sistem persyarafan. selanjutnya
anda dapat menguraikan Adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I, II, III

I. BUKU WAJIB (BW)


Rismalinda, 2015, Buku Asuhan Kebidanan Kehamilan, Jakarta. CV. Trans
Info Media.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 140


Sutanto, Vita Andina dan Yuni Fitriana, 2018. Buku Asuhan pada Kehamilan,
Yogyakarta. PT.Pustaka Baru.
Nurhaeni.A. 2013, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran
Sehat,Dianloka, Yogyakarta.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Perry,at al. 2015, Keterampilan dan prosedur dasar,Kedokteran, EGC, Jakarta
Potter,P.2015, Fundamental of Nursing, Philadelphia, Lippincott
Sulistyo, ari. 2010. Asuhan kebidanan. Jakarta : salemba medica
Phillip. D.2014. Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta
III. TUGAS
1. Pada usia kehamilan 24 minggu tinggi fundus uteri setinggi :
A. Tepi atas sympisis
B. 3 jari diatas sympisis
C. Pertengahan sympisis dan pusat
D. Setinggi pusat
E. 5 jari di atas sympisis
2. Pada ibu hamil terjadi hipervaskularisasi pada vulva dan vaginasehingga
merah kebiruan. Tanda ini disebut :
A. Tanda Hegar
B. Tanda Chadwich
C. Tanda Pischazek
D. Tanda Bracktonhick
E. Tanda kehamilan
3. Perubahan yang terjadi pada payudara ibu hamil adalah :
A. Hiperplasia pada areola mamae
B. Terdapat cloasma gravidarum
C. Hypertropi pada kelenjar Montgomery
D. Mengeluarkan ASI sejak dinyatakan PP test Positif
E. Ukuran payudara
4. Ibu hamil sering mengeluh sembelit atau konstipasi.Yang mempengaruhi
terjadinya sembelit adalah hormon :

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 141


A. Progesteron
B. Estrogen
C. HCG
D. LH dan FSH
E. Estrogen dan progesteron
5. Kebutuhan O2 pada ibu hamil meningkat sampai 20%. Untuk
mengantisipasi kebutuhan tersebut maka ibu hamil :
A. Bernafas cepat
B. Sering tarik nafas dalam
C. Tidur miring
D. Memakai baju yang longgar.
E. Tidur menggunakan alat pendingin ruangan

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan mampu menjelaskan adaptasi
fisiologis pada ibu hamil trimester I, II, III

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 142


Tujuan Khusus
PERTEMUAN
Untuk 14 anda
mencapai tujuan umum, mampu menjelaskan adaptasi fisiologis
pada ibu hamil trimester I, II, III
14. ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II, III

1. Materi
Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil diantaranya adalah :
1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan berdapatasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar
dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula
dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada minggu–minggu
pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti alvokad.
(Rismalinda, 2015)
Pembesaran uterus terjadi disebabkan karena :
a. Meningkatnya dilatasi pembuluh darah dan vaskularisasi
b. Hiperplasia serabut-serabut otot dan jaringan fibroelastik
c. Perkembangan dari decidua setelah bulan ketiga pembesaran uterus
karena pertumbuhan fetus.

Untuk menentukan tuanya kehamilan berdasarkan TFU, maka dipakai


patoka sbb:

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 143


1. Umur kehamilan 12 minggu, TFU 3 jari diatas simfisis
2. Umur kehamilan 16 minggu, TFU pertengan simfisis dengan pusat
3. Umur kehamilan 20 minggu, TFU 3 jari dibawah pusat
4. Umur kehamilan 24 minggu, TFU setinggi pusat
5. Umur kehamilan 28 minggu, TFU 3 jari diatas pusat
6. Umur kehamilan 32 minggu, TFU pertengahan pusat dengan prosesus
sifoidius
7. Umur kehamilan 36 minggu, TFU 3 jari di bawah prosesus sifoideus
8. Umur kehamilan 40 minggu, TFU pertengahan pusat dengan prosesus
sifoideus
2. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, bersama dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplesia pada kelenjar-kelenjar serviks. (Sutanto dan
Fitriana, 2018)
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti, dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu pertama kehamilan, 4-5 minggu pasca evolusi dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative
minimal. (Sutanto dan Fitriana, 2018).
4. Vagina dan perineum

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 144


Selama kehamilan terjadi peningkatan vaskularitas dan hyperemia
dikulit dan otot perenium dan vulva, disertai pelunakan jaringan ikat di
bawahnya. Meningkatnya vaskularitas sangat mempengaruhi vagina dan
menyebabkan warnanya menjadi keunguan. (Sutanto dan Fitriana, 2018)
Selama kehamilan, lapisan otot mengalami hipertroli, estrogen
menyebabkan epithelium vagina menjadi lebih tebal dan vascular. Warna
ungu pada hemilan disebabkan oleh hyperemia. Perubahan komposisi
jaringan ikat yang mengelilinginya meningkatkan elastisitas vagina dan
membuatnya lebih mudah mengalami dilatasi ketika lahir. Pada trimester
pertama ini terjadi peningkatan pengeluaran cairan dari vagina yang
bening, putih dan tidak berbau. (Rismalinda, 2015).
5. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang juga akan mengenai daerah payudara dan
paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarium. Pada
multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
(Prawirohardjo, 2014)
Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea
alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea
nigra. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah
epiderma dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui.
(Prawirohardjo, 2014).
6. Payudara
Perubahan kronologi payudara :
1) 3-4 minggu
Sensasi gatal dan kesemutan karena peningkatan suplai darah
terutama di sekitar putting susu
2) 6-8 minggu

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 145


Peningkatan ukuran, nyeri ketegangan dan nodular akibat hipertrofi
alveoli, permukaan halus dan kebiruan, vena tampak terlihat tepat di
bawah kulit. (Rismalinda, 2015).
Diakhir kehamilan kolostrum dapat keluar dari payudarah.
Progesterone menyebabkan putting lebih menonjol dan dapat
digerakan. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi
Glandula Montgomery makin tampak menonjol di permukaan areola
mamae (Rismalinda, 2015).
7. Perubahan metabolic
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari
uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah
12,5 kg. (Prawirohardjo, 2014).
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan perminggu sebesar 0,4kg, sementara
pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah
berat badan perminggu masing masing sebesar 0,5kg dan 0,3kg.
(Prawirohadjo, 2014)
8. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasinya mengalami
adaptasi fisiologis yang besar. Perubahan pada fungsi jantung mulai
tampak selama 8 minggu pertama kehamilan. Curah jantung meningkat
bahkan sejak sejak minggu ke-5 dan mencerminkan berkurangnya
resistensi vascular sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. (Sutanto
dan Vitriana, 2018).
9. Sistem respirasi
Selama kehamilan, diafragma terangkat sekitar ±4 cm . Sudut subkosta
melebar secara bermakna karena diameter melintang sangkar meningkat
sekitar 2cm. lingkar toraks meningkat sekitar 6 cm, tetapi tidak cukup
untuk mencegah pengurangan volume paru residual yang terjadi akibat
naiknya diafragma. (Sutanto dan Vitriana, 2018)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 146


10. Sistem Pencernaan
Seiring dengan kemajuan masa kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh
uterus yang terus menerus membesar. Karena itu temuan-temuan fisik
pada penyakit tertentu mengalami perubahan. Apendiks , misalnya
biasanya tergeser ke atas dan agak lateral akibat uterus yang membesar.
(Sutanto dan Vitriana, 2018)
11. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%.
Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam
kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan
dapat berjalan dengan lancar. Hormone prolactin akan meningkat 10 kali
lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan
konsentrasinya pada plasenta akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada
ibu-ibu yang menyusui. (Prawihardjo, 2014)
12. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua tangkai.
Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya meyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama akhir
kehamilan. (Prawirohardjo, 2014)
13. Perubahan system persarafan
Perubahan persarafan pada ibu hamil belum banyak diketahui. Gejala
neurologis dan neuromuskular yang timbul pada ibu hamil adalah Terjadi
perubahan sensori tungkai bawah disebabkan oleh kompresi saraf panggul
dan stasis vaskular akibat pembesaran uterus.
1. Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi
tarikan saraf atau kompresi akar saraf dapat menyebabkan perasaan
nyeri.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 147


2. Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf
median di bawah karpalis pergelangan tangan, sehingga menimbulkan
rasa terbakar atau rasa gatal dan nyeri pada tangan menjalar kesiku,
paling sering terasa pada tangan yang dominan.
3. Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan
pada segmen pleksus brakhialis sehingga timbul akroestesia (rasa baal
atau gatal di tangan).
4. Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat
disebabkan oleh suatu keadaan hipokalsemia.
5. Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang
tidak stabil, hipotensi postural atau hipoglikemia.
14. Perubahan berat badan dan IMT
Ibu hamil diharapkan berat badannya bertambah, namun demikian
seringkali pada trimester I berat badan (BB) ibu hamil tetap dan bahkan
justru turun disebabkan rasa mual , muntah dan nafsu makan berkurang
sehingga asupan nutrisi kurang mencukupi kebutuhan. Pada kehamilan
trimester ke II ibu hamil sudah merasa lebih nyaman biasanya mual
muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan mulai bertambah maka
pada trimester II ini BB ibu hamil sudah mulai bertambah sampai akhir
kehamilan.
Peningkatan BB selama hamil mempunyai kontribusi penting
dalam suksesnya kehamilan maka setiap ibu hamil periksa harus
ditimbang BB. Sebagian penambahan BB ibu hamil disimpan dalam
bentuk lemak untuk cadangan makanan janin pada trimester terakhir dan
sebagai sumber energi pada awal masa menyusui.Ibu hamil perlu
disarankan untuk tidak makan berlebihan karena penambahan BB
berlebihan pada saat hamil kemungkinan akan tetap gemuk setelah
melahirkan maka konsultasi gizi sangat diperlukan pada ibu
hamil.Peningkatan BB pada trimester II dan III merupakan petunjuk
penting tentang perkembangan janin.Peningkatan BB pada ibu hamil yang

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 148


mempunyai BMI normal (19,8 -26) yang direkomendasikan adalah 1
sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4 kg per minggu.
Keperluan penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi
harus melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil.Penambahan BB selama
hamil dan perkembangan janin berhubungan dengan BB dan TB ibu
sebelum hamil (BMI/IMT).
Cara menghitung IMT adalah BB sebelum hamil (dalam kg)
dibagi TB (dalam meter) pangkat 2, misalnya seorang ibu hamil BB
sebelum hamil 50 kg dan TB 150 cm maka IMT adalah 50/(1,5)2 = 22,22
termasuk normal.

2. Rangkuman

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 149


Terjadinya perubahan pada vulva, vagina, payudara, ibu hamil.
Perubahan-perubahan ini banyak disebabkan oleh hormon progesteron,
estrogen dan HCG. Setiap perubahan akan berpengaruh kepada
kenyamanan ibu hamil. Tertekannya uterus oleh kandung kencing
menyebabkan ibu hamil sering kencing, perubahan kebutuhan O2, berefek
pada mual, muntah pada pagi hari. Selanjutnya Anda diharapkan dapat
menerapkan hasil belajar materi ini, sebagai bagian dari pemahaman Anda
hal perubahan-perubahan yang specifik pada ibu hamil, yang akan
membantu dalam praktik asuhan kehamilan pada tahap pembelajaran
selanjutnya.dalam pengasuhan ibu hamil.

BAHAN AJAR

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 150


SESSI/PERKULIAHAN 15

STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil selama proses
Kehamilan dengan menerapkan asuhan saying ibu dan sayang bayi

KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pertemuan ini anda diharapkan mampu menjelaskan
Pendokumentasian asuhan kehamilan.

POKOK BAHASAN

Deskripsi Singkat: Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari konsep dasar asuhan
kehamilan yang meliputi:Pendokumentasian asuhan kehamilan. selanjutnya anda dapat
menguraikan Pendokumentasian asuhan kehamilan.

I. BUKU WAJIB (BW)

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 151


Mangkuji, Betty dkk, 2010. Asuhan Kebidanan 7 langkah SOAP. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
II. BUKU ANJURAN (BA)
Rukiyah, Yeyeh Ai.2014. Buku Dokumentasi Kebidanan. CV.Trans Info
Media. Jakarta
III. TUGAS
Ny. Anna berusia 26 tahun melakukan kunjungan ANC kedua.Dia sudah
pernah melakukan kuinjungan ANC I 3 bulan yang lalu.Usia kehamilannya
pada saat itu adalah 12 minggu.Ia mengatakan bahwa ia baik-baik
saja,Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.Ia mengeluh sering
merasa letih, pernah operasi usus buntu pada usia 17 tahun.Ia mengalami
konstipasi dan gusi berdarah. Dari hasil pemeriksaan ditemukan DJJ: 140
x/mnt, TD : 160/100 mmhg, S : 37 o C, Pols: 84 x / mnt, Rr: 20 x / mnt, Hb: 12
gr%, TFU: 23 cm, kaki:Odema.
Buatlah dokumentasi SOAP dengan kasus yang ada di atas!

PERTEMUAN 15

15. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEHAMILAN

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 152


Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan mampu melakukan dokumentasian
asuhan kehamilan
Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum, anda mampu melakukan dokumentasian asuhan
kehamilan

1. Materi
pendokumentasian subjektif, objektif, assessment, penatalaksanaan (SOAP).
Pendokumentasian SOAP merupakan kepanjangan dari Subjektif,
Objektif, Asessement, dan Penatalaksanaan. SOAP merupakan catatan yang
bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip metode ini merupakan
proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan. (Rukiyyah dkk,
2010)
a. Subjektif :
 Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa

 Beruhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (ekspresi

mengenai kekhawatiran dan keluahannya)

 Pada orang yang bisu, dibelakang data diberi tanda “0” atau “X”

(Mangkuji dkk, 2010)

b. Objektif :

b. Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien

c. Hasil pemeriksaan laboraturium/pemeriksaan diagnostic lain

d. Informasi lain dari keluarga atau orang lain (Mangkuji dkk, 2010)

c. Assessment :

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 153


e. Pendokumentasian hasil analisi dan interpretasi (kesimpulan) data
subjektif dan objektif
f. Diagnosis / masalah
g. Diagnosis / masalah potensial
h. Antisipasi diagnosis / masalah potensial/tindakan segera (Mangkuji
dkk, 2010)
d. Penatalaksanaan
Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E) , meliputi asuhan mandiri,
kolaborasi, test diagnostik/laboraturium, konseling dan tindak lanjut
(follow up) (Mangkuji dkk, 2010)

BAB III

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 154


PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam modul praktikum ini dibahas mengenai keyerampilan dasar praktik
kebidanan. Setelah mengikuti proses pembelajaran praktikum, baik di
laboratorium kelas maupun lapangan, mahasiswa dapat: Faktor – faktor yang
mempengaruhi kehamilan, Kebutuhan dasar ibu hamil, Evidence based dalam
asuhan kebidanan, Prosedur keterampilan dasar kebidanan pada asuhan
kehamilan, Pengenalan tanda bahaya pada masa kehamilan, Manajemen
asuhan kehamilan, Deteksi dini kompilkasi dan penanganan awal
kegawatdaruratan
2. Saran
Diharapkan dapat menjadikan bahan pustaka dan meningkatkan kualitas
pendidikan bagi mahasiswa dengan penerapan secara langsung pada
mahasiswa, sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas

DAFTAR PUSTAKA

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 155


Mangkuji, Betty dkk, 2010. Asuhan Kebidanan 7 langkah SOAP. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Rukiyah, Yeyeh Ai.2014. Buku Dokumentasi Kebidanan. CV.Trans Info Media.
Jakarta
Farrer.Helen. 2011.Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta
Manuaba. 2015.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta
Nurhaeni.A. 2018, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat,Dianloka,
Yogyakarta.
Phillip. D.2015. Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta
Saifudin. 2015.Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta
Adjie, S.2014.Efektifitas Asuhan Antenatal.Jakarta.Buletin Perinasia.
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta,
EGC.
Bryar, Rosamund. 2015.Theory for Midwifery Practice, Macmillan, Houndmills.

MODUL PEMBELAJARAN ASUHAN KEHAMILAN 156

Anda mungkin juga menyukai