Oleh :
Muzizah Zaitun NIM (1177020055)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG JATI
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Dari lahir manusia dibekali dengan panca indra yang sama dengan makhluk lain, salah satu
dari panca indra tersebut adalah mata. Mata adalah salah satu organ yang berperan dalam
sistem penglihatan, mata bekerja untuk mendeteksi cahaya, meneruskan sinyal tersebut ke
retina dan membuat efek visual yang dikirim ke otak. Namun untuk melihat benda-benda
yang berukuran relatif kecil, mata akan mengalami kesulitan. Mata tidak dapat memusatkan
pandangan pada benda – benda yang jaraknya kurang dari 25 cm karena jarak tersebut adalah
jarak maksimun untuk pembesaran efektif mata.
Disisi lain, banyak hal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, contohnya saja sel. Sel
yang merupakan unit fungsional dan struktural terkecil dari makhluk hidup tidak dapat
dijangkau oleh mata telanjang, hal ini disebabkan karena ukuran sel itu sendiri terlalu kecil
untuk dilihat. Maka dari itu, diperlukan sebuah alat yang dapat membantu kita untuk melihat
benda – benda yang berukuran sangat kecil seperti sel.
Pada awalnya, untuk melihat benda yang berukuran kecil, para peniliti menggunakan kaca
pembesar (lup) yang menggunakan sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus yang
dekat dengan lensanya. Namun kaca pembesar ini memiliki kelemahan karena jarak benda
harus lebih kecil dari jarak titik fokus ke lensa kaca pembesar tersebut.
Seiring berkembangnya zaman dan peradaban yang semakin kompleks, para ilmuwan
berhasil menciptakan mikroskop. Mikroskop disini berfungsi untuk membantu kita
mengamati benda – benda kecil yang tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata normal.
Mikroskop bekerja lebih spesifik jika dibanding cara kerja kaca pembesar, karena mikroskop
sudah dilengkapi dengan 2 lensa cembung dan berbagai ukuran perbesaran.
Maka dari itu, kita perlu mengetahui cara peggunaan mikroskop dengan baik dan benar, agar
kita dapat mengamati benda – benda mikro seperti sel.
2.prosedur/cara
Langkah Kerja
1. Menyiapkan mikroskop
1.1 Meletakkan mikroskop di atas meja kerja.
1.2 Membersihkan badan mikroskop dengan tissue.
1.3 Membersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan tissue.
2. Mengatur masuknya cahaya ke dalam tubus
2.1 memperhatikan ruangan praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari
depan, kiri, atau kanan). Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut.
Mengatur cermin sedemikian rupa agar cahaya yang masuk pada kondensor baik untuk
digunakan mengamati.
2.2 Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan
sampai bunyi klik.
2.3 Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5 – 10 mm atau tubus
turun maksimal.
3. Mengatur jarak lensa dengan sediaan
3.1 Memutar pengatur kasar atau makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif
dengan meja sediaan mengecil, melakukan sebaliknya.
3.2 Memasang kaca benda yang berisi sediaan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga
bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling
agar tidak goyang.
3.3 Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm.
3.4 Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer dengan menaikkan tubus
perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan.
3.5 Memeriksa pembesaran okuler dan objektif lalu menghitung pembesaran yang terlihat.
3.6 Sesudah mengamati, preparat dikeluarkan.
4. Membuat preparat sederhana
4.1 Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan dan dipegang serata mungkin.
4.2 Memasang preparat ditengah-tengah kaca benda.
4.3 Menutup preparat dengan kaca penutup
4.4 Memasang preparat pada meja sediaan dan mengamati (seperti pada langkah 3.2, 3.3, 3.4,
dan 3.5).
5. Mengamati perbesaran
5.1 Setelah pengamatan 4.6 berhasil, bayangan yang nampak dibesarkan lagi.
5.2 Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada
meja sediaan.
5.3 Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar,
kemudian mengamati bayangan yang ada.
5.4 Setelah mengamati preparat pertama, tubus dinaikkan dan preparat dikeluarkan.
5.5 Membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
5.6 Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1, sampai dengan 4.6.
N JUMLAH STOMATA
NAMA TANAMAN
O ATAS BAWAH
1 Genjer (Limnocharis flava) 23 17
2 Pisang (musa acuminate) 34 8
GAMBAR LITERATUR
daun genjer bagian atas dengan pembesaran Daun genjer .jurnal sumber daya perairan
40x . dokumen pribadi 2017 volule 4 no.2 tahun 2010
1. kesimpulan
berlebihan dan menghemat Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, meneliti atau
mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop
memiliki bagian-bagian tertentu yang masing-masing dari bagian tersebut memiliki fungsi
yang jelas berbeda. Dari beberapa bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu; lensa
okuler, tabung, makrometer, mikrometer, lensa obyektif, penjepit, diafragma, panggung,
cermin, kaki/dasar, dan lengan/tangakai mikroskop.
Pada tumbuhan hijau terdapat klorofil dan juga stomata yang berfungsi sebagai
respirasi pada daun. Pada tumbuhan air Untuk stomata mereka hampir semuanya berada di
atas daun dan jumlahnya sangat banyak untuk memudahkan pengambilan karbon dioksida,
berbeda dengan tumbuhan kering yang stomatanya berada di bawah daun guna mencegah
transpirasi air
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57987/6/C12vww.pdf
http://nidzu.blogspot.co.id/2013/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1