Penkes Seks Pada Anak Sekolah Dasar
Penkes Seks Pada Anak Sekolah Dasar
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan seks merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi
organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, serta komitmen agama agar tidak terjadi
"penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut.
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin
atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara - perkara hubungan intim antara laki-laki
dengan perempuan
Menurut kamus, kata "pendidikan" berarti "proses pengubahan sikap dan tata laku
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Sedangkan kata seks mempunya dua pengertian. Pertama, berati jenis kelamin dan yang ke
dua adalah hal ihwal yang berhubungan dengan alat kelamin, misalnya persetubuhan atau
sanggama. Padahal yang disebut pendidikan seks sebenarnya mempunyai pengertian yang
jauh lebih luas, yaitu upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis,
dan psikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang
pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin.
Hal ini tentunya akan membuat para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu diluruskan
kembali pengertian tentang pendidikan seks. pendidikan seks berusaha menempatkan seks
pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan
seks kita dapat memberitahu anak-anak usia sekolah dasar bahwa seks adalah sesuatu yang
alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu juga dapat diberitahu mengenai
berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa adanya
Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi sosok yang
menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya yang menggebu tentang
banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini dimaksudkan agar anak tidak memutuskan untuk
mencari tahu jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun
media lainnya yang tidak menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.
Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan dirinya.
Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap bagian dari dirinya juga
fungsi dari bagian-bagian tersebut. Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh dan yang
tidak boleh dilakukan. Pada akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas
dirinya sendiri.
Pemahaman tentang bagian-bagian dan fungsi-fungsi yang ada pada tubuhnya akan
membuat anak semakin mengerti dan memahami betapa luar biasanya ciptaan Tuhan YME.
Usia 5-10 tahun
Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan
bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan yang umum seperti bagaimana asal-usul bayi.
Jawaban-jawaban yang sederhana dan terus terang biasanya efektif.
Usia Menjelang Remaja
Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid,
mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda
bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau
terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda
perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan
mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara
emosi.
Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar
pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu
tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi
yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka
anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika
informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah.
Karena itu, lindungi anak-anak sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai
seks dengan cara yang tepat.
Dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, diharapkan dapat menghindarkan
anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun perilaku menyimpang. Dengan sendirinya
anak diharapkan akan tahu mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa
mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta dampak penyakit yang bisa
ditimbulkan dari penyimpangan tersebut.
Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan
membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak. Hal ini
akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak
laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu
dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya.
Usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan,
kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.
Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
Isi uraian yang disampaikan harus objektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak,
seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi.
Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan
tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun belum perlu menerangkan
secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena
perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap
kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan
dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan
pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
Usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga
perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga
perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar
benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
Materi Pendidikan Seks yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) Terutama kelas 5-6
Keterbukaan pada orang tua
Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks bahwa hal tersebut mengacu pada jenis
kelamin dan bukan lagi tentang hal-hal diluar itu (hubungan laki-laki dan perempuan, proses
membuat anak dst)
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Pengenalan bagian tubuh organ dan fungsinya.
Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks menggunakan bahasa ilmiah, seperti
‘Penis’, ‘’Vagina.
Pengenalan system organ seks secara sederhana.
Anatomi system reproduksi secara sederhana.
Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ tubuh termasuk organ reproduksi.
Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
Proses kehamilan dan persalinan sederhana.
Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.
Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja.
Ciri seksualitas primer dan sekunder.
Proses terjadinya mimpi basah.
Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara sederhana.
Memberikan pemahaman pada para siswa mengenai pendidikan seksual agar siswa dapat
memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi
secara umum.
Menghadapi perkembangan seks pada anak dan kelakuan anak yang selalu ingin tahu
terhadap seks yang kemungkinan bisa muncul sewaktu - waktu, sebagai orang tua kita harus
selalu siap dan harus dapat menyesuaikan diri, serta memanfaatkan kesempatan untuk
memberikan bimbingan.
Misalnya, ketika nonton TV bersama anak, lalu muncul tayangan kekerasan atau pun
pelecehan seksual, harus segera memberikan bimbingan kepada anak agar anggota tubuhnya
sendiri tidak dibiarkan untuk sembarangan disentuh oleh orang lain, suatu konsep untuk
menghormati dan menghargai tubuh sendiri.
2. Memberi Teladan dan Bimbingan Lisan Secara Bersamaan
Sikap dari pelaksana pendidikan seks sangatlah penting, sikap dan kelakuan dari para
orang tua sering kali menjadi panutan bagi anak - anak mereka, menjadi bahan perbandingan,
bersamaan itu juga dimanifestasikan dalam tingkah lakunya. Jika orang tua mereka sendiri
memiliki sikap seks yang tidak tepat, misalkan menganggap seks itu kotor, tabu dan berdosa,
maka bisa mempengaruhi secara langsung konsep seks pada diri anak - anak.
Para orang tua harus memperkaya diri dengan pengetahuan dan informasi tentang
seks yang benar, dan ketika anak mengajukan pertanyaan, harus didengar dan dipahami motif
di balik pertanyaan anak itu, mengklarifikasi masalah dari anak, serta memberi jawaban yang
sederhana dan tepat.
Misalkan, ketika memberi bimbingan yang berkaitan dengan alat kelamin harus
menggunakan istilah yang benar seperti 'penis' dan jangan menggunakan istilah 'burung' atau
lainnya sebagai pengganti. Biarkan anak mengenal istilah yang benar sejak dini. Ketika
memberikan bimbingan dan menjawab pertanyaan, sikap harus rileks dan wajar, jangan
membiarkan perasaan dan nada suara tegang mempengaruhi anak.
Menghormati dan privasi adalah konsep penting di dalam pendidikan seks, biarkan anak
dalam penjelajahan rasa ingin tahunya tentang seks, mereka juga belajar menghormati orang
lain. Memberi bimbingan jangan sembarangan menjamah bagian tubuh yang bisa membuat
orang lain tidak nyaman, misalnya bagian dada dan lain-lain.
Pendidikan seks bila dilakukan oleh orang tua sebagai orang yang paling dekat bagi si
anak akan dapat membuat anak merasa aman selama dalam proses penjelajahan terhadap
masalah seks. Dan dengan peran orang tua untuk berkomunikasi dalam keluarga secara
positif dapat membuat anak mengerti bagaimana mencegah berperilaku negatif. Penyampaian
pengetahuan seks secara benar, akan menentukan nilai pandang dan sikap mereka terhadap
seks, dan hal ini juga sangat menentukan keharmonisan keluarga anak di kemudian hari.