Anda di halaman 1dari 17

DARAH IKAN

1.1. Definisi Darah


Darah merupakan salah satu komponen sistem transpor yang sangat vital keberadaannya. Fungsi
vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat
buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen
darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari
serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh (Aria, 2008).
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir
dalam arteri, kapiler, dan vena, yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa
karbondioksida serta hasil limbah lainnya (Mayhoneys, 2008).
1.2. Komponen Penyusun Darah
Menurut Isnaeni (2006), darah tersusun atas plasma dan tersusun atas sel darah. Sel darah
mencakup eritrositk, leukosit, dan trombosit, plasma darah yang mengandung sekitar 90% air dan berbagai
zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya. Zat tersuspensi berikut mencakup beberapa jenis bahan berikut:
1. Protein plasma, yaitu albumin, glubolin, dan fibrinagen.

2. Sari makanan, yaitu glukosa, monosakurida, asam amino, lipid.

3. Bahan untuk dibuang dari tubuh, antara lain urea dan senyawa hidrogen.

4. Berbagai ion, misalnya natrium, kalium, ulur, fosfat, kalsium, sulfat, dan senyawa
bikarbonat.

Menurut Pungky (2010), komponen penyusun darah dari plasma darah (cairan) dan sel-sel
penyusun dairan darah.
1. Plasma darah
95% plasma darah terdiri dari air. Di dalam plasma darah terkandung salah satu faktor pembeku darah.
2. Eritrosit
- Bebentuk bulat gepeng, akung
- Tidak punya inti sel
3. Leukosit
- Bentuknya berubah-ubah
- Punya inti sel
4. Trombosit
Trombosit berperan dalam pembekuan darah.
1.3. Tahap Pembentukan Darah
Menurut Yustina, et.al (2005), dalam proses pembentukan sel darah merah terdapat tahapan-
tahapan sebelum sampai terbentuknya sel darah merah matang. Ketika iosit adalah sel darah merah muda
yang masih mengandung substansi basopilik dan akan berkembang menjadi sel darah merah matang.
Setiap tahapan pembentukan sel darah merah melalui serangkaian proses yang melibatkan sintensis
enzim. Wulangi (1993), dalam Yustina,et.al (2005) menyatakan apabila sintesis enzim pada retikulasit
terhambat maka pembentukan retikulasit terganggu karena masuknya sulfida melalui darah ikan dan akan
menghambat sintesis enzim katalose dan anhidrase karbonat yang terdapat pada retikulasit, akibatnya
tidak akan ditemui sel darah merah matang.
Pembentukan sel darah merah (eritropoelsis) adalah subyek pengaturan “feed back” pembentukan
ini dihambat oleh kenaikan sel darah merah dalam sirkulasi yang mencapai nilai diatas normal dan
dirangsang oleh anemia. Eritropoelsis juga dirangsang oleh hipolsia dan kenaikan jumlah sel darah merah
yang beredar adalah gambaran yang meninjol dari aklimatisasi pada dataran tinggi. Eritropoelsis diatur
oleh suatu hormon glikoprotein yang beredar yang dinamakan eritropreikim yang dibentuk oleh kerja dari
faktor ginjal pada globulin plasma. Hormon ini mempermudah diferensiasi sistem sel “commited” (sistem
sel yang sensitif terhadap eritropoekim) menjadi proeritroblast (Ganong, 1981).
1.4. Fungsi Darah
Menurut Shahar (2010), fungsi darah sebagai alat pengangkut yaitu :
- Mengambil oksigen / zat pembakar dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh
- Mengangkut karbohidrat dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru dibagikan ke seluruh jaringan

/alat tubuh
- Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidk berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal

Darah memiliki fungsi utama yaitu menjaga keseimbangan pH. Fungsi utama yaitu menjaga
keseimbengan pH tubuh. Fungsi utama sistem sirkulasi darah adalah sebagai mediatransport zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh juga untuk transport panas dari dan kejaringan tubuh dan untuk mempertahankan
diri dari serangan penyakit (Komarudin, 2009).
Menurut Scherr (1959), darah berfungsi sebagai media transportasi dan memberikan kontribusi
kepada pembentukan lingkungan.

1.5.Komponen Penyusun Sistem Peredaran Darah


Komponen penyusun sistem peredaran darah adalah jantung, darah, saluran darah dan limfa.
Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah arteri danvena yang terdapat disepanjang tubuh
(Evand, 2009).
Sistem peredaran darah ikan termasuk yang paling sederhana. Komponen yang menyusun sistem
peredaran darah utama pada ikan:
1) Jantung
2) Darah
3) Saluran darah
4) Limpa
(Frans, 2010)
1.6.Peredaran Darah
Menurut Schreck and Peter (1990), meskipun peredaran utama bab ini yaitu analisis pada darah
dan darah, terdapat beberapa pertimbangan fungsi sirkulasi yang tepat pula. Sesuai dengan hal itu terdapat
review singkat mengenai pengaturan sirkulasi pada ikan, bagian ini akan fokus pada detak jantung, dan
distribusi aliran dan penentuan mereka. Fitur struktural utama dari hati ikan ditinjau oleh Satchell (1971),
Cancran (1975) dan Jones dan Randall (1978) dalam Shreck and Peter (1990), Carel (1984) dalam Shreck
and Peter (1990) baru-baru ini memeriksa kinerja jantung dan pengaruhnya secara rinci. Semua variosus,
atrium dan ventrikel, dan ikan bertulang sejati, ventrikel mengarah ke bulbus arterious. Daging bulbus
arterious termasuk halus (sebagai lawan dari jantung) otot dan investasi jaringan ikat elastis dan bulbus
arterious tidak kontrak dengan urutan dengan kamar jantung. Sinus venosus menerima saluran dari cuvier
lateral dan posterior vena hati. Ruang terakhir adalah konus dan bulbus yang secara struktural memiliki
otot polos dan mungkin tidak berkontraktil secara teratur serta tidak terjadi kitak selama siklus jantung.
Menurut Wartawarga (2009), pada proses peredaran darah. Darah dari seluruh tubuh yang
mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus, kemudian masuk ke
serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melalui konus
arterious, aorta ventralis, dan empas pasang arteri arferon brakious, pada arteri erefen brokialis, oksigen
diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri eferen brankialis dan melalui aorta darsalis darah diedarkan ke
seluruh tubuh. Di jaringan tubuh, darah mengikat CO 2 dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan
dari bagian kepala dan badan menuju jantung. Vena yang penting, misalnya: vena cardialis posterior dan
vena cardialis posterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta repalika (membawa dari
tubuh melewati hati), vena porta renalis (membawa darah di tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada
ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.
1.7.Sistem Peredaran Darah
Menurut Isnaeni (2006), sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi dua, yaitu sistem sirkulasi
terbuka dan tertutup. Sistem sikulasi terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada
setiap kontraksi jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit.
Selain itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah sehingga darah
mengalir dengan lambat. Pada sistem sirkulasi tertutup darah beredar dalam sistem pembuluh yang
kontinu, didorong oleh kekuatan yang berasalah dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung
bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh
darah dapat dipertahankan tetap tinggi.
Sistem sirkulasi pada hewan air, misalnya ikan, umumnya memiliki jantung sebagai organ yang
memompa cairan darah. Arah aliran darah biasanya ke anterior dalam saluran (pembuluh) ventral ke
dalamposterior dalampembuluh darsal utama. Darah dipompa ke depan dari situ pembuluh branchial
afferent memesuki insang. Darah yang mengandung oksigen mengumpul dalam pembuluh efferent, yang
berkomunikasi dengan pasangan aorta dorsa-leteral yang mengangkut darah ke arah belakang ke aorta
dorsal tunggal dan dari situlah kemidian didistribusikan ke seluruh bagian tubuh lainnya. Setelah melalui
sistem kapiler jaringan tubuh, darah tersebut kembali ke jantung via vena-vena kecil yang membawanya
ke dalam vene-vena utama memasuki aurikula (auricle) (yuwono dan Purnama, 2001).
Menurut Storer dan Rober (1957), jantung dua bilik terletak di lekak dalam rongga perikardinal.
Darah dari venosus melewati sinus venosus menuju avrikel dinding tipis, dari sana darah menuju kedalam
ventrikel otot, yang dipisahkanoleh katup yang berfungsi mencegah arus balik. Terjadi kontraksi berirama
darah melalui konus arteriosus dan aorta ventral menjadi empat pasang arteri aferen branchial mengarah
ke dorsal aorta dan akhirnya didistribusikan ke seluruh tubuh dan kepala.
1.8.Pengertian Sistem Imun
Ikan seperti hewan pada umumnya, memiliki mekanisme pertahanan diri terhadap patogen. Sistem
pertahanan tersebut terdiri dari pertahanan konstitutif menjalankan pertahanan secara umum terhadap
invasi flora normal, kolonisasi, infeksi dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh patogen. Sistem
pertahanan konstutif disebut juga sebagai sistem pertahanan innate (bawaan atau alami). Adapun sistem
pertahanan yang diinduksi atau dapatan (acculerea), maka untuk berfungsi dengan baik harus diinduksi
antara lain dengan pemaparan pada patogen atau produk-produk yang berasal dari patogen (isalnya: LPS,
Vaksin). Sistem pertahanan yang diinduksi meliputi pula respon imun terhadap patogen penyebab inveksi
(Irianto, 2005).
Menurut Villee et.al, (1980), antigen biasanya merupakan protein yang ada hubungannya dengan
bakteri dan virus yang masuk dalam tubuh, tapi sering protein asing dan polisakarida asing tertentu dan
DNA dapat menimbulkan pembentukan antibodi. Tubuh telah mengembangkan imunitas terdapat antigen
tersebut.
1.9.Proses Pembekuan Darah
Mekanisme pembekuan darah terbagi menjadi dua jalur utama, yaitu jalur intrinsik dan jalur
ekstrinsik. Proses ini membutuhkan faktor-faktor pembeluan darah, yang sampai saat ini dikenal sebanyak
15 faktor. Diantara ke dua jalur tersebut jalur yang dipakai bersama, disebut jalur umum/jalur bersama, dan
satu terdapat satu jalur lain yaitu jalur oksigen. Secara fisiologis, proses pembekuan darah ini akan
dikendalikan oleh sistem fibrioriatik dan koagulasi. Kedua sistem tersebut bertugas merusak hasil bekuan
darah yang diharapkan oleh tubuh. Jadi, hemostatis merupakan kerjasama diantara dua mekanisme
tersebut (Prihadi, 2007).
Menurut Kimball (1983), pemadatan atau pembekuan darah mempu menghentikan semua
pendarahan ini kecuali pembuluh darah yang rusak, keping darah melekat pada permukaan dalam diding
pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel rusak didaerah ini melepaskan bahan bersifat lemah
yang diaktifkan oleh protein-protein tertentu (faktor pembekuan) di dalam darah membentuk
“tromboplastin”. Dengan adanya ion kalsium (ca++) dan faktor-faktor pembeku tambahan dalam plasma.
Tromboplastin dibuat secara terus menerus oleh hati menjadi trombin. Trombin adalah sebuah enzim yang
mengkatalis perubahan fibrinogen protein plasma yang dapat larut menjadi fibrin, protein yang tidak dapat
larut. Fibrin secara berangsur membentuk suatu lubang tempat sel-sel darah tertanam dari pembuluh darah
yang pecah.

1.10. Hubungan Sistem Imun dengan Darah


Imunitas seluler diperantarai oleh limfosit-T yang terdapat di seluruh tubuh. Bila sel-sel ini
bentrokan dengan antigen sel individu lain atau antugen atau sel-sel tumor atau virus, mereka diaktifkan.
Limfosit-T membesar, membelah dan melepaskan Limfokines, yaitu zat dengan berat molekol besar yang
berperan untuk menyerang protein asing. Berbeda dengan Limfosit B, yang mempunyai primotipe yang
mampu mengenal semua yang mungkin merupakan antigen sebenarnya, efektor Limfosit T khususnya
mengenal histokom patibilitas antigen (Ganong, 1981).
Semua hewan multisel mumpunyai mekanisme pertahanan tubuh. Pertahan tubuh dapat terjadi
dengan berbagai mekanisme, antara lain mengaktifkan atau mengeluarkan berbagai sel asing dari tubh,
menghancurkan mikrorganisme patogen beserta hasil rekresinya dan menyingkirkan sel abnormal dan sel
bermutasi (contohnya sel kanker) yang muncul. Mekanisme pertahanan tubuh juga dapat terjadi dengan
cara fagositosis paling primitif. Enkapsulasi (pembentukan selubung), menghasilkan antibodi atau
sensitisasi limfosit. Faktor humoral (aglutinin) dalam cairan tubuh juga dapat menginaktifkan benda asing
(pada invertebrata) (Isnaeni, 2006).
Skema Sistem Aliran Peredaran Darah Ikan
AUGUST 15, 2011 BY MH BADRUT TAMAM LEAVE A COMMENT

Advertisements

Sistem sirkulasi tersusun atas dari berbagai komponen utama, yaitu jantung,
pembuluh, dan cairan tubuh yang beredar (bersirkulasi). Jantung berfungsi
sebagai pompa penggerak cairan, sedangkan pembuluh berfungsi sebagai
saluran yang akan dilalui cairan yang beredar keseluruh tubuh. System sirkulasi
pada hewan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem sirkulasi terbuka dan
tertutup. Sistem sirkulasi terbuka antara lain dapat ditemukan pada Moluska
dan Arthropoda. Sementara hewan yang mempunyai sistem sirkulasi tertutup
dapat ditemukan pada Vertebrata (Isnaeni, 2006).
Sistem peredaran darah pada ikan air tawar dan air laut secara garis besar
sama. Contoh sistem peredaran darah ikan hiu, lele, ikan mas, bandeng,
mujair, tembakul, nila, dan gatul yang terdiri dari jantung (cor) sebagai
pusatnya dan pembuluh darah nadi (arteri) dan balik (vena). Jantung terletak
dalam rongga pericardium dibawah faring. Jantung ikan terdiri dari dua ruang,
serambi (atrium) dan bilik (ventrkel). Jantung berisi darah yang sudah dipakai
yang berasal dari tubuh bagian depan dan belakang. Dari jantung
melalui bulbus artriosus darah mengalir ke insang. Pertukaran gas CO2 dan
O2 terjadi dalam arteri branchialis afferent dan arteri branchialis efferent dalam
filament insang. Selanjutnya melalui aorta dorsalis, darah menuju ke tubuh
bagian depan dan belakang (Soemadji.dkk, 1993).

Sinus venosus menerima darah dari vena hepatica dan vena cardialis. Darah
dari kepala dikumpulkan oleh vena cardial anterior dan darah dari ginjal dan
gonad dikumpulkan oleh vena kardial posterior. Darah dari ekor menuju system
portal renalis lalu ke kapiler ginjal (Sukya, 2003). Pada waktu darah melalui
insang, karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil, hal ini mengubah
darah menjadi darah arteri. Aorta dorsal membagi darah ini melalui cabang-
cabangnya keseluruh bagian tubuh (Ville.dkk, 1988).

Macam-macam pembuluh darah pada ikan:

1. Arteri. Merupakan pembuluh darah yang menimbulkan tahanan rendah


dan berperan dalam menyalurkan darah keseluruh jaringan tubuh.
Bertindak sebagai reservoir tekanan untuk mempertahankan aliran darah
anatara sistol bilik jantung.
2. Arteriol. Pembuluh darah yang merupakan tempat utama tahanan
terhadap aliran darah dan berperan dalam mendistribusikan atau
membagi-bagi darah keberbagai alat tubuh.
3. Kapiler. Pembuluh darah dimana terjadi pertukaran zat antara darah
dengan cairan jaringan.
4. Venula. Pembuluh darah yang menampung darah dari kapiler dan
mengalirkan ke pembuluh darah vena.
5. Vena. Pembuluh darah yang memiki tahanan terhadap aliran darah kecil
dan berperan menampung darah dari seluh tubuh melalui venula dan
mengalirkan kembali kejantung (Wulangi, 1994).

sistem peredaran darah pada ikan


Sistem transportasi pada hewan vertebrata adalah sistem peredaran darah tertutup, karena darah mengalir di
dalam pembuluh darah dan kapiler darah. Pada kapiler darah terjadi pertukaran zat makanan maupun udara. Sistem
peredaran darah tertutup dapat dibagi menjadi dua, yaitu peredarah darah tunggal dan peredaran darah ganda. Sistem
transportasi ikan merupakan peredaran darah tunggal, karena hanya satu kali melalui jantung dalam satu peredaran darah
lengkap.

Pisces atau ikan memiliki peredaran darah tunggal. karena darah dari insang langsung
beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui
jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.

A. Komponen penyusun sistem peredaran darah pada ikan.

Komponen-komponen penyusun peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung, cairan
darah, dan pembuluh darah.
a. Jantung

Jantung ikan tersusun atas sebuah sinus venosus, atrium, ventrikel, dan sebuah konus arteriosus yang tersusun
secara linier. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di
ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.

Letak jantung terdapat pada fostorior lengung insang pad jantung ikan energi yang
dapat disalurkan pada setiap kontraksi jantung.

a. Energi Kinetik : Yang menyebabkan darah mengalir

b. Energi Potensial : Energi yang tersimpan dalam pembuluh darah yang menimbulkan
tekanan.

yang mempengaruhi aliran darah:

1. Viscositus / Kelatulan : Semakin kental maka darah akan mengalir

2. Hematosil : Jika hematosil meningkat maka viscositas meningkat

3. Suhu : Jika suhu menurun maka viscositas menurun.

4. Protein plasma : Jika Protein plasma meningkat maka koscositas menurun

5. Plasma Skining : Jika Plasma Skining meningkat maka viscositas akan menurun

Kantong kerja jantung ada 2 mekanisme

1. Mekanisme Achenergik

2. Mekanisme Cholinergik

b. Cairan Darah

cairan darah terdiri atas plasma darah yang mengandung sel darah merah berinti sel darah
putih. Cairan darah ikan berwarna agak pucat.

c. Pembuluh Darah.
Pembuluh darah terdiri dari vena, arteri, sinus venosus, konus arterious, aorta ventral, dan aorta
dorsal.

a. vena

Vena berfungsi untuk membawa darah menuju jantung. Darah yang membawa vena berasal
dari bagian tubuh yang berbeda sehingga vena memiliki bergai macam pembuluh. Macam-
macam pembuluh vena antara lain :

1. vena cardialis anterior (membawa darah dari kepala),

2. vena cardialis posterior (membawa darah dari bagian tubuh bawah),

3. vena porta hepatica (membawa darah melewati hati),

4. vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal).

b. Arteri.

Berfungsi untuk membawa darah keluar dari jantung. Arteri pada ingsang terdiri dari atas
arteri aferen brakialis. Pembuluh arteri besar disebut aorta. Aorta pada ikan terdiri atas aorta
dorsal yang terletak pada punggung dan orta ventral yang terletak pada perut.

c. sinus venosus

Merupakan rongga penghubung atau ruang yang terletak dibagian depan sebelum masuk
jantung. Sinus venosus berfungsi untuk menerima darah dari vena.

d. Konus arteriosus

Merupakan rongga penghubung atau ruang yang terletak dibagian belakang setelah jantung.
Konus arteriosus berfungsi menerima darah dari jantung.

B. Proses peredaran darah

Proses Peredaran Darah pada Ikan, darah kotor yang terkumpul dari seluruh badan ikan
masuk ke atrium yang berdinding tipis. Pada waktu jantung kendur, darah mengalir melalui
sebuah katup ke dalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi ventrikel yang kuat mendesak
darah keluar melalui aorta ventralis yang bercabang-cabang menjadi 6 pasang lung aorta yang
menjulur secara dorsal menuju insang melalui arteri eferen brankialis. Darah yang mengandung
CO2 tersebut dilepaskan ke dalam air melalui kapiler dalam insang dan O 2 berdifusi dari air
menuju insang. Darah dari insang yang mengandung O2, kemudian meninggalkan insang
menuju aorta dorsalis. Aorta dorsalis membagi darah ini memenjadi cabang-cabang yang
menuju ke seluruh bagian tubuh. Pada seluruh bagian tubuh ini O 2 digunakan oleh sel, yang
menghasilkan CO2. Darah kotor dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui
vena kardinalis anterior, sedangkan darah kotor dari tubuh bagian belakang masuk ke jantung
melalui vena kardinalis posterior. Darah kotor dari hati kembali ke jantung melewati vena
hepatika.

Proses peredaran darahnya, dimulai dengan darah dipompa oleh jantung, tepatnya
ventrikel. Kemudian, darah mengalir menuju insang yakni tempat terjadinya pengambilan
oksigen oleh darah dan pengeluaran karbondioksida lewat dinding kapiler. Kapiler
insang membawa darah kaya oksigen ke seluruh pembuluh kapiler yang terdapat pada bagian
tubuh ikan. Selanjutnya, darah akan kembali ke atrium jantung melalui pembuluh balik (vena).
C. Alat-alat dalam pada ikan

Alat-alat dalam pada ikan diantaranya adalah

- Cor (jantung), berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh

- Gelembung udara, berfungsi sebagai alat pernapasan saat berenang

- Ventriculus, berfungsi sebagai alat menampung makanan sementara, atau tempat mencerna
makanan secara kimiawi,

D. Komponen-komponen darah ikan

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia
seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen
dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki
peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam
tubuh.

Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan
yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan
menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran
darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi
kesehatannya.Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi
yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar
hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan
protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi
menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress .

Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan.
Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk
menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya
anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin,
ukuran tubuh dan masa pemijahan.

Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit
terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan
Giemsa. Pada ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3 .
Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia.
Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress .

Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan
jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif
dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah
terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil,
dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) .

Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag
yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit
sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan
cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan . Berbeda dengan ketiga sel di atas,
netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah . Sel-sel
tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM SIRKULASI

SISTEM SIRKULASI
Oleh :
Nama : Niki Andalusi
NIM : B1A015082

Rombongan : IV

Kelompok :5

Asisten : Estri Jayanti

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2016

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikan gurami merupakan ikan air tawar yang berasal dari rawa. Tubuhnya berbentuk pipih dan lebar,
tinggi tubuh lebih dari setengah kali panjang tubuhnya. Waktu masih usia muda, kepalanya runcing dan
setelah usia dewasa kepalanya menjadi tumpul. Tubuh ikan gurami ditutupi oleh sisik berwarna sawo atau
merah kecokelatan dengan bintik hitam pada sirip dada. Punggungnya berwarna merah sawo tua,
sedangkan perutnya berwarna keperakan atau kekuning-kuningan. Ikan gurami termasuk ikan omnivore
yang memiliki alat labirin, sehingga tahan terhadap kekurangan oksigen. Ikan gurami memiliki sepasang
benang yang panjang dan berfungsi sebagai alat peraba (Agus, 2001).

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah
menyebar ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina (Suminto, 2015). Ikan gurame telah banyak
dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan buatan. Sistem budidaya tersebut, ikan gurami
sering mengalami perubahan suhu secara mendadak pada saat perubahan musim atau pada saat hujan.
Perubahan suhu lingkungan (guncangan suhu dingin) akan menyebabkan stres yang menginduksi pada
tingginya tingkat glukosa darah, selanjutnya menganggu pertumbuhan bahkan mematikan (Hastuti et al.,
2003).

Sistem sirkulasi atau peredaran darah merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Sistem
sirkulasi pada ikan yaitu bersifat tunggal. Sistem sirkulasi memiliki banyak fungsi, tetapi umumnya sebagai
alat transport. Adapun komponen penyusun sistem peredaran darah terdiri dari jantung, darah, saluran
darah, dan limpa. Saluran pembuluh darah utama pada ikan adalah arteri dan vena yang terdapat di
sepanjang tubuh (Mahyuddin, 2008). Sistem vaskular pada ikan dibagi menjadi dua komponen, sirkulasi
darah dan sistem peredaran darah sekunder, yang merupakan sistem pembuluh disebut sebagai
'limfatik’(Rasmussen, 2013).

1.2 Tujuan
Praktikum sistem sirkulasi bertujuan untuk melihat jalannya peredaran darah ikan serta untuk
dapat membedakan aliran darah vena dan arteri.

II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini ada larva ikan gurame(Osphronemua gouramy).

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mikroskop, cavity slide, dan sendok plastik.

2.2 Cara kerja

Cara kerja yang digunakan pada praktikum sistem sirkulasi adalah

1. Larva ikan diambil dengan sendok plastik dan diletakan di cavity slide.

2. Amati peredaran darah ikan dibawah mikroskop.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
2

1
Gambar 3.1 Sistem Sirkulasi Ikan

Keterangan gambar :

1. Arteri

2. Vena

3.2 Pembahasan

Menurut Abdurrahman (2008), sistem sirkulasi memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu
mengedarkan darah yang mengandung sari makanan dari sistem pencernaan ke seluruh tubuh, sebagai
pengangkut oksigen dan karbon dioksida, mengatur keseimbangan cairan tubuh, mengatur suhu tubuh.
Menurut Sloane (1995), ada beberapa fungsi sistem sirkulasi darah yaitu
1. Sebagai transport makanan, gas, hormon, mineral, enzim, dan zat-zat vital lainnya dibawa darah ke
seluruh sel tubuh. Zat-zat sisa dibawa darah menuju paru-paru, ginjal, dan kulit untuk dikeluarkan dari
tubuh.

2. Mempertahankan suhu tubuh, pembuluh darah berkontraksi untuk mempertahankan panas tubuh dan
berdilatasi untuk melepaskan panas pada permukaan kulit.

3. Perlindungan, sistem darah dan sistem limfatik melindungi tubuh terhadap cedera dan invasi benda asing
melalui sistem imun.

4. Pendaparan (buffering), protein darah memberikan sistem buffer asam-basa untuk mempertahankan pH
optimum darah.

Sistem sirkulasi terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem
peredaran darah tertutup. Sistem peredaran terbuka merupakan sistem peredaran darah ke seluruh
tubuh yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Sistem peredaran darah tertutup merupakan
peredaran darah yang mengalir di dalam pembuluh darah. Sistem peredaran darah dilengkapi dengan
organ-organ seperti jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah pada ikan melibatkan jantung
dan pembuluh darah. Jantung ikan terbagi menjadi dua ruang, yaitu atrium dan ventrikel. Pembuluh darah
yang berperan pada ikan adalah aorta ventralis, arteri brankial, vena kardinalis anterior, dan vena
kardinalis posterior (Abdurrahman, 2008). Contoh hewan yang memiliki sistem peredaran darah tertutup
yaitu pada kelas vertebrata (misalnya ikan, katak, buaya, kadal, ular, biawak, ayam, mencit, burung,
kucing). Hewan yang memiliki peredaran darah terbuka yaitu pada belalang, siput, kepiting, kalajengking,
kaki seribu (Aryulina et al., 2004).

Sirkulasi darah ikan merupakan peredaran darah tunggal yaitu darah melewati jantung hanya satu
kali. Darah dipompa ke jantung melalui bulbus arteriosusmenuju aorta ventral. Aorta ventral memasok
darah vena menuju insang melalui branchialnya. Arteri ini memasok/membentuk “loops” sekitar insang
yang terbagi ke dalam arteriola kemudian ke dalam kapiler dan acuna ke dalam lamela insang,yang
merupakan tempat utama untuk pertukaran gas antara darah dan air. Dengan demikian di dalam kapiler,
dalam insang terjadi reoksigenasi dan insang yang dikumpulkan oleh artribranchial. Arah selanjutnya
mengalir ke branchial (Yuwono, 2001).

Komponen sistem sirkulasi darah ada beberapa macam. Pertama, sistem kardiovaskuler yaitu
bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena),
serta darah yang mengalir di dalamnya. Jantung adalah pompa muscular untuk menggerakkan darah.
Pembuluh darah merupakan serangkaian tuba tempat darah mengalir. Kedua, sistem limfatil juga bagian
dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam
pembuluh limfe besar. Ketiga, organ pembentuk dan penyimpan darah seperti limfe, hati, sumsum tulang,
kelenjar timus, dan jaringan limfe (Sloane 1995).

Perbedaan arteri dan vena menurut Campbell (2004), bahwa arteri mempunyai lapisan tengah
dan luar yang lebih tebal dibandingkan dengan vena. Dinding arteri lebih tebal menyediakan kekuatan
dan elastisitas yang mengakomodasi aliran darah yang dipompakan secara cepat pada tekanan tinggi
melalui arteri. Vena dengan dinding yang lebih tipis mengirimkan darah kembali ke jantung dengan
kecepatan dan tekanan rendah.
Hasil pengamatan sirkulasi darah pada larva ikan gurame mendapatkan hasil sistem sirkulasi tunggal
tertutup. Pola aliran pada arteri menyebar menuju seluruh tubuh, sedangkan pada vena memusat menuju
jantung. Hal ini disebabkan karena pembuluh vena tidak langsung berhubungan dengan klep jantung,
sehingga tidak memperoleh tekanan pompa dari jantung. Sedangkan pada arteri mendapat tekanan
pompa dari jantung karena berhubungan langsung dengan klep jantung (Kimball, 1993).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sirkulasi darah pada ikan adalah sirkulasi darah tertutup tunggal.

2. Pembuluh darah arteri mengandung O2 berwarna merah muda, dengan aliran menjauhi jantung, beraliran
cepat dan berdinding tebal, elastis. Sedangkan pembuluh darah vena mengandung CO 2, berwarna merah
tua, dengan aliran menuju jantung, dan beraliran lambat.

Anda mungkin juga menyukai