Anda di halaman 1dari 4

Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika seseorang melakukan TAHAP-TAHAP HUBUNGAN TERAPEUTIK

 Tidak membingungkan dan cukup ekspresi 


Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya komunikasi terhadap orang lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya,. Dalam mmembina hubungan terapeutik
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh klien. Hal inilah yang pada akhirnya membentuk suatu hubungan ‘helping relationship’. (berinteraksi) perawat mempunyai 4 tahap yang
Komunikasi nonverbal harus cukup ekspresif dan sesuai Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua (atau lebih) individu pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus
dengan verbalnya karena ketidaksesuaian akan
menimbulkan kebingungan bagi klien. 
maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan diselesaikan oleh perawat (Damaiyanti, 2014).
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan. Pada konteks
keperawatan, hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara perawat dan klien.
Ketika hubungan antara perawat dan klien terjadi, perawat sebagai penolong (helper)
 Bersikap positif Fase pra-interaksi
membantu klien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan
Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap hangat, Pra interaksi merupakan masa persiapan
penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Untuk yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien (Suryani 2015). sebelum berhubungan dan berkomunikasi
mencapai kehangatan dan ketulusan dalam hubungan dengan pasien. Anda perlu mengevaluasi diri
terapeutik tidak memerlukan kedekatan yang kuat atau tentang kemampuan yang anda miliki. Jika
ikatan tertentu diantara perawat dan klien akan tetapi merasakan ketidakpastian maka anda perlu
penciptaan suasana yang dapat membuat klien merasa membaca kembali, diskusi dengan teman
aman dan diterima dalam mengungkapkan perasaan dan sekelompok atau diskusi dengan tutor. Adapun
Hubungan
pikirannya hal yang perlu dilakukan pada fase ini adalah:
perawat 1. Mengumpulkan data tentang pasien 
dengan klien 2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan
 Empati bukan simpati  ketakutan diri 
Dengan empati, perawat dapat memberikan alternatif 3. Membuat rencana pertemuan dengan pasien
pemecahan masalah karena perawat tidak hanya (kegiatan, waktu, tempat)
merasakan permasalahan klien tetapi juga tidak HUBUNGAN
berlarut-larut dalam perasaan tersebut dan turut
berupaya mencari penyelesaian masalah secara TERAPEUTIK
objektif.  PERAWAT-KLIEN Fase orientasi/perkenalan 
Orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi kekurangan
data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini dan
 Mampu melihat permasalahan dari kacamata mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan
klien  hal yang telah dilakukan bersama pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
berorientasi pada klien, melihat permasalahan yang 1. Memberikan salam dan tersenyum ke arah pasien 
sedang dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk 2. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif) 
dapat melakukan hal ini perawat harus memahami dan 3. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 
mendengarkan dengan aktif, serta penuh perhatian. 4. Menjelaskan tujuan 
5. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan 
6. Menjelaskan kerahasiaan 
 Menerima klien apa adanya 
Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman
dalam menjalin hubungan interpersonal. karakteristik seorang
Fase Kerja
helper (perawat)
Tujuan tindakan keperawatan adalah:
 Sensitif terhadap perasaan klien  yang dapat 1. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan dirinya, perilakunya,
Dengan bersikap sensitif terhadap perasaan klien, perawat memfasilitasi perasaannya, pikirannya. Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif. 
dapat terhindar dari berkata atau melakukan hal-hal yang tumbuhnya 2. Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien
menyinggung privasi ataupun perasaan klien secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut
hubungan yang
tujuan afektif atau psikomotor. 
terapeutik, yaitu: 3. Melaksanakan terapi/ teknikal keperawatan 
 Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien 4. Melaksanakan pendidikan kesehatan 
ataupun diri perawat sendiri  5. Melaksanakan kolaborasi 
Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien 6. Melaksanakan observasi dan monitoring 
sebagai individu yang ada pada saat ini, bukan atas masa
lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.
F u n g s i k e lu a r g a
Peran perawat jiwa : Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan Afektif
• Pelaksana Askep yang menerapkan teori perilaku manusia
• Pelaksana pendidikan sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri Sosialisasi
keperawatan
secara terapeutik sebagai kiatnya atau
• Pengelola keperawatan
instrumennya Reproduksi
• Pelaksana penelitian

Ekonomi
 Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat
jiwa. Keperawatan Pemeliharaan
 Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kesehatan
kehidupan, tingkat kemiskinan dan pendidikan. Jiwa
 Memberikan pendidikan dalam kondisi
normal, pertumbuhan dan perkembangan dan
• Mengenal masalah kesehatan
pendidikan seks.
• Memutuskan tindakan yang tepat bagi
 Melakukan rujukan yang sesuai sebelum
terjadi gangguan jiwa. Tugas Keluarga keluarga
Peran primer PERAN & FUNGSI • Memberikan perawatan terhadap keluarga
 Membantu pasien di Rumah Sakit Umum dalam bidang
untuk menghindari masalah psikiatri. PERAWAT JIWA kesehatan
yang sakit
 Bersama keluarga untuk memberikan • Memodifikasi lingkungan keluarga untuk
dukungan pada anggotanya untuk menjamin kesehatan keluarga
meningkatkan fungsi kelompok. • Menggunakan pelayanan kesehatan
 Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik
yang berkaitan dengankesehatan jiwa.

• Keluarga perlu memperlakukan


 Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi FUNGSI KELUARGA penderita gangguan jiwa dengan sikap
kesehatan jiwa. yang bisa membubuhkan dan
 Melakukan kunjungan rumah atau pelayanan DALAM
mendukung tumbuhnya harapan dan
penanganan di rumah. PERAWATAN JIWA
optimisme.
 Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri Peran keluarga
di Rumah Sakit umum. • Peran keluarga diharapkan dalam
pada gangguan pemberian obat, pengawasan minum
 Menciptakan lingkungan terapeutik.
 Melakukan supervisi pasien yang mendapatkan jiwa obat dan meminimalkan ekspresi
pengobatan. Peran sekunder keluarga.
 Memberikan pelayanan pencegahan bunuh Pemberdayaan keluarga : • Peran keluarga mengontrol expresi
diri.  Membangun sistem upaya emosi keluarga, seperti mengkritik,
 Memberi konsultasi. pelayanan kesehatan jiwa bermusuhan dapat mengakibatkan
 Melaksanakan intervensi krisis. berbasis keluarga, sebagai tekanan pada klien
 Memberikan psikoterapi pada individu, bagian dari sistem • Peran keluarga sebagai upaya
keluarga, dan kelompok pada semua usia. pelayanan dokter keluarga pencegahan kekambuhan kepedulian
 Memberikan intervensi pada komunitas dan  Keluarga sebagai basis ini diwujudkan cara meningkatkan
organisasi yang teridentifikasi masalah. pengembangan kegiatan fungsi efektif
“Tri Upaya Bina Jiwa” •
(Prevensi-Kurasi-
 Melaksanakan latihan vokasional dan Rehabilitasi)
rehabilitasi.  Keluarga sebagai  Kehilangan pemeliharaan ibu
 Mengorganisasi pelayanan perawatan pasien “Manajer Kasus” Kasih sayang tidak akan  Si anak merasa tidak diperhatikan atau
yang sudah pulang dari Rumah Sakit Jiwa  Keluarga sebagai “Ko- dirasakan oleh si anak kurang disayangi.
Peran tertier
untuk memudahkan transisi dari Rumah Sakit Terapis” apabila dalam hidupnya  Toleransi orang tua yang berlebihan
Komunitas.  Keluarga sebagai basis mengalami hal-hal sebagai  Orang tua yang terlalu keras
 Memberikan pilihan perawatan rawat siang pengembangan kelompok berikut :  Orang tua yang terlalu ambisius
 Standar V1. Konseling 
Perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi konseling untuk
membantu pasien meningkatkan atau memperoleh kembali
 Standar I Pengkajian  kemampuan koping, memelihara kesehatan mental, dan mencegah
penyakit atau ketidakmampuan mental. 
Perawat kesehatan jiwa mengumpulkan  Standar V2. Terapi Lingkungan 
data kesehatan pasien.  Perawat kesehatan jiwa memberikan, membentuk, serta
mempertahankan suatu lingkungan yang terapeutik dalam
 Standar II Diagnosis  kolaborasinya dengan pasien dan pemberi pelayanan kesehatan
lain. 
Perawat kesehatan jiwa menganalisis  Standar V3. Aktivitas Asuhan Mandiri 
Perawat kesehatan jiwa membentuk intervensi sekitar aktivitas
data pengkajian dalam menentukan kehidupan sehari-hari pasien untuk memelihara asuhan mandiri
diagnosis.  dan kesejahteraan jiwa dan fisik. 
 Standar V4. Intervensi Psikobiologis 
 Standar III Identifikasi Hasil  Perawat kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan intervensi
STANDAR psikobiologis dan menerapkan keterampilan klinis untuk
Perawat kesehatan jiwa memulihkan kesehatan pasien dan mencegah ketidakmampuan
PRAKTEK lebih lanjut.
mengidentifikasi hasil yang diharapkan  Standar V5. Penyuluhan Kesehatan 
KEPERAWATAN Perawat kesehatan jiwa, melalui penyuluhan kesehatan, serta
dan bersifat individual untuk tiap
JIWA membantu pasien dalam mencapai pola kehidupan yang
pasien.  memuaskan, produktif, dan sehat. 
 Standar V6. Manajemen Kasus 
 Standar IV Perencanaan  Perawat kesehatan jiwa menyajikan manajemen kasus untuk
mengoordinasi pelayanan kesehatan yang komprehensif serta
Perawat kesehatan jiwa memastikan kesinambungan asuhan.
mengembangkan rencana asuhan yang  Standar V7. Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan 
Perawat kesehatan jiwa menerapkan strategi dan intervensi untuk
menggambarkan intervensi untuk meningkatkan, memelihara kesehatan jiwa, serta mencegah
penyakit jiwa.
mencapai hasil yang diharapkan.   Standar V8. Psikoterapi 
Spesialis yang bersertifikasi dalam keperawatan kesehatan jiwa
 Standar V Implementasi  menggunakan psikoterapi individu, psikoterapi kelompok,
Perawat kesehatan jiwa psikoterapi keluarga, psikoterapi anak, serta pengobatan
terapeutik lain untuk membantu pasien untuk memelihara
mengimplementasikan intervensi yang Standar Vl. Evaluasi  kesehatan jiwa, mencegah penyakit jiwa dan ketidakmampuan,
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi serta memperbaiki atau mencapai kembali status kesehatan dan
teridentifikasi dalam rencana asuhan. kemampuan fungsional pasien.
perkembangan pasien dalam mencapai hasil yang
diharapkan.  Standar V9. Preskripsi Agen Farmakologis 
Rasional: 
Spesialis yang bersertifikasi menggunakan preskripsi agen
farmakologis sesuai dengan peraturan praktik keperawatan negara
Asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang
bagian, untuk mengatasi gejala-gejala gangguan jiwa dan
melibatkan perusahaan dalam status kesehatan
meningkatkan status kesehatan fungsional. 
pasien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan
 Standar V10. Konsultasi 
terhadap data baru, berbagai diagnosis, dan
Spesialis yang bersertifikasi memberikan konsultasi kepada
modifikasi rencana asuhan. Oleh karena itu, pemberi pelayanan kesehatan dan lainnya untuk memengaruhi
evaluasi merupakan suatu proses penilaian rencana asuhan kepada pasien, dan memperkuat kemampuan
berkesinambungan tentang pengaruh intervensi yang lain untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan
keperawatan dan regimen pengobatan terhadap psikiatri serta membawa perubahan dalam sistem pelayanan
status kesehatan pasien dan hasil kesehatan yang
kesehatan jiwa dan psikiatri.
diharapkan.
Stres, Agresif – Menurut WHO :
anarkis, Depresi , MASALAH “Keadaan sejahtera secara tubuh,jiwa, & sosial
Paranoid, Bunuh diri, KESEHATAN JIWA dan tidak hanya sekedar keadaan bebas dari cacat
NAPZA & kelemahan” (UU No 23 th 1992)
DI SEKITAR KITA
 Jiwa perlu dijaga kesehatannya
 Perlu advokasi kepada
pemegang kebijakan akan
PENGERTIAN perlunya edukasi, pencegahan
Kriteria sehat Jiwa menurut WHO : Perlukah jiwa
KESEHATAN dan bukan hanya mengobati
 Dapat menyesuaikan diri secara sehat?
konstruktif pada kenyataan , ketika sakit
meskipun kenyataan itu buruk.  Ketersediaan ruang gerak
 Memperoleh kepuasan dari mengembangkan diri,
usahanya atau perjuangan menumbuhkan kreativitas,
hidupnya. mencapai goal
 Merasa lebih puas memberi
daripada menerima
 Merasa bebas secara relatif dari KONSEP DASAR  Merupakan gangguan pada
ketegangan dan kecemasan KRITERIA
 Dapat berhubungan dengan orang
KEPERAWATAN otak
SEHAT JIWA
lain secara tolong menolong dan JIWA  Gangguan pada otak
saling memuaskan. dicerminkan dalam gangguan
 Dapat menerima kekecewaan pikiran, perasaan dan perilaku
untuk dipakainya sebagai  Perilaku memberontak, kreatif,
pelajaran di kemudian hari berkeyakinan, berkepercayaan
 Dapat mengarahkan rasa Sakit Jiwa?
yang ekstrim; tidak sesuai
permusuhan pada penyelesaian
yang kreatif dan konstruktif
norma budaya dan agama yang
 Mempunyai rasa kasih saying yang dianut masyarakat umum
besar

UU No 18 tahun 2014:

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana


Menurut ANA :
seorang individu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga PENGERTIAN Suatu bidang spesialistik praktik keperawatan
individu tersebut menyadari kemampuan KESEHATAN PENGERTIAN yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat JIWA KEPERAWATAN ilmunya & penggunaan diri sendiri secara terapeutik
bekerja secara produktif, dan mampu JIWA sebagai kiatnya
memberikan kontribusi untuk

Anda mungkin juga menyukai