A. Kuasa Pada Hak Tanggungan Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dari seorang/subyek hukum pemberi kuasa kepada seorang/subyek hukum penerima kuasa guna menyelenggarakan suatu urusan. Penggunaan surat kuasa karena pihak pemberi hak tanggungan tidak dapat hadir sendiri dihadapan PPAT saat membuat akta pemberian hak tanggungan (APHT). Surat kuasa wajib dibuat dan bersifat khusus dan otentik. Ada 2 jenis surat kuasa untuk membebankan hak tanggungan yaitu, surat kuasa membebankan hak tanggungan terhadap hak katas tanah yang sudah didaftarkan (wajib diikuti dengan pembuatan akta pemberian hak tanggungan selambat-lambatnya 1 bulan) dan terhadap ha katas tanah yang belum didaftarkan (wajib diikuti dengan pembuatan akta pemberian hak tanggungan selambat-lambatnya 3 bulan). Apabila surat kuasa membebankan hak tanggungan tidak diikuti dengan pembuatan akta pemberian hak tanggungan sampai batas waktu yang ditentukan maka surat kuasa diancam batal demi hukum. Jenis – jenis kredit usaha kecil yang dilindungi dengan surat kuasa membebankan hak tanggungan yang masa berlakunya sampai berakhirnya perjanjian pokok menurut PMA/KBPN NO.4 Th. 1996 yaitu : 1. Kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil, yang meliputi : a. Kredit kepada Koperasi Unit Desa b. Kredit Usaha Tani c. Kredit kepada Koperasi Primer untuk anggotanya 2. Kredit kepemilikan rumah yang diberikan untuk pengadaan perumahan. 3. Kredit Produktif lain yang diberikan oleh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat dengan Plafond tidak melebihi Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), antara lain : a. Kredit Umum Pedesaan b. Kredit Kelayakan Usaha (yang disalurkan oleh Bank Pemerintah) Selain dari hal diatas, ditetapkan bahwa surat kuasa membebankan hak tanggungan yang diberikan untuk menjamin pelunasan jenis – jenis kredit sebagaimana disebut dibawah ini : 1. Kredit Produktif yang termasuk kredit usaha kecil yang diberikan oleh Bank Pemerintah dan Bank Perkreditan Rakyat (Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000) 2. Kredit kepemilikan rumah yang termasuk dalam golongan kredit Usaha Kecil 3. Kredit untuk perusahaan inti dalam rangka KKPA PIRTRANS atau PIR lainnya yang dijamin dengan ha katas tanah yang pengadaannya dibiayai dengan kredit tersebut 4. Kredit pembebasan tanah dan kredit konstruksi yang diberikan kepada pengembang dalam rangka kredit pemilikan rumah. Dalam memberikan hak tanggungan, dipastikan dan diwajibkan bahwa pemberi hak tanggungan wajib hadir dihadapan PPAT agar akta pemberian hak tanggungan memberikan kepastian bahwa pemberi hak tanggungan betul-betul menghendaki. SKMHT harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. SKMHT harus dibuat dengan akta Notaris atau PPAT b. Khusus mengenai membebankan hak tanggungan c. SKMHT tidak boleh memuat kuasa dengan hak stitusi d. SKMHT harus jelas menyebutkan obyek hak tanggungan e. SKMHT harus jelas dan pasti menyebutkan jumlah utangnya f. SKMHT wajib menyebutkan nama dan identitas kreditornya g. SKMHT wajib menyebutkan nama dan identitas debitornya h. SKMHT tidak dapat ditarik kembali atau tidak dapat berakhir Pemberian hak tanggungan dengan sendirinya juga pemberi surat kuasa membebankan hak tanggungan karena ia adalah subyek hukum yang memiliki wewenang untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan. Pemberi hak tanggungan harus mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan yang dibebankan, walaupun kepastian mengenai dimilikinya kewenangan tersebut baru dipersyaratkan pada waktu pemberian hak tanggungan didaftarkan.