TINJAUAN PUSTAKA
Estetika wajah yang sangat berkaitan dengan susunan gigi geligi yang
harmonis dengan tampilan jaringan lunak wajah menjadi alasan utama pasien dalam
mencari perawatan ortodonti. Estetika wajah yang baik dan menyenangkan dinilai
dari proporsi, bentuk, dan kesimetrisan yang seimbang.21
Senyum merupakan ekspresi wajah yang penting sebagai alat komunikasi
non-verbal untuk mengekspresikan perasaan spontan dan emosi. Senyum yang
menarik memiliki nilai tersendiri. Senyum yang menarik pada era modern ini sering
dipertimbangkan sebagai aset dalam aktivitas sehari-hari antara lain saat interaksi
sosial dengan lingkungan kerja dan juga saat wawancara.2,21 Ada beberapa komponen
yang perlu diperhatikan yaitu, jumlah gigi geligi dan gingiva yang tampak saat
tersenyum, lengkung senyum, proporsi gigi geligi, tinggi dan bentuk dari gingiva,
hubungan antara midline wajah dengan midline dental, dan warna gigi.5,7 Midline
merupakan bagian penting dalam senyum yang menarik. Senyum yang menarik
tergantung dari letak midline wajah dan midline dental yang berimpit pada satu garis
8,7,10,20-22
lurus. Namun, midline wajah dan dental tidak selamanya mutlak ditemukan
berimpit pada satu garis lurus disebabkan variasi dentokraniofasial dalam arah
transversal, misalnya asimetri pada jaringan lunak wajah.23
2.3. Diagnosis
Diagnosis merupakan hal yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah
seorang pasien perlu dilakukan perawatan atau tidak, begitu juga dengan kasus
midline shifting, perlu dilakukan analisis yang tepat sehingga rencana perawatan
sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosis pergeseran midline dapat dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu dengan pemeriksaan klinis, fotometri, dan model gigi.3,22,27
2.3.2. Fotometri
Fotometri ortodonti merupakan dokumen pertimbangan yang penting diambil
sebelum, selama, dan sesudah perawatan ortodonti. Foto-foto tersebut dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai maloklusi, rencana perawatan, dan
berbagai catatan klinis lainnya. Pada bidang ortodonti dikenal dua macam fotometri,
yaitu fotometri intra oral dan ekstra oral.3,12,22
Cara melihat pergeseran garis median dengan melihat apakah garis median
wajah melewati titik kontak insisivus sentralis pada rahang atas dan bawah. Bila titik
kontak terletak pada garis (berimpit), artinya tidak terdapat pergeseran midline.
Namun, apabila titik kontak terletak di sebelah kiri atau kanan garis median wajah
maka terdapat pergeseran.27
2.4. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil “tahu” yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.29 Pengetahuan adalah hasil
tahu dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan merupakan pengaruh yang
penting dalam pembentukan tindakan/sikap seseorang. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik daripada tanpa didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan
mempunyai enam tingkatan, yaitu:29
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar .
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis mengacu pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya. Faktor yang
termasuk ke dalam faktor eksternal, yaitu: 29
a. Kontras
Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik
warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
b. Perubahan Intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah
dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
c. Pengulangan (repetition)
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak
termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat perhatian kita.
d. Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu
yang telah kita ketahui.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan
stimulus tersebut. Faktor yang termasuk ke dalam faktor internal, yaitu: 29
a. Pengalaman atau pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang
sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman
masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan
interpretasi.
b. Harapan (expectation)
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus.
c. Kebutuhan
Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara
berbeda.
d. Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang
ada.
e. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan memberikan
persepsi yang sama pada orang-orang di luar kelompoknya.
Pada bidang kedokteran gigi, penelitian mengenai persepsi estetika telah
banyak dijadikan sebagai penelitian oleh para ahli. Beberapa penelitian tentang
persepsi estetika menunjukkan bahwa dokter gigi dan ortodontis lebih peka terhadap
pergeseran midline daripada pasien.5,6.13-15 Johnston dkk., melakukan penelitian
mengenai persepsi dari diskrepansi antara midline wajah dan dental menggunakan
fotometri frontal dalam keadaan tersenyum dengan memodifikasi hubungan midline
wajah dengan dental pada ortodontis dan masyarakat awam muda di Inggris.
Hasilnya menunjukkan 83% ortodontis dapat mendeteksi pergeseran midline sebesar
2 mm atau lebih dan 56% pada masyarakat awam muda.14 Penelitian yang sama
dilakukan Pinho dkk., di Brazil tahun 2007 terhadap ortodontis, prostodontis, dan
masyarakat awam dengan hasil melaporkan bahwa ortodontis lebih peka pada
pergeseran midline sebesar 1 mm, 3 mm untuk prostodontis dan masyarakat awam
tidak ada perbedaan bermakna.15
Penelitian mengenai persepsi estetika juga dilakukan oleh Cardash dkk., di
Israel menggunakan fotometri frontal saat tersenyum terhadap klinisi dokter gigi dan
personel non-dental mendapati bahwa 14% dari observer dapat mendeteksi
pergeseran midline < 1 mm, 37% dapat mendeteksi pergeseran midline sebesar
1-2 mm, dan 83% dapat mendeteksi pergeseran midline > 2 mm.13 Penelitian Talic
dkk., di Saudi Arabia melaporkan bahwa dokter gigi di Saudi memberikan nilai yang
rendah pada pergeseran midline > 1 mm daripada masyarakat umum.5
Menurut Sianita dkk., yang melakukan penelitian mengenai perbedaan
persepsi estetika mengenai pergeseran midline pada mahasiswa fakultas kedokteran
gigi Moestopo (Beragama) dan masyarakat awam didapati bahwa terdapat perbedaan
bermakna dalam persepsi estetika terhadap pergeseran midline antara mahasiswa
FKG dengan masyarakat awam.2 Penelitian mengenai persepsi estetika juga yang
dilakukan oleh Jornung dkk., yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap persepsi dan sikap mengenai estetika gigi dan senyum.16 Selain
tingkat pendidikan, Jornung dkk., juga menyebutkan usia dan jenis kelamin juga
berpengaruh terhadap persepsi estetika seseorang.16 Pada penelitian yang dilakukan
oleh Flores-Mir dkk., mengemukakan bahwa persepsi estetika juga dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi dan lingkungan sosial seseorang.17
2.6. Kerangka Teori
Estetika Wajah
Senyum
Pengetahuan
dan Persepsi
Wajah Dental
Diagnosis
- Mahasiswa Kepaniteraan
Klinik FKG USU
- Mahasiswa Non-kepaniteraan
Klinik FKG USU