Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNIK TEROWONGAN
MEMBUAT TEROWONGAN DENGAN MENGGUNAKAN
PENYANGGA BAJA

OLEH :

WILDO J. ABRAHAMS
20150611044095

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan teknik terowongan ini dengan baik. Laporan ini membahas
mengenai pembuatan terowongan dengan metode penyangga baja. Tersajinya
laporan penulis ini berkat adanya bantuan dari pihak lain, baik berupa nasihat,
bimbingan dan kritikkan. Sehingga dengan rendah hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Tidak lupa pula penulis
berterimakasih kepada Bapak Patrick M. Fandy, ST .MT selaku dosen mata kuliah
Teknik Terowongan yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun lapora
ini

Dengan kesadaran dalam menyusun laporan ini, penulis menyadari masih


banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena kritik dan saran yang
bersifat membangun demi menyempurnakan laporan ini sangat di harapkan.
Demikian pengantar laporan ini, kurang dan lebihnya penulis mohon maaf, serta
penulis juga berharap semoga laporan yang ditulis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Jayapura, 21 November 2019

Diah Ismi Perbawati


BAB I
PENDAHULUAN

1..1 Latar Belakang


Metode penambangan dibagi menjadi 2 yaitu tambang terbuka dan
tambang bawah tanah. Yang lebih sering ditemui di Indonesia adalah metode
tambang terbuka dengan segala proses coal getting dan proses pengolahannya.
Namun, tidak sedikit pula perusahaan pertambangan yang menggunakan metode
penambangan bawah tanah sebagai opsi untuk mengeksploitasi bahan galian
berharga yang mereka punya.
Penambangan dengan metode bawah tanah tentunya memiliki aspek
berbeda yang harus diperhitungkan dibandingkan dengan metode tambang
terbuka, mulai dari proses pembuatan lubang-lubang bukaan, ventilasi, hingga
pemilihan alat yang tentunya berbeda dari tambang terbuka. Salah satu perbedaan
yang mencolok antara tambang bawah tanah dan tambang terbuka adalah adanya
penggunaan terowongan sebagai media penghubung transportasi baik di dalam
front kerja ataupun dari front kerja keluar atau sebaliknya
Pada dasarnya pembuatan terowongan juga harus memperhitungkan
penyangga yang harus digunakan sebagai sistem perkuatan terowongan tersebut.
Oleh karena itu, perlu untuk mengetahui jenis-jenis penyangga terowongan yang
sekiranya dapat membantu perkuatan terowongan yang dirancang.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengontrol masa batuan di sekitar lubang bukaan, meliputi :
a. Menahan perpindahan tegangan pada dinding lubang bukaan
b. Menyangga batuan yang potensial akan runtuh ataupun
memperkecil depormasi masa batuan.
2. Pembuatan terowongan untuk menjaga tempat penambangan
3. Unutk melindungi para pekerja dari runtuhan batuan yang ada di atas
atau di samping nya
4. Untuk menjaga para pekerja bila terjadi banjir atau hal-hal yang tidak
dinginkan
5. Untuk tempat berpijak atau lantai bagi para pekerja, terutama untuk
stope yang sudah tinggi.

1.3 Hasil Yang Di Harapkan


Adapun hasil yang mestinya di harapkan dari penyusun laporan ini yaitu :

1. Penyusun dapat mengetahui tentang pengotrolan masa batuan di


sekitar lubang bukaan.
2. Penyusun dapat mengetahui tentang cara menahan perpindahan
tegangan pada dinding lubang bukaan dan untuk menjaga batuan yang
potensial akan terjadinya keruntuhan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Sistem Penyanggaan


Istilah penyangga (support) telah digunakan secara luas untuk
menggambarkan suatu prosedur dan material yang digunakan untuk meningkatkan
kemantapan dan menjaga kemampuan batuan untuk menahan beban di dekat batas
penggalian. Apabila tujuan utama pemakaian penyangga adalah untuk
memobilisasikan dan meningkatkan kekuatan massa batuan itu sehingga dapat
menyangga dirinya sendiri, maka prosedur dan material yang digunakan dalam
kasusu ini lebih tepatnya didefinisikan sebagai penguatan (reinforcement). Istilah
penyangga dalam kasus, dimana massa batuan benar-benar disangga oleh elemen
struktur seluruhnya atau hanya sebagian, yaitu berat dari blok-blok batu individu
yang dibatasi oleh bidang-bidang diskontinyu atau oleh daerah batuan yang lepas.
Biasanya berdasarkan waktu pemakaiannya penyangga dibagi menjadi dua, yaitu
penyangga sementara (temporary support) dan penyangga permanent (permanent
support)
Penyangga sementara adalah penyangga atau penguatan yang dipasang
untuk menjaga agar kondisi kerja aman selama kegiatan penambangan Jika lubang
bukaan bawah tanah tersebut diperlukan untuk jangka waktu yang lebih lama,
maka penyangga permanen harus dipasang berikutnya. Seiring penyangga
sementara merupakan bagian dari penyangga permanen, atau seluruhnya
dipindahkan agar penyangga permanen dapat dipasang.

2.2 Fungsi Penyanggaan


Adapun fungsi dari penyangga ialah :
 Melindungi batuan yang tidak ditambang, seperti over budden dan
semua batuan yang berada di atas pempat penggalian.,
 Melindungi tempat kerja penambangan supaya aman dari runtuhan.,
 Melindungi para pekerja dari reruntuhan batuan yang ada di atas atau
di sampingnya.,
 Melindungi para pekerja bila terjadi banjir atau hal-hal yang tidak
diinginkan.,
 Tempat berpijak atau lantai para pekerja, terutama untuk stope yang
sudah tinggi.,
 Melindungi broken ore sebelum diangkut keluar tambang.,
 Memisahkan antara broken ore dan ore insitu terutama untuk endapan-
endapan yang bisa terkonsolidasi (kompaksi) kembali, misalnya untuk
bijih-bijih sulfida.

2.3 Material yang Digunakan


Material yang digunakan dalam pembuatan penyangga adalah diantaranya
adalah sebagai berikut :
 Pillar ;Terdiri dari batuan atau bijih, biasanya yang berkadar rendah
(barren rock)
 Kayu (timbering)
 Semen atau beton
 Besi
 Batubara
 Filling material
 Broken ore

2.4 Klasifikasi Sistem Penyanggaan


Pada dasarnya sistem penyangga tambang bawah tanah bertujuan
memberikan tekanan untuk menahan bebaban batuan yang berpotensi hancur atau
longsor sistem penyangga terbagi menjadi dua yaitu :
1. Penyangga Baja
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding penyangga kayu
menyebabkan penyangga kayu diganti dengan penyangga besi baja, terutama pada
lubang-lubang utama. Keuntungan dari penyangga ini antara lain :
1. Dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan
2. Mempunyai “modulus elastisitas E” yang besar, sehingga deformasi yang
diakibatkan oleh beban menjadi kecil.
3. Relatif mudah dalam pelaksanaan.
Sedangkan kerugian dari penggunaan material baja sebagai bahan bangunan
adalah harganya relatif mahal.
Berikut adalah jenis-jenis dari penyangga baja :
 Continous Rib Type
Sering dibuat dalam dua bagian untuk memberikan kemudahan dalam
pemasangannya, tetapi kadang-kadang dalam dua atau tiga bagian. Jenis ini sering
dipakai untuk pembuatan terowongan dengan metode “full face”, “side drift” dan
“multiple drift”. Penyangga jenis ini digunakan untuk kondisi batuan yang tidak
rumit.
 Rib and Post Type
Digunakan pada batuan yang kondisi berblock dan banyak rekahan yang
berkembang.
 Rib and Post Wall Type
Digunakan pada batuan yang mempunyai struktur batuannya rumit dan
banyak hancuran.
 Rib Wall Plate and Post Type
Digunakan pada metode “side drift” pada terowongan yang besar dengan
kondisi batuannya yang jelek sedangkan untuk metode “full face” jenis penyangga
ini digunakan untuk batuan yang mudah mengembang.
 Full Cyrcle Rib Type
Digunakan pada terowongan dengan metode “full face” dengan kondisi
batuan “squeezing”, “swelling” dan batuan yang hancur.
Tabel 2.1 Nilai Kekuatan Baja

Pada umunya modulus elastisitas baja adalah sama besarnya walapun


tegangan lelehnya berbeda begitu juga dengan angka pembanding Poisson
( Poisson’s ratio). Sifat Mekanik dari baja adalah :

E = 2,1 x 106 Kg/Cm2


.........................................................(Persamaan 2.1)

H = 0,3 .... ..............................................................(Persamaan 2.2)


2.5 Jenis Penyangga Baja
Terdapat bermacam-macam cara penyanggaan dengan baja seperti telihat
pada gambar di bawah :

a. “Countinus rib type” ( leg dan rib bersatu)


b. “rib and post type” ( rib diatas post)
c. “ rib and post wall type”
d. “rib wall plate and post type” ( rib diatas wall plate dan post)
e. “ full circle rib type”
Pada umumnya, untuk mencegah pergerakaan dan keruntuhan atap pada
“rib” di pasang “lagging”. Pada umumnya lagging dipasang serah sumbu
memanjang terowongan.

2.6 Analisis Tegangan pada Busur Baja


( 0,785h+ 0,666 r ) qt r 3
Ay = By =
0,666 h 3+ πrh2+ 4 hr 2+1,57 r 3

M = 0,5 qt r2 sin α -Ay ( h + r sin α ) untuk 0<α <π

M = - Ay .x untuk 0 < X < h

N = - qt r Cos2α - Ay Sin α
Dimana : Ay = By = Reaksi Horisontal (ton)
H = Jarak vertikal dari busur (m)
R = Jari-jari busur (m)
qt = Beban merata dalam ton/m
N = Gaya normal terhadap penampang ( ton)

Gambar 2.1 Tahapan Pemasangan Penyanggaan


Gambar 2.2 Kondisi Pemasangan Arches

Gambar 2.3 Moll Arches and Wooden Support


BAB III
PERHITUNGAN TEROWONGAN MENGGUNAKAN
PENYANGGA BAJA

3.1 Pembahasan
Tujuan utama merancang penyanggaan pada lubang bukaan bawah tanah
adalah untuk membantu massa batuan menyangga dirinya sendiri. (Rai, 1994)

Tujuan Penyanggaan:

1. Mengontrol masa batuan di sekitar lubang bukaan, meliputi:

Menahan perpindahan tegangan pada dinding lubang bukaan.


Menyangga batuan yang potensial akan runtuh ataupun
memperkecil depormasi masa batuan.
Untuk menjaga tempat penambangan.
Untuk menjaga para pekerja dari runtuhan batuan yang ada di atas
atau di sampingnya4. Untuk menjaga para pekerja bila terjadi
banjir atau hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk tempat berpijak atau lantai bagi para pekerja, terutama untuk
stope yang sudah tinggi.
Parameter Terowongan
Data masukan yang diperlukan untuk tujuan rancangan meliputi
karateristik geologi dari massa batuan, evaluasi dari tegangan mula-mula (intial
stress) didalam massa batuan, sifat-sifat mekanik dari massa batuan dan kondisi
air tanah.
Penentuan parameter masukan untuk rancangan harus direncanakan agar
sebanyak mungkin data-data yang diperoleh adalah data kuantitatif, daripada data
kualitatif.
Mengenai data masukan ini ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Kualitas dari rancangan rekayasa langsung dipengaruhi oleh kualitas dari
setiap parameter masukan.

2. Setiap prosedur dan metode yang digunakan untuk mendapatkan data


masukan dapat sepenuhnya dibenarkan dan direncanakan dengan baik.

3. Informasi secara kuantitatif lebih banyak dibutuhkan dari pada secara


kualitatif untuk keperluan rancangan.

Fungsi penyangga baja untuk Terowongan


Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang bentuknya empat
persegi panjang dan umumnya digunakan didaerah lubang-lubang produksi.
Penyangga tersebut kadang-kadang dikombinasikan dengan kayu atau dinding
beton.
Perhitungan
Diketahui :
Profil dari penampang busur baja = 8 m3

Apabila dengan kondisi normal = α = 0,5


= γ = 2,5 ton/m3

L ( span of gallery ) =4m


r = 1,675 m
h’ = 1,50 m
ɑ ( Spasi busur ) = 0,75 m
 ɑt =α xLxγ xɑ
= 0,5 m x 4 m x 2,5 ton/m3 x 0,75 m
= 3,75 ton/m

( 0,785 h+0,666 r ) ɑ t r 3
 Ay =
0,666 h3 + π r h 2+ 4 h r 2 +1,57 r 3

( 0,785× 1,50+0,666 ×1,675 ) ×3,75(1,675)


= 3 2 2 3
0,666(1,50) +π ( 1,675 ) ( 1,50 ) +4 (1,50)(1,675) +1,57(1,675)

( 1,1775+2,341 ) × 6,281
=
2,247+11,83+16,83+7,37

22,099
=
38,277

= 0,577

 M = 0,5 ɑt r 2 sin2 α - Ay ( h + r sin α ) untuk 0 <α <¿ π

= 0,5 x 3,75 ( 1,675)2sin2 α – 0,577 ( 1,50 + 1,675 sin α )

 N = ɑt r 2 cos2 α - Ay sin α

= 3,75 x 1,675 cos2 α – 0,577 sin α

 Maximum values
Ay
α = sin-1
at r

0,577
= sin-1
3,75× 1,675

= sin-1 0,09186

= 5,27o

Ay
Mmax = - Ay ( h’ + 0,5 )
at
0,577
= - 0,577 ( 1,50 + 0,5 )
3,75
= - 1,515 to m

N1 = - at r
= - 3,75 x 1,675
= - 6,281

at r
|σ| = + Ay ¿ ¿
0,149W +9,780

3,75 ×1,675 0,577 ⌊ 1,50+0,5 ( 0,577 /3,75 ) ⌋


= + =14000
0,149W +9,780 W

= 6,28 W + 0,909 ( 0,149 W + 9,780 ) = 14000W ( 0,149W + 9,789 )

= 2086 W2 + 136913,585 W + 8,890 = 0


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa :

Mmax = -1,515 t°m

N = -6,281

L =4m

ɑ = 25°

Berikut adalah gambar terowongan baja berdasarkan perhitungan di atas :

Anda mungkin juga menyukai