Anda di halaman 1dari 453

JUDUL BUKU

KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN


& PERAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Oleh

Copyright © 2019, Miftahul Fikri

Penerbit

www.nulisbuku.com

Email

miftahul.fikri1994@gmail.com

Diterbitkan melalui:

www.nulisbuku.com
PERSEMBAHAN

Karya ini saya dedikasikan untuk:

1. Ayah dan ibu tercinta; A. Hafaz dan Minuriah


2. Kudua Saudara kandung; Amalia dan Khumairah
dan:
3. Para rekan-rekan mahasiswa Manajemen Pendidikan
Islam Program Pascasarjana/S2 Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi; Ade Saputra,
Miftahul Fikri, Alda Suyanda, Rishal Bikri, Suci
Lantika, Ibu Sri Wahyuningsih dan Ibu Neni Hastuti.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP i


KATA PENGANTAR

Buku yang berjudul Konsep Manajemen Pendidikan


& Peran SOP (Standar Operasional Prosedur) ini
dipersiapkan sebagai bahan kajian bagi para akademisi,
praktisi, dan pimpinan lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat
mencetak jasa. Yang dimaksud jasa disini adalah jasa
pendidikan, yaitu suatu proses pelayanan untuk merubah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keberhasilan jasa
pendidikan ditentukan dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada para pengguna jasa pendidikan
(siswa, stakeholder, dan masyarakat).
Manajemen pendidikan tidak diartikan sebagai
teori, konsep, dan fakta-fakta akademik semata.
Manajemen pendidikan dimaknai sebagai ilmu dan
rangkaian kegiatan pengendalian kerja dalam mencapai
tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis. Ilmu
terapan yang dimaksud merupakan konsep pengelolaan
secara terstruktur terkait bidang pendidikan yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP ii


digarap melalui 4 (empat) sudut pandang garapan yaitu
wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan
kegiatan dan pelaksana.
Garapan-garapan yang dimaksud adalah kegiatan
pengelolaan pendidikan di sekolah agar dapat
diklasifikasikan kepada delapan garapan pengelolaan
peserta didik, pengelolaan personel (guru+pegawai TU),
pengelolaan kurikulum, pengelolaan sarana dan
prasarana, pengelolaan anggaran/biaya, pengelolaan
tata laksana/tata usaha, pengelolaan organisasi, dan
pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Garapan tersebut merupakan tujuan administrasi
yang mengatur kegiatan-kegiatan secara prosedural
terkait dengan aspek kegitan pandidikan di sekolah, baik
yang bersifat intra maupun ekstra, sehingga memberikan
kontribusi bagi capaian visi, misi, dan tujuan sekolah
serta tujuan pendidikan secara keseluruhan. Kontribusi
untuk capaian visi, misi, dan tujuan pendidikan di
sekolah adalah upaya pemamfaatan dan pelayanan
administrasi didukung oleh manajemen pelayanan yang
baik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP iii


Perwujudan transparansi dan standarisasi
pelayanan dapat dilakukan antara lain melalui
penyusunan standar operasional pelayanan bagi setiap
jenis pelayanan dan kegiatan yang ada di sekolah.
Standar operasional layanan/Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah sistem yang disusun untuk
memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan.
SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pendidikan di sekolah yang
berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan,
tempat penyelenggaraan dan petugas yang berperan
dalam kegiatan pelayanan administrasi sekolah.
Oleh karena itu, peranan SOP dalam kegiatan
administrasi pendidikan merupakan salah satu parameter
kualitas kinerja suatu organisasi/institusi pendidikan di
sekolah dalam mengelola kegiatan dengan baik dan
transparan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP iv


Hadirnya buku ini semoga mampu memberikan
warna baru mengenai berbagai proses dalam memahami
konsep manajemen pendidikan yang benar dan
sebenarnya. Buku ini disusun untuk memberikan
pemahaman dan manfaat tidak hanya pada para pendidik
atau akademis, melainkan juga dapat menambah
wawasan bagi khalayak umum yang berminat. Semoga
bermanfaat!

Jakarta, 29 Oktober 2019


Penulis,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP v


DAFTAR ISI

PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bagian - 1
PENDEKATAN TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Sejarah Perkembangan Teori Manajemen
B. Pendekatan Teori Manajemen dalam Dunia
Pendidikan
Bagian - 2
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan
B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
C. Unsur-Unsur Manajemen Pendidikan
D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
E. Pembagian Manajemen Pendidikan
F. Komposisi Keterampilan Manajemen Pendidikan
G. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Bagian -3
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Fungsi Manajemen Pendidikan
B. Pelaksanaan Fungsi Manajemen Pendidikan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP vi


Bagian - 4
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
PENDIDIKAN
A. Konsef Dasar Kepala Sekolah
B. Syarat-Syarat Menjadi Kepala Sekolah
C. Peran Kepala Sekolah yang Efektif
D. Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
E. Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Bagian - 5
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
A. Manajemen Sekolah Dasar
B. Kerangka Manajemen Sekolah Dasar
C. Model Sekolah Dasar yang Efektif
D. Fokus Manajemen Sekolah Dasar
E. Starategi Peningkatan Mutu Sekolah Dasar
F. Penerapan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
Bagian - 6
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGKAT
SEKOLAH MENENGAH
A. Manajemen Mutu Sekolah
B. Prinsip Total Mutu Sekolah
C. Karekteristik Menjadi Sekolah Bermutu
Bagian - 7
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI
A. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
B. Standar Mutu Pendidikan Tinggi
C. Lingkup Standar

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP vii


D. Evaluasi-Diri
E. Komponen Evaluasi-Diri
Bagian - 8
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)
A. Standar Nasional Pendidikan
B. Penerapan Standar Nasional Pendidikan
C. Evaluasi Pendidikan
D. Ketentuan Peralihat PP 19/2005
Bagian - 9
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
A. Manajemen Pendidik
B. Manajemen Peserta Didik
Bagian - 10
KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN
A. Manajemen Kurikulum
B. Kegiatan Manajemen Kurikulum
C. Ruang Lingkup, Prinsip dan Fungsi Manajemen
Kurikulum
D. Hubungan Antara Kurikulum dan Pembelajaran
E. Perencanaan Kurikulum
F. Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran
G. Pengembangan Kurikulum
Bagian - 11
MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI PENDIDIKAN
A. Membangun Budaya Organisasi
B. Jenis-Jenis Organisasi
C. Fungsi dan Pengembangan Budaya Organisasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP viii


D. Pembetukan Budaya Organisasi
E. Strategi dan Pengembangan Budaya Organisasi
F. Budaya Organisasi di Lembaga Pendidikan
Bagian - 12
ADMINISTRASI PENDIDIKAN DAN PERAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
C. Tenaga Administrasi Sekolah
D. Jenis-Jenis Kegiatan Administrasi Sekolah
E. Peran Standar Operasional Prosedur (SOP)
Bagian - 13
PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
A. Pengertian SOP
B. Tujuan dan Fungsi SOP
C. Sistematika Penulisan SOP
D. Penerapan SOP
E. Jenis-Jenis SOP
Bagian - 14
DASAR-DASAR EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
A. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
B. Pengawasan dan Evaluasi Program
C. Laporan Evaluasi Program
D. Format Laporan Evaluasi
E. Akreditasi

DAFTAR PUSTAKA
PENULIS

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP ix


Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP x
Bagian - 1
PENDEKATAN TEORI MANAJEMEN
DALAM DUNIA PENDIDIKAN

A. Sejarah Perkembangan Teori Manajemen


Pada awal perkembangan manajemen timbul
akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad
ke-18 yang secara khusus menyebabkan tumbuhnya
kebutuhan akan adanya pendekatan yang sistematis
mengenai manajemen. Ada dua tokoh manajemen yang
mengawali munculnya sejarah teori dan aplikatif
manajemen dalam Handoko yaitu Robert Owen (1771-
1858)1 dan Charles Babbage (1792-1871).2

1Robert Owen adalah seorang putra dari seorang pembuat pelana


dan pandai besi. Owen lahir di Newton, Wales pada 14 Mei 1771.
Kehidupannya banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang
berkaitan dengan sosial masyarakat. Owen juga dikenal sebagai
salah satu perintis gerakan Utopian Socialism dan Gerakan
Kooperatif.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 1


Teori klasik ini berasumsi bahwa para pekerja
atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik dan
kerja merupakan suatu yang diharapkan. Teori klasik
berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam
proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah
dan berlangsung menurut struktur/anatomi organisasi.
Para pemikir manajemen klasik memberikan perhatian
terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik
dikalangan usahawan, industri maupun masyarakat. 3
Perhatian tersebut muncullah beberapa aliran
manajemen yang tebagi dalam tahapan perkembangan
teori manajemen yang disebutkan pada tabel berikut:

2Carles Babbage lahir 26 Desember 1791 dan meninggal pada 18


Oktober 1871. C. Babbage adalah seorang polisi Inggris. Ia terkenal
sebagai ahli matematika, filsuf, penemu dan insinyur mesin,
Babbage memulai konsep komputer digital yang dapat diprogram).
3Handoko, T. Hani., Manajemen, (Jakarta: BPEE, Cet. Ke-20, 2009),

hal. 50

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 2


Tabel 1. Periode Perkembangan Teori Manajemen

PERIODE ALIRAN KONTRIBUTOR


MANAJEMEN
Dari tahun Manajemen Frederick W. Taylor,
(1870 – 1930) Ilmiah Frank & Lillian
Gilbreth,
Henry Gantt, &
Haringthon Emerson.
Dari tahun Teori Organisasi Henry Fayol,
(1900 – 1940) Klasik James D. Mooney,
Mary Parker Follett, &
Herbert Simon.
Dari tahun Hubungan Hawthorne Studies,
(1930 – 1940) Manusiawi Elton Mayo,
Fritz Roethlisberger, &
Hugo Munsterberg.
Dari tahun Manajemen Abraham Maslow,
(1940 – Modern Douglas,
sekarang) McGregor,
Chris Argyris,
David Mc.Cleland,
Robert Blake,
Jane Mouton,
Peter Drucker, dll.

Pertama, teori manajemen ilmiah. Teori ini telah


banyak diterapkan pada bermacam-macam kegiatan
organisasi, terutama dalam usaha peningkatan
produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 3


seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan
kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan
seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan
menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan
dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan.4
Teori manajemen ilmiah merupakan gagasan dari
Frederick W. Taylor (1856-1915)5, Henry L. Gant (1861-
1919),6 Frank B. Gilbreth (1868-1924),7 Lilin Gilbreth
(1878-1972),8 dan Harrington Emerson (1853-1931),9

4http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Bab+3

+Perkembangan+Teori+Manajemen.pdf (akses 22 Oktober 2019)


5Frederick Winslow Taylor lahir 20 Maret 1856 dan meninggal

pada 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun. Fredrick W. Taylor


adalah seorang Insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang
terkenal atas usahanya meningkatkan efisiensi industri. Frederick
dikenal sebagai bapak Manajemen Ilmiah dan merupakan
pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.
6Henry Laurence Gantt lahir tahun 1861 dan meninggal pada

tanggal 23 November 1919 di Calvert Country, Amerika. Henry L.


Gantt adalah seorang konsultan manajemen berlatar belakang
insinyur mekanik yang menciptakan peta Gantt (Gantt Chart). Pada
tahun 1887-1893, Henry bergabung dengan Frederick Winslow
Taylor dalam memanfaatkan teori manajemen ilmiah di Midvale
steel and bethlehem steel.
7Frank Bunker Gilbreth lahir 07 Juli 1868 sampai 14 Juni 1924

adalah penganjur manajemen ilmiah dan perintis studi gerak dan


waktu. Ia juga terkenal sebagai bapak dan tokoh sentral dalam
novel Cheaper by the Dozen. Pendidikan Gilbreth hanya sampai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 4


Sumbangan manajemen Ilmiah antara lain (1)
teknik-teknik efisiensi menyebabkan kegiatan dapat
dilaksanakan lebih efisien, seleksi dan pengembangan
ilmiah karyawan menimbulkan kesadaran pentingnya
kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas
karyawan, dan desain kerja mendorong manajer mencari
cara terbaik pelaksanaan tugas. (2) keterbatasan
manajemen ilmiah yaitu kenaikan produktivitas sering
tidak diiringi kenaikan pendapatan, perilaku manusia
bermacam-macam menjadi hambatan, pendekatan
rasional hanya memuaskan kebutuhan (ekonomis dan

sekolah menengah atas. Setelah bekerja sebagai pekerja bangunan,


Gilbreth menjadi kontraktor bangunan, dan berlanjut menjadi ahli
manajemen.
8Lillian Moller Gilbreth lahir 24 Mei 1878 sampai 02 Januari 1972.

Dia adalah salah seorang wanita ilmuwan Amerika Serikat yang


pertama kali menyandang gelar doktor Ph.D. Gilbreth adalah ahli
psikologi organisasi dan industri yang pertama. Pasangan suami
istri, Gilbreth mendirikan firma konsultasi manajemen
bernama Gilbreth, Inc. yang mengkhususkan diri pada studi waktu
dan gerak.
9Harrington Emerson lahir 02 Agustus 1853 dan meninggal 02

September 1931. Emerson adalah seorang insinyur efisiensi


Amerika dan ahli teori bisnis. Ia mendirikan perusahaan Konsultan
Manajemen Emerson Institute di New York City pada tahun 1900,
dan dikenal karena kontribusinya yang merintis dalam manajemen
ilmiah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 5


fisik), tidak memuaskan kebutuhan sosial karyawan, dan
manajemen ilmiah mengabaikan keinginan manusia
terhadap kepuasan kerja.10
Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan
pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah
organisasi tetapi juga meletakkan dasar profesionalisasi
manajemen. Setelah revolusi mental yang dicanangkan
Fredrick W. Taylor terjadi dalam praktek, timbul
masalah-masalah sebagai keterbatasan penerapan
manajemen ilmiah. Kenaikan produktivitas sering tidak
diikuti kenaikan pendapatan. Pendekatan rasional hanya
memuaskan kebutuhan ekonomis dan fisik, tidak
memuaskan kebutuhan sosial karyawan. Oleh karena itu,
masalah-masalah tersebut perlu penerapan metoda
ilmiah dalam manajemen melalui pendekatan pada
studi, analisa, pengembangan, pemecahan masalah-
masalah organisasi dan pendidikan pengembangan
kariyawan.
Kedua, teori organisasi klasik. Teori ini
berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan ke

10http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Bab
+
3+Perkembangan+Teori+Manajemen.pdf (akses 22 Oktober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 6


dalam teori organisasi klasik atau disebut juga teori
tradisional atau teori mesin. Pada masa ini, organisasi
divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang
membentuk lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi
tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam
tugas dan wewenang. Definisi organisasi menurut teori
klasik, organisasi merupakan struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain
apabila orang bekerja sama.
Teori organisasi klasik dikembangkan pada tahun
(1841-1925) dari seorang industrialis asal Perancis tahun
(1916) menulis sebuah buku “Admistration Industrielle
et Generale” diterjemahkan dalam bahasa Inggris (1926)
dan baru dipublikasikan di Amerika (1940). Di antara
tokoh-tokoh teori organisasi klasik ini adalah Henry
Fayol (1841-1925),11 James D. Mooney,12 Mery Parker
Follet (1868-1933)13 & Chester Barnard (1886-1961),14

11
Henri Fayol lahir di Istanbul tahun 1841 dan meninggal di Paris
tahun 1925. Fayol adalah seorang teoris manajemen atau
administrasi asal Prancis. Fayol adalah salah satu kontributor
paling berpengaruh dalam konsep manajemen atau ilmu

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 7


Ketiga, aliran hubungan manusiawi (neo klasik).
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan bahwa
pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan
efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
Ketidakpuasannya adalah pimpinan perusahaan masih
menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena
karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang
rasional. Untuk menghasilkan keefisiensian dan
keharmonisan kerja antara pimpinan dan karyawan,
aliran ini menggunakan metode pendekatan ilmu

administrasi modern. Peninggalan Fayol yang paling terkenal


adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol
(tahun 1949-1987).
12James David Mooney lahir di Cleveland, Ohio pada 18 Februari

1884 dan meninggal pada 21 September 1957. James adalah


seorang insinyur Amerika dan eksekutif perusahaan di General
Motors yang memainkan peran dalam urusan internasional pada
tahun 1930 dan awal tahun 1940.
13Mary Parker Follett lahir di Massachusetts, Amerika Serikat,

pada 03 September tahun 1868 dan meninggal di Boston, pada 18


Desember 1933 di usia 65 tahun. Mary Parker Follett merupakan
seorang pekerja sosial dan philosopi sosial.
14Chester Barnard lahir di Malden, Massachusetts, pada 07

November 1886 dan meninggal di New York City, pada 07


Juni 1961 di usia 74 tahun. C. Barnard adalah seorang ahli bidang
teori organisasi, seorang eksekutif dalam bisinis, dan seorang
penulis berkebangsaan Amerika Serikat.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 8


sosiologi, psikologi dan lain sebagainya. Sehingga
pembahasan sisi perilaku karyawan dan atasan dalam
organisasi menjadi teratasi.
Di sisi lain ada beberapa sumbangan pendekatan
hubungan manusiawi diantaranya (1) penekanan
kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi
melengkapi pendekatan klasik sebagai usaha
meningkatkan produktivitas, (2) mengilhami
pembahasan selanjutnya tentang motivasi manusia.
Selain itu, aliran ini memiliki keterbatasan (1)
konsep makhluk sosial tidak menggambarkan secara
lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja, (2)
perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak
menghasilkan peningkatan produksi yang dramatik
seperti yang diharapkan, (3) lingkungan sosial tempat
kerja hanya merupakan salah satu faktor (produktivitas
dan kepuasan kerja menjadi semakin kompleks).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 9


Dalam Handoko ada dua orang tokoh yang
mempelopori aliran hubungan manusiawi yaitu Hugo
Munsterberg (1863-1916),15 dan G. Elton Mayo (1880-
1949).16
Keempat, aliran manajemen modern. Aliran
Manajemen modern (kontingensi) muncul pada tahun
1940. Aliran kontingensi/manajemen modern ini muncul
setelah konsep manajemen klasik dan neo klasik
(hubungan manusiawi) dipandang memiliki kekurangan,
aliran ini mengkombinasikan antara aliran klasik dan neo
klasik untuk membuat konsep manajemen berdasarkan
kondisi atau berdasarkan situasi.

15Hugo Munsterberg lahir pada 01 Juni 1863 di Danzig, Konfederasi


Jerman. Munsterber meninggal di usia 53 tahun, pada 16 Desember
1916 di Cambridge, Massachusetts, Amerika. Munsterberg adalah
seorang psikologi kebangsaan Jerman Amerika dan
kewarganegaraan Amerika. Dia adalah salah satu pelopor psikologi
terapan, memperluas penelitian dan teori-teori untuk industri
organisasi, hukum, medis, klinis, pendidikan dan pengaturan
bisnis.
16George Elton Mayo lahir pada 26 Desember 1880 dan meninggal

pada 07 September 1949 di usia 68 tahun. Mayo adalah seorang


psikolog, sosiolog, dan teoritikus organisasi kelahiran Australia.
Mayo dikenal karena penelitian penelitiannya serta perannya
dalam Hawthrone Studies.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 10


Masa aliran manajemen modern merupakan
pengembangan aliran hubungan manusiawi yang dikenal
dengan perilaku organisasi, dan yang lainnya dibangun
atas manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah dikenal
sebagai aliran kuantitatif, hal tersebut ditandai dengan
berkembangnya tim riset operasi dalam pemecahan
masalah industri yang disebut dengan manajemen
operasi.
Langkah-langkah pendekatan operation research
yaitu (1) perumusan masalah, (2) penyusunan suatu
model sistematis, (3) mendapatkan penyelesaian dari
model, (4) pengujian model dan hasil yang diharapkan
dari model, (5) penetapan pengawasan atas hasil-hasil,
dan (6) pelaksanaan hasil dalam kegiatan
17
implementasi.
Adapun tokoh-tokoh dalam aliran modern ini
adalah Abraham Maslow,18 Douglas Murry Mc.Gregor,19

17
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Bab+
3+Perkembangan+Teori+Manajemen.pdf (akses 22 Oktober 2019)
18
Abraham Maslow lahir pada 01 April 1908 dan meninggal 08
Juni 1970 pada umur 62 tahun. Maslow adalah teoretikus yang
banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 11


Edgar Heny Schien,20 David C Mc. Clelland,21 Robert
Blake dan Jane Srygley Mouton,22 Peter Dracker,23 Rensis
Likert,24 John Dewey, dan lain-lain.25

19Douglas Murry Mc.Gregor lahir tahun 1906 sampai 01 Oktober


1964. Douglas adalah seorang profesor manajemen di MIT Sloan
School of Management dan presiden Antioch College dari tahun
1948 hingga 1954. Douglas berkontribusi banyak pada
pengembangan teori manajemen dan motivasi.
20Edgar Heny Schien lahir pada 05 Maret 1928 dan meninggal di

usia 91 tahun. Edgar adalah mantan profesor di MIT Sloan School


of Management. Edgar telah membuat tanda penting di bidang
pengembangan organisasi dibanyak bidang, termasuk
pengembangan karir, konsultasi proses kelompok, dan budaya
organisasi.
21David lahir di MT.Vernon, New York pada 20 Mei 1917 dan

meninggal pada 27 Maret 1998. David adalah seorang psikolog dari


Amerika Serikat. David lulus dari Sekolah Menengah Jacksonville di
Illinois pada tahun 1933.
22Jane Srygley Mouton lahir pada 15 April 1930 di Port Arthur,

Amerika Serikat dan meninggal pada 07 Desember 1987. Jane


ditugaskan sebagai dua dimensi independent dalam teori
kepemimpinan.
23Peter Drucker lahir di Kaasgraben, Vienna, Austria pada 19

November 1909 dan meninggal di Claremont, California, Amerika


Serikat 11 November 2005 di usia 95 tahun. Dia adalah seorang
penulis, konsultan manajemen, dan ekolog sosial.
24Rensis Likert lahir pada 05 Agustus 1903, Cheyenne, Wyoming,

Amerika dan meninggal 03 September 1981, Ann Arbor, Michigan,


Amerika. Likert menulis banyak buku tentang manajemen, konflik,
dan aplikasi penelitian perilaku. Beberapa karyanya termasuk cara
baru mengelola konflik (1976) dan organisasi manusia:
manajemen dan nilai (1967).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 12


B. Pendekatan Teori Manajemen dalam Pendidikan
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, lembaga
pendidikan adalah suatu wadah lembaga yang
menghantarkan seseorang kedalam alur berfikir yang
teratur dan sistematis. Dalam pengertian pendidikan
adalah usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
Perkembangan teori manajemen di lembaga
pendidikan merupakan sebuah lembaga yang bergerak
dibidang berorientasi nirlaba (non-profit oriented),
yaitu memaksa pelaksana pendidikan menggunakan
teori-teori yang sebelumnya sudah berkembang dalam
dunia ekonomi. Maka tak heran ketika kita mendengar
adanya teori manajemen pendidikan, yang pada

25Handoko, T. Hani., Op. Cit., hal. 57

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 13


dasarnya itu diambil dari teori-teori manajemen dalam
dunia bisnis.
Bukan berarti setelah meminjam teori manajemen
ekonomi sebuah lembaga pendidikan menjadi komersial,
tetapi semata-mata hanyalah digunakan sebagai
landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah
lembaga pendidikan. Sehingga hasilnya pun tidak bisa
seperti yang diharapkan kalau seseorang menerapkan
teori manajemen dalam bidang bisnis. Dalam dunia
pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih manajeman sebagai aktivitas, agar
seorang/kepala sekolah bisa berperan sebagai
administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai
manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan
dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada
proses belajar mengajar. Perkembangan teori
manajemen terbagi dalam masa klasik, neo klasik
sampai masa kontemporer. Teori-teori manajemen

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 14


tersebut akan dihubungkan melalui pendekatan dalam
dunia pendidikan dan pembelajaran.26

1. Teori Manajemen Imiah dalam Pembelajaran


Teori manajemen ilmia masih banyak digunakan
pada saat sekarang. Di antaranya tentang tingkah laku
manajerial yang efektif dalam lembaga pendidikan
terkhusus dalam proses pembelajaran. Spesialisasi guru
dalam mengajar harus berdasarkan kualifikasi
keprofesionalisme guru. Guru yang menganut
aliran/teori berdasarkan tujuan yang harus dicapainya
berorientasi pada kuantitas, namun sedikit sekali
memperhatikan kualitas siswa. Sehingga lembaga
pendidikan dalam teori klasik di atas dapat dijadikan
sebagai properti, yaitu sebagai pengolahan manajemen
sekolah berdasarkan studi gerak dan waktu sekolah.
Studi gerak dan waktu salah satu teori manajemen
ilmiah yang kemukakan oleh Frank B. Gilbreth (1868-
1924) dan Lilin Gilbreth (1878-1972).

26Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2004), hal. 4

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 15


Kritikan tentang metode mengajar yang selalu
saja memberatkan pada penguasaan pengetahuan
kognitif/pengetahuan. Bukan berarti penguasaan
pengetahuan tidak penting, akan tetapi dengan cara-
cara mengajar psikomotorik yang belum menyentuh
aspek micro skills seperti gerak dan metode kerja yang
efisien dan efektif.
Masalah pembelajaran yang kita hadapi sekarang
adalah bagaimana cara melatih secara intensif banyak
orang agar terampil per individu melakukan pekerjaan.
Pendekatan yang harus diambil adalah cara antara yang
dilakukan dengan pendidikan latihan perorangan dan
cara-cara mendidik dan melatih dengan mengajar
kelompok.
Masalah lain yang tak kalah penting adalah
bagaimana menyiapkan bakal instruktur atau pendidik di
sekolah, agar bisa mengembangkan, terbuka, dan
berminat untuk melakukan pengembangan studi gerak
tersebut. Studi gerak dalam dunia pendidikan adalah
keterampilan psikomotor yang berhubungan dengan
gerakan-gerakan khusus harus dilakukan dengan cara-
cara yang tepat. Oleh karena itu, perlu ada dimensi yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 16


perlu diajarkan kepada para calon instruktur atau guru
sekolah, sehingga apa yang diharapkan dapat terjadi.
Hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus,
sehingga dalam melatih calon instruktur atau guru
sekolah melakukan dengan cara, seperti dalam bahasa
Jawa dikatakan mowo-mowo, kapan menekankan pada
dimensi yang satu dan kapan menekankan dimensi yang
lain, dan kapan mengombinasikannya, kapan
menerapkan cara magang, kapan menerapkan cara
berkelompok, dan kapan mengombinasikan keduanya. 27

2. Aliran Neo Klasik dalam Pembelajaran


Sebaik apapun konsep pendidikan, yang paling
menentukan adalah bagaimana implementasi di
lapangan. Sikap dan tindakan guru sebagai pelaksana
pendidikan adalah tema yang perlu diperhatikan secara
serius. Perilaku mengajar yang humanis terkait dengan
aliran humanisme, yaitu sebuah pendekatan psikologis
yang menitikberatkan pada masalah-masalah

27Studigerak dan waktu, lihat http://swarapendidikan.um.ac.id/ir-


rinanto-roesman-promotor-studi-gerak-dan-waktu-kerja. (diakses
11 Oktober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 17


kepentingan manusia, nilai-nilai, dan martabat
28
manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka
perilaku mengajar yang humanis. Humanis adalah
tindakan guru baik bahasa verbal dan non verbal yang
menghargai kapasitas siswa dan memperlakukan siswa
dengan rasa hormat dan empati sesuai karakteristik
masing-masing. Keterlibatan tindakan antara guru dan
siswa dalam organisasi pendidikan merupakan karekter
hubungan yang humanis dalam pembelajaran.
Perilaku dan tindakan merupakan karekter yang
perlu dibantu melalui ilmu Sosiologi, Psikologi dan lain
sebagainya. Hubungan teori neo klasik di atas
merupakan konsep dari George Elton Mayo (1880-1949)
yang menciptakan hubungan manusiawi yaitu
memberikan rangsangan, perhatian dan tanggapan yang
cukup terhadap kesejahteraan guru dan siswa. Teori
tersebut dikenal dengan sebutan hawthorne effect.

28Kartono, K., Hygiene Mental, (Jakarta: CV. Mandar Maju, 2000).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 18


3. Aliran Kontingensi dalam Pembelajaran
Teori ini banyak digunakan dalam lembaga
pendidikan salah satunya adalah pendekaran sistem yang
merupakann suatu metode atau teknik analisis terutama
berfungsi dalam memecahkan masalah.
Beberapa keunggulan pendekatan teori
kontingensi dalam pengelolaan pendidikan antara lain
(a) misi, sasaran, dan tujuan lembaga pendidikan dapat
dijabarkan lebih jelas, (b) program-program yang
dirumuskan selalu diarahkan pada tujuan sasaran
pendidikan, (c) orientasi kegiatan diarahkan kepada
hasil akhir, (d) perencanaan dipandang sebagai bagian
integral dari dari keseluruhan operasi lembaga atau
organisasi pendidikan, (e) sumber-sumber daya dapat
dialokasikan dengan lebih efektif berdasarkan skala
prioritas yang disusun menurut besarnya sumbangan
terhadap pencapaian tujuan, (f) informasi yang
diperlukan untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan dapat dirancang dan dikelolah secara
terpadu, (g) segala kegiatan dapat difokuskan pada
pencapaian sasaran, sehingga pemborosan dapat ditekan
seminimal mungkin, (h) pimpinan pengelolah dapat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 19


mengembangkan kreativitasnya dalam batas
kewenangan yang telah ditetapkan, sepanjang mereka
tetap berorientasi pada tujuan akhir, (i) akuntabiliitas
dapat dirumuskan secara jelas dan operasional, (j)
umpan balik dapat diperoleh pada semua tingkat
otoritas pendidikan sehingga penyimpanan dalam usaha
pencapaian tujuan dapat secara cepat diidentifikasi, (k)
komunikasi antar komponen dapat terbina dengan lebih
baik sehingga kesalah pahaman dapat dikurangi dan (l)
pendelegasian wewenang dan tanggungjawab dapat
dilaksanakan secara lebih baik.29
Adapun apilikasi aliran manajemen kontingonsi ini
secara nyata yaitu penerapan model Contekstual
Teatching and Learning (CTL),30 model ini dikemukan

29Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan


Dewan Sekolah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 32
30Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa


secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga
siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 20


oleh John Dewey (tahun-1916)31. Penerapan model CTL
pada pendidikan Indonesia dimulai dengan sistem
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sedangkan dalam
pengolahan manajemen sekolah digunakan sistem
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Konsep MBS dalam bahasa Inggris disebut school
based management merupakan strategi yang jitu untuk
mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien.
Konsep ini pertama kali muncul di Amerika, latar
belakangnya adalah ketika itu masyarakat
mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah
kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan korelasi
pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan
masyarakat.

31John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat. Dewey


dilahirkan Burlington pada tahun (1859). Dewey juga dianggap
oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya
praktis dan pragmatis, sehingga, didalam ilmu pendidikan. Dewey
menganjurkan teori dan metode CTL tahun (1916) yang John
Dewey sebut dengan learning by doing.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 21


Model MBS ini adalah suatu ide dimana kekuasaan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat
dengan proses belajar mengajar, yakni sekolah. Konsep
ini didasarkan pada self determination theory yang
menyatakan bahwa apabila seseorang atau kelompok
memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri,
maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki
tanggungjawab yang besar untuk melaksanakan apa yang
telah diputuskan. Dalam pelaksanaan MBS tersirat
adanya tugas sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan menggunakan strategi yang lebih
memberdayakan semua potensi sekolah secara
optimal.32
Sisi kelebihan MBS dibandingkan dengan model
sentralistik adalah sekolah memiliki kekuasaan, antara
lain (a) mengambil keputusan berkaitan dengan
pengelolaan kurikulum, (b) keputusan berkaitan dengan
rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai
administrasi, dan (c) keputusan berkaitan dengan

32SyaifulSagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung:


CV. Alfabet, 2000), hal. 87

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 22


pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat
sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada
hakekatnya adalah memberikan otonomi yang lebih luas
kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan
mutu hasil penyelenggaraan pendidikan melalui
peningkatan kinerja dan partisipasi semua
stakeholdernya.
Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa,
kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan
inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas
tinggi serta memberikan beberapa keuntungan, yaitu (a)
kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa
pengaruh langsung (kepada peserta didik, orang tua, dan
guru), (b) bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber
daya lokal dan (c) efektif dalam melakukan pembinaan
peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat
pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan
iklim sekolah.33

33Mulyasa.E., Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik


dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), hal.
24

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 23


Disamping itu dalam sebuah sekolah,
tanggungjawab pokok untuk pembentukan moral dan
intelektual akhirnya tidak terletak pada salah satu
prosedur atau kegiatan baik intra-kurikuler maupun
ekstra-kurikuler, akan tetapi terletak pada pengajarnya.
Sekolah merupakan kebersamaan bersemuka,
tempat hubungan personel otentik antara pengajar dan
pelajar dapat berkembang. Tanpa persahabatan ragam
itu banyak kekuatan dari pendidikan dan pengajaran
akan menghilang. Hubungan saling percaya dan
persahabatan otentik antara pengajar dan pelajar
merupakan syarat mutlak pertumbuhan sejati dari
komitmen kepada nilai-nilai. Proses itu semua akan
terwujud ketika berada dalam ruang lingkup manajemen
yang baik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 24


Ringkasan:

Awal perkembangan teori manajemen timbul


akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad
ke-18. Perkembangan teori manajemen terbagi kedalam
4 (empat) periode tahapan-tahapan perkembangan, (1)
manajemen ilmiah (1870-1930), (2) teori organisasi klasik
(1900-1940), (3) hubungan manusiawi (1930-1940), dan
(4) manajemen modern (1940-sekarang). Perkembangan
teori manajemen merupakan bentuk perkembangan teori
yang muncul melalui berbagai pendekatan. Dalam
periode perkembangan teori manajemen di atas, maka
tak heran ketika kita mendengar adanya teori
manajemen pendidikan.
Teori manajemen pendidikan pada dasarnya
diambil dari teori-teori manajemen dalam dunia bisnis.
Tori tersebut semata-mata digunakan sebagai landasan
yang sistematis untuk mengelola sebuah lembaga
pendidikan. Sebagai sebuah lembaga yang bergerak
dibidang berorientasi nirlaba (non-profit oriented),
memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 25


yang sebelumnya sudah berkembang dalam dunia
ekonomi. Dipilihnya manajeman sebagai aktivitas,
bertujuan agar seorang bisa berperan sebagai
administrator dalam mengemban misi dalam memadukan
sumber-sumber pendidikan dan sebagai supervisor dalam
membina guru-guru pada proses belajar mengajar.
Spesialisasi guru dalam mengajar harus
berdasarkan kualifikasi keprofesionalisme guru. Membina
guru maksudnya adalah proses kegiatan yang diharapkan
akan menghasilkan suatu perubahan perilaku yang secara
nyata perubahan tersebut berdampak pada peningkatan
kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal
tersebut mencakup kegiatan-kegiatan pelatihan,
menentukan kebutuhan, sasaran, program dan prinsip-
prinsip pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tesebut
bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan
kemampuan (abilities), sikap (attitude), dan
keterampilan (skill) harus dilakukan.
Guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan,
dan guru harus dapat menginspirasi peserta didik
menjadi subjek pembelajar mandiri yang
bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif. Beradaptasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 26


dengan perubahan merupakan inspirasi dalam
menentukan kebutuhan pembelajaran mandiri. Oleh
karena itu, guru yang mandiri dapat dikatakan kereatif
apablia mampu menentukan kebutuhan pembelajaran
dan mampu menggunakan prinsip-prinsip penerapan
konsep pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan teori-teori yang berhubungan dengan
pembelajaran.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 27


Bagian - 2
KONSEP DASAR
MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dalam
bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan
atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di
lingkungan tertentu terutama lembaga pendidikan
formal. Manajemen pendidikan sebagai suatu proses
atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan
dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan. 34
Kegiatan pengelolaan pada suatu sistem
pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses
belajar mengajar yang baik mencakup:

34Hadri Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung


Agung, 1983), hal. 11

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 28


1) Program kurikulum yang meliputi administrasi
kurikulum, metode penyampaian, sistem evaluasi,
sistem bimbingan.
2) Program ketenagaan,
3) Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan
alat-alat pendidikan,
4) Program pembiayaan, dan program hubungan
dengan masyarakat.

Pendekatan sistem dalam manajemen pendidikan


sebagai akibat dari dianutnya pendekatan dalam sistem
pendidikan. Sistem pendidikan adalah suatu kesatuan
dari berbagai unsur yang satu dengan yang lainnya saling
berhubungan dan bergantung didalam mengemban tugas
untuk mencapai tujuan sistem manajemen. Unsur-unsur
dari luar yang memasuki sistem dan kemudian
mengalami proses disebut keluaran atau output.35
Sebab itulah manajemen pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang

35Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,


2007), hal. 78

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 29


tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya,
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan
menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya
tujuan secara efektif dan efisien.

Seni
MANAJEMEN Dalam mengelola &
memamfaatkan
Pengetahuan

Manusia Sumber Daya NON

Pendidik, Sarana dan prasarana,


Tenaga Kependidikan, Kurikulum,
Peserta Didik, Keuangan &
Ketatausahaan & Administrasi
Humas

Menggunakan Fungsi-Fungsi Manajemen

Efektif untuk mencapai Efisien

Gambar 1. Skema Pengertian Manajemen

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 30


B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengolahan
bidang-bidang pendidikan. Bidang garapan manajemen
pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi
sarana penunjang proses belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen
pendidikan ini akan dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu
dari sudut wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau
urutan kegiatan dan pelaksana.
Adapun ruang lingkup manajemen pendidikan
adalah:
1. Menurut Wilayah Kerja
Berdasarkan tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup
manajemen pendidikan dipisahkan menjadi:
a) Manajemen pendidikan seluruh negara, yaitu
manajemen pendidikan untuk urusan nasional. yang
ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksaan
pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan
luar sekolah, pendidikan pemuda, penyelenggaraan
latihan, penelitian, pengembangan masalah-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 31


masalah pendidikan serta meliputi pula kebudayaan
dan kesenian.
b) Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja
satu provinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih
lanjut oleh petugas manajemen pendidikan di
kabupaten dan kecamatan.
c) Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja
satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan
pendidikan memuat jenjang dan jenis.
d) Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian
dalam manajemen unit ini lebih dititikberatkan
pada satu unit kerja yang langsung menangani
pekerjaan mendidik misalnya sekolah, pusat
latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus.
Dengan demikian ciri unit adalah adanya (1)
pemberi pelajaran, (2) bahan yang diajarkan, dan
(3) penerima pelajaran, ditambah semua sarana
penunjangnya.
e) Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan
terkecil dalam usaha pendidikan yang justru

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 32


merupakan dapur inti dari selurih jenis manajemen
pendidikan. dalam manajemen kelas inilah
kemudian terdapat istilah pengelolaan kelas baik
yang bersifat instruksional maupun manajerial.

2. Menurut Objek Garapan


Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen
pendidikan dalam uraian ini adalah semua jenis kegiatan
manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam kegiatan mendidik. Sebagai titik pusat
pandangan adalah kegiatan mendidik di sekolah. Namun
karena kegiatan di sekolah tersebut tidak dapat
dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun
non-formal, maka tentu juga dibahas lingkup sistem
pendidikan sampai ke tingkat pusat. ditinjau dari objek
garapan manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada
kegiatan dapur inti yaitu kegiatan belajar-mengajar di
kelas.
Maka sekurang-kurangnya ada 8 (delapan) objek
garapan, yaitu manajemen siswa, manajemen personil
sekolah, manajemen kurikulum, manajemen
sarana/material, manajemen tatalaksana pendidikan,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 33


manajemen pembiayaan, manajemen lembaga
pendidikan dan organisasi pendidikan, dan manajemen
hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.

3. Menurut Fungsi Kegiatan


Adapun fungsi manajemen atau pengeloaan ini
adalah merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,
dan mengawasi atau mengevaluasi. Bagaimanapun
pembagiannya, atau apapun sebutannya, unsur-unsur
kegiatan tersebut tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan
tersebut bersifat bolak balik. Misalnya kita berpikir
tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula
bagaimana nanti bentuk organisasinya, siapa-siapa yang
akan menangani tugas, bagaimana pengarahannya dan
sebagainya.

4. Menurut Pelaksanaan
Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya
melayani, dalam kegiatan belajar mengajar manajemen
berfungsi untuk melancarkan jalannya proses atau
membantu terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 34


diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Dalam
lingkungan kelas guru adalah administrator, guru harus
melaksakan kegiatan manajemen di lingkungan sekolah,
dan kepala sekolah adalah administrator.
Dengan pengertian bahwa manajemen adalah
pengelolaan, maka kepala sekolah bertindak sebagai
manajer di sekolah yang dipimpinnya. Selain para
administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana
manajemen pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja
di kantor-kantor pendidikan dan pusat-pusat latihan
atau di kursus-kursus mempunyai peranan dan tugas
seperti pelaksana di sekolah.36

C. Unsur-Unsur Manajemen Pendidikan


Unsur manajemen menurut Henry Fayol 6 M dalam
Usman yaitu man, money, methods, materials,
machines, and market:
1) Man (manusia), berperan sebagai man power dalam
organisasi atau perusahaan diperlukan untuk
memimpin menggerakkan karyawan/bawahan serta

36SuharsimiArikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:


Bumi Aksara, 2008), hal. 5-7

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 35


memberikan tenaga dan pikiran untuk kemajuan
dan kontinuitas lembaga, sumbangan tenaga
manusia disini dapat pula dinamakan sebagai
leadership atau kewirausahaan.
2) Money (uang), money/modal dibagi menjadi
bebarapa model, yaitu modal tetap berupa tanah,
gedung/bangunan, mesin, modal kerja berupa kas,
dan piutang.
3) Methods (metode), pemilihan dalam penggunaan
metode yang tepat digunakan sebagai aturan atau
cara-cara tertentu yang bertujuan untuk
menghindari terjadinya inefisiensi dan pemborosan.
Dalam lembaga pendidikan, metode pembelajaran
yang dibentuk oleh seorang guru sangat diperlukan
dalam menerangkan pelajaran. Karena metode yang
dipakai akan memengaruhi peserta didik dalam
memahami pelajaran.
4) Materials (barang), material digunakan sebagai
proses produksi dalam suatu perusahaan atau
organisasi yang terdiri dari bahan baku, bahan
setengah jadi, atau barang jadi.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 36


5) Machines (mesin), mesin merupakan kebutuhan
pokok dalam melancarkan jalannya suatu
organisasi. Mesin berupa peralatan yang digunakan
oleh suatu instansi atau lembaga, baik itu peralatan
yang modern maupun peratan yang masih bersifat
konvensional.
6) Market (pasar), pasar adalah tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi,
dalam lembaga pendidikan market berupa tempat
terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta
didik maupun dengan stakeholders yang ada dalam
lingkup lembaga tersebut.37

Dalam teori organisasi klasik yang pertama kali


diperkenalkan oleh Fayol dikutip Kristiawan, manajemen
membahas hal-hal sebagai berikut:
1) Technical yaitu kegiatan memproduksi dan
mengorganisasikannya. dalam kaitannya dengan
pendidikan lembaga pendidikan melakukan kegiatan

37Usman Effendi, Asas Manajemen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2014), hal. 11

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 37


menghasilkan lulusan lembaga pendidikan yang siap
bekerja.
2) Commercial yaitu kegiatan membeli bahan dan
menjual produk. Dalam lembaga pendidikan,
kegiatan ini berkaitan dengan penjaringan anak
didik dan mengelolanya dengan pendidikan,
sehingga hasilnya akan bermanfaat untuk anak didik
dan masyarakat.
3) Financial yaitu kegiatan pembelanjaan lembaga
pendidikan dalam membutuhkan pendanaan untuk
mengadakan sarana dan prasarana serta
pelaksanaan pendidikan.
4) Security yaitu kegiatan menjaga keamanan
kaitannya dengan pendidikan terletak pada sistem
pengamanan lingkungan pendidikan secara internal
dan eksternal, dan sistem pengamanan diri dari
pengaruh lingkungan dan kebudayaan yang merusak
moral dan budaya melalui pendidikan agama dan
akhlak.
5) Accountancy yaitu kegiatan akuntansi lembaga
pendidikan melibatkan kegiatan perhitungan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 38


pemasukan dana dan pengeluaran yang baik,
sistematis, akurat dan efisien.
6) Managerial yaitu melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen pendidikan membutuhkan perencanaan
dan pengelolaan yang baik, sebagaimana
pengorganisasian dan pengordinasian untuk semua
kegiatan kependidikan.38

D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan


Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan
antara lain (1) terwujudnya suasana belajar dan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, edukatif,
menyenangkan dan bermakna, (2) terciptanya peserta
didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya, (3)
terpenuhinya salah satu dari lima komptensi tenaga
pendidik sebagai manajamen (tertunjungkan komptensi
manajerial tenaga pendidik sebagai manajer), (4)
tercapainya tujuan pendidikan secara aktif dan efisien,
(5) terbekalinya tenaga pendidikan dengan teori tentang

38Muhammad Kristiawan, dkk., Manajemen Pendidikan,


(Yogyakarta: Deeplubish, 2017), hal. 16-17

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 39


proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya
profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan), (6) terciptanya masalah pendidikan yang
merata, bermutu, relevan serta akuntabel, dan (6)
terciptanya cipta positif pendidikan.39

E. Pembagian Manajemen Pendidikan

Jumlah dari keputusan


utama yang diambil
pada setiap tingkat
Manajemen
Puncak

Manajemen
Menengah

Manajemen
Pelaksanaan/Pengawasan

Gambar 2. Pembagian Manajemen

Pembagian manajemen pendidikan disebutkan ada


3 (tiga) pembagian yaitu:

39Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan,


Edisi ke-4, (Jakarta Timur; Bumi Aksara, 2013), hal. 17

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 40


1) Manajemen puncak/top management, disebut juga
dengan manajemen institusional/eksekutif/key
executive. Terdiri dari dewan direktur, direktur
utama atau Chief Executive Officer (CEO).
Tugasnya mengembangkan rencana-rencana yang
luas untuk lembaga dan mengambil keputusan-
keputusan penting.
2) Manajemen menengah/middle management,
disebut juga dengan manajemen administratif.
Terdiri dari pimpinan pabrik atau para manajer
divisi (division managers). tugasnya bertanggung
jawab untuk mengembangkan rencana-rencana
operasional yang lebih luas dan menerapkan
rencana yang dibuat oleh manajer puncak.
3) Manajemen pelaksana (operating management),
disebut juga dengan manajemen penyedia atau
supervisory management. Tugasnya bertanggung-
jawab untuk melaksanakan rencana-rencana yang
dibuat oleh para manajer menengah.40

40Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 7-13

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 41


F. Komposisi Keterampilan Manajemen Pendidikan
Dalam manajemen pendidikan terdapat proses
yang sinergis yaitu sebagai berikut:
1) Proses pengarahan dan pengintegrasian segala
sesuatu, baik personal, spiritual, dan materil yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan
pendidikan.
2) Proses keseluruhan pelaksanaan kegiatan bersama
dalam bidang pendidikan, meliputi perencanaan,
pengawasan, pembiayaan, dan pelaporan dengan
mengunakan atau memanfaatkan fasilitas yang
tersedia, baik personal, materil, maupun spiritual
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.
3) Proses bekerja dengan orang-orang, dalam rangka
usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan
efisien.
4) Proses pelaksanaan kepemimpinan untuk
mewujudkan aktifitas kerja sama yang efektif bagi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
5) Proses pelaksanaan semua kegiatan sekolah dari
yang usaha besar seperti perumusan kurikulum,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 42


koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol dan
sebagainya sampai pada usaha kecil dan sederhana
seperti menjaga sekolah, menyapu halaman dan
sebagainya.
6) Proses pembinaan atau supervisi pendidikan, dan
pengawasan seluruh kinerja kependidikan.

Adapun peranan para manajer ada tiga yaitu (1)


peran antar pribadi (interpersonal roles), peran ini
memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antar
perorangan, (2) peran infomasional (informational
roles), peran ini menyebabkan manajer menjadi fokus
sentral untuk menerima dan mengirimkan informasi yang
bersifat non-rutin, dan (3) peran keputusan (decisional
roles), setelah dikembangkan hubungan antar pribadi
dan dikumpulkannya informasi, maka perlu adanya
sebuah keputusan.
Dari ketiga peran di atas, human skill merupakan
keterampilan yang memerlukan perhatian khusus dari
para kepala sekolah, sebab melalui human skills seorang
kepala madrasah dapat memahami isi hati, sikap dan
motif orang lain, kepala sekolah harus dan mampu

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 43


mewujudkan ke dalam tindakan atau perilakau nilai-nilai
yang terkandung di dalam ketiga keterampilan tersebut,
yaitu:
1) Conceptual skill adalah memiliki kemampuan
analisis, berpikir, rasional, kemampuan dalam
berbagai macam konsepsi, kemampuan dalam
menganalisis berbagai kejadian, kemampuan dalam
memahami berbagai kecenderungan, kemampuan
dalam mengantisipasi perintah dan kemampuan
mengenali macam-macam kesempatan dan
problem-proplem sosial.
2) Technical skill adalah kemampuan dalam menguasai
pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan
teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus dan
kemampuan untuk memanfaatkan serta
mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan
dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus.
3) Human skill adalah kemampuan untuk memahami
perilaku manusia dan proses kerja sama,
kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan
motif orang lain, mengapa mereka berkata dan
berperilaku, kemampuan untuk berkomunikasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 44


secara jelas dan efektif, kemampuan menciptakan
kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan
diplomatic dan kemampuan dalam berperilaku yang
dapat diterima.

Dari ketiga keterampilan di atas, dapat


digambarkan sebagai pada halaman berukut:

Canceftual Human Technical


skill skill skill Low Middle Top

Konsep- Konsep- Konsep-


tual tual tual

Manu- Manu-
siawi siawi
Manu-
siawi
Tech-
nical
Tech-
nical Tech-
nical

Gambar 3. Komposisi Keterampilan Manajemen

Dengan memiliki kemampuan dan keterampilan


kepala sekolah harus terlebih dahulu mengidentifikasi
landasan utama fungsi-fungsi manajemen yaitu planing
and decision making, organizing, for effective

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 45


performance, leading motivating, and controlling
performance dan diharapkan dapat memperluas serta
lebih memantapkan wawasan manajerial sehingga
lahirlah pola pikir sikap dan perilaku kepala sekolah
yang efektif.

G. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan


Adapun prinsip-prinsip manajemen pendidikan
yaitu (1) memprioritaskan tujuan di atas kepentingan
pribadi dan kepentingan mekanisme kerja, (2)
mengkoordinasikan wewenang dan tanggungjawab, (3)
memberikan tanggungjawab pada personil sekolah
hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya,
(5) mengenal secara baik faktor-faktor psikologis
manusia, dan (6) relativitas nilai-nilai.
Prinsip-prinsip tersebut memiliki esensi bahwa
manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus
memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas dan
nilai-nilai. Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai
dengan arah organisasi, tuntunan zaman, dan nilai-nilai
yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan
dalam bentuk visi, misi, dan sasaran-sasarannya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 46


Menurut Drucker & Peter F. dalam Kristiawan,
melalui MBO (Mangement By Objective) memberikan
gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai
suatu pendekatan dalam perencanaan, penerapan pada
manajemen pendidikan adalah bahwa kepala memimpin
tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional
dinas, dan stakeholder untuk merumuskan visi, misi, dan
objektif dinas pendidikan.
Tujuh langkah MBO antara lain (1) menentukan
hasil akhir apa yang ingin dicapai oleh sekolah, (2)
menganalisis apakah hasil itu berkaitan dengan tujuan
sekolah, (3) berunding menetapkan sasaran-sasaran yang
dibutuhkan, (4) menetapakan kegiatan apa yang tepat
untuk mencapai sasaran, (5) menyusun tugas-tugas
untuk mempermudah mecapai sasarannya, (6)
menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis
pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan, dan
(7) melakukan monitornig dan buat laporan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 47


Ringkasan:

Manajemen pendidikan adalah ilmu terapan, ilmu


terapan ini merupakan rangkaian kegiatan pengendalian
kerja untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berencana dan sistematis. Bidang garapan manajemen
pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi
sarana penunjang proses belajar mengajar. Adapun
konsep manajemen pendidikan yang dimaksud yaitu
dilihat dari 4 sudut pandang garapan yaitu dari sudut
wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan
kegiatan dan pelaksana.
Garapan unit wilayah kerja yang dimaksudkan
adalah menangani pekerjaan mendidik misalnya
(sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-
kursus). Ciri-ciri unit adalah adanya pemberi pelajaran,
bahan yang diajarkan, dan penerima pelajaran,
ditambah semua sarana penunjangnya. Objek garapan
adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan
mendidik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 48


Titik tolak pada kegiatan dapur inti yaitu kegiatan
belajar mengajar di kelas sekurang-kurangnya ada 8
(delapan) objek garapan, yaitu (manjemen siswa,
manajemen personil sekolah, manajemen kurikulum,
manajemen sarana atau material, manajemen tata
laksana pendidikan, manajemen pembiayaan,
manajemen lembaga pendidikan dan organisasi
pendidikan, dan manajemen hubungan masyarakat atau
komunikasi pendidikan).
Secara umum fungsi manajemen adalah
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, dan
mengevaluasi. Dalam kegiatan belajar mengajar
manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya
proses atau membantu terlaksananya kegiatan mencapai
tujuan belajar yang efektif dan efisien. Oleh karena itu,
fungsi manajemen ini sifatnya saling berhubungan, jika
kita berpikir tentang perencanaan, tentu telah berpikir
pula bagaimana nanti bentuk organisasinya, siapa-siapa
yang akan menangani tugas, bagaimana pengarahannya
dan sebagainya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 49


Bagian - 3

FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Fungsi Manajemen Pendidikan


Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan
berlaku umum untuk fungsi manajemen. Namun
demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari
aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan para manajer
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Para
tokoh manajemen berbeda pendapat dalam menentukan
fungsi atau bagian apa saja yang harus ada dalam
manajemen.
Dilihat secara khusus fungsi manajemen dalam
dunia pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang
akan selalu ada dan melekat didalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai
tujuan yang efektif dan efisien. Dalam dunia manajemen

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 50


menggunakan prinsip (planning, organizing, directing,
motivating dan controlling). Prinsip manajemen ini
banyak sekali digunakan oleh organisasi besar untuk
memajukan serta mengelola organisasi maupun
lembaga.Dari keempat fungsi di atas dianggap
mencukupi bagi aktivitas manajerial yang akan
memadukan pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya material melalui kerjasama untuk
41
mencapai tujuan organisasi.
Adapun fungsi-fungsi manajemen dapat dilihat
pada gambar berikut:
Planning Organizing
(Perencanaan) (Organisasi)

Drekting
(Pengarahan
LINGKUP FUNGSI )
MANAJEMEN
Motivating
(Motivasi)

Controlling
(Pengendalian)
Gambar 4. Lingkup Fungsi Manajemen

41Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 24

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 51


Konsep di atas terdiri dari:
1) Perencanaan/planning adalah proses dari rangkaian
kegiatan untuk menetapkan terlebih dahulu tujuan
yang diharapkan pada suatu jangka waktu tertentu
atau priode waktu yang telah ditetapkan. Serta
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tersebut.
2) Pengorganisasian/organizing adalah proses dan
rangkaian kegiatan dalam pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota
kelompok pekerjaaan, penentuan hubungan
pekerjaan yang baik diantara mereka, serta
pemeliharaan lingkungan dan fasilitas pekerjaaan
yang pantas.
3) Pengarahan/directing adalah satu rangkaian
kegiatan untuk memberi petunjuk atau instruksi
dari seorang atasan kepada bawahan atau beberapa
bawahan, atau kepada orang yang diorganisasikan
dalam kelompok formal dan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4) Pemotivasian/motivating adalah suatu proses dan
rangkaian kegiatan yang seorang manajer dalam

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 52


memerikan inspirasi, semangat, dan kegirahan kerja
serta dorongan kepada karyawan untuk dapat
melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang
diharapkan.
5) Pengendalian/controlling adalah suatu proses dan
rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu
pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang
harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada
kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan
tahapan, perlu diadakan suatu tindakan perbaikan,
(corrective action).42

B. Pelaksanaan Fungsi Manajemen Pendidikan


Berikut ini akan diuraikan bagaima pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan pendidikan adalah proses penetapan
keputusan yang berkitan dengan tujuan-tujuan yang

42Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan,


(Bandung: CV. Alfabeta, 2012), hal. 93

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 53


akan dicapai, sumber-sumber yang akan diberdayakan
dan teknik/metode yang dipilih secara tepat untuk
melaksanakan tindakan selama kurun waktu tertentu
agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan secara
efektif dan efisien, dan bermutu.
Pada proses penetapan dan keputusan, metode
yang digunakan dalam perencanaan yaitu:

Dari gambar disamping,


memiliki rencana cadangan
bukanlah sesuatu yang baru,
artinya rencana cadangan
dikhususkan untuk selalu siap
mengambil risiko dan
memperoleh keuntungan,
dalam rangka mencapai

Gambar 5. tujuan organisasi atau


Planning A, B, and C lembaga secara efektif.

Perencanaan akan menentukan adanya perbedaan


kinerja/perforemance satu organisasi dengan organisasi
lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan.
Untuk mengatasi permasalahan pendidikan secara

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 54


komprehensif, merekomendasikan beberapa hal yang
harus dicermati dalam merencanakan pendidikan dan
dapat dipertimbangkan diantaranya:
1) Mengidentifikasi berbagai kebijakan terkait dengan
sistem pendidikan.
2) Mengevaluasi dan mempertimbangkan berbagai
alternatif metode pendidikan dan dalam kaitannya
dengan masalah-masalah khusus pendidikan.
3) Mencermati masalah-masalah kritis yang
memerlukan perhatian, penelitian, dan
pengembangan.
4) Mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sistem
pendidikan yang ada serta melaksanakan kajian
terhadap sistem pendidikan dan komponen-
komponennya. Perencanaan berfungsi sebagai
pemberi arah bagi terlaksananya aktivitas yang
disusun secara komprehensif, sistematis, dan
transparan.

Perencanaan yang baik adalah perencanaan dapat


dijelaskan tujuan yang akan dicapai, ruang lingkup
pekerjaan yang akan dijalankan, orang-orang terlibat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 55


dalam pekerjaan itu, berbagai sumber daya yang
diperlukan, serta langkah-langkah dan metode kerja
yang dipilih berdasarkan urgensi dan prioritasnya.
Semua itu menjadi arah dan panduan dalam
mengorganisir unsur manusia dalam pendidikan,
pengerahan, dan pemanfaatan berbagai sumber daya
guna menunjang proses pencapaian tujuan dan dapat
dijadikan sebagai alat pengendalian tentang pencapaian
tujuan.
Ditinjau dari segi waktu, perencanaan pendidikan
dapat dibedakan atas perencanaan jangka panjang,
perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka
pendek:
1) Perencanaan jangka panjang/long-term planning,
perencanaan jangka panjang adalah perencanaan
yang berjangka waktu 11 sampai 30 tahun.
Perencanaan ini bersifat prospektif, idealis, dan
belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat
kualitatif.
2) Perencanaan jangka menengah/medium-term
planning, perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan yang berjangka waktu 5 sampai 10

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 56


tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan
penjabaran dan uraian dari perencanaan jangka
panjang. Dalam perencanaan jangka menengah ini
sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang
diproyeksikan secara kuantitatif, meski masih
bersifat umum.
3) Perencanaan jangka pendek/short-term planning,
perencanaan jangka pendek adalah perencanaan
yang berjangka 1 sampai 4 tahun. Perencanaan ini
disebut juga perencanaan jangka pendek
tahunan/annual plan atau perencanaan operasional
tahunan/annual opperasional planning.43

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, bahan-bahan,
tugas, tanggungjawab, wewenang dan fasilitas sehingga
tercapai suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pada hasil dari pengorganisasian itu

43AbdulManap, Revolusi Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Mitra


Wacana Media, 2016), hal. 7

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 57


berupa struktur organisasi. Setiap tujuan disebuah
organisasi pendidikan pasti ingin dicapai dan untuk
meraih hal tersebut, pengorganisasian sangat berperan
penting.44
Adapun Struktur organisasi pendidikan merupakan
bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang
menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan
fungsi organisasi yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, ukuran, jenis teknologi dan sasaran yang
akan dicapai.

44Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan,


(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 8

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 58


Berikut contoh struktur organisasi pendidikan di
sekolah:

Gambar 6. Struktur organisas


Sumber: 20337604.siap-sekolah.com

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.
Sedangkan pelaksanaan pendidikan disebut juga
gerakan/aksi mencakup kegiatan sekolah yang dilakukan
seorang pimpinan atau kepala sekolah untuk mengawali
dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 59


unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-
tujuan dapat tercapai.
Pada pelaksanaan dapat digambarkan sebagai
berikut:

(Perencanaan + Pengorganisasian) - Pelaksanaan = 0

KERJA SAMA

KERJA KERJA
CERDAS KERAS

ACTUATING

Perencanaan + Pengorganisasian + Pelaksanaan = Hasil


Optimal
Gambar 7. Actuating

Pelaksanaan juga berarti mengelola lingkungan


organisasi yang melibatkan lingkungan dan orang lain,
tentunya dengan tata cara yang baik pula. Proses
actuating juga dimaknai sebagai memberikan perintah,
petunjuk, pedoman dan nasehat serta keterampilan
dalam berkomunikasi. Gambar di atas menunjukkan
bahwa, setelah menetepkan rencana dan membentuk
satu organisasi tanpa pelaksanaan hasilnya “0”.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 60


Sebaliknya perencanaan, pengorganisasian dan
dilaksanakan hasilnya memuaskan/optimal. Oleh karena
itu, pelaksanaan dilakukan dengan kerja cerdas, kerja
sama dan kerja keras.

4. Pengawasan
Menurut Sondang, P. dalam Donni, pengawasan
merupakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan
kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. dalam
pendidikan pengawasan disebut juga dengan supervisi,
secara etimologis supervisi berasal dari Bahasa Inggris
yaitu to supervise/mengawasi.
Orang yang bertugas melakukan supervisi
pendidikan disebut dengan supervisor/kepala sekolah
dilingkungan pendidikan tersebut.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 61


Adapun proses pengawasan dapat dihat pada
gambar siklus kegiatan pengawasan di sekolah berikut:

Gambar 8. Sumber: Asikbelajar.com

Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan


penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil
pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan
berpedoman pada program kerja yang disusun,
dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi
penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap
komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya. Pada
tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data
hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 62


dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan
dari semua sekolah binaan.
Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan
hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana
keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah
binaannya. Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan
pengawasan sekolah adalah menetapkan tindak lanjut
untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak
lanjut pengawasan diperoleh berdasarkan hasil evaluasi
komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan
dalam satu periode.45

45Donni Juni Priansa. Perencanaan dan Pengembangan SDM,


(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 84

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 63


Ringkasan:

Fungsi manajemen dalam dunia pendidikan


adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan
acuan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efisien. Dalam dunia manajemen menggunakan prinsip
perencanaan, organisasi, pengarahan, motivasi dan
pengendalian.
Perencanaan pendidikan adalah proses penetapan
keputusan yang berkitan dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai. Ada beberapa metode yang digunakan dalam
menentukan perencanaan yaitu menggunakan
perencanaan cadangan A, B dan C. Rencana cadangan
bukanlah sesuatu yang baru, artinya rencana cadangan
dikhususkan untuk selalu siap mengambil risiko dan
memperoleh keuntungan, dalam rangka mencapai tujuan
organisasi/lembaga secara efektif. Tujuannya adalah
mengidentifikasi berbagai kebijakan terkait dengan
sistem pendidikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 64


Ditinjau dari segi waktu, perencanaan pendidikan
dapat dibedakan atas perencanaan jangka panjang 11-30
tahun, perencanaan jangka menengah 5-10 tahun, dan
perencanaan jangka pendek 1-4 tahun. Setelah
menetepkan rencana dan membentuk satu organisasi
tampa pelaksanaan hasilnya nol/0. Sebaliknya
perencanaan, pengorganisasian dan dilaksanakan
hasilnya memuaskan atau optimal. Oleh karena itu,
perencanaan dilakukan dengan kerja cerdas, kerja sama
dan kerja keras.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 65


Bagian - 4

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Konsef Dasar Kepala Sekolah


Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala
sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana di selenggarakan
proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.
Dilembaga persekolahan, kepala sekolah atau
yang lebih popular sekarang disebut sebagai guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 66


Bukanlah mereka yang kebetulan mempunyai nasib baik
senioritas, apalagi secara kebetulan. Direkrut untuk
menduduki posisi itu, dengan kinerja yang serba kaku
dan mandul, mereka diharapkan dapat menjadi sosok
pribadi yang tangguh handal dalam rangka pencapaian
tujuan sekolah.46
Maka dapat dipahami bahwasanya posisi kepala
sekolah menentukan arah suatu lembaga. Kepala sekolah
merupakan pengatur dari program yang ada di sekolah.
Karena nantinya diharapkan kepala sekolah akan
membawa spirit kerja guru dan membangun kultur
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya
Ujian Nasional (UN).

B. Syarat-Syarat Menjadi Kepala Sekolah


Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007, syarat-syarat menjadi
kepala sekolah sebagai berikut:

46Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan


Permasalahannya. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 83

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 67


1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah
a) Memiliki kualifikasi akademik Sarjana (S1) atau
Diploma Empat (D-IV) kependidikan atau non
kependidikan pada perguruan tingggi yang
terakreditasi.
b) Pada waktu diangkat menjadi kepala sekolah
berusia setinggi-tingginya 56 tahun.
c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya
5 tahun, menurut jenjang sekolah masing-masing,
kecuali di TK/RA memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 tahun dan memiliki pangkat
serendah-rendahnya III/C bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan bagi non PNS disetarakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau
lembaga yang bersangkutan.

2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah


a) Kepala sekolah TK/RA, (1) berstatus sebagai guru
TK/RA, (2) memiliki sertifikat sebagai guru TK/RA,
dan (3) memiliki sertifikat kepala TK/RA yang
dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 68


b) Kepala sekolah SD/MI, (1) berstatus sebagai guru
SD/MI, (2) memiliki sertifikat sebagai guru SD/MI,
dan (3) memiliki sertifikat kepala SD/MI yang
dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah.
c) Kepala sekolah SMP/MTs, (1) berstatus sebagai guru
SMP/MTs, (2) berstatus sebagai guru SMP/MTs, dan
(3) memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang
dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah.
d) Kepala sekolah SMA/MA, (1) berstatus sebagai guru
SMA/MA, (2) berstatus sebagai guru SMA/MA, dan
(3) memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang
dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah,
e) Kepala sekolah SMK/MAK, (1) berstatus sebagai guru
SMAK/MAK, (2) berstatus sebagai guru SMK/MAK,
dan (3) memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang
dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan
47
pemerintah.

47Muhammad Kristiawan dkk., Op. Cit., hal. 16

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 69


3. Pengawas
Pengawas pada pendidikan formal dilakukan oleh
pengawas satuan pendidikan. Kriteria minimal untuk
menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi:
1) Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8
(delapan) tahun, atau kepala sekolah sekurang-
kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan
yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi.
2) Memiliki sertifikasi pendidikan fungsional sebagai
pengawas satuan pendidikan, dan lulus seleksi
sebagai pengawas satuan pendidikan.

Kriteria pengawas satuan pendidikan sebagaimana


di atas dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
peraturan menteri. Pengawasan pada pendidikan
nonformal dilakukan oleh penilik satuan pendidikan.
Kriteria minimal untuk menjadi penilik adalah:
1) Berstatus sebagai pamong belajar/pamong atau
jabatan sejenis dilingkungan pendidikan diluar
sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun, atau pernah menjadi pengawas satuan
pendidikan formal.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 70


2) Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan per
undang-undangan yang berlaku dan memiliki
sertifikasi pendidikan fungsional sebagai penilik dan
lulus seleksi sebagai penilik.

Kriteria penilik suatu satuan pendidikan


sebagaimana dimaksudkan di atas dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri. Setiap
satuan pendidikan yang melaksanakan pendidikan
inklusif harus memiliki tenaga kependidikan yang
mempunyai kompetensi menyelenggarakan
pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan
dengan peraturan menteri.48

C. Peran Kepala Sekolah yang Efektif


Menurut Dorce Bu’tu dikutif Putri Agustina,
peranan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam
meningkatkan kinerja guru dilakukan dengan beberapa
cara yaitu::

48Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing,


(Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2011), hal . 162

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 71


1) Memberi keteladanan yang lakukan melalui sikap
pribadi yang positif dan unjuk kerja sehari-hari.
2) Menggerakkan guru yang dilakukan dengan cara
menghindari sifat memaksa dan pemberian
hukuman, memberi keyakinan dan rasa percaya diri
terhadap guru, menghargai kelemahan dengan cara
memberi semangat atau membangkitkan kelemahan
menjadi kekuatan, dan peduli atau perhatian
terhadap pelaksanaan tugas guru.
3) Memberi bimbingan dan pengawasan yang dilakukan
dengan cara memberi petunjuk teknis penggunaan
kurikulum dalam program pengajaran dan
melaksanakan supervisi.
4) Pemberdayaan guru yang dilakukan dengan cara
pemberian kepercayaan dan tanggungjawab kepada
guru terutama dalam pengembangan kompetensi.
Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa
kepemimpinan kepala sekolah akan mempengaruhi
kinerja guru.49

49Putri Agustina, Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala


Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar, (Jurnal Pendidikan
Karakter: Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018), hal. 207, (diakses

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 72


Kemampuan kepala sekolah dalam
mengoordinasikan, mengarahkan, memotivasi, dan
memberdayakan para guru akan mempengaruhi mutu
guru dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan
kinerja guru, kepala sekolah perlu menerapkan perilaku
kepemimpinan yang sesuai.
Sangat menarik jika kepala sekolah sebagai
pejabat formal dikaitkan dengan teori Harry Mintzberg
dikutip Putri Agustina, secara jelas mengungkapkan
adanya tiga indikator peran kepala sekolah sebagai
leader, yaitu interpersonal (peranan hubungan antar
personal, informational (peranan informational), dan
desicional roles (sebagai pengambil keputusan).
Tiga macam peran kepala sekolah sebagai leader
tersebut dilukiskan melalui bagan gambar berikut:

27 Oktober 2019). Lihat di https://journal.uny.ac.id › index.php ›


jpka › article › view

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 73


Formal
Authoroty and
Status

Decisional roles,
Enterpreuner,
Interpersonal Disturbance
Informational handleer,
Roles, Roles, Monitor, Resourcesallocator,
Figurhead, Dissaminator, Negatiator
Leader, Spokesman
Liason

Gambar 9. Peran Kepala Sekolah

Tiga macam peranan pemimpin dilihat dari


otoritas dan status formal seorang leader. Ketiga peran
tersebut apabila dikaitkan atau diintegrasikan kedalam
status formal kepemimpinan kepala sekolah.
Berdasarkan tabel peran kepala sekolah sebagai leader.
Dalam peran tersebut apabila dikaitkan/diintegrasikan
ke dalam status formal kepemimpinan kepala sekolah.
Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Peranan Hubungan Perseorangan/Interpersonal
Roles
Peranan ini timbul akibat otoritas formal dari
seorang manajer meliputi figurhead, leadership, liason:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 74


a) Figurhead/lambang, dalam pengertian sebagai
lambang, kepala sekolah mempunyai kedudukan
yang selalu melekat dengan sekolah. Kepala sekolah
dianggap sebagai lambang sekolah. Oleh sebab itu,
seorang kepala sekolah harus selalu dapat
memelihara integritas diri agar perannya sebagai
lambang tidak menodai nama baik sekolah.
b) Leadership/kepemimpinan, perannya sebagai
pemimpin mencerminkan tanggungjawab kepala
sekolah untuk menggerakan seluruh sumber daya
yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan
produkivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.
Fungsi kepemimpinan ini amat penting sebab
disamping berperan sebagai penggerak juga
berperan untuk melakukan kontrol segala aktivitas
guru, staf dan siswa sekaligus untuk meneliti
persoalan-persoalan yang timbul dilingkungan
sekolah.
c) Liasion/penghubung, dalam fungsi ini kepala
sekolah berperan menjadi penghubung antara
kepentingan sekolah dengan lingkunga diluar
sekolah. Sedangkan secara internal fungsi leasion

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 75


kepala sekolah menjadi alat perantara wakil-wakil
para guru, staf dan siswa dalam menyelesaikan
kepentingan mereka, dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dari berbagai pihak untuk
keberhasilan kepala sekolah.

2. Peranan Informasional/Informasional Roles


Kepala sekolah berperan untuk menerima dan
menyebarluaskan atau meneruskan informasi kepada
guru, staf, siswa dan orang tua siswa. Dalam fungsi
informasional inilah kepala sekolah berperan sebagai
pusat urat syaraf/nerve center sekolah.
Ada tiga macam peran kepala sekolah sebagi pusat
urat syaraf yaitu:
a) Sebagai monitor, kepala sekolah selalu mengadakan
pengamatan terhadap lingkungan, kemungkinan
adanya informasi-informasi yang berpengaruh
terhadap penampilan sekolah.
b) Sebagai disseminator, kepala sekolah
bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan
membagi-bagi informasi kepada para guru, staf,
siswa dan orang tua siswa.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 76


c) Sebagai spokesman/juru bicara, kepala sekolah
menyebarkan informasi kepada lingkungan diluar
yang dianggap perlu. Dalam fungsi ini kepala
sekolah berperan sebagai wakil resmi sekolah.

3. Pengambil Keputusan/Desicional Roles


Terdapat empat macam peran kepala sekolah
sebagai pengambil keputusan yaitu:
a) Enterpreuner, dalam peran ini kepala sekolah selalu
berusaha untuk memperbaiki penampilan sekolah
melalui berbagai macam pemikiran program-
program yang baru, serta melakukan survei untuk
mempelajari berbagai persoalan yang timbul di
lingkungan sekolah.
b) Orang yang memperhatikan gangguang/disturbance-
handler, gangguan yang timbul pada suatu sekolah
tidak hanya diakibatkan kepala sekolah yang tidak
memperhatikan situasi, tetapi bisa juga akibat
kepala sekolah yang tidak mempu megantisipasi
semua akibat pengambilan keputusan yang telah
diambil.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 77


c) Orang yang menyediakan segala sumber/a resource
allocater, kepala sekolah bertanggungjawab untuk
menentukan siapa yang akan memperoleh atau
menerima sumber-sumber yang disediakan. Sumber-
sumber yang dimaksud meliputi SDM, dana,
peralatan dan berbagai kekayaan sekolah yang lain.
d) A negotiator roles, dalam fungsi ini kepala sekolah
“X” harus mampu untuk mengadakan pembicaraan
dan musyawarah dengan pihak luar untuk menjalin
dan memenuhi kebutuhan baik untuk sekolah
maupun dunia usaha. Dalam kerja sama ini meliputi
penempatan lulusan, penyesuaian kurikulum,
tempat praktik tenaga pengajar, dan sebagainya.
Fungsi negosiator akan lebih banyak dilakukan oleh
sekolah-sekolah kejuruan, khususnya dengan pihak
dunia usaha dan industri. Fungsi utama kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan ialah
membuat perencanaan, menyusun organisasi
sekolah, bertindak sebagi koordinator dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 78


pengarahan, melaksanakan pengelolaan
50
kepegawaian.

Kepala sekolah bertanggungjawab atas


terciptanya tujuan pendidikan melalui upaya
menggerakan bawahan ke arah pencapaian tujuan
pendidikan yang telah di tetapkan dalam hal ini kepala
sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan
pencapaina tujuan maupun penciptaan iklim dan budaya
sekolah yang konduktif bagi terlaksananya proses belajar
mengajar secara efektif, efisien, dan produktif.

D. Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah


Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan adalah:
1) Perecanaan sekolah dalam arti menetapkan arah
sekolah sebagai lembaga pendidikan dengan cara
merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi
pencapaian.

50Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan,


(Yogyakarta:Kaukaba, 2012), hal. 106

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 79


2) Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat
struktur organisasi, menetapkan staf dan
menetapkan tugas dan fungsi masing-masing staf.
3) Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf
melalui internal marketing dan memberi contoh
eksternal marketing.
4) Mengawasi dalam arti melakukan supervisi,
mengendalikan dan membimbing semua staf dan
warga sekolah.
5) Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk
dijadikan dasar pendidikan dan pertumbuhan
kualitas, serta melakukan problem solving baik
secara analitis sistematis maupun pemecahan
masalah secara kreatif dan menghindarkan serta
menanggulangi konflik.51

Sebagai pemimpin pendidikan di sekolahnya,


seorang kepala sekolah mengorganisasikan sekolah dan
personilnya yang bekerja didalamnya dalam situasi yang
efektif, efisien, demokratis, dan kerjasama tim/team

51HariSudrajat, Manajemen Peningkatan mutu Berbasis Sekolah,


(Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2004), hal. 112.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 80


work di bawah kepemimpinanya, program pendidikan
untuk para siswa harus direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan dan dievaluasi. Dalam pelaksanaan
program kepala sekolah harus dapat memimpin secara
professional, para staf pengajar, bekerja secara ilmiah,
penuh perhatian dan demokratis dengan menekankan
pada perbaikan proses belajar mengajar secara terus-
menerus.
Kepala sekolah juga mempunyai tugas pokok
mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas
pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara
terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah
secara efektif dan efisien.

E. Tanggung Jawab Kepala Sekolah


Kepala sekolah tidak hanya bertanggungjawab
atas kelancaran jalanya sekolah secara teknis akademis
saja, benar bahwa hal itu adalah tugas dan tanggung-
jawab yang pokok bagi seorang kepala sekolah atau
manajemen pendidikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 81


Akan tetapi, mengingat situasi dan kondisi serta
pertumbuhan sekolah sekarang ini, banyak masalah baru
yang timbul yang harus menjadi tanggungjawab kepala
sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakanya.
Kekurangan ruangan belajar, gedung sekolah yang rusak,
perlengkapan gedung yang sangat kurang dan tidak
memenuhi syarat, tidak adanya alat-alat pelajaran,
buku-buku pelajaran yang hampir setiap tahun berubah,
cara penampungan murid baru yang setiap tahun
bertambah, kekurangan tenaga guru yang kesulitan
pengangkatannya, semua ini memerlukan pemikiran dan
menambah tugas serta tanggungjawab kepala sekolah
atau manajemen pendidikan.52
Tugas dan tanggungjawab kepala sekolah yaitu
merencanakan program, melaksanakan rencana kerja,
melakukan supervisi dan evaluasi, melaksanakan
kepemimpinan sekolah, serta melaksanakan sistem
53
informasi sekolah.
Agar lebih jelas maka diuraikan sebagai berikut:

52Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 18


53Toha Miftah, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Cet. ke-
4, PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 291

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 82


1) Merencanakan program, kepala sekolah diharuskan
mampu menyusun perencanaan programprogram
sekolah, yang meliputi visi-misi dan tujuan sekolah,
Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS), serta menyusun program
pembelajaran.
2) Melaksanakan rencana, kerja kepala sekolah tidak
hanya dituntut untuk mampu menyusun
perencanaan sekolah, namun juga harus mampu
melaksanakan rencana kerja yang telah disusunnya.
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) melaksanakan
rencana kerja tersebut meliputi, (a) menyusun
pedoman kerja, struktur organisasi sekolah, jadwal
pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan
tahunan, (kalender pendidikan dan program
pembelajaran), (b) menyusun pengelolaan
kesiswaan yang meliputi (melaksanakan penerimaan
dan pembinaan peserta didik, memberikan layanan
konseling kepada peserta didik, melaksanakan
program pembelajaran, melaksanakan kegiatan
ekstra dan kokurikuler untuk siswa, serta
melakukan pembinaan siswa), (c) mengelola

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 83


pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana sekolah, keuangan dan pembiayaan
sekolah, serta budaya dan lingkungan sekolah, (d)
memberdayakan peran serta masyarakat dan
kemitraan sekolah, dan (e) menyusun administrasi
sekolah.
3) Melakukan supervisi dan evaluasi, sebagai seorang
pimpinan di sekolah, kepala sekolah memiliki
TUPOKSI untuk melakukan supervisi dan evaluasi
sekolah, hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu
dan kinerja sekolah. TUPOKSI tersebut meliputi
(menyusun program supervisi, melaksanakan
program supervisi, melaksanakan (Evaluasi-diri
Sekolah (EDS) dan pembelajaran, melaksanakan
evaluasi dan pengembangan KTSP, mengevaluasi
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan,
serta menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah).
4) Melaksanakan kepemimpinan sekolah, kepala
sekolah merupakan seorang pemimpin di sekolah,
oleh karenannya kepala sekolah tidak bisa lepas
dari TUPOKSI yang berkaitan dengan
kepemimpinan, TUPOKSI tersebut meliputi (a)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 84


menjabarkan dan merumuskan visi ke dalam misi
target mutu, (b) menganalisis (tantangan, peluang,
kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah), (c)
membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja
tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu, (d)
bertanggungjawab dalam membuat keputusan
anggaran sekolah/madrasah, (e) melibatkan guru,
komite sekolah dalam pengambilan keputusan
penting sekolah/madrasah, (e) meningkatkan
motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan
dengan menggunakan sistem pemberian
penghargaan atas prestasi dan sanksi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik, (f) menjaga
dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
efektif/kondusif bagi peserta didik, (g)
memanfaatkan hasil supervisi, (h) memberi teladan
dan menjaga nama baik lembaga, (i) memfasilitasi
pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan
visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan
baik dan didukung oleh komunitas
sekolah/madrasah, (j) menjalin komunikasi dan
kerja sama dengan orang tua peserta didik dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 85


masyarakat, dan komite sekolah/madrasah, (k)
memberi contoh/teladan/tindakan yang
bertanggungjawab, (l) mendelegasikan sebagian
tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah
sesuai dengan bidangnya, (n) menyiapkan, silabus,
peraturan dan tata tertib sekolah baik bagi guru
maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K,
prosedur keamanan sekolah, (m) melakukan analisis
kebutuhan guru pemula, (o) membuat pembaharuan
sekolah untuk pengembangan mutu sekolah, (p)
memantau dan memberikan penilaian kinerja guru,
serta (q) menyusun laporan hasil penilaian kinerja
untuk disampaikan kepada kepala dinas pendidikan.
5) Melaksanakan sistem informasi sekolah, TUPOKSI
kepala sekolah yang berkaitan dengan sistem
informasi sekolah, meliputi (a) menciptakan
suasana sekolah yang kompetitif bagi siswa, rasa
tanggungjawab bagi guru dan karyawan,
menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan
belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti
penting kemajuan, dan menumbuhkan kedisiplinan
tinggi, (b) melakukan penataan tugas dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 86


tanggungjawab yang jelas bagi warga sekolah, (c)
menjalin kerjasama dengan pihak lain, (d)
menerapkan TIK dalam manajemen sekolah, (e)
menguatkan eksistensi lembaga dengan melakukan
sosialisasi kepada semua pihak untuk memberikan
informasi dan pemahaman yang sama sehingga
sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara
maksimal, (f) melakukan penguatan kerjasama
dengan membangun jaringan yang lebih luas dengan
berbagai pihak baik didalam maupun diluar negeri,
yang dibuktikan dengan adanya nota
kesepahaman/mou, serta (g) melakukan penguatan
input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas
manajemen sekolah, agar implementasi sistem
informasi manajemen berbasis TIK lebih efektif.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 87


Ringkasan:

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru atau


yang lebih popular sekarang disebut sebagai guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
Menjadi kepala sekolah tidak hanya bertanggungjawab
atas kelancaran jalanya sekolah secara teknis akademis
saja, akan tetapi mengingat situasi dan kondisi serta
banyak masalah baru yang timbul yang harus menjadi
tanggungjawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan
dilaksanakanya.
Tugas dan tanggungjawab kepala sekolah yaitu
merencanakan program, melaksanakan rencana kerja,
melakukan supervisi, evaluasi dan melaksanakan
kepemimpinannya oleh karenannya kepala sekolah tidak
bisa lepas dari TUPOKSI yang berkaitan dengan
kepemimpinan.
TUPOKSI yang dimaksud adalah menyusun program
supervisi, melaksanakan program supervisi,
melaksanakan Evaluasi-diri Sekolah (EDS) dan
pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 88


pengembangan KTSP, mengevaluasi pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan, serta menyiapkan
kelengkapan akreditasi sekolah. Oleh karena itu, tugas
dan fungsi kepala sekolah sangatlah berat dan kompleks.
Namun, seorang pemimpin memiliki kekuasaan atas
bawahan-bawahannya, salah satunya melakukan
pendelegasian tugas kepada masing-masing bawahannya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 89


Bagian - 5

KONSEP MANAJEMEN
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

A. Manajemen Sekolah Dasar


Manajemen sekolah adalah proses dan instansi
yang memimpin dan membimbing penyelenggaraan
pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dalam
mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah.
Manajemen atau pengelolaan sekolah dasar merupakan
proses pendayagunaan sumber daya sekolah dasar
melalui kegiatan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara
lebih efektif dan efisien. Dari fungsi perencanaan
sekolah tentunya diawali dari penentuan visi, misi dan
tujuan sekolah yang telah dirancang dan dikembangkan
pada setiap tahun ajaran baru. Hal ini diawali sejak

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 90


sekolah menentukan pembagian surat keputusan
mengajar pada personil guru di kelas.
Menentukan visi dan misi sekolah tentunya sangat
tergantung dari kondisi dan situasi sekolah tersebut baik
lingkungan sekolah, guru dan staf yang tersedia, sarana
dan prasarana maupun stake holder yang sudah
terbangun pengorganisasian, lembaga akan berjalan
lancar sesuai tujuan yang dicanangkan tentunya diawali
dengan pengorganisasian yang teratur pula. 54
Sekolah dasar adalah sebuah organisasi sosial yang
mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama
sekolah dasar memberikan pendidikan yang berkualitas
kepada peserta didik di sekolah dasar. Sekolah dasar
memiliki staf sendiri yang merupakan sumber daya
manusia yang dimiliki, dengan pengorganisasian yang
dibangun di sekolah tidak terlepas dengan rutinitas
seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah
mengadakan pengawasan secara teratur dan terprogram.

54SyaifulSegala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV.


Al-Fabeta, 2007), hal. 55

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 91


B. Kerangka Manajemen Sekolah Dasar
Kerangka manajemen untuk sekolah dasar harus
meliputi pernyataan eksplisit mengenai kewajiban dan
tanggungjawab semua pegawai sehubungan dengan
manajemen pembelajaran siswa dan kurikulum.
Manajemen kurikulum meliputi semua anggota
komunitas sekolah dasar yang bekerjasama sebagai
sebuah tim.
Pekerjaan dalam sebuah tim di sekolah dasar
merupakan hal yang penting terutama antara
pemerintah dan pegawai sekolah dasar, antara pegawai-
pegawai sekolah dasar, serta pegawai dan orang tua.
Berikut kerangka pengelolaan sekolah dasar yang
eksplisit mengenai kewajiban dan tanggungjawab setiap
elemen yang terlibat di sekolah:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 92


Jadwal atau prosedur untuk perencanaan
anggaran tahunan sekolah,

Peran kepala sekolah didalam menyusun


anggaran tahunan sekolah,

Laporan yang diinginkan pemerintah dari


kepala sekolah mengenai kinerja sekolah
secara umum dan pengeluaran anggran,
KERANGKA
MANAJEMEN
SEKOLAH Wewenang yang dilegasikan kepada kepala
DASAR sekolah,

Pengaturan untuk melakukan otoritasi


pembayaran,

Menyetujui prosedur untuk mengisi


kekosongan pegawai, dan

Pengaturan manajemen pada saat ketidak


hadiran kepala sekolah.

Gambar 10. Kerangka Manajemen Sekolah Dasar

Siswa merupakan pusat dari semua aktivitas


sekolah dasar. Selain itu, seluruh sekolah harus dikelola
secara baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi
siswa. Manajemen sekolah dasar yang efektif memegang
peranan penting yang memungkinkan guru-guru
memenuhi kebutuhan siswa-siswanya. Guru-guru

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 93


memiliki hak untuk mengharapkan sekolah dasar dapat
dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan kondisi
untuk pengajaran dan pembelajaran yang baik.
Kepala sekolah dan guru-guru senior memiliki
tanggungjawab utama untuk menciptakan kondisi ini.
Manajemen sekolah dasar melibatkan seluruh pegawai di
sekolah dasar tersebut pada tingkatan yang signifikan.
Tanggungjawab ini harus dilaksanakan didalam kerangka
yang diciptakan dibidang kurikulum, penilaian, dana
manajemen sekolah dan guru-guru didalam sekolah
sekolah tersebut.55

C. Model Sekolah Dasar yang Efektif


Sebagai satuan pendidikan sekolah dasar tidak
ubahnya sebagai sebuah lembaga atau institusi, yaitu
lembaga pendidikan yang mengemban misi tertentu
dalam mencapai tujuan kelembagaan. Sekolah dasar
dapat dikatakan berkualitas apabila mampu untuk
mengemban misi dalam mencapai tujuan kelembagaan.

55Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 33

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 94


Sepanjang perkembangan teori manajemen
pendidikan, ada tiga model teoritik sebagai pendekatan
yang sangat berguna dalam menetapkan sekolah yang
bermutu, yaitu model tujuan, model sistem, dan model
tujuan-sistem:
1. Model Tujuan
Model ini berdasarkan pada pandangan tradisional
tentang keefektifan organisasi. Dalam pandangan
tradisional, organisasi dikatakan efektif apabila ia
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran
keefektifan ini dilakukan dengan melihat tujuan-tujuan
operasional yang telah dicapai oleh organisasi pada lain
pihak.
Popularitas pendekatan tujuan ini adalah
kemudahan dalam mendefinisikan dan mengukur
keefektifan sekolah sebagai sebuah lembaga. Penetapan
keefektifan sekolah yang hanya mendasarkan pada
prestasi siswa semata diukur melalui tes prestasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 95


akademik terstandar telah banyak menimbulkan
56
kritikan.
Ada dua kelemahan pendekatan tujuan ini, yaitu
(1) terletak pada pendefinisian keefektifannya yang
sangat sempit, dimana keefektifan sekolah diukur hanya
dari satu dimensi yaitu prestasi akademik siswa, dan (2)
walaupun pendekatan tersebut didasarkan pada asumsi
yang logis dan dianggap penting, namun
keberlangsungannya sangat terancam.
Sebab dalam penerapannya sekolah harus
memiliki tujuan yang diidentifikasi dan didefinisikan
secara tegas sehingga dapat dimengerti dan disepakati
oleh kepala sekolah, supervisor dan guru, dan mereka
sendiri harus mampu mengukur perkembangan
pencapaiannya.

2. Model Sistem
Model sistem adalah model dengan melalui
pendekatan proses atau pendekatan multi dimensional.

56Ahmad Yusuf Sobri, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam


Menciptakan Sekolah yang Efektif, (UN Malang, email:
yusufsobri@gmail.com, 2015), (akses 25 September 2019), pdf.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 96


Model sistem berdasarkan pada konsep sistem terbuka,
biasanya digunakan khususnya oleh para analis yang
memandang organisasi sebagai sebuah sisem terbuka
yang terdiri dari masukan, transformasi dan keluaran.
didalam perspektif model sistem, keefektifan sebuah
organisasi dilihat bukan dari tingkat pencapaian
tujuannya, sebagaimana dalam perspektif model tujuan,
melainkan konsistensi internal, efisiensi penggunaan
semua sumber daya yang ada, dan kesuksesan dalam
mekanisme kerjanya.
Model ini memiliki dua kelemahan apabila
diterapkan kedalam lembaga pendidikan, yaitu (1)
dengan terlalu menekankan pada masukan, alat dan
proses dalam melihat baik tidaknya sekolah sebagaimana
model sistem, masalah keluarannya cenderung
terabaikan, dan (2) karena memperhatikan peningkatan
masukan merupakan tujuan operatif bagi organisasi
berarti model sistem itu pada dasarnya merupakan
model tujuan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 97


3. Model Tujuan Sistem
Model tujuan sistem adalah model dengan
perpaduan antara model tujuan dan model sistem.
Kombinasi tersebut dilakukan karena masing-masing
model, yaitu model tujuan dan model sistem,
mempunyai kelemahan sehingga dapat menghasilkan
konsep tentang sekolah yang baik atau bermutu. Apabila
pendekatan tujuan dan pendekatan sistem
dikombinasikan, siapa pun orangnya akan lebih
komprehensif dalam memahami kesuksesan sekolah.
Ada dua teori yang mencoba mengkombinasikan
model tujuan dan model sistem, yaitu teori Parsons,
teori Postman dan Weingartner dalam Hoy, W.K dan
Ferguson.57
Parsons telah mengembangkan keefektifan
organisasi dengan menggabungkan kedua model
tersebut. Menurut Parsons keefektifan organisasi dapat
dilihat dari empat dimensi yaitu adaptasi, pencapaian
tujuan, integrasi dan latensi. Asumsinya adalah bahwa

57Hoy, W.K, & Ferguson, J., A Theoretical Framework and


Exploration of Organizational Effectiveness of Schools, (Educational
Administration Quarterly, 21 (2), 1985), hal. 120 dan 131

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 98


semua sistem sosial, apabila ingin hidup dan
berkembang harus mampu memecahkan keempat
masalah tersbut.
Sedangkan Postman dan Weingartner menyatakan
bahwa sekolah sebagai institusi memiliki seperangkat
fungsi esensial, fungsi yang tidak boleh tidak harus
dimiliki oleh setiap sekolah. Fungsi esensial tersebut
mencakup penstrukturan waktu, penstrukturan aktivitas
yang harus diikuti oleh siswa, pendefinisian kecerdasan,
kemampuan intelektual, penilaian, pemisahan peran dan
tanggungjawab antara guru dan siswa, supervisi dan
pengawasan terhadap siswa, dan pertanggung-
jawabannya.
Menurut mereka ada juga konvensi, yaitu
prosedur-prosedur yang diikuti sekolah untuk memenuhi
ketujuh fungsi esensialnya. Konvensi ini pada dasarnya
melayani fungsi esensial sehingga fungsi esensial
tersebut membuat sekolah mampu memberikan
pengalaman belajar yang berharga bagi siswa.
Menurut Hoy, W.K., mengemukakan empat
dimensi keefektifan sekolah yaitu:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 99


a) Konsep adaptabilitas berhubungan erat dengan
konsep fleksibilitas dan inovasi yang mengaitkan
kemampuan organisasi dalam memodifikasi
prosedur pelaksanaannya dengan kekuatan internal
dan eksternal yang menyebabkan perubahan.
b) Konsep prestasi banyak dikaitkan dengan
keefektifan organisasi dimana para orang tua,
pengambil kebijakan, dan bahkan para ahli
pendidikan mendefinisikan keefektifan sekolah
berdasarkan prestasi belajar di sekolahnya.
c) Konsep kepuasan kerja menunjuk pada keadaan
emosi yang menyenangkan terhadap hasil kerja
atau pengalaman kerja seseorang secara tepat.
Motivasi bekerja, motivasi harapan dan iklim
organisasi yang terbuka dan partisipatif dapat
menyebabkan tingkat kepuasan guru bertambah.
d) Sedangkan konsep minat hidup utama adalah
seperangkat sikap yang menetapkan pilihan-pilihan
individu untuk melakukan aktivitas yang disukai
dalam berbagai latar pilihan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 100


Sekolah dasar yang didukung oleh masyarakat
adalah sekolah dasar yang didalamnya seluruh anggota
masyarakat termasuk pengelola, guru-guru, pegawai
sekolah dasar, orang tua, dan anggota masyarakat
sekitar berpartisipasi dalam usaha untuk mencapai
tujuan sekolah yaitu meningkatkan performa siswa.
Sekolah dasar yang baik berbeda dengan sekolah dasar
yang efektif.
Sekolah dasar yang efektif berkembang secara
efektif dengan cara memeriksa baik dimensi normatif
maupun prosedural. Keadaan ini menunjukkan bahwa
sekolah dasar yang efektif berkembang dengan sukses
dalam segala arah. Sedangkan sekolah dasar yang baik
berkembang dengan sukses menurut agenda yang telah
disetujui. Efektivitas berhubungan dengan pencapaian
tujuan yang tepat dan yang telah disetujui dimana
tujuan-tujuan ini ditentukan baik secara internal dan
eksternal.

D. Fokus Manajemen Sekolah Dasar


Fokus manajemen sekolah dasar terdiri dari input,
process penyelenggaraan sekolah dan output sekolah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 101


Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia
(perangkat lunak maupun perangkat keras) karena
dibutuhkan bagi berlangsungnya proses. Proses
pendidikan adalah berubahnya sesuatu yang merupakan
input menjadi sesuatu yang lain dari hasil proses yang
disebut output. Input sekolah dapat diidentifikasikan
mulai dari manusia, uang, material/bahan-bahan,
metode-metode, dan mesin-mesin.58
Process penyelenggaraan sekolah merupakan kiat
manajemen sekolah dalam mengelola masukan-masukan
agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan atau output
sekolah penyelenggaraan sekolah dari dimensi
kepemimpinan ini adalah terjadinya pemotivasian
terhadap staf agar mereka terus semangat bekerja dan
menghasilkan karya yang berguna dan bermutu. Diera
global ini, dituntut keahlian yang harus terus
dikembangkan seiring dengan inovasi-inovasi yang
ditemukan dalam bidang pendidikan.
Pengkoordinasian dan penyerasian inovasi-inovasi
terhadap program sekolah secara holistik dan integratif

58Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:


Alfabeta, 2006), hal. 140

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 102


yang meliputi (a) perencanaan, pengembangan, dan
evaluasi program; (b) pengembangan kurikulum yaitu
pengembangan proses belajar mengajar, (c) pengelolaan
sumber daya manusia (guru, konselor, karyawan, dan
sebaginya), (d) pelayanan siswa, (e) pengelolaan
fasilitas, (f) pengelolaan keuangan, (g) pengelolaan
hubungan sekolah dan masyarakat, serta (i) perbaikan
program.
Sekolah sebagai sistem, seharusnya menghasilkan
output yang dapat dijamin kepastiannya. Output dari
aktivitas sekolah adalah segala sesuatu yang kita
pelajari di sekolah, yaitu seberapa banyak yang
dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya.
Output sekolah secara mudah dapat dikatakan sebagai
siswa yang berhasil keluar sebagai pemenang dari
kegiatan menuntut ilmu yang diakhiri dengan ujian-ujian
dan menghasilkan suatu nilai penghargaan, berupa
angka-angka nilai. Pendidikan adalah investasi, sehingga
keberadannya harus terkait dengan kembali hasil atau

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 103


keluaran yang bermanfaat atau menguntungkan secara
finansial dan sosial.59

E. Strategi Peningkatkan Mutu Sekolah Dasar


Adapun stargi dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan ialah pemerintah RI telah mengeluarkan
Peraturan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Peraturan ini merupakan usaha
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia diantaranya adalah:
1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berprestasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan
kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
2) Dalam proses pembelajaran pendidik dituntut dapat
memberikan keteladanan/panutan/contoh yang
baik bagi siswa.

59AangKomariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership, (Bandung:


Bumi Aksara, 2006), hal. 5-6

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 104


3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang aktif dan
dinamis.

Undang-undang dan peraturan pemerintah


tersebut mengindikasikan tentang pentingnya
memperhatikan mutu pembelajaran guna meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah. Usaha baik pemerintah
tersebut perlu ditindak lanjuti oleh institusi pendidikan
sekolah baik negeri maupun swasta, dengan mengadakan
kegiatan ilmiah yang dapat mengembangkan potensi
guru melalui seminar, pelatihan, workshop dan lainnya
secara berkelanjutan sehingga guru menjadi profesional
yang mempunyai kemampuan meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah. Pada gilirannya peningkatan
mutu pendidikan akan terwujud dan menjadi kenyataan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 105


Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah,
jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu
pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima
faktor yang dominan yaitu:
1) Kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki dan
memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang
tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan
layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2) Melibatan guru secara maksimal, dengan
meningkatkan kompetensi dan profesi kerja guru
dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan
sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di
sekolah.
3) Pendekatan yang harus dilakukan adalah anak
sebagai pusat fokus sehingga kompetensi dan
kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah
dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada
siswa.
4) Adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan
terpadu dapat memungkinkan dan memudahkan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 106


standar mutu yang diharapkan sehingga
goals/tujuan dapat dicapai secara maksimal.
5) Jaringan kerjasama, jaringan kerjasama tidak hanya
terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat
semata tetapi dengan organisasi lain, seperti
perusahaan atau instansi pemerintah sehingga
output dari sekolah dapat terserap didalam dunia
kerja.60

Kepala sekolah dan guru mempunyai


tanggungjawab besar terhadap peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Utamanya guru, karena guru
sebagai ujung tombak dilapangan/di kelas yang
bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
mutu pembelajaran, seorang guru harus mempunyai
syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan
membangun pembelajaran siswa agar efektif di kelas,
saling bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta.

60Danim Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2007), hal. 56

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 107


F. Penerapan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar
Untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan,
ada 5 hal yang harus diterapkan menurut Baharuddin
dikutif Kristiawa, yaitu (1) pengembangan dan perbaikan
kurikulum berbasis kompetensi, (2) memperhatikan
kondisi kebutuhan-kebutuhan siswa dan masyarakat, (3)
sistem evaluasi yang ada hendaknya dirancang dengan
berbasis keahlian peserta didik. Ini berarti sistem
pendidikan yang dijalankan lebih menitik beratkan
kepada pengukuran kemampuan peserta didik pada
ranah psikomotor, dari pada hanya sekedar memiliki
dan mengetahui pengetahuan dan keahlian yang
diajarkan pendidik; (4) perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, pengembangan, dan ketersedian bahan ajar,
dan (5) menambah intensitas pelaksanaan
pelatihan/training bagi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Ada 2 faktor penyebab perbaikan mutu selama ini
tidak berjalan dengan lancar, yaitu (1) strategi
pembangunan pendidikan masih lebih besar pada input
oriented. Hal ini berarti paradigma yang dijalankan
pemimpin lembaga pendidikan terlalu bersandar pada

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 108


asumsi, bahwa bilamana semua input pendidikan telah
dipenuhi, maka akan menghasilkan output atau keluaran
yang bermutu; dan (2) pengelolan pendidikan selama ini
masih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran
birokrasi ditingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang
diproyeksikan ditingkat makro tidak terjadi atau tidak
berjalan ditingkat mikro (sekolah/madrasah).
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah yang
dapat dilakukan, antara lain (1) pembagian tugas yang
efektif dan efisien, (2) pemanfaatan dana yang
profesional, (3) program peningkatan mutu sekolah, (4)
pembentukan tim sukses peningkatan mutu sekolah, (5)
design standar yang tepat, (7) sistem organisasi yang
efektif, (8) kepemimpinan yang efektif, dan (9) motivasi
personal.61

61Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 36-39

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 109


Ringkasan:

Manajemen sekolah dasar merupakan proses


pendayagunaan sumber daya sekolah dasar melalui
kegiatan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan
efisien. Perencanaan sekolah dasar tentunya diawali dari
penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah
dirancang dan dikembangkan pada setiap tahun ajaran
baru. Tujan utama sekolah dasar memberikan
pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik di
sekolah dasar. Sekolah dasar dapat dikatakan
berkualitas apabila ia mampu untuk mengemban misinya
dalam mencapai tujuan kelembagaan.
Adapun konsep manajemen sekolah dasar
diantaranya (1) input sekolah dapat diidentifikasikan
mulai dari manusia, uang, material/bahan-bahan,
metode-metode, dan mesin-mesin; (2) process
penyelenggaraan sekolah dasar yaitu mengkoordinasikan
dan penyerasian inovasi-inovasi terhadap program
sekolah secara holistik dan integratif yang meliputi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 110


perencanaan, pengembangan kurikulum belajar
mengajar, pengelolaan sumber daya manusia (guru,
konselor, karyawan, dan sebaginya), pelayanan siswa,
pengelolaan (pengelolaan fasilitas, keuangan, hubungan
sekolah dan masyarakat), evaluasi program dan
perbaikan program, (3) output sekolah dasar secara
mudah dapat dikatakan sebagai siswa yang berhasil
keluar sebagai pemenang dari kegiatan menuntut ilmu
yang diakhiri dengan ujian-ujian dan menghasilkan suatu
nilai penghargaan, berupa angka-angka nilai.
Mengindikasikan tentang pentingnya
memperhatikan mutu pendidikan di sekolah, institusi
hendak meningkatkan mutu pendidikan minimal harus
melibatkan lima faktor yang dominan, yaitu (1) kepala
sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara
jelas, mampu dan mau bekerja keras. (2) melibatan guru
secara maksimal, dengan meningkatkan kompetensi dan
profesi kerja guru melalui kegiatan seminar, lokakarya,
serta pelatihan-pelaitahan. (3) menginventarisir
kemampuan belajar siswa. (4) kurikulum yang konsisten,
dinamis, dan terpadu. (5) jaringan kerjasama tidak
hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 111


semata melainkan dengan organisasi lain, seperti
perusahaan atau instansi pemerintah sehingga output
dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.
Oleh karena itu, kepala sekolah dan guru
mempunyai tanggungjawab besar terhadap peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Utamanya guru, karena
guru sebagai ujung tombak dilapangan/di kelas yang
bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses
pembelajaran.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 112


Bagian - 6
KONSEP MANAJEMEN
PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH
MENENGAH

A. Manajemen Mutu Sekolah


Manajemen pendidikan pada usaha meningkatkan
mutu sekolah, pendidikan berarti belajar dari apa yang
dikerjakan menggunakan apa yang dipelajari, sebagai
landasan penyempurnaan mutu pelayanan melakukan
pembaruan berkelanjutan memenuhi kepuasan
pelanggan internal maupun eksternal organisasi
pendidikan. Dalam menerapkan suatu standar terdapat
dua kata kunci yaitu adanya kriteria yang dipersyaratkan
dan adanya proses pengukuran, hal yang diukur dalam
mutu adalah proses dan hasil.
Indikator mutu meliputi indikator operasional dan
indikator produk/jasa. Kedua bidang itu penting untuk
diukur karena dari hasil penelitian bahwa produk yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 113


baik itu datang dari proses yang bermutu. Proses yang
bermutu harus melahirkan produk/jasa yang bermutu
pula.
Jadi, proses perkerjaan harus akuntabel atau
bermaslahat. Manajemen mutu sekolah menengah
adalah upaya yang dilakukan dalam memperbaiki
kualitas sebuah lembaga pendidikan tingkat
menengah/SMP, SMA/K/MA guna tercapainya tujuan
pendidikan.62

B. Prinsip Total Mutu Sekolah


Total adalah perpaduan semua fungsi dari
perusahaan kedalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas,
pengertian, dan kepuasan pelanggan. Peningkatan
kualitas menyeluruh/total pada suatu organisasi untuk
memuaskan pelanggan mengintegrasikan semua fungsi
dan proses meningkatkan proses secara berkelanjutan
perubahan.63

62Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 40


63Vincent,G., Total Quality Management, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2001), hal. 22

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 114


Prinsip model sekolah mutu total diantaranya
kepuasan pelanggan, respek terhadap setiap orang,
manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan
berkesinambungan. Salah satu upaya untuk itu adalah
dengan mengembangankan penjaminan mutu/quality
assurance di institusi pendidikan itu sendiri. Strategi
pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam
sistem penjaminan dan peningkatan mutu diupayakan
untuk mengurangi kompleksitas, biaya, dan sumber
daya. Saat ini banyak data tentang pendidikan yang
telah dikumpulkan.
Hal yang mendorong perlunya pengembangan
sistem penjaminan dan peningkatan mutu adalah untuk
meningkatkan strategi pengumpulan data sehingga data
yang terkumpulkan menjadi relevan, valid, dan handal.
Menjamin bahwa data dipergunakan lebih efektif untuk
tujuan perencanaan, pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan alokasi sumber daya guna peningkatan
mutu pendidikan.
Masing-masing metode pengumpulan data dan
sumber data yang dikumpulkan dalam sistem ini
memiliki potensi untuk memberikan informasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 115


penjaminan mutu yang berharga tentang kinerja
lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan jika
dibandingkan dengan beberapa atau semua standar dari
delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Metode
pengumpulan data yang berbeda-beda dapat menjadi
lebih tepat dipergunakan untuk pengumpulan data
mengenai SNP yang berbeda dibandingkan dengan
metode penilaian lainnya.
Sebagian metode pegumpulan data dipandang
tidak terlalu cocok untuk mengumpulkan data
pendidikan untuk beberapa SNP. Misalnya evaluasi diri
sekolah, dimana merupakan proses penjaminan dan
peningkatan mutu yang didorong dari dalam sekolah,
sekolah tertentu akan mengumpulkan data mengenai
bagian SNP tersebut yang secara khusus terkait dengan
dampak yang diberikan oleh sekolah dalam
meningkatkan hasil pendidikan bagi peserta didik dan
hal-hal yang terkait erat dengan peningkatan mutu di
sekolah.
Informasi tambahan mengenai pencapaian sekolah
dibandingkan dengan delapan SNP akan dikumpulkan
dari sekolah melalui strategi pengumpulan data sekolah

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 116


lainnya seperti program monitoring sekolah, guru dan
kepala sekolah (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota) dan
pengumpulan data oleh pusat data dan informasi. Target
sekolah kajian dipilih dan ditetapkan atas dasar kinerja
sekolah hasil evaluasi diri dan pengawasan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.

C. Karekteristik Menjadi Sekolah Bermutu


1. Pengelolaan Sekolah
Untuk mengelola sekolah diperlukan hal-hal
antara lain (a) memahami fungsi sekolah serta maksud
dan tujuan pendidikan/cita-cita bangsa, (b) memahami
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dan UU
Sisdiknas, (c) memahami standar pendidikan yang
ditetapkan, (d) memahami prinsip manajemen dan
administrasi, (e) memahami kurikulum serta
pengembangannya, (f) memahami tuntutan kebutuhan
peserta didik/life skill dan tuntutan masyarakat, dan (g)
memiliki visi dan misi.64

64Muhammad Kristiawan, dkk. Op. Cit., hal. 41-42

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 117


Memiliki visi dan misi dengan cara (a) bersifat
ambisius, ideal; (b) rasional, bisa dicapai; (c) bersifat
menantang; (d) memberi nuansa kinerja bermutu; (e)
menumbuhkan motivasi, dan kegairahan bekerja; (f)
membangun kekompakan/kebersamaan; (g) memberikan
kebanggaan; (h) singkat, jelas, sarat makna; dan (i)
mengesankan.

2. Sasaran Hasil Mutu Pendidikan


Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan menyatakan bahwa sasaran
pendidikan adalah membentuk kecakapan hidup yang
terdiri atas (a) berakhlak mulia (beriman & bertakwa);
(b) cerdas, kreatif, inovatif; (c) cakap
kerkomunikasi/bersosialisasi; (d) menguasai ilmu
pengetahuan; dan (e) terampil bekerja dan
bertanggungjawab sebagai warga bangsa.

3. Dimensi Mutu Sekolah


Mutu sekolah terdiri atas melaksanakan kegiatan
sesuai fungsi (tepat sebagai lembaga pendidikan),
memiliki keunggulan, terpercaya sebagai sekolah yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 118


baik, kondisi menyenangkan, penampilan fisik maupun
kegiatan menarik, dan mengesankan.

4. Fokus Manajemen Sekolah Menengah


Pengelolaan sekolah menengah terfokus pada (a)
pembaharuan sekolah mengah yang berkelanjutan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan, (b)
implementasi sistem manajemen abad 21 dengan
mempertimbangkan peran SMA dalam membangun MBS
di SMA, (c) implementasi sistem manajemen dalam
kerangka konsep balance scorecard dengan melakukan
sinkronisasi terhadap MBS, (d) implementasi sistem
manajemen SMA dalam kerangka good governance, dan
(e) implementasi sistem manajemen SMA yang adaptif
dengan perkembangan Information and Communication
Technologies/ICT.65

65ICT adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh


peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.
ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi
komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 119


5. Penerapan Program Mutu Sekolah
Dalam MPMBS/Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah dan penerpannya ada 3 faktor yang
menurut Depdiknas, yang menyebabkan mutu
pendidikan tidak mengalami peningkatan yaitu:
a) Program pembangunan pendidikan nasional
menggunakan pendekatan education function atau
input, output analisis yang tidak dilaksanakan
secara konsekuen. Fungsi produksi pendidikan
terlalu memusatkan pada input pendidikan dan
kurang memperhatikan pada proses pendidikan.
Sehingga mengakibatkan beberapa banyak input
pendidikan yang tidak termanfaatkan.
b) Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan dan
diatur birokratis-sentralistik. Hal ini mengakibatkan
sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan
inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan
lembaganya termasuk perbaikan mutu pendidikan
yang merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. dan

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data


dari perangkat yang satu ke lainnya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 120


c) Peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa
dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini
sangat minim. Hal ini mengakibatkan timbulnya
persepsi bahwa penyelenggaraan pendidikan
sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah
sehingga tidak mengherankan apabila partisipasi
masyarakat selama ini pada umumnya lebih bersifat
kewajiban untuk mendukung input tertentu (dana),
bukan proses pendidikan (pengambilan keputusan,
pengawasan, evaluasi, dan akuntabilitas). 66

Menterjemahkan fungsi pendidikan sebagaiman


tercantum dalam UU Sisdiknas 2003, maka langkah awal
yang dilakukan pemerintah adalah menetapkan standar
nasional pencapain pendidikan, pada kaitan ini
pemerintah kemudian menetapkan dalam Peraturan
Permendikbud Nomor, 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dengan tujuan menjamin mutu
pendidikan.67

66Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai


Pustaka, 2001), hal. 2
67Muhammad Kristawan, dkk., Op. Cit., hal. 43

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 121


Adapun kriteria standar sebagai acuan/arah
pengelolaan sekolah diantaranya standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar
penilaian pendidikan. Dengan standar tersebut akan
diketahui hal-hal yang harus dicapai oleh layanan
pendidikan.
Dalam pencapai layanan pendidikan yang prima
maka harus menetapkan tujuan strategis yang
merupakan upaya sekolah untuk menata berbagai
prioritas yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam
mencapai visi yang telah di canangkan. Menentukan
standar layanan pendidikan yang diprioritaskan. Prioritas
pendidikan sangat pentinglah dilakukan apabila terjadi
kesalahan dalam penentuan prioritas akan menyulitkan
sekolah dalam melaksanakan target-target berikutnya.
Dengan adanya target dan program kerja dan jadwal

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 122


kegiatan setiap unit serta anggaran maka akan
68
terlaksananya program yang telah dibuat.
Berikut langkah-langkah dalam menentukan
terlaksana dalam suatu program:
1. Aturan sebagai Landasan
Untuk memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas perlu dibangun suatu kerangka atau batasan-
batasan yang mengatur pelaksanaan program pendidikan
disuatu sekolah. Batasan atau kerangka tersebut akan
mengikat semua komponen sekolah. Oleh karena itu,
perlu adanya kesepakatan semua pihak dalam
penyusunan norma atau aturan yang akan diberlakukan.
Aturan/norma tersebut mengatur mengenai hak dan
kewajiban, peran, apa yang boleh dan tidak boleh.
Tingkat keberhasilan dapat diukur dari beberapa
indikator yaitu:
a) Pemahaman dan komitmen yang kuat dalam
melaksanakan norma/aturan yang telah dibuat oleh
semua komponen sekolah,

68Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan


Aplikasinya, (Jakarta: Grasindo, 2003), hal. 68-70

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 123


b) Siswa dan warga sekolah dilatih dan dibiasakan
untuk menaati nilai dan norma/aturan yang telah
disepakati dan melaksanakan tata tertib dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah, dan
c) Kepala sekolah, guru, pegawai dan orang tua
memberikan contoh/tauladan dalam melaksanakan
aturan/norma yang berlaku.

2. Konsep Layanan Sekolah


Lembaga pendidikan yang efesien untuk mendidik
siswa tidak hanya dari kemampuan intelektual yang baik
akan tetapi dapat memberikan pendidikan
karakter/kepribadian siswa. Perlu disadari pula bahwa
sekolah merupakan suatu sistem yang komplek dimana
didalam sistem tersebut banyak instrumen yang
mempengaruhi proses pendidikan yang terjadi.
Instrumen apa yang ada di sekolah antara lain
sumber daya manusia (kepala sekolah, guru,
administrasi, siswa, orang tua, sarana dan prasarana,
dan norma/aturan yang berlaku). Sistem adalah
kumpulan komponen atau gugus yang saling berinteraksi
untuk memcapai tujuan tertentu.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 124


Apabila kita analogikan sekolah sebagai sistem
maka ketiga komponen di atas harus berinteraksi secara
optimal untuk saling mendukung agar tercapainya tujuan
pendidikan disekolah. Penerjemahan semua komponen
sumber daya manusia sekolah harus bekerja sama
dengan baik dengan mengoptimalkan sarana dan prasana
yang ada dan melaksanakan norma/peraturan yang telah
disepakati agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai secara optimal.
3. Penataan Sarana dan Prasarana
Ada beberapa rujukan bagaimana melakukan
penataan sarana dan prasarana antara lain pada tabel
contoh standar lingkungan sehat dan pelaksanaan
program UKS halaman berikut:69

69Nurabadi, A., Manajemen Sarana dan Prasarana, (Malang:


Universitas Negeri Malang, 2014), hal. 16

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 125


Tabel 2.
Contoh Standar Lingkungan Sehat & Standar Pelaksanaan
Program UKS

Standar Lingkungan Komponen-Komponen


Sekolah Sehat
Lingkungan 1 Memiliki air bersih yang cukup
sekolah sehat 2 Tempat cuci tangan dibeberapa
tempat dengan air mengalir
dilengkapi lap/sapu tangan dan
sabun
3 Kantin sekolah, tempat cuci perabot,
menu gizi seimbang dengan petugas
kantin bersih dan terlatih
4 Tempat sampah disetiap kelas
5 WC khusus siswa dan guru yang
memenuhi syarat kesehatan dengan
rasio (1:20)
6 Saluran pembuangan air & berfungsi
dengan baik
7 Memiliki halaman, lapangan olahraga
dan kebun sekolah
8 Memiliki peralatan UKS yang ideal
9 kebun sekolah, poster bahaya rokok,
poster narkoba
10 Lingkungan sekolah bebas jentik &
memiliki ruang konseling

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 126


Standar Komponen-Komponen
Pelaksanaan
Program UKS
a. Pendi-dikan 1 Dilaksanakan olahraga secara
Kesehatan kurikuler dan eksrakurikuler
2 Memiliki buku pendidikan
kesehatan
3 Memiliki alat peraga & poster
tentang pendidikan kesehatan
4 Memiliki program kemitraan
dengan pihak luar seperti dengan
puskesmas, LSM atau kepolisian dan
lain-lain
5 Melaksanakan pengukuran tingkat
kesegaran jasmani
6 Pendidikan kesehatan remaja
(Kesehatan Reproduksi/Kespro &
Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif/Napza) ekstrakurikuler
7 Evaluasi pendidikan kesehatan
8 Memilki guru BP/BK
9 Peran aktif pendidik sebaya dalam
PKHS
10 Pendidikan kesehatan terintegrasi
ke mata pelajaran lain
11 Memilik guru pembina UKS yang
terlatih dengan jumlah memadai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 127


b. Pelayanan 1 Dilaksanakan penyuluhan kesehatan
Kesehatan 2 Ada penjaringan kesehatan
3 Ada guru pembina UKS dan mampu
memberikan P3K dan P3P
4 Pemerikasaan kesehatan tiap 6 bulan
(tinggi badan, berat badan yang
dicatat pada kartu menuju sehat)
5 Ada pengawasan terhadap warung
sekolah maupun penjaja makanan
diluar sekolah secara rutin
6 Ada kegiatan P3K dan P3P oleh siswa
dan guru
7 Adanya rujukan kepuskesmas bagi yang
memerlukan
8 Adanya konseling remaja
9 Adanya kegiatan peer education
10 Memiliki dana UKS/dana sehat
11 Memiliki kebun sekolah atau apotik
hidup

4. Menciptakan Ketahanan Sekolah


Ketahanan sekolah merupakan salah satu program
untuk menciptakan keamaanan sekolah. Diharapakan
dengan terciptanya ketahanan sekolah tidak ada
gangguan dari luar sekolah yang mengganggu proses
pendidikan didalam sekolah. Ancaman dari luar sekolah
yang sekarang menjadi momok adalah penyalahgunaan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 128


narkoba dikalangan pelajar. Oleh karena itu, perlu
diciptakan ketahanan sekolah sebagai pilar pelaksanaan
pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Ketahanan sekolah ditentukan beberapa faktor
yaitu (a) tatanan lingkungan sekolah yang baik, (b)
adanya sistem pengamanan deteksi dini dan
pencegahan, (c) peningkatan pengetahuan, dan (d)
pembiasaan untuk membina moral dan perilaku.Tatanan
lingkungan sekolah yang baik merupakan sarana
prasarana dan komitmen komponen sekolah untuk
menciptakan ketahanan sekolah yang baik.
Dalam menjalankan tugas BNSP mempunyai
kewenangan untuk mengembangkan standar nasional
pendidikan, menyelenggarakan ujian nasional, dan
memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan
pemerintah daerah dalam penjaminan dan pengandalian
mutu pendidikan, dan merumuskan kriteria lulusan dari
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.70

70Ahmad Nurabadi, Manajemen Sarana dan Prasarana, (UN Malang,


Jurusan Administrasi Pendidkan 2014), (diakses 27 Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 129


Ringkasan:

Manajemen mutu sekolah menengah adalah upaya


yang dilakukan dalam memperbaiki kualitas sebuah
lembaga pendidikan tingkat menegah/SMP, SMA/K/MA
guna tercapainya tujuan pendidikan. Konsep manajemen
sekolah menengah terfokus pada pembaharuan sekolah
menengah yang berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, implementasi sistem
manajemen abad 21 dengan mempertimbangkan peran
SMP, SMA/K/MA dalam membangun MBS di SMP,
SMA/K/MA, implementasi sistem manajemen dalam
kerangka konsep balance scorecard dengan melakukan
sinkronisasi terhadap MBS, implementasi sistem
manajemen sekolah menengah/SMP, SMA/K/MA dalam
kerangka good governance, dan implementasi sistem
manajemen SMA yang adaptif dengan perkembangan
ICT.

http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/manajmen-
sarana-prasasna.pdf

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 130


Dalam memprioritaskan pendidikan sangat penting
dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penentuan
prioritas akan menyulitkan sekolah dalam melaksanakan
target-target berikutnya. Dengan adanya target dan
program kerja dan jadwal kegiatan setiap unit maka
akan terlaksananya program yang telah di buat.
Adapun langkah-langkah dalam menentukan
terlaksana dalam suatu program yaitu (1) adanya suatu
kerangka atau batasan-batasan yang mengatur
pelaksanaan program pendidikan dalam penyusunan
norma atau aturan yang akan diberlakukan, (2) adanya
konsep layanan sekolah yaitu mengoptimalkan sarana
dan prasana yang ada dan melaksanakan norma atau
peraturan yang telah disepakati, (3) menciptakan
ketahanan sekolah.
Ketahanan sekolah ditentukan beberapa faktor
yaitu tatanan lingkungan sekolah yang baik, adanya
sistem pengamanan (deteksi dini dan pencegahan),
peningkatan pengetahuan, dan pembiasaan untuk
membina moral dan perilaku.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 131


Oleh karena itu, konsep manajemen sekolah
menengah adalah usaha meningkatkan mutu sekolah
dalam memperbaiki kualitas sebuah lembaga pendidikan
tingkat menengah yang diprioritaskan guna tercapainya
tujuan pendidikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 132


Bagian - 7
KONSEP MANAJEMEN
PENDIDIKAN TINGGI

A. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi


Keberhasilan penerapan konsep penjaminan mutu
menyebabkan banyak pengelola organisasi, termasuk
organisasi pendidikan menerapkan konsep dan prinsip-
prinsip mutu dengan memodifikasinya sesuai dengan
kebutuhan. Dalam bidang pendidikan, penjaminan mutu
merupakan cara mengatur semua kegiatan dan sumber
daya pendidikan yang diarahkan pada kepuasan
pelanggan. Semua orang yang terlibat diproses
pendidikan melaksanakan tugas dengan penuh semangat
dan berpartisipasi dalam perbaikan layanan pendidikan
yang sesuai atau melebihi harapan pelanggan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 133


Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 53 UU Dikti
tantang Sistem Penjaminan Mutu, terdiri atas
SPMI/Sistem Penjaminan Mutu Internal dan SPME/Sitem
Penjaminan Mutu Eksternal/akreditasi. SPMI adalah
kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi
oleh setiap perguruan tinggi secara otonom/mandiri
untuk mengendalikan dan meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana
dan berkelanjutan.
Dengan demikian, setiap perguruan tinggi dapat
mengembangkan sendiri SPMI, antara lain (1) sesuai
dengan latar belakang sejarah, (2) nilai dasar yang
menjiwai pendirian perguruan tinggi itu, (3) jumlah
program studi dan sumber daya perguruan tinggi
tersebut tanpa campur tangan pihak lain. Sebagai
contoh, SPMI di universitas tidak cocok
diimplementasikan di sekolah tinggi. Demikian pula,
SPMI di perguruan tinggi kelas dunia tidak cocok
digunakan di perguruan tinggi lokal.
Sekalipun setiap perguruan tinggi dapat
mengembangkan SPMI secara otonom/mandiri, namun
terdapat hal mendasar yang harus ada didalam SPMI

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 134


setiap perguruan tinggi. Pasal 52 ayat (2) UU Dikti
disebutkan bahwa penjaminan mutu dilakukan melalui 5
(lima) langkah utama yaitu Penetapan, Pelaksanaan,
Evaluasi dan Pelaksanaan, Pengendalian (PPEPP), dan
peningkatan standar Dikti. Hal ini berarti bahwa kelima
langkah utama tersebut harus ada dalam melaksanakan
SPMI, bahkan merupakan inti dari SPMI disetiap PT.71
Lima langkah utama, yaitu PPEPP, didalam SPMI
suatu perguruan tinggi merupakan proses implementasi
SN Dikti/Standar Nasional dalam SPMI. Menurut pasal 54
UU Dikti, standar yang harus digunakan di dalam SPMI
setiap perguruan tinggi adalah standar Dikti yang terdiri
atas SN Dikti yang ditetapkan oleh Menteri, dan standar
Dikti yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi
dengan mengacu pada SN Dikti.
SN Dikti merupakan satuan standar yang meliputi
standar nasional pendidikan ditambah dengan standar
nasional penelitian, dan standar nasional pengabdian

71Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal, (Kementerian Riset,


Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan: Direktorat Penjaminan Mutu,
2018), hal. 11-25

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 135


kepada masyarakat. Sementara itu, SN Dikti yang
ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi terdiri atas
sejumlah standar dalam bidang akademik dan bidang
non akademik yang melampaui SN Dikti.
SN Dikti sebagai standar yang ditetapkan oleh
pemerintah, telah ditetapkan dalam Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015 tentang SN Dikti. Perlu menjadi
perhatian bahwa tidak semua SN Dikti dimuat dalam
Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015, karena
terdapat berbagai SN Dikti yang tersebar di berbagai
peraturan lain, antara lain SN Dikti tentang rasio dosen
terhadap mahasiswa, dan syarat minimum ruang kelas
terdapat dalam Permenristekdikti Nomor 100 Tahun
2016 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
PTN/Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian,
Perubahan, dan Pencabutan Izin PTS/Perguruan Tinggi
Swasta.
SPM Dikti yang terdiri atas SPMI dan SPME harus
didasarkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi/PD Dikti.
Hal ini berarti bahwa data dan informasi yang digunakan
untuk SPMI harus identik dengan data dan informasi yang
digunakan untuk SPME.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 136


Sebagai contoh, apabila dari kegiatan evaluasi
didalam SPMI didapati bahwa persentase dosen yang
telah bergelar magister ada 70%, maka didalam SPME
atau akreditasi angka itu pula harus digunakan.
Dengan demikian, setiap perguruan tinggi harus
membentuk PD Dikti yang menyimpan data dan
informasi yang akurat, valid, dan mutakhir yang dapat
digunakan untuk mengukur ketercapaian/pemenuhan SN
Dikti didalam SPMI perguruan tinggi tersebut. Sekaligus
dapat pula digunakan oleh LAM/Lembaga Akreditasi
Mandiri/BAN-PT untuk melakukan akreditasi.

B. Standar Mutu Pendidikan Tinggi


Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan
mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar
pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan
sehingga pelanggan, produsen/pemberi layanan dan
pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Dengan demikian, penjaminan mutu perguruan tinggi
adalah proses penetapan dan pemenuhan standar
pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan
berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh
kepuasan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 137


PT/Perguruan Tinggi memilih dan menetapkan
sendiri standar pendidikan tinggi untuk setiap satuan
pendidikan. Pemilihan dan penetapan standar itu
dilakukan dalam jumlah aspek yang disebut butur-butir
mutu. Standar-standar dibutuhkan oleh perguruan tinggi
sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan
menjalankan misinya. Acuan dasar tersebut antara lain
kriteria minimal dari berbagai aspek yang terkait dengan
penyelenggaraan PT.
SN Dikti hal ini tercantumkan dalam Pasal 54 UU
Dikti, sebagai berikut:
1. Standar Dikti
a) SN Dikti/Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang
ditetapkan oleh Menteri terdiri atas standar
nasional pendidikan, ditambah dengan standar
penelitian, dan standar pengabdian kepada
masyarakat.
b) SN Dikti yang ditetapkan oleh setiap PT dengan
mengacu pada SN Dikti tinggi terdiri atas standar
dalam bidang akademik dan standar dalam bidang
non akademik yang melampaui SN Dikti.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 138


2. Evaluasi Pelaksanaan Standar Nasional Dikti
Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan SN
Dikti/Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkala
dan mengumumkan hasil evaluasi dan penilaian SN Dikti
kepada Masyarakat. Berdasarkan amanat pasal 52 UU
Dikti, telah diterbitkan Permenristekdikti Nomor 44
Tahun 2015 tentang SN Dikti.

C. Lingkup Standar
Seperti telah dikemukan sebelumnya, bahwa
PT/Perguruan Tinggi dapat memilih dan menetapkan
sendiri SMP-PT untuk setiap kegiatannya, pemilihan dan
penetapan standar itu, meliputi sejumlah aspek yang
disebut butir mutu. Dikenal dengan beberapa lingkup
standar yang dirujuk oleh perguruan tinggi, seperti SNP,
SMP-PT/Standar Mutu Perguruan Tinggi, BAN-PT/Badan
Akreditasi Perguruan Tinggi, maupun ASEAN University
Network Quality Assurance (AUN-QA).72 Secara umum,

72AUN-QA (AUN Quality Assurance) adalah salah satu kegiatan


yang dilakukan oleh AUN yang bertujuan untuk melakukan
penjaminan mutu program studi yang menjadi anggota AUN. Lihat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 139


lingkup-lingkup standar tidak hanya berbeda satu
dengan lainnya karena masih mencakup aspek-aspek
kegiatan PT.

D. Evaluasi-Diri
Evaluasi-diri merupakan upaya program
studi/perguruan tinggi untuk mengetahui gambaran
mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui
pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh program
studi/perguruan tinggi sendiri berkenaan dengan
kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala,
bahkan ancaman BAN-PT menempatkan evaluasi-diri itu
sebagai salah satu aspek dalam keseluruhan daur
akreditasi, dan menempatkannya dalam posisi yang
sangat penting, yaitu sebagai suatu langkah yang
mendahului pemberian informasi dan data akreditasi
dari program studi/perguruan tinggi kepada BAN-PT.
Sehingga hasil evaluasi-diri itu dapat merupakan
bahan untuk mengisi borang akreditasi atau menyusun
portfolio akreditasi, serta dapat digunakan sebagai

di https://www.ui.ac.id/mengenal-aun-qa-universitas-di-asean.
(diakses 12 Oktober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 140


bahan yang disediakan pada saat dilakukan asesmen
lapangan oleh BAN-PT di tempat program studi/PT.
Mamfaat evaluasi-diri yaitu membantu dalam
identifikasi masalah, penilaian program dan pencapaian
sasaran (1) memperkuat budaya evaluasi kelembagaan
(institutional evaluation) dan analisis-diri, (2)
memperkenalkan staf baru kepada keseluruhan program
studi/ perguruan tinggi, (3) memperkuat jiwa korsa
(sikap saling menghormati, menghargai dan saling
membantu) dalam lembaga, memperkecil kesenjangan
antara tujuan pribadi dan tujuan lembaga dan
mendorong keterbukaan, (4) menemukan kader baru
bagi lembaga, (5) mendorong program studi/perguruan
tinggi untuk meninjau kembali kebijakan yang telah
usang, dan (6) memberi informasi tentang status
program studi/PT dibandingkan dengan program
studi/PT lain.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 141


EVALUASI-DIRI

PERBAIKAN PERBAIKAN
INTERNAL & INTERNAL
PEMBINAAN

KEPUTUSAN EVALUASI
AKREDITASI EKSTERNAL/AKREDITA
SI

Gambar 11.
Konsep Evaluasi-Diri dalam Daur Penjaminan Mutu/Akreditas

Hasil evaluasi-diri itu dapat digunakan untuk


memutakhirkan data dasar PT dan program studi dalam
bentuk profil yang komprehensif, perencanaan dan
perbaikan program studi secara berkesinambungan,
penjaminan mutu internal PT dan program studinya, dan
untuk mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi.
Bagi beberapa PT, evaluasi-diri telah menjadi
agenda berkelanjutan, dan telah menjadi budaya dalam
kehidupan akademiknya. Sistem dan prosedur evaluasi-
diri yang telah dilaksanakan kadang-kadang berbeda
dengan yang lainnya. Bergantung pada keperluan yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 142


dirasakan sendiri oleh PT/kepada hal-hal yang
dipersyaratkan oleh masing-masing pihak yang meminta
laporan evaluasi-diri PT/program studi.
Selain itu, evaluasi-diri bertujuan untuk
menyusunan profil lembaga yang komprehensif dengan
data mutakhir yaitu merencanakan dan perbaikan diri
secara berkelanjutan, penjaminan mutu internal
program studi/lembaga PT, memberikan informasi
mengenai program studi/PT kepada masyarakat dan
pihak tertentu yang memerlukannya/stakeholders, dan
evaluasi-diri sebagai persiapan evaluasi eksternal
(akreditasi).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 143


Berikut konsep tujuan evaluasi-diri:
Mendapatkan Perencanaan S
IPT/Prodi E
gambaran
C
menyeluruh tentang A
Input- Pengembangan R
Process- IPT/Prodi A
Output-
Outcome- S
Perbaikan
Impact- I
IPT/Program Studi
N
penyelenggaraan
A
pendidikan Penjaminan Mutu M
pada Internal IPT/Prodi B
IPT/Prodi U
N
Persiapan Evaluasi
G
Eksternal Akreditasi

Gambar 12. Konep Tujuan Evaluasi-diri

BAN-PT menempatkan evaluasi-diri sebagai salah


satu aspek dalam keseluruhan daur akreditasi dan
menempatkannya dalam posisi yang sangat penting.
Yaitu sebagai suatu langkah yang mendahului pemberian
informasi dan data akreditasi dari program studi kepada
BAN-PT, sehingga hasil evaluasi-diri tersebut merupakan
bahan untuk mengisi borang akreditasi dan atau
menyusun portofolio akreditasi, serta dapat digunakan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 144


sebagi bahan yang disediakan pada saat dilakukan
visitasi oleh BAB-PT ketempat kedudukan program studi.
Naskah ini merupakan pedoman evaluasi-diri
program studi yang terkait dengan akreditasi yang
dilakukan oleh BAN-PT. Sesungguhnya, evaluasi-diri bagi
program studi dan lembaga PT bukan hanya suatu proses
yang harus dilakukan pada saat-saat khusus tertentu,
mislanya dalam rangka menghadapi akreditasi oleh BAN-
PT atau untuk mengajukan proposal suatu proyak
tertentu, melainkan seyogianya menjadi suatu aspek
dalam daur pengembangan program studi, penjaminan
mutu internal dan untuk melengkapi data dasar dari
setiap program studi dan lembaga PT.
Apabila evaluasi-diri telah menjadi budaya bagi
program studi dan lembaga PT, maka program studi akan
selalu siap dengan data dan informasi yang selalu
dimutakhirkan/updated, apabila diminta atau dituntut
oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Oleh karena
itu, evaluasi-diri seyogyanya dilakukan secara berkala
untuk memperbarui/memutakhirkan data dan informasi
dasar.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 145


Evaluasi-diri dimaksudkan untuk hal-hal berikut:
a) Penyusunan profil lembaga yang komprehensif
dengan data yang mutakhir,
b) Perencanaan dan perbaikan evaluasi-diri secara
sinambung,
c) Penjaminan mutu internal program studi/lembaga
perguruan tinggi, dan
d) Pemberian informasi mengenai PT/program studi
kepada masyarakat dan pihak tertentu yang
memerlakukannya, dan persiapan evaluasi
eksternal/akreditasi.

Hasil evaluasi-diri dapat digunakan oleh program


studi untuk hal-hal berikut:
a) Membantu dalam mengidentifikasi maslah, penilain
program dan pencapain sasaran.
b) Memperkuat budaya evaluasi kelembagaan
(institutional evaluation) dan analisis-diri.
c) Memperkenalkan staf kepada seluruh program
studi/lembaga.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 146


d) Memperkuat jiwa korsa dalam lembaga,
memperkecil kesenjangan antara tujuan pribadi dan
tujuan lembaga serta mendorong keterbukaan.
e) Menemukan kader baru bagi lembaga.
f) Mendorong programa studi/lembaga PT untuk
meninjau kembali kebijakan yang telah usang.
g) Memberi informasi tentang status program
studi/lembaga PT dibandingkan dengan program
studi/lembaga lain.73

E. Komponen Evaluasi-Diri
Akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT. Evaluasi-
diri dilaksanakan dengan menilai, menelaah dan
menganalisis keseluruhan sistem program studi/lembaga
PT, yang mencakup masukan, proses, dan keluaran
berdasarkan data, informasi dan bukti-bukti lainnya
yang berkenaan dengan komponen-komponen sistematik
dari seluruh penyelenggaraan program studi.

73Tim Lembaga Penjaminan Mutu, Sistem Penjaminan Mutu


Eksternal Evaluasi Diri Perguruan Tinggi dan Program Studi,
(Universitas Khatolik Indonesia, ATMA JAYA, Menuju Prodi Unggul
Kemenristekdikti 2018), hal. 2-4

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 147


Analisis komponen sistematik dari
penyelanggaraan program studi itu dibagankan dalam
gambar berikut:
MASUKAN LINGKUNGAN

VISI DAN MISI SASARAN DAN TUJUAN

PROSES
PENINGKATAN DAN KENDALIKAN MUTU

Tata Pamong (Governance)


UPAYA PERBAIKAN

SISTEM INFORMASI
Pengelolaan Program

BALIKAN
MASUKAN Proses Pemebelajaran KELUARAN
Mahasiswa Lulusan &
Suasanan Akademik Keluaran
Lain
Penelitian & PMK

DOSEN &TENAGA PENDUKUNG KURIKULUM

SARANA & PRASARANA BIAYA & SUMBER DANA

MASUKAN & ISTRUMENTAL

Gambar 13. Analisi Sistematik Komponan Evaluasi-Diri

Berdasarkan analisis tersebut dijabarkan dimensi


penilaian yang digunakan dalam akreditasi yang secara
garis besarnya terdiri atas komponen-komponen berikut:
1. Masukan, mencakup komponen:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 148


a) Visi dan misi program studi,
b) Sasaran dan tujuan,
c) Mahasiswa,
d) Dosen dan tenaga pendukung,
e) Kurikulum,
f) Sarana dan prasarana, biaya dan sumber
dana/pendanaan.
2. Proses, mencakup komponen:
a) Tata pamong/governance,
b) Pengelolaan program,
c) Proses pemebelajaran,
d) Suasana akademik,
e) Penelitian dan tesi, dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Keluaran/hasil, mencakup komponen:
a) Lulusan, dan
b) Keluaran lainnya seperti (publikasi hasil
penelitian dan atau produk penelitian dalam
bentuk patent, rangcang bangun, prototip,
perangkat lunak, dan sebaginya).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 149


4. Balikan dan tindak lanjut, mencakup komponen
sistem informasi, dan sistem peningkatan serta
pengendalian mutu.74

Ringkasan:

Konsep jaminan mutu PT/Pendidikan Tinggi


merupakan cara mengatur semua kegiatan dan sumber
daya pendidikan yang diarahkan pada kepuasan
pelanggan. Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 53 UU
Dikti tentang SPM/Sistem Penjaminan Mutu, sistem
terdiri terdiri atas SPMI/Sistem Penjaminan Mutu
Internal dan SPME/Sitem Penjaminan Mutu Eksternal
atau akreditasi.
SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu
PT, setiap perguruan tinggi dapat mengembangkan
sendiri SPMI secara otonom atau mandiri. Untuk

74Ibid., hal. 12

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 150


mengembangkan SPMI yaitu dilakukan melalui 5 (lima)
langkah utama penetapan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaksanaan, pengendalian. Di dalam SPMI suatu
perguruan tinggi merupakan proses implementasi
Standar Nasional/SN Dikti dalam SPMI. Standar yang
harus digunakan didalam SPMI setiap PT adalah SN Dikti
yang terdiri atas SN Dikti yang ditetapkan oleh Menteri,
dan SN Dikti yang ditetapkan oleh setiap perguruan
tinggi dengan mengacu pada SN Dikti.
Memilih dan menetapkan sendiri standar mutu
perguruan tinggi untuk setiap kegiatannya, pemilihan
dan penetapan standar tersebut, meliputi sejumlah
aspek yang disebut butir mutu. Dikenal dengan beberapa
lingkup standar yang dirujuk oleh PT seperti SNP, Sistem
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi/SMP-PT, Badan
Akreditasi Nasional/BAN, maupun ASEAN University
Network Quality Assurance/AUN-QA.
Dengan demikian, penetapan dan pemenuhan
standar pengelolaan pendidikan tinggi merupakan
jaminan mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders
memperoleh kepuasan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 151


Bagian - 8
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
(SNP)

A. Standar Nasional Pendidikan


Standar nasional pendidikan menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Standar nasionlal pendidikan meliputi berbagai standar
yaitu; standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar pendidik dan tenaga pendidik, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilian.
Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai
dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 152


pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk watak serta peredaban bangsa yang
bermartabat. Untuk menjaga konsistensi dari fungsi dan
tujuan tersebut. Maka kurikulum, proses pembelajaran,
maupun sistem tata kelola secara keseluruhan harus
merujuk dan berpedoman pada standar nasional
pendidikan.
Yang dimaksud dengan kurikulum disini adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu,
merujuk pada standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, dan standar penilaian. Kerangka dasar
kurikulum yang dijadikan sebagai rambu-rambu dan yang
ditetapkan serta dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada
setiap satuan pendidikan tetap mengacu pada standar
tersebut. Secara operasional, kurikulum tingkat satuan
pendidikan disusun oleh satuan pendidikan dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 153


dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan
tersebut.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembelajaran, perlu adanya evaluasi, penilain dan
ulangan-ulangan. Yang dimaksud dengan evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan
dan penetapan mutu pendidikan terhadap beberapa
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidik, sedangkan penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengelolaan
informasi dalam ragka mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilain hasil belajar dapat
dilakukan dengan cara ulangan ujian.
Ulangan dilakukan dalam rangka mengukur hasil
belajar secara berkala. Yang dimaksud dengan ulangan
adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta
didik. Yang dimaksud dengan ujian menurut standar
nasional pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 154


untuk mengukur pencapain kompetensi peserta didik
sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari satuan pendidikan.
Dalam rangka membantu mendukung
terselenggaranya standar nasional pendidikan,
difungsikan berbagai lembaga pendidikan, seperti BSN,
LPMP, BAN-S/M, BAN-BNF, BAN-PT. Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri dan
independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional
pendidikan. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) adalah unit pelaksana teknis depertemen yang
berkedudukan diprovinsi dan bertugas untuk membantu
pemerintah daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan,
arahan, saran, dan bantuan teknis pada satuan
penddikan dasar dan menengah serta pendidikan non
formal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan
pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.
Untuk menilai ketercapaian kelembagaan atau
untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
sesuai dengan standar nasional pendidikan, dilakukan
evaluasi, akreditasi dan sertfikasi. Ditingkat sekolah,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 155


evaluasi dilakukan Oleh Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M). Badan akreditasi nasional
sekolah/madrasah adalah badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
jalur formal dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.
Untuk pendidikan nonformal, evaluasinya
dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan non
formal (BAN-PNF). Badan akreditasi nasional pendidikan
non formal adalah badan evaluasi mandiri yang
menetapkan kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan. Sedangkan untuk
perguruan tinggi, evaluasi dilakukan oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Badan
akreditasi perguruan tinggi adalah badan evaluasi
mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan peda jenjang pendidikan tinggi
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Untuk mengantisipasi terjadinya tuntutan
perubahan dan tentang masa depan, standar nasional

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 156


pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah,
dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan global. 75

B. Penerapan Standar Nasional Pendidikan


1. Standara Isi
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu, standar isi
memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kelender pendidikan/akademik.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang
dikembangkan dalam kurikulum pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian,

75Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal. 146-170

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 157


c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi,
d) Kelompok mata pelajaran estetika, dan
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan.

Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan


secara holistis sehingga masing-masing kelompok mata
pelajaran memengaruhi pemahaman dan/atau
penghayatan peserta didik. Semua kelompok mata
pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan
peserta didik. Semua kelompok mata pelajaran sama
pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah. Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A,
atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya
kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis,
kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
pada pendidikan formal atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 158


teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian pada pendidikan formal atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, ahklak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuruan, teknologi, informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 159


dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuruan, teknologi, informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran estetika pada
pendidikan formal atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pendidikan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan
muatan lokal yang relevan.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan pada pendidikan formal atau bentuk lain yang
sederajat dilaksankan melalui muatan dan/atau kegiatan
pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan,
ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
Kedalam muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 160


tingkat dan/atau semester sesuai standar nasional
pendidikan. Kompetensi tersebut terdiri atas standar
kompetensi dasar. Ketentuan mengenai kedalam muatan
kurikulum tersebut dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan peraturan menteri.

2. Standar Proses
Proses pembelajaran pendidikan memberikan
keteladanan. Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara intraktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, motivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemendirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik secara
pisikologis peserta didik.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilain hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan
dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 161


serta dilaksankan dengan memperhatikan jumlah
maksimal peserta didik per kelas dan beban belajar
maksimal per pendidik, rasio maksimal jumlah peserta
didik setiap pendidik.
Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai
teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang
harus dikuasai. Teknik penilaian tersebut dapat berupa
tes tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan
perseorangan atau kelompok. Untuk mata pelajaran
selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
teknik penilaian observasi secara individual sekurang-
kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.
Pengawasan proses pembelajaran meliputi
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
Standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian proses pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan Dengan peraturan menteri.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 162


3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan.
Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran dan mata kualiah atau kelompok mata kuliah.
Kompetensi lulusan untuk mata pembelajaran bahasa
menekankan pada kemampuan membaca dan menulis
yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Kompetensi
lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Standar kelulusan pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian akhlah mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan
pendidikan menengah umumnya dan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 163


keterampilan agar peserta didik dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Sementara itu, standar kompetensi lulusan pada
jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk
mempersiapkan para mahasiswa untuk menjadi anggota
masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki
pengetahuan, mengembangkan serta menerapkan ilmu,
teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah dan pendidikan nonformal di kembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri,
sedangkan standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi
ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud di atas adalah tingkat
pendidikan menimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 164


sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi
pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional; dan kompetensi sosial. Seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/atau sertifikasi keahlian
sebagaimana dimaksud di atas tetapi memiliki keahlian
khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat
menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan. Kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran sebagaimana di atas
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
peraturan menteri.
Pendidik dan pendidikan anak usia dini memiliki:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma
Empat (D-IV) atau Serjana (S1),
b) Latar belakang pendidikan tinggi dibidang
pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau
psikologi, dan
c) Sertifikasi profesi guru untuk PAUD.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 165


Pendidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang
sederajat memiliki:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma
(D-IV) atau Serjana (S1),
b) Latar belakang pendidikan tinggi dibidang
pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi,
dan
c) Sertifikasi profesi guru untuk SD/MI.
Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat memiliki:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma
(D-IV) atau Serjana (S1),
b) Latar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan, dan
c) Sertifikasi profesi guru untuk SMP/MTs.
Pendidikan pada SMA/MA atau bentuk lain yang
sederajat memiliki:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma
(D-IV) atau Serjana (S1),
b) Latar belakang pendidikan dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran, dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 166


c) Sertifikasi profesi guru untuk SMA/MA.
Pendidikan pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk
lain yang sederajat memiliki:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma
(D-IV) atau Serjana (S1),
b) Latar belakang pendidikan dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran, dan
c) Sertifikasi profesi guru untuk SDLB, SMPLB, dan
SMALB.
Pendidikan pada SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat memiliki:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma
(D-IV) atau Serjana (S1),
b) Latar belakang pendidikan dengan program
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran, dan
c) Sertifikasi profesi guru untuk SMK/MAK.

Pendidikan pada TK/RA sekurang-kurangnya terdiri


atas guru kelas penugasannya ditetapkan oleh masing-
masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.
Pendidikan pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas
guru kelas dan guru mata pelajaran pendidikan sesuai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 167


dengan keperluan. Guru mata pelajaran sebagaimana
dimaksud di atas sekurang-kurangnya mencakup guru
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
guru kelompok mata pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
Pendidikan pada SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat dan SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat
terdiri atas guru mata pelajaran yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai
dengan keperluan. Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk
lain yang sederajat terdiri atas guru mata pelajaran dan
instruktur bidang kejuruan yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai
dengan keperluannya.
Pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB terdiri atas
guru mata pelajaran dan pembimbing yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai
dengan keperluan.
Pendidikan pada satuan pendidikan Paket A, Paket
B, dan Paket C, terdiri atas tutor penanggungjawab mata
pembelajaran, dan narasumber teknis yang
penugasannya ditetapkan oleh masing-masing keperluan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 168


Pendidikan pada lembaga kursus dan pelatihan
keterampilan terdiri atas pengajar, pembimbing,
pelatihan atau instruktur, dan penguji.
Pendidikan pada pendidikan tinggi memiliki
kualifikasi pendidikan minimum:
a) Diploma Empat (D-IV) atau Serjana (S1) untuk
program diploma,
b) Lulusan program Migister (S2) untuk program
Serjana (S1),
c) Lulusan program Doktor (S3) untuk program Migister
(S2), dan program Doktor (S3).

Selain kualifikasi pendidik, khusus pendidikan pada


program vokasi harus memiliki sertifikasi kompetensi
sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan
yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Selain kualifikasi
pendidik, untuk program serjana pada program profesi
harus memiliki sertifikat kompetensi setelah serjana
sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan
yang sesuai oleh perguruan tinggi. Pendidikan kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 169


kewenangan mengajarnya, selain syarat tersebut,
menteri yang menangani urusan pemerintahan dibidang
agama dapat memberikan kriterian tambahan.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana
dan prasarana yang meliputi prabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana
yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pemimpin satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan
jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 170


Standar keragaman jenis peralatan laboratorium
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), labortorium bahasa,
laboratorium computer, laboratorium peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan
dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang
harus tersedia. Standar jumlah peralatan sebagai mana
dimaksud di atas dinyatakan dalam rasio minimal jumlah
peralatan per peserta didik.
Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam
jumlah judul dan jenis buku perpustakaan satuan
pendidikan. Standar jumlah buku teks pelajaran untuk
masing-masing mata pelajaran diperpustakaan satuan
pendidikan uantuk setiap peserta didik. Kelayakan isi,
bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran
dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan
menteri.
Standar sumber belajar lainya untuk setiap satuan
pendidikan dinyatakan dalam rasio jumlah sumber
belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis
sumber belajar dan karateristik satuan pendidikan.
Lahan sebagaiman dimaksud di atas digunakan untuk
bangunan satuan pendidikan, lahan praktik, lahan untuk

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 171


prasarana penunjang, dan lahan pertamanan untuk
menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang
secara ekologis nyaman dan sehat.
Standar lahan satuan pendidikan dinyatakan dalam
rasio luas lahan per peserta didik. Standar rasio luas
ruang kelas per peserta didik dan standar rasio luas
bangunan per peserta didik dirumuskan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan peraturan menteri.
Standar kuliafikasi bangunan minimal pada satuan
pendidikan dasar dan menengah adalah kelas B. standar
kualifikasi bangunan minimal pada satuan pendidikan
tinggi adalah kelas A. pada daerah rawan gemapa bumi
atau tanahnya labil, bangunan satuan pendidikan harus
memenuhi ketentuan standar bangunan tahan gempa.
Standar kualitas bangunan satuan pendidikan
sebagaimana diatas mengacu pada ketetapan menteri
yang menangani urusan pemerintah dibidang pekerjaan
umum.
Satuan pendidik yang memiliki peserta didik,
pendidik, dan atau lembaga kependidikan yang
memerlukan layanan khusus wajib menyediakan akses
kesarana dan prasarana sebagai mana di atas

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 172


dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan
peraturan menteri. Pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan menjadi tanggungjawab satuan pendidikan
yang bersangkutan. Pemeliharaan dilakukan secara
berkala dan berkesinambungan dangan memperhatikan
masa pakai ditetapkan dengan peraturan menteri.

6. Standar Pengelolaan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah merapkan manajemen
berbasis sekolah yang ditunjukkan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas,
pengelolan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
tinggi menerapakan otonomi perguruan tinggi yang dalam
batas-batas yang diatur dalam per undang-undang yang
berlaku memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional,
personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelolaan
lainnya yang diataur oleh masing-masing perguruan
tinggi.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 173


Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang
kepala satuan sebagai penanggunjawab pengelolaan
pendidikan. Dalam malaksanakan tugasnya kepala satuan
pendidikan SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang
sederajat, dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
satuan pendidikan. Pada satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat, kepala satuan pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu minimal tiga wakil
kepala satuan pendidikan yang masing-masing secara
berturut-turut membidangi akademik, sarana dan
prasarana, serta kesiswaan.
Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan
dasar dan menengah dibidang akademik dilakukan oleh
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala satuan
pendidik. Pengambilan keputusan pada satuan
pendidikan dasar dan menengah dibidang non akademik
dilakukan oleh komite sekolah/madrasah yang dihadiri
oleh kepala satuan pendidikan. Rapat dewan pendidik
komite sekolah/madrasah dilaksanakan atas prinsip
musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan
mutu satuan pendidikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 174


Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman
yang mengatur tantang hal-hal berikut:
a) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus,
b) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan
seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama
satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan,
dan mingguan,
c) Sturuktur organisasi satuan pendidikan (pedomannya
diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan
ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan,
d) Pembagian tugas diantara pendidik,
e) Pemabagian tugas diantara tenaga kependidikan,
f) Peraturan akademik,
g) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal
meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan,
dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana; (pedoman
ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah
memepertimbangkan masukan dari rapat dewan
pendidik dan komite sekolah/madrasah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 175


h) Kode etik hubungan atara sesama warga didalam
lingkungan satuan pendidikan dan hungan antara
warga satuan pendidikan dimasyarakat.
i) Biaya operasional satuan pendidikan (pedoman
diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan
ditetapakan oleh kepala satuan pendidikan, dan
j) Pedoman tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) butir a, b, c, d, e, f, dan h diputuskan oleh rapat
dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala satuan
pendidikan.

a. Rencana kerja sekolah


Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar
rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci
dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan
yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
Rencana kerja tahunan sebagai dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
1) Kelender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal
pembelajaran,
2) Ulangan, ujian, kegiatan ekstra kurikuler, dan hari
libur.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 176


3) Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan untuk tahun ajaran baru berikutnya,
4) Mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan
pada semester gasal, semester genap, dan semester
pendek bila ada.
5) Penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata
kuliah dan kegiatan lainnya,
6) Buku teks pembelajaran yang dipakai pada masing-
masing mata pelajaran,
7) Jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pembelajaran,
8) Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal
bahan habis pakai.
9) Program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga
kependidikan yang meliputi sekurang-kuarngnya
jenis, durasi, peserta, dan penyelenggaraan
program.
10) Jadwal rapat dewan pendidik, rapat konsultasi
satuan pendidikan dengan orang tua/wali peserta
didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite
sekolah/madrasah untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 177


11) Jadwal rapat dosen dan rapat senat akademik untuk
jenjang pendidikan tinggi.
12) Masa kerja satu tahun,
13) Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan
kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun tekhir.

Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah,


rencana kerja pada sekolah harus disetujui rapat dewan
pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari
komite sekolah/madrasah. Untuk jenjang pendidikan
tinggi, rencana kerjanya harus disetujui oleh lembaga
berwenang sebagaimana diatur oleh masing-masing
perguruan tinggi sesuai ketentuan per undang-undagan
yang berlaku.
Pengelolaan pendidikan dilaksanakan mandiri,
efisien, efektif, dan akuntabel. Pelaksanaan pengelolaan
satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tidak sesuai dengan rencana kerja
tahunan sebagai mana dimaksud diatas harus mendapat
persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite
sekolah/madrasah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 178


Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah,
dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan
kepada rapat dewan pendidik dan komite
sekolah/madrasah.
Pelaksanaan pengelolan satuan pendidikan
untuk jenjang pendidikan tinggi yang tidak sesuai dengan
rencana kerja tahunan sebagai mana dimaksud di atas
harus mendapat persetujuan dari lembaga berwenang
sebagai mana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi
sesuai ketentuan per undang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi dipertanggungjawabkan oleh
kepala satuan pendidikan kepada lembaga berwenang
sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengawas satuan pendidikan


Pengawas satuan pendidikan meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil
pengawasan. Pemantauan dilakukan oleh pimpinan
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah atau

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 179


bentuk lain dari lemabaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan
untuk menilai efisien, efektivitas, dan akuntabilits
satuan pendidikan.
Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan
akademik dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan
pendidikan dan kepala satuan pendidikan. Laporan
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, dan pengawas atau penilik satuan
pendidikan.
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
laporan oleh pendidik ditujuakan kepada pimpinan
satuan pendidikan dan orang tua/wali peserta didik,
berisi hasil evaluasi dan penilain dimaksud di atas
dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
Laporan oleh kependidikan ditujukan kepada pimpinan
satuan pendidik, berisi pelaksanaan teknis dari tugas
masing-masing dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap
akhir semester.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 180


Untuk pndidikan dasar dan menengah, laporan
oleh pimpinan satuan pendidikan ditujukan kepada
komite sekolah/madrasah dan pihak-phak lain yang
berkepentingan, yang berisi hasil evaluasi dan dilakukan
sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
Untuk pendidikan dasar dan menengah, dan non
formal, laporan oleh pengawas atau penilik satuan
pendidikan ditujukan kepada Bupati/Walikota melalui
Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dibidang
pendidikan dan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Untuk pendidikan dasar dan menengah keagamaan,
laporan oleh pengawas satuan pendidikan ditujukan
kepada kantor Depertemen Agama Kabupaten/Kota dan
stuan pendidikan yang bersangkutan.
Untuk jenjang pendidikan tinggi, laporan oleh
kepala satuan pendidikan dutujukan kepada menteri,
berisi hasil evalusi dan dilakukan sekurang-kurangnya
setiap akhir semester. Setiap pihak yang menerima
laporan sebagaimana yang dimaksud di atas wajib
menindak lanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan
mutu satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi
atas pelanggaran yang ditemukan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 181


7. Standar Pembiayaan
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya
investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Berikut
uraiannya:
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pemebelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
Biaya operasi stuan pendidikan meliputi:
a) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai.
b) Biaya pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana,
uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya, dan
c) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan
dengan peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 182


8. Standar Penilain Pendidikan
Penilain pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik,
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
c) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Penilain pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi


terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik dan
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilain pendidik pada jenjang pendidikan tinggi diatur
oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik


Penilain hasil belajar oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan
harian, ulangan semesteran, ulangan akhir semesteran,
dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian sebagaiman dimaksud digunakan untuk:
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 183


2) Bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar,
dan
3) Memeperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia serta mata pelajaran kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
1) Pengamatan terhadap perubahan prilaku dan sikap
untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian
peserta didik, dan
2) Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk
mengukur aspek kognitif peserta didik.

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran


ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan,
penugasan dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan
karekteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar
kelompok estetika dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta
didik.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan dilakukan melalui:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 184


1) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap
untuk menilai perkembangan psikomotorik dan
afeksi peserta didik, dan
2) Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur
aspek kognitif peserta didik.

Untuk pendidikan dasar dan menengah, BSNP


menerbitkan panduan penilaian untuk:
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian,
3) Kelompok mata pelajaran pengetahuan dan
teknologi,
4) Kelompok mata pelajaran sestetika, dan
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan.

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan


Penilain hasil belajar oleh satuan pendidikan
sebagai mana dimaksud bertujuan menilai hasil
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua
mata pelajaran. Penilain hasil belajar dimaksudkan untuk

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 185


semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan merupakan penilain akhir untuk
menentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.

c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah


Penilain hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam
pasal 63 ayat (1) butir c, Nomor 19 Tahun 2005 bertujuan
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan
dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian nasional
dilakukan secara objektif, berkeadilan, dan akuntabel.
Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu
kali dan sebanyak-bayaknya dua kali dalam satu tahun
pelajaran. Pemerintah menugaskan BSNP untuk
menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti oleh
peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal
pendidikan dasar dan menegah dan jalur nonfromal

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 186


kesetaraan. Dalam penyelenggaraan ujian nasional, BSNP
bekerja sama dengan instansi terkait dilingkungan
pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan. Ketentuan
mengenai ujian nasional diatur lebih lanjut dengan
peraturan menteri.
Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk:
1) Pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikan,
2) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
3) Penetuan kelulusan peserta didik dari program
dan/atau satuan pendidikan, dan
4) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan.

Setiap peserta didik wajib mengikuti satu kali


ujian nasional tanpa dipungut biaya. Peserta didik
pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional
setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP.
Peserta ujian nasional memperoleh surat keterangan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 187


hasil ujian nasional yang diterbitkan oleh satuan
pendidikan penyelenggaraan ujian nasional.
Ujian nasional pada jenjang pendidikan
SD/MI/SDLB, atau bentuk lain yang sederajat mencakup
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Pada program paket A, ujian
nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Ujian nasional pada jenjang pendidikan
SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat
mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahsa
Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Pada Program Paket B, ujian nasional mencakup mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pada SMA/MA/SMALB, atau bentuk lain yang
sederajat mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran yang
menjadi ciri khas program pendidikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 188


Pada jenjang SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran
kejuruan yang menjadi ciri khas program pendidikan.
Pada Program Paket C, ujian nasional mencakup mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
dan mata pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas
program pendidikan.76

d. Kelulusan
Peserta didika dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilain akhir
untuk seluruh mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelomok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan.

76
Ibid., hal. 170-182

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 189


3) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
4) Lulus ujian nasional. Kelulusan peserta didik dari
stuan pendidikan di tetapkan oleh satuan pendidikan
yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
peraturan menteri.

C. Evaluasi Pendidikan
Evalusi pendidikan meliputi:
1) Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh
satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
2) Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah
(evaluasi ini dilakukan oleh menteri terhadap
pengelolaan, satuan, jalur, jenjang dan jenis
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi secara
berkala. Evaluasi dilakukan oleh menteri yang
menengani urusan pemerintahan dibidang agama
terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 190


pendidikan pada pendidikan keagamaan secara
berkala).
3) Evaluasi kinerja pendidik oleh Pemerintah Daerah
Provinsi (evaluasi dilakukan terhadap pengelola,
satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan pada
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan noformal, termasuk pendidikan
anak usia dini secara berkala).
4) Evaluasi kinerja pendidikan oleh Pemerintah
Daerah/Kota, (evaluasi dilakukan terhadap
pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan non formal, termasuk pendidikan
anak usia dini secara berkala).
5) Evaluasi dilakukan oleh lembaga mandiri yang
dibentuk masyarakat atau organisasi profesi untuk
menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
6) Evaluasi oleh satuan pendidikan pada setiap akhir
semester, evaluasi sekurang-kuarangnya meliputi;
(a) tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan, (b) pelaksanaan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan kegiatan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 191


ekstrakurikuler, (c) hasil belajar peserta didik, dan
(d) realisasi anggaran.

Evaluasi sebagaimana dimaksud dilaporkan kepada


pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi terhadapa
pengelola dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali,
evaluasi terhadap pengelolaan tersebut mencakup
sekurang-kurangnya:
1) Tingkat evaluasi pendidikan terhadap visi, misi,
tujuan, dan pradigma pendidikan nasional.
2) Tingkat evaluasi satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat akan
sumber daya manusia yang bermutu dan komfetitif.
3) Tingkat pencapaian standar nasional pendidikan
oleh satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
4) Tingkat efisiensi dan produktivitas satuan, jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.
5) Tingkat daya saing satuan jalur, jenjang dan jenis
pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional
dan global. Hasil evaluasi dilaporkan kepada
menteri. Atas dasar evaluasi tersebut menteri

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 192


melukan evaluasi komprehensif untuk menilai hal-
hal berikut.

1. Relevansi Pendidikan
Pemerintah dapat melakukan evaluasi terhadap
tingkat relevansi pendidikan dengan kebijakan yang telah
ditetapkan, antara lain:
a) Tingkat relevansi pendidikan nasional terhadap visi,
misi, tujuan, dan pradigama pendidikan nasional.
b) Tingkat relevansi pendidikan nasional terhadap
kebutuhan masyarakat akan sumber daya manusia
yang bermutu dan berdaya saing,
c) Tingkat mutu dan daya saing pendidikan nasional,
d) Tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan,
dan
e) Tingkat efisiensi, produktivitas, dan akuntabilitas
pendidikan nasional.

Evaluasi dilakukan oleh lembaga evaluasi mandiri


yang ditentuk masyarakat. Evaluasi tersebut dilakukan
secara berkala, menyeluruh transparan dan sistematik.
Evaluasi tersebut ditujukan unuk menentukan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 193


pencapaian standar nasional pendidikan oleh peserta
didik, program dan/atau satuan pendidikan. Evaluasi
tersebut dilakukan secara mandiri, objektif, dan
profesional.
Untuk mengukur dan menilai pencapaian standar
nasional pendidikan oleh peserta didik dan program
dan/atau satuan pendidikan, masyarakat dapat
membentuk lembaga evaluasi mandiri. Kelompok
masyarakat yang dapat membentuk lembaga mandiri
adalah kelompok masyarakat yang memiliki kompetensi
untuk melakukan evaluasi secara profesional,
independen, dan mandiri.

2. Akreditasi
Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.
Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud dapat
pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk melakukan
akreditasi.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 194


Akreditasi ditetapkan sebagai bentuk akuntabilitas
publik yang dilakukan secara objektif, adil, transparan
dan komprehensif dengan menggunakan instrument dan
kriteria yang mengacu kapada standar nasional
pendidikan.
Akreditasi oleh pemerintah dilaksanakan oleh:
a) BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan
pendidikan-pendidikan jalur formal pada jenjang
pendidikakan dasar dan menengah,
b) BAN-PT terhadap program dan/atau satuan
pendidikan jenjang pendidikan tinggi, dan
c) BAN-PNF terhadap program dan/atau satuan
pendidikan jalur non formal.

Dalam melaksanakan akreditasinya, BAN-S/M


dibantu oleh badan akreditasi provinsi yang dibentuk
oleh Gubernur. Badan akreditasi tersebut berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada menteri. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, badan akreditasi
bersifat mandiri. Ketentuan mengenai badan akreditasi
diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri. Lembaga

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 195


mandiri dapat melakukan fungsinya setelah mendapat
pengakuan dari menteri.
Untuk meperoleh pengakuan tersebut, lembaga
mandiri wajib memenuhi persyaratan sekurang-
kurangnya:
a) Berbadan hukum Indonesia bersifat nirlaba.
b) Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman dibidang
evaluasi pendidikan, dan
c) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri
diatur dengan peraturan menteri.

3. Sertifikasi
Pencapaian kompetensi akhir peserta didik
dinyatakan dalam dokumen ijazah dan/atau sertifikat
kompetensi. Ijazah tersebut diterbitkan oleh stuan
pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan
tinggi sebagai tanda bahwa peserta didik yang
bersangkutan telah lulus dari satuan pendidikan.
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
ijazah sekurang-kurangnya berisi hal-hal dibawah ini:
a) Identitas peserta didik,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 196


b) Pernyatan bahwa peserta didik yang bersangkutan
telah lulus dari penilaian akhir satuan pendidikan
besarta daftar nilai mata pelajaran yang ditempuh,
c) Pernyatan tentang status kelulusan peserta didik
dari ujian nasional beserta daftar nilai mata
pelajaran yang diujikannya, dan
d) Pernyatan bahwa peserta didik yang bersangkutan
telah memenuhi seluruh kriteria dan dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan.

Pada jenjang pendidikan tinggi, ijazah sekurang-


kurangya berisi identitas peserta didik dan pernyataan
bahwa peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi
seluruh kriteria dan dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan. Sertifikat kompetensi sebagaimana
diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau oleh lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh
organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah sebagai
tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus
untuk ujian kompetensi.
Sertifikasi kompetensi sekurang-kurangnya berisi:
a) Identitas peserta didik,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 197


b) Pernyatan bahwa peserta didik yang bersangkutan
telah lulus uji kompetensi untuk semua mata
pelajaran atau mata kuliah keahlian yang
dipersyaratkan dengan nilai yang memenuhi syarat
sesuai dengan ketentuan berlaku, dan
c) Daftar semua mata pelajaran atau mata kuliah
keahlian yang telah ditempuh uji kompentensinya
oleh peserta didik beserta nilai akhirnya.

Peserta didik pendidikan informal dapat


memperoleh sertifikat kompetensi yang setara dengan
sertifikat kompetensi dari pendidikan formal setelah
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga
sertifikasi mandir/fropesi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Peserta didik pendidikan informal dapat
memperoleh ijazah yang setara dengan ijazah dari
pendidikan dasar dan menengah jalur formal setelah
lulus ujia kompetensi dan ujian nasional yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 198


4. Penjaminan Mutu
Setiap pendidikan pada jalur formal dan non
formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi
atau melampaui standar nasional pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara
bertahap, sistematis dan terencana dalam suatu program
penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka
waktu yang jelas. Menteri yang menangani urusan
pemerintahan dibidang agama mensupervisi dan
membantu satuan pendidikan keagamaan melakukan
penjaminan mutu.
Pemerintah provinsi mensupervisi dan membantu
satuan pendidikan yang berada dibawah kewanangannya
untuk menyelenggarakan atau mengatur
penyelenggraannya dalam melakukan penjaminan mutu.
Pemerintah Kabupaten/Kota mensupervisi dan
membantu satuan pendidikan yang berada dibawah
kewenangannya untuk menyelenggarakan atau mengatur
penyelenggraannya dalam melakukan penjaminan mutu.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 199


BAN-S/M, BAN-PNF, dan BAN-PT memberikan
rekomendasi penjaminan mutu pendidikan kepada
program dan/atau satuan pendidikan yang terakreditasi,
dan kepala pemerintah dan pemerintahan daerah. LPMP
mensupervisi dan membantu satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam
melakukan upaya penjaminan mutu pendidikan.
Dalam melaksanakan tugasnya, LPMP bekerjasama
dengan pemerintah daerah dengan perguruan tinggi.
Menteri menerbitkan program penjaminan mutu satuan
pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur
pendidikan. Penyelenggaraan satuan pendidikan yang
tidak mengacu pada standar nasional pendidikan ini
dapat memperoleh pengakuan dari pemerintah atas
dasar dari rekomendasi BSNP.

D. Ketentuan Peraliahan PP 19/2005


Pada saat berlakunya peraturan pemerintah ini:
1) Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS), Badan
Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN-PT) panitia
nasional Penilaian Buku Pelajaran (PNBP) masih
tetap menjalankan tugas dan fungsinya sampai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 200


dibentuknya badan baru berdasarkan peraturan
pemerintah,
2) Satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan
ketentuan peraturan pemerintah ini paling lambat 7
(tujuh) tahun,
3) Standar kulaifikasi pendidik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 29 berlaku efektif sepenuhnya 15 (lima
belas) tahun sejak ditetapkan peraturan pemerintah
ini,
4) Ujian nasional peserta didik SD/MI/SDLB mulai
dilaksanakan 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan
peranturan pemerintah ini, dan
5) Penyelenggaraan ujian masional dilaksanakan oleh
pemerintah sebelum BSNP menjalankan tugas dan
wewenangnya berdasarkan peraturan pemerintah
ini.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 201


Ringkasan:

Standar nasionlal pendidikan meliputi berbagai


standar yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar pendidik dan tenaga pendidik,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilian. Dalam rangka
membantu menerapkan dan mendukung
terselenggaranya standar nasional pendidikan,
difungsikan berbagai lembaga pendidikan, seperti BSN,
LPMP, BAN-S/M, BAN-BNF, BAN-PT. Badan standar
nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri dan
independen yang bertugas mengembangkan, memantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional
pendidikan.
Untuk menilai ketercapaian kelembagaan atau
untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
sesuai dengan standar nasional pendidikan, dilakukan
evaluasi, akreditasi dan sertifikasi. Ditingkat sekolah,
evaluasi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M). Untuk pendidikan non

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 202


formal, evaluasinya dilakukan oleh Badan Akreditasi
Nasional Pendidikan non formal (BAN-PNF). Sedangkan
untuk perguruan tinggi, evaluasi dilakukan oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Untuk mengantisipasi terjadinya tuntutan
perubahan dan tentang masa depan, standar nasional
pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah,
dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan global.
Pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
akreditasi dilakukan oleh pemerintah secara objektif,
adil, transparan dan komprehensif dengan menggunakan
instrument dan kriteria yang mengacu kapada standar
nasional pendidikan.
Sedangkan sertifikasi dinyatakan dalam dokumen
ijazah dan/atau sertifikat kompetensi. Sertifikasi
diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau oleh lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh
organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah sebagai
tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus
untuk ujian kompetensi.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 203


Bagian - 9
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIK
DAN PESERTA DIDIK

A. Manajemen Pendidik
1. Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru menjadi perhatian secara
global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan
hanya memberikan informasi-informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk
sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetisi. Tuntutan kehadiran guru yang
profesional tidak pernah surut. Karena dalam proses
kemanusiaan dan pemanusiaan, ia hadir sebagai subjek
paling diandalkan, yang sering kali disebut sebagai
“Oemar Bakri”.77

77Oemar Bakri adalah seorang ulama Minangkabau. Ia berkiprah


dibidang pendidikan dan politik. Ia mendirikan Sekolah Tinggi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 204


Guru sebagai pendidik profesional mempunyai
citra yang baik di masyarakat apabila dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa layak menjadi
panutan sekelilingnya, masyarakat terutama akan
melihat sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari. Untuk
menciptakan seorang guru yang profesional dalam
melahirkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia perlu dijelaskan dalam paper ini dari sudut
profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas
78
sumber daya manusia.
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (4),
pengertian profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu/norma tertentu serta memperlukan pendidikan
profesi.

Agama Islam di Pariangan dan setelah kemerdekaan


menjadi anggota Konstituante dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah.
78
Yusutria, Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia, (Jurnal Curricula: Program
Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat,
Vol 2, No. 1, 2017), hal. 40

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 205


2. Kompetensi Tenaga Pendidik
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional
untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
dengan kondisi yang diharapkan. Sedangkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Dijelaskan bahwa,
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
Menurut Oemar, memberikan isyarat agar guru
dalam bekerja dapat melaksanakan fungsinya dan tujuan
sekolah, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi
yaitu (a) guru tersebut mampu melaksanakan peranan-
peranannya secara berhasil, (b) guru tersebut mampu
bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(instruksional) sekolah, dan (c) guru tersebut mampu
melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan
belajar dalam kelas.
Dalam kaitan ini, kompetensi mengacu pada
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh
melalui pendidikan kompetensi guru menunjuk kepada

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 206


performance dan perbuatan yang rasional untuk
memenuhi spesifikasi tertentu didalam melaksanakan
tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena
memiliki arah dan tujuan, sedangkan performance
merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat
diamati, tetapi mencangkup sesuatu yang tidak kasat
mata. Kompetensi merupakan komponen utama dari
standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi
perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan
sistem pengawasan tertentu.
Kompetensi diartikan sebagai perangkat perilaku
efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi,
menganalisis dan memikirkan, serta memberikan
perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan
seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi
standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 207


pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi
profesionalisme.79
Pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompentensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud di atas adalah tingkat
pendidikan menimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi (a) kompetensi
pedagogis, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi
profesional, dan (d) kompetensi sosial.
Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau
sertifikasi keahlian sebagaimana dimaksud di atas tetapi
memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji

79Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2003), hal. 38

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 208


kelayakan dan kesetaraan. Kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana di
atas dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
peraturan menteri.80

3. Tugas dan Kewajiban Hak Pendidik


a. Tugas pendidik
Tugas pendidik UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi.
Menurut Supardi dikutip oleh Kristiawan,
menyebutkan tugas seorang pendidik terdiri atas
81
beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1) Tugas guru sebagai profesi. Tugas ini menenutut
kepada guru untuk mengembangkan potensi
profesionalisme diri sesuai perkembangangan ilmu

80Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hal. 161
81Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 61

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 209


pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar,
dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai
profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.
Tugas guru sebagai pelatih adalah mengembangkan
keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan
demi masa depan anak didik.
2) Tugas guru di bidang kemanusiaan. Tugas guru di
bidang kemanusiaan adalah sebagai orang tua kedua
di sekolah. Sebagai orang tua di sekolah, guru harus
tampil sebagai idola yang dapat menarik simpati
siswa. Guru harus dapat memotivasi siswanya untuk
secara aktif melakukan kegiatan belajar di kelas
maupun diluar kelas, serta secara mandiri di rumah.
3) Tugas guru di bidang kemasyarakatan. Tugas guru di
bidang kemasyarakatan adalah mendidik dan
mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara
yang bertanggungjawab dan menjunjung tinggi nilai
moral, sosial maupun keagamaan dan menjadikan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 210


anggota masyarakat sebagai insan pembangun.
Masyarakat memerlukan sumbangsih guru dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat, dan sampai sekarang
masih menempatkan guru sebagai sosok yang di
depan memberikan teladan, di tengah-tengah
membangun dan di belakang memberikan motivasi
(ing ngarso sungtulodo, ing madyo mangon karso,
tut wuri handayani).

b. Kewajiban pendidik
Kewajiban pendidik dalam UU Nomor 20 Tahun
2003 antara lain (1) menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis; (2) mempunyai komitmen secara profesional
untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) memberi
teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 211


c. Hak pendidik
Hak pendidik dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
adalah (1) penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial
yang pantas dan memadai, (2) penghargaan sesuai
dengan tugas dan prestasi kerja, (3) pembinaan karier
sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas, (4)
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak
atas hasil kekayaan intelektual, dan (5) kesempatan
untuk menggunakan sarana, prasarana, dan/atau
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.

4. Peran Pendidik
Berikut adalah peranan guru dalam nuansa
pendidikan yang ideal diantaranya:
a. Guru sebagai pendidik
Sebagai pendidik guru merupakan teladan,
panutan dan tokoh yang akan diidentifikasi oleh peserta
didik. Kedudukan sebagai pendidik menuntut guru untuk
membekali diri dengan pribadi yang berkualitas berupa
tanggungjawab, kewibawaan, kemandirian, dan
kedisiplinan. Guru yang bertanggungjawab adalah guru

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 212


yang mengetahui, memahami nilai-nilai, norma
(kesusilaan, kesopanan, moral, sosial, maupun
keagamaan) dan selalu berusaha untuk menyesuaikan
segala tindakan dan perilakunya sesuai dengan nilai dan
norma tersebut.
Guru bertanggungjawab atas segala tindakannya
kepada stakeholder pendidikan dan Tuhan Yang Maha
Esa atas segala pekerjaan yang dilakukannya baik
didalam maupun luar kelas. Guru yang berwibawa
adalah guru yang memiliki kelebihan dalam
mengaktualisasikan nilai spiritual, moral, sosial,
rasional, dan intelektualitas dalam kepribadiannya serta
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi dan
menggerakkan siswa untuk melakukan pembelajaran.
Berkaitan dengan kewibawaan, guru harus dapat
mengambil keputusan secara mandiri, cepat, tepat
waktu, tepat dalam rangka pencapaian kompetensi
lulusan, satuan pendidikan, mata pelajaran, standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Guru harus disiplin
dalam mentaati aturan dan kode etik karena salah satu

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 213


tugas guru adalah menjadikan peserta didik
82
berdisiplin.

b. Guru sebagai pengajar


Peran guru sebagai pengajar seiring dengan
perkembangan zaman adalah lebih menuntut guru
berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran
yang menuntut guru merancang kegiatan pembelajaran
yang mengarahkan peserta didik melakukan kegaiatn
pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar
dengan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.

c. Guru sebagai pembimbing


Sebagai pembimbing, guru mendampingi dan
memberikan arahan kepada siswa berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan pada diri siswa baik
meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor
serta pemberian kecakapan hidup baik akademik,
vokasional, sosial maupun spiritual.

82Ibid., hal. 62

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 214


d. Guru sebagai pelatih
Dalam memberikan pelatihan, guru harus
memerhatikan kompetensi dasar yang hendak dicapai,
materi pelajaran, latar belakang budaya, dan lingkungan
tempat siswa tinggal. Namun demikian, dalam
pemberian latihan kepada siswa tetap harus ditekankan
bahwa siswa harus dapat melakukan dan menemukan,
serta dapat menguasai secara mandiri keterampilan-
keterampilan yang dilatihkan.

e. Guru sebagai penasihat


Peran guru sebagai penasehat tidak hanya
terbatas terhadap siswa tetapi juga terhadap orang tua.
Dalam menjalankan perannya sebagai penasehat, guru
harus dapat memberikan konseling sesuai dengan apa
yang dibutuhakn siswa, dan memberikan solusi terhadap
masalah-masalah yang dihadapi.
Untuk menjadi seorang penasehat, guru harus
dapat menumbuhkan kepercayaan siswa terhadap
dirinya. Karenanya guru harus bertindak arif dengan
merahasiakan segala apa yang sedang dihadapai siswa-
siswinya khususnya yang bersifat pribadi yang dibawakan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 215


siswa kepadanya. Guru harus membekali diri dengan
ilmu psikologi secara umum, maupun psikologi
perkembangan serta ilmu kesehatan mental. Tujuan
memberikan nasehat kepada siswa adalah untuk
menjadikan siswa semakin dewasa yang dapat
memutuskan sendiri apa yang harus dilakukan terhadap
permasalahan yang sedang dihadapinya.

f. Guru sebagai model dan teladan


Dengan keteladanan yang diberikan orang-orang
menempatkan ia sebagai figur yang dijadikan teladan.
Sifat-sifat positif yang ada pada guru merupakan modal
yang dapat dijadikan sebagai teladan, seperti
bertanggungjawab dan sebagainya. Guru, harus mampu
meminimalisir sifat-sifat dan perilaku negatif yang ada
pada dirinya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru
sebagai teladan dalam menjalankan tugasnya yaitu (1)
berbicara dan memiliki gaya bicara yang efektif dan
lugas; (2) memiliki etos kerja yang tinggi, selalu
berpakaian rapi dan menarik; (3) dapat membina
hubungan kemanusiaan dengan siswa, guru, kepala

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 216


sekolah serta masyarakat sekitar sekolah dan tempat
tinggal; (4) berpikir logis, rasional, kreatif dan inofatif;
dan (5) cepat dan tegas dalam mengambil keputusan,
menjaga kesehatan fisik, mental, sosial dan rohani.

g. Guru sebagai korektor


Guru sebagai korektor dimana guru harus
membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan
dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa
dan watak anak didik. Bila hal ini dibiarkan, berarti guru
telah mengabaikan perannya sebagai korektor, yang
menilai dan megoreksi semua sikap, tingkah laku, dan
perbuatan anak didik.
Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap
anak didik tidak hanya di sekolah, tetapi diluar sekolah
pun harus dilakukan. Sebab, tidak jarang pelanggaran
terhadap norma-norma susila, moral, sosial, dan agama
yang hidup di masyarakat, lepas dari pengawasan.
Kurangnya pengertian anak didik terhadap perbedaan
nilai kehidupan menyebabkan anak didik mudah larut di
dalamnya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 217


h. Guru sebagai orginisator
Guru sebagai organisator adalah sisi lain dari
peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini
guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, membuat
dan melaksanakan program pembelajaran, menyusun
tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan
sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga
mencapai efektifitas dan efisien dalam belajar pada diri
anak didik.

i. Guru sebagai motivator


Guru sebagai motivator hendaknya dapat
mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.
dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak
didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.
Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan anak didik. Peranan guru
sebagai motivator sangat penting dalam interaksi
edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik
yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut
performance dalam personalisasi dan sosialisasi sosial.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 218


j. Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator berarti guru hendaknya
dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
memudahkan kegiatan belajar anak didik. Oleh karena
itu, menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas
dengan bantuan tenaga pendidik, sehingga akan tercipta
lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
Guru sebagai fasilitator tidak hanya terbatas
menyediakan hal-hal yang sifatnya fisik, tetapi lebih
penting lagi adalah bagaimana memfasilitasi peserta
didik agar dapat melakukan kegiatan dan pengalaman
belajar serta memperoleh keterampilan hidup. Tugas
fasilitator ini dapat dilaksanakan antara lain dengan
membuat program-program dan mengimplementasi-
kannya dengan prinsip pembelajaran aktif, edukatif,
kreatif, dan menyenangkan.

k. Guru sebagai pengelola kelas


Guru sebagai pengelola kelas hendaknya dapat
mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah
tempat perhimpunan semua anak didik dan guru dalam
rangka transfer bahan pelajaran dari guru. Tujuan dari

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 219


pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik
dan optimal. Maksud pengelolaan kelas adalah agar anak
didik senang berada dan tinggal di kelas dengan motivasi
yang tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya.

l. Guru sebagai mediator


Sebagai mediator hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik
media non material maupun material. Sebagai mediator,
guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses
belajar anak didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan
sebagai penengah, sebagai pengatur lalu lintas jalannya
diskusi. Sebagai mediator, guru berperan menjadi
penghubung antara dirinya sendiri dengan siswa, siswa
dengan bahan ajar, siswa dengan sumber belajar serta
siswa dengan siswa lainnya dalam interaksi
pembelajaran.

m. Guru sebagai evaluator

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 220


Guru sebagai evaluator dituntut untuk menjadi
seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik.
Berdasarkan hal ini, guru harus memberikan penilaian
dalam dimensi yang luas. Jadi, pada hakikatnya
penilaian itu diarahkan pada perubahan kepribadian
anak didik agar menjadi manusia yang cakap dan
terampil. Guru tidak hanya menilai produk hasil
pengajaran, tetapi juga nilai proses jalannya
pengajaran. Dari kedua kegiatan ini akan mendapatkan
umpan balik/feedback tentang pelaksanaan interaksi
edukatif yang telah dilakukan.83

B. Manajemen Peserta Didik


1. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Banyak istilah yang dipakai untuk menyebut
peserta didik misalnya, pada TK/RA disebut anak didik
PP. Nomor 27 Tahun 1990. Selanjutnya pada pendidikan
dasar SD/MI dan menengah SMP,SMA/MA/K disebut siswa
PP. Nomor 28-29 Tahun 1990. Sementara pada

83
Ibid., hal. 66

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 221


perguruan tinggi disebut mahasiswa PP. Nomor 30 Tahun
1990, dan juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti
murid, subjek didik, anak didik, pelajar dan sebagainya.
Ada lima kriteria peserta didik yaitu (a) peserta
didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki
dunianya sendiri, (b) peserta didik memiliki periodesasi
perkembangan dan pertumbuhan, (c) peserta didik
adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu
baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun faktor
lingkungan di mana ia berada, (d) peserta didik memiliki
dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani
memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal,
hati nurani dan nafsu, dan (e) peserta didik adalah
manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Dengan demikian, manajemen peserta didik dapat
dikatakan sebagai suatu proses pengaturan atau
pengelolaan terhadap peserta didik (dengan berbagai
kebutuhan, kompetensi, keunikan, serta dimensi-
dimensi yang dimilikinya) yang sedang mengikuti
program pendidikan pada sekolah/madrasah atau
jenjang pendidikan tertentu. Proses pengaturan atau

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 222


pengelolaan peserta didik tersebut dilakukan melalui
empat fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
actuating, dan controlling.
Manajemen peserta didik/pupil personnel-
administration adalah suatu layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan
siswa di kelas dan di luar kelas seperti pengenalan,
pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan
seluruh kemampuan, minat, bakat, kebutuhan sampai ia
matang.84

1. Tujuan Manajemen Peserta Didik


Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah,
yaitu (a) meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
psikomotor peserta didik; (b) menyalurkan dan
mengembangkan kemampuan umum, bakat dan minat
peserta didik; (c) menyalurkan aspirasi, harapan, dan
memenuhi kebutuhan peserta didik; (d) dengan

84Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. Ke-4, Jakarta: Kalam


Mulia, 2004), hal. 77

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 223


terpenuhinya tujuan manajemen tersebut diharapkan
peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup, dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.85

2. Rekrutmen Peserta Didik


Rekrutmen peserta didik merupakan proses
pencarian dan menentukan peserta didik yang nantinya
akan menjadi peserta didik di sekolah yang
bersangkutan. Penerimaan merupakan kegiatan yang
pertama dilakukan oleh lembaga pendidikan maupun
perguruan tinggi lainnya.86
Prosedur perekrutan peserta didik antara lain:
a. Pembentukan panitia
Penerimaan Panitia ini dibentuk dengan maksud
agar secepat mungkin melaksanakan pekerjaannya.
Panitia yang sudah dibentuk, umumnya diformalkan
dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) kepala
sekolah.

85Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (PT. Rineka Cipta:


Jakarta, 2002), hal. 57
86Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 71

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 224


Susunan panitia penerimaan peserta didik baru
yaitu:
a) Ketua umum : Kepala Sekolah
b) Ketua pelaksana : Wakil Kesiswaan
c) Sekretaris : Kepala TU dan Guru
d) Bendahara : Bendahara Sekolah Guru
e) Pembantu Umum : Guru/Pegawai TU
f) Seksi-Seksi :
1) Seksi Kesekre : Peg. TU
2) Seksi Pengumuman : Guru
3) Seksi Pendaftaran : Guru
4) Seksi Seleksi : Guru
5) Seksi Kepengawasan : Guru

b. Rapat penerimaan peserta didik baru


Rapat penerimaan peserta didik baru dipimpin
oleh kepala sekolah urusan kesiswaan. Hal yang
dibicarakan dalam rapat ini adalah keseluruhan
ketentuan penerimaan peserta didik baru. Hasil rapat
panitia penerimaan peserta didik baru tersebut, dicatat
dalam buku notulen rapat. Buku notulen rapat
merupakan buku catatan tentang rapat yang dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan untuk membuat
keputusan sekolah/madrasah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 225


c. Pembuatan, pemasangan & pengumuman
Setelah diadakan rapat dan dibuat keputusan,
maka selanjutnya adalah pembuatan pengumuman yang
diantaranya berisikan gambaran singkat sekolah,
persyaratan pendaftaran peserta didik, cara
pendaftaran, waktunya, tempat, biaya pendaftaran,
waktu seleksi, dan sebagainya. Pegumuman yang telah
dibuat hendaknya ditempelkan pada tempat yang
strategis agar dapat dibaca oleh calon peserta didik
baru.

d. Pendaftaran peserta didik baru


Yang harus disediakan pada saat pendaftaran
peserta didik baru oleh sekolah adalah loket
pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran.
Sedangkan yang harus diketahui oleh calon peserta didik
baru adalah kapan pengambilan formulir, bagaimana
cara pengisian formulir, dan kapan formulir
dikembalikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 226


e. Seleksi peserta didik baru
Cara yang digunakan dalam kegiatan seleksi ini
adalah yang pertama dengan menggunakan nilai raport
atau sistem Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK),
yang kedua dengan menggunakan Daftar Nilai Ebtanas
Murni (DANEM) dan yang ketiga dengan cara melakukan
tes masuk.

f. Rapat penentuan peserta didik


Yang diterima Pada sekolah yang menggunakan
sistem penerimaan berdasarkan DANEM, ketentuan siswa
yang diterima berdasarkan atas ranking DANEM yang
dibuat. Pada sekolah yang menggunakan sistem PMDK,
ketentuannya berdasarkan atas hasil rangking nilai
raport peserta didik. Sementara sekolah yang
menggunakan sistem tes, dalam penerimaannya
didasarkan hasil tes tersebut. Walaupun demikian,
umumnya yang dipertimbangkan sekolah adalah daya
tampung kelas baru, sebab apapun jenis seleksi yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 227


digunakan, ketentuan penerimaannya masih berdasarkan
atas daya tampung kelas.87

g. Pengumuman peserta didik yang diterima


Bentuk pengumuman peserta didik yang diterima
ada dua yaitu, pengumuman sistem tertuka dan sistem
tertutup. Sistem terbuka merupakan pengumuman yang
secara terbuka mengenai peserta didik yang diterima
dan cadangan. Umumnya, pengumuman ditempelkan
dipapan pengumuman sekolah. Sistem tertutup
merupakan suatu pengumuman tentang diterima
setidaknya seseorang menjadi peserta didik secara
tertutup melalui surat.

h. Pendaftaran ulang peserta didik baru


Yang diterima bagi calon peserta didik yang
diterima maka harus melakukan daftar ulang sebagai
bukti keseriusan melanjutkan pendidikan di sekolah yang
bersangkutan. sedangkan mereka yang tidak melakukan
pendaftaran ulang dalam waktu yang telah ditentukan

87Muhammad Kristiawan, dkk., Op. Cit., hal. 74

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 228


dinyatakan gugur atau mengundurkan diri. Jika yang
telah lulus seleksi tidak melakukan pendaftaran ulang
maka akan diisi oleh peserta didik cadangan.

3. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik


Prinsip manajemen peserta didik adalah hal-hal
yang harus dipedomani dalam mengelola peserta didik.
Terdapat enam prinsip yang perlu dipedomani dalam
mengelola peserta didik yaitu (a) harus dipandang
sebagai bagian dari manajemen sekolah/madrasah, (b)
haruslah mengandung makna pendidikan, (c) harus
diupayakan untuk mempersatukan peserta didik, (d)
harus dipandang sebagai upaya pengaturan dalam rangka
mengembangkan peserta didik, (e) harus mampu
mendorong kemandirian peserta didik, dan (f) haruslah
selalu diupayakan bersifat fungsional bagi kehidupan
peserta didik.

4. Pendekatan Manajemen Peserta Didik


Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan
dalam manajemen peserta didik yaitu pendekatan
kuantitatif/the quantitative approach dan pendekatan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 229


kualitatif/the qualitative approach. Pendekatan
kuantitatif menitikberatkan pada aspek administratif
dan birokratik lembaga pendidikan. Wujud dalam
manajemen peserta didik yang operasional adalah
mengharuskan kehadiran peserta didik secara mutlak di
sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin
yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya, pendekatan ini teraksentuasi pada upaya
agar peserta didik mampu sejahtera maka mereka dapat
belajar dengan baik serta senang. Karena itu,
sekolah/madrasah perlu menciptakan kondisi serta iklim
yang kondusif.

5. Perencanaan Peserta Didik


Langkah-langkah perencanaan peserta didik yaitu:
a) Forcasting, membuat perkiraan dengan
mengantisipasi kedepan. Perkiraan tersebut
didasarkan atas faktor organisasi pendidikan baik
yang bersifat kondisional maupun situsional. Ada
tiga dimensi waktu yang disertakan dalam hal ini
yaitu dimensi kelampauan, dimensi terkini, dan
dimensi keakanan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 230


b) Objectives, merupakan perumusan tujuan. Tujuan
ini harus dirumuskan, agar segala kegiatan yang
akan dilakukan tersebut senantiasa betul-betul
mengarah pada tujuan yang sama/kearah yang
sama.
c) Policy, kebijakan disini berarti mengidentifikasi
berbagai macam jenis kegiatan yang diperhitungkan
untuk dapat mencapai tujuan.
d) Programming, merupakan seleksi atas kegiatan-
kegiatan yang sudah dirumuskan pada langkah
policy. Kegiatan yang telah diidentifikasi perlu
diseleksi, agar dapat dicarikan jawaban atau
solusinya.
e) Procedure, merupakan merumuskan langkah-
langkah secara berurut. Oleh karena itu, procedure
diartikan juga sebagai kegiatan-kegiatan yang telah
diseleksi pada langkah programming diurutkan,
mana yang harus didahulukan dan mana yang harus
dikemudiankan.
f) Schedule, merupakan penjadwalan terhadap
kegiatan-kegiatan yang sudah diprioritaskan
sebagaimana pada langkah-langkah programming.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 231


Jadwal harus dibuat agar kegiatan-kegiatan yang
telah diurutkan pelaksanaannya menjadi konkret.
g) Budgeting, merupakan anggaran atau pembiayaan.
Dalam kegiatan ini ada dua kegiatan yang dilakukan
yaitu (1) mengalokasikan anggaran, dan (2)
Penentuan sumber anggaran.

6. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru


Kebijakan operasional penerimaan peserta didik
baru memuat aturan mengenai jumlah peserta didik
yang dapat diterima disuatu sekolah. Penentuan
mengenai jumlah peserta didik, juga didasarkan atas
kenyataan yang ada di sekolah/faktor kondisional.
Faktor ini meliputi daya tampung kelas baru,
kriteria mengenai siswa yang dapat diterima, anggaran
yang tersedia, sarana dan prasaran yang ada, tenaga
kependiidkan, jumlah peserta didik yang tinggal kelas,
dan lain sebagainya. Kebijakan penerimaan peserta didik
baru dibuat berdasarkan petunjuk-petunjuk yang
88
diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

88Ibid., hal. 64

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 232


7. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru
Ada dua macam sistem yang digunakan dalam
penerimaan peserta didik baru yaitu sebagai berikut:
a) Sistem promosi, merupakan penerimaan peserta
didik baru yang sebelumnya tanpa melakukan
seleksi. Mereka yang mendaftar disuatu sekolah,
diterima begitu saja. Sistem yang demikian
biasanya berlaku pada sekolah-sekolah yang
pendaftarannya kurang dari daya tampung yang
ditentukan.
b) Sistem seleksi, ini dapat digolongkan memjadi tiga
macam, yang pertama, seleksi berdasarkan Daftar
Nilai Ebta Murni (DANEM), yang kedua berdasarkan
penelusuran bakat minat dan kemampuan PMDK,
yang ketiga adalah seleksi berdasarkan tes masuk.

8. Pembinaan Peserta Didik


Dalam manajemen peserta didik adalah
pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi
layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen
peserta didik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 233


Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di
sekolah meliputi:
a. Layanan bimbingan dan konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan
terhadap siswa agar perkembangannya optimal sehingga
anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak
dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi
bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam
memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program,
lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat, dan
kemampuan. Selain itu, bimbingan dan konseling juga
membantu guru dalam menyesuaikan program
pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa,
serta membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan
bakat dan minat siswa untuk mencapai perkembangan
yang optimal.

b. Layanan perpustakaan
Adanya perpustakaan diperlukan untuk
memberikan layanan dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah, melayani informasi yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 234


dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka. Keberadaan perpustakaan
sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang
sebagai kunci dalam pembelajaran siswa di sekolah. Bagi
siswa perpustakaan bisa menjadi penyedian bahan
pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, membantu
siswa dalam mengadakan penelitian, memperdalam
pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati,
serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya
bimbingan membaca, dan sebagainya.

c. Layanan kantin
Kantin sekolah diperlukan agar kebutuhan anak
terhadap makanan yang bersih, bergizi dan higienis bagi
anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di
sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan
pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang
sehat dan bergizi. Peranan lain dengan adanya kantin
didalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencari
makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan sekolah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 235


d. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk
dalam sebuah wadah yang bernama UKS/Usaha
Kesehatan Sekolah. Sasaran utama untuk
meningkatkan/membina kesehatan siswa dan lingkungan
hidupnya. Program UKS dapat mencapai lingkungan
hidup yang sehat, pendidikan kesehatan, dan
pemeliharaan kesehatan di sekolah.

e. Layanan transportasi
Sarana transportasi bagi peserta didik sebagai
penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar,
biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta didik
di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar SD/MI.
Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan
oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.

f. Layanan asrama
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk
mereka yang jauh dari keluarga sehingga membutuhkan
tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 236


Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat
sekolah menengah dan perguruan tinggi.89

Ringkasan:

Manajemen pendidik dan peserta didik adalah dua


pemaknaan yang berbeda. Namun, pendidik dan peserta
didik adalah dua entitas yang tak dapat terpisahkan
dalam menggerakkan dimensi pendidikan. Pendidik
adalah seorang yang profesional dan memiliki
tanggungjawab, mempengaruhi jiwa seseorang dari segi
pertumbuhan jasmaniah, pengetahuan, keterampilan,
serta aspek spiritual dalam upaya perkembangan seluruh
potensi yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan
prinsip dan nilai ajaran sehingga menjadi insan yang
berakhlakul mulia.

89Ibid., hal. 69

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 237


Sedangkan peserta didik adalah orang/individu
yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan
dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya.
Di lihat dari kacamata konsep dalam manajemen
pendidik yaitu proses pengaturan yang didalamnya
terdiri dari keprofesionalisme guru dalam mendidik,
memiliki kompetensi berupa seperangkat (pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan), dan memiliki ijazah dan/atau
sertifikasi keahlian. Selain itu, guru memiliki
tanggungjawab untuk meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Guru
yang bertanggungjawab adalah guru yang mengetahui,
memahami nilai-nilai, memiliki norma (kesusilaan,
kesopanan, moral, sosial, maupun keagamaan) dan
selalu berusaha untuk menyesuaikan segala tindakan
sesuai dengan nilai dan norma.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 238


Sedangkan konsep manajemen peserta didik yaitu
memberikan layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan
di luar kelas seperti (pengenalan, pendaftaran, layanan
individu seperti pengembangan seluruh kemampuan,
minat, bakat, kebutuhan sampai ia matang) dan dengan
terpenuhinya separangkat pengaturan tersebut
diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup, dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.
Oleh karena itu, proses pengaturan atau
pengelolaan peserta didik tersebut dilakukan melalui
empat fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
actuating, and controlling.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 239


Bagian - 10
KONSEP DASAR
MANAJEMEN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN

A. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan substansi
manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar
manajemen kurikulum ini berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dengan tolak
ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru
untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan
strategi pembelajarannya. Setidaknya tujuan yang
dicapai adalah produksi berkualitas tinggi, pelayanan
yang baik dan kepuasan kerja pada pegawai.
Disini diharapkan benar-benar menyatu tujuan
individu, tujuan kelompok dan tujuan organisasi dalam
jangka waktu lama. Berbagai dimensi yang mendorong
pencapaian efektivitas individu, kelompok dan organisasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 240


saling terkait sebagai suatu kesatuan yang bersifat
sistemik. Apalagi konsep organisasi sebagai sistem sosial
memang telah memberikan kontribusi penting bagi
kelangsungan hidup organisasi dalam berbagai jenis dan
aktivitasnya untuk kesejahteraan umat manusia. 90
Bidang kurikulum dan pengajaran adalah satu
bagian dari manajemen operasional pendidikan di
sekolah secara mikro. Manajemen pendidikan di sekolah
menjadi faktor signifikan dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi keseluruhan kegiatan
pendidikan dan pembinaan siswa di sekolah. Pencapaian
tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikulum dan
tujuan pembelajaran, atau standar kompetensi inti
menjadi tanggungjawab manajemen pendidikan.
Oleh sebab itu, kurikulum harus dikelola dengan
efektif dan efisien untuk memastikan bahwa
pembelajaran berlangsung efektif. Dengan memadukan
seluruh kekuatan sumber daya organisasi sebagaimana
dikemukakan di atas, maka berbagai kegiatan dilakukan
dengan bekerjasama untuk menjalankan tugas pokok

90Syafaruddin dan Amiruddin, Manajemen Kurikulum, (Medan:


Perdana Publishing, Cet-1, 2017), hal. 35

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 241


dan fungsi sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
Sebab dengan begitu, seluruh harapan yang
dituangkan dalam visi, misi, tujuan dan sasaran
organisasi dapat dicapai jika sumber daya manusia, para
manajer, pimpinan, staf dan pegawai yang bekerjasama
mencapai tujuan pribadi dan tujuan organisasi dalam
melayani stakeholders di masyarakat. Jadi, manajemen
kurikulum adalah proses pendayagunaan sumber daya
kurikulum yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. 91

B. Kegiatan Manajemen Kurikulum


Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Tita Lestari dikutip oleh Syafaruddin
mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum
yang terdiri dari empat tahap berikut:
Tahap pertama perencanaan. Prencanaan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut (a) analisis kebutuhan,

91Ibid., hal. 36

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 242


(b) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofi, (c)
menentukan desain kurikulum, (d) membuat rencana
induk berupa pengembangan, pelaksanaan dan
penilaian.
Tahap kedua pengembangan. Pengembangan
meliputi langkah-langkah yaitu (a) perumusan rasional
atau dasar pemikiran, (b) perumusan visi, misi dan
tujuan, (c) penentuan struktur dan isi program, (d)
pemilihan dan pengorganisasian materi, (e)
pengorganisasian kegiatan pembelajaran, (f) pemilihan
sumber, alat dan sarana belajar, dan (g) penentuan cara
mengukur hasil belajar.
Tahap ketiga implementasi. Implementasi
meliputi langkah-langkah yaitu (a) penyusunan rencana
pembelajaran, (b) penjabaran materi, (c) penentuan
strategi dan metode pembelajaran, (d) penyediaan
sumber, dan alat/sarana pembelajaran, (e) penentuan
cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar, dan (f)
kondisi lingkungan pembelajaran.
Tahap keempat penilaian. Penilaian adalah untuk
melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan dari
kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 243


formatif maupun sumatif. Penilaian kurikulum dapat
mencakup Context, Input, Process, Product/output
(CIPP). Penilaian produk berfokus pada mengukur
pencapaian proses pada akhir program diidentik dengan
evaluasi sumatif.
Tahap/proses manajemen kurikulum sebagaimana
dikemukakan di atas memberikan pemahaman bahwa
langkah atau proses manajemen kurikulum mencakup
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian
untuk memastikan bahwa tujuan kurikulum benar-benar
dapat tercapai. Dengan demikian, manajemen
kurikulum menjadi tanggungjawab para perencana,
pelaksana dan pengawas pendidikan untuk menjamin
bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik dan
menghasilkan pencapaian tujuan yang diinginkan
sebagaimana ditunjukkan dalam perubahan perilaku
anak didik. Dalam kondisi ini, pengetahuan anak didik
terus bertambah dan berkembang, keterampilannya
meningkat kepada yang lebih tinggi dan sikap
92
kepribadiannya menjadi lebih baik.

92Ibid., hal. 41

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 244


C. Ruang Lingkup, Prinsip & Fungsi Manajemen
Kurikulum
Menurut Dinn Wahyudin dikutip oleh Syafarudin
lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
Pada satuan tingkat pendidikan kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional dalam bentuk
standar kompetensi atau kompetensi dasar dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang
bersangkutan sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun
dengan lingkungan dimana sekolah itu berada.
Sedangkan menyangkut prinsip, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum yaitu:
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam
kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
2) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum
harus berdasarkan demokrasi yang menempatkan
pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 245


yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan
penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan
kurikulum.
3) Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang
diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum
perlu adanya kerja sama positif dari berbagai pihak
yang terlibat.
4) Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan
manajemen kurikulum harus mempertimbangkan
efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum.
5) Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan
dalam kurikulum. Ada beberapa fungsi dari
manajemen kurikulum, diantaranya meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
meningkatkan keadilan dan kesepakatan kepada
siswa untuk mencapai hasil yang maksimal,
meningkatkan relevansi dan efektifitas
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,
meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun
aktivitas peserta didik, meningkatkan efektivitas

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 246


dan efisiensi proses belajar mengajar, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
93
membantu mengembangkan.

D. Hubungan Antara Kurikulum dan Pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian
dari kaitan adalah hubungan. Dalam Depdiknas,
kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang
diajarkan pada lembaga pendidikan, perangkat mata
kuliah mengenai bidang keahlian khusus. Pelaksanaan
kurikulum tidak akan pernah terlepas dari kegiatan
pembelajaran karena kurikulum merupakan usaha untuk
mensukseskan tujuan pendidikan.
Diperlukan pengelolaan, penataan, dan
pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih
berkaitan dengan pendidikan guna mengembangkan
sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan
pendidikan seoptimal mungkin.

93Ibid., hal. 41-42

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 247


Artinya, pembelajaran tanpa kurikulum sebagai
rencana tidak akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari
tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum tanpa
pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak akan
berguna. Kurikulum merupakan rencana tertulis yang
berisi tentang ide/gagasan yang dirumuskan oleh
94
pengembang kurikulum.
Hubungan kurikulum dan pembelajaran dalam
tercapainya tujuan pendidikan, dilukiskan dengan
kurikulum sebagai program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang mencakup seluruh pengalaman belajar yang
diorganisasikan dan dikembangkan dengan baik serta
disiapkan bagi peserta didik untuk mengatasi situasi
kehidupan yang sebenarnya.
Sedangkan pengertian lainnya ditafsirkan secara
sempit yang hanya menekankan kepada kemanfaatannya
dalam merencanakan tujuan pembelajaran,
pengalaman-pengalaman belajar dan pembelajaran,

94Depdiknas, Panduan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis


Kompetensi, (Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti, 2005),
hal. 491

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 248


alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang
direncanakan dan digunakan dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran.
Menurut Peter F. Oliva, dikutip oleh Senjaya,
menggambarkan kemungkinan hubungan antara
kurikulum dengan pengajaran dalam beberapa model
sebagai berikut:
1. Model Dualistis (the Dualistic Model)
Pada model ini kurikulum dan pembelajaran
terpisah. Keduanya tidak bertemu. Kurikulum yang
seharusnya menjadi input dalam menata sistem
pengajaran tidak tampak. Demikian juga pembelajaran
yang semestinya memberikan balikan dalam proses
penyempurnaan kurikulum tidak terjadi, karena
kurikulum dan pembelajaran berjalan sendiri.

Model ini digambarkan sebagai berikut:

KURIKULUM PEMBELA-
JARAN

Gambar 14. Model Dualistis

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 249


2. Model Berkaitan (the Interlocking Model)
Dalam model ini kurikulum dan pembelajaran
dianggap sebagai suatu sistem yang keduanya memiliki
hubungan. Kurikulum dan pembelajaran maupun
sebaliknya pembelajaran dan kurikulum ada bagian yang
berkaitan, sehingga keduanya memiliki hubungan.
Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

KURIKULUM PEMBELAJARAN

Gambar 15. Model Berhubungan

3. Model Konsentris (the Concentric Model)


Pada model ini kurikulum dan pembelajaran
memiliki hubungan dengan kemungkinan kurikulum
bagian dari pembelajaran atau pembelajaran bagian dari
kurikulum. Di sini ada ketergantungan satu dengan yang
lain.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 250


Model konsentris ini digambarkan sebagai berikut:

KURIKULUM PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM

Gambar 16. Model Konsentris

4. Model Siklus (the Ciclical Model)


Model ini menggambarkan hubungan timbal balik
antara kurikulum dan pembelajaran. Keduanya dianggap
saling mempengaruhi. Segala yang ditentukan dalam
kurikulum akan menjadi dasar dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Sebaliknya yang terjadi dalam
pengajaran dapat memengaruhi keputusan kurikulum
selanjutnya. Dalam model ini hubungan keduanya sangat
erat meski kedudukannya terpisah yang berarti dalam
analisis juga terpisah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 251


Model siklus dapat digambarkan sebagai berikut:

KURIKULUM PEMBELAJARAN

Gambar 17. Model Sicklus

Kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan


yang sangat erat, dengan kurikulum sebagai bahan
tertulis/program pendidikan dengan lebih menekankan
pada operasional proses pembelajaran. Kurikulum
berhubungan dengan isi ataupun materi yang harus
dipelajari sedangkan pembelajaran berkaitan dengan
bagaimana cara mempelajarinya. Tanpa kurikulum
sebagai rencana, maka pembelajaran tidak akan efektif,
demikian juga sebaliknya tanpa pembelajaran sebagai
implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak
akan memiliki arti apa-apa.95

95Wina Sanjaya, Op. Cit., hal. 20

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 252


E. Perencanaan Kurikulum
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka
hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan kurikulum
mamiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang
dapat mendukung operasinya secara baik. Bagian-bagian
ini disebut komponen. Kurikulum sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok
dan komponen penunjang yang saling berkaitan,
berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai
tujuan.
Komponen-komponen pokok kurikulum meliputi:
1. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
itulah yang dijadikan arah/acuan segala kegiatan
pendidikan yang dijalankan. Berhasil/tidaknya program
pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh
dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti
dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan/harus
dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 253


Tujuan kurikulum terbagi atas tiga tingkatan
yaitu:
a) Tujuan jangka panjang/aims. Tujuan ini
menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta
didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat.
Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan
tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah
anak didik menyelesaikan sekolah, seperti self
realization, ethical character, civic responsibility.
b) Tujuan jangka menengah/goals. Tujuan ini merujuk
pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada
jenjangnya, misalnya SD, SMP, SMA/MA/K dan lain-
lainnya.
c) Tujuan jangka dekat/objectives. Tujuan yang
dikhususkan pada pembelajaran di kelas, misalnya
siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul,
siswa dapat mempraktekkan shalat, dan sebagainya.

Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan


terdapat dua tujuan yaitu, (a) tujuan yang dicapai secara
keseluruhan. Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek
pengetahuan atau kognisi, keterampilan atau

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 254


psikomotor, sikap atau afeksi, dan nilai-nilai yang
diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan lembaga
pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut
tujuan lembaga/tujuan institusional. (b) tujuan yang
ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan ini
biasanya disebut dengan tujuan kurikuler, tujuan ini
adalah penjabaran tujuan institusional yang meliputi
tujuan kurikulum dan instruksional yang terdapat dalam
silabus setiap mata pelajaran/tujuan kurikuler.96

2. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang
diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum
meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi
program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-
bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang
maupun jalur pendidikan yang ada.

96Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah


Mada University Press, 1998), (akses 27 Oktober 2019). Lihat di
http//staff.uny.ac.id›default›files›pendidikan›dra-sri-harti
widyastuti-mhum.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 255


3. Langkah-langkah Perencanaan
Yang perlu dilakukan sebelum menentukan
isi/content yang dibakukan sebagai kurikulum, terlebih
dahulu perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar
menjadi lebih efektif dan efisien. Kriteria yang dapat
dijadikan pertimbangan antara lain:
Kebermaknaan. Kebermaknaan suatu isi/materi
diukur dari bagaimana esensi/posisinya dalam kaitan
dengan isi materi disiplin ilmu yang lain. Konten
kurikulum dalam wujud konsep dasar/prinsip dasar
mendapat prioritas utama dibandingkan dengan konsep
atau prinsip yang kurang fundamental.
Manfaat/kegunaan. Adapun parameter kriteria
nilai guna isi adalah seberapa jauh dukungan yang
disumbangkan oleh isi/materi kurikulum bagi
operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan atau
seberapa besar kurikulum memberi manfaat bagi
masyarakat.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 256


Pengembangan manusia. Kriteria pengembangan
manusia mengarah pada nilai-nilai demokratis, nilai
sosial, nilai religius dan nilai moral atau pada
97
pengembangan sosial.

4. Komponen Sarana dan Prasarana


Media merupakan sarana perantara dalam
pengajaran. Media merupakan perantara untuk
menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami
peserta didik dan agar memiliki retensi optimal. Oleh
karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalam
pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang
disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta
didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru
dalam pengajaran.

5. Komponen Strategi
Komponen strategi merujuk pada pendekatan dan
metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam
pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran

97Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2003), hal. 35-36

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 257


tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu
saja. Pembicaraan strategi pengajaran berkaitan dengan
cara penyampaian kurikulum tergambar dari cara yang
ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan
penilaian, pelaksanaan bimbingan dan mengatur
kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.

6. Komponen Proses Belajar Mengajar


Komponen ini sangat penting dalam sistem
pengajaran, sebab diharapkan melalui proses belajar
mengajar akan terjadi perubahan-perubahan tingkah
laku pada diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan
proses belajar mengajar merupakan indikator
keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana
pengajaran yang kondusif, merupakan indikator
kreativitas dan efektivitas guru dalam mengajar. Hal
tersebut dapat dicapai bila guru dapat memusatkan
pada kepribadian siswa dalam mengajar, menerapkan
metode mengajarnya, memusatkan pada proses dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 258


produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang
relevan.

F. Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran


1. Pelaksaan Kurikulum dan Pembelajaran
Pelaksaan kurikulum dan pembelajaran
merupakan perwujudan kurikulum yang masih bersifat
dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian
aktivitas pembelajaran. Perencanaan kurikulum dan
pembelajaran yang berupa kebijakan tidak akan
memberikan makna apapun apabila kebijakan tersebut
tidak diimpelementasikan dalam bentuk program
kurikuler dan kegiatan pembelajaran. Untuk
mengimplementasikan kebijakan tersebut, rekomendasi
kebijakan yang telah dirumuskan perlu dimasukkan
kedalam program kurikulum/kegiatan pembelajaran.
Perencanaan untuk penyusun kebijakan
membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan masukkan
agar produk yang dihasilkan dapat mengakomodasi
banyak kalangan. Semakin banyak yang dilibatkan,
semakin baik sebuah produk kebijakan. Produk
kebijakan yang dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 259


deseminasi dalam pelaksanaan yang nantinya akan lebih
mudah. Pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran
sejalan dengan kebijakan standar pendidikan nasional,
terutama sebagai dasar atau standar dalam proses
pendidikan sehingga pelaksanaanya menyesuaikan
dengan SNP.
Dasar/landasan tersebut digunakan untuk
menjadikan lulusan sesuai atau bahkan lebih dari
standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan
yang starategis karena merupakan sperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
strategi dan pendekatan dalam pelaksanaannya.
Pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran dalam usaha
mencapai tujuan yang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan, dan perkembangan daerah dan sekolah,
memerlukan pelaksanaan yang terprogram dan
sistematis. Pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 260


secara sinergi dapat mempercepat dan menghasilkan
pencapaian sesuai dengan tujuan pendidikan. 98
Layanan yang diberikan dan aktivitas pelaksanaan
dari institusi-institusi di atas dapat dilihat pada tabel
halaman berikut:

98Syafaruddin dan Amiruddin, Op. Cit., hal. 70-77

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 261


Tabel 3.
Pelaksanaan Kurikulum & Pembelajaran untuk Berbagai
Institusi
INSTITUSI/
ASPEK AKTIFITAS PELAKSANAAN
LAYANAN
Kurikulum & - Ruang - Adanya pertukaran
Pembelajaran Lingkup informasi kurikulum &
pembelajaran,
- Adanya pertukaran
narasumber kurikulum &
pembelajaran,
- Adanya program
pendampingan kurikulum &
pembelajaran,
- Adanya kerjasama,
- Adanya pendampingan
pengelola sekolah & hasil
pengembangan kurikulum.
Pelaksanaan - BAPPEDA - Tingkat fasilitas kegiatan &
Program Kegiata memasukkannya sebagai
bagian dari perencanaan
pembangunan pendidikan di
daerah.
- Dinas - Tingkat peran sebagai
Pendidikan pembina,
Kota - Intensitas pengarah,
- Mengeluarlan surat
keputusan/SK tentang
kurikulum & pembelajaran,
- Adanya dukungan
dana/pembiayaan,
- Adanya dukungan sarana -

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 262


&
- Adanya dukungan prasaran
untuk kelancaran kegiatan.
- LPMP - Intensitas sebagai lembaga
yang memberikan
pendampingan dalam
pengembangan kurikulum &
pembelajaran yang sinergis.
- PPPG - Intensitas sebagai lembaga
yang memberikan
pendampingan dalam
pengembangan kurikulum
pembelajaran kurikulum
yang sinergis.
- Perguruaan - Intensitas membinan
Tinggi kurikulum & pembelajaran,
- Kedekatan sebagai mitra
kerja dalam melaksanakan
peran pembinaan kurikulum
& pembelajaran,
- Kedekatan mitra kerja
dalam melaksanakan tugas
pembinaan kurikulum
pembelajaran.
- Dewan - Intensitasa mitra dalam
Pendidikan pengembangan kurikulum &
pembelajaran,
- Kemauan menampung
informasi, kemauan
menyampaikan informasi,
dan aspirasi masyarakat
berkaitan dengan kurikulum
pembelajaran.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 263


- PPPG - Intensitas sebagai
lembaga yang
memberikan
pendampingan dalam
pengembangan kurikulum
pembelajaran kurikulum
yang sinergis.
- Perguruaan - Intensitas membinan
Tinggi kurikulum &
pembelajaran,
- Kedekatan sebagai mitra
kerja dalam
melaksanakan peran
pembinaan kurikulum dan
pembelajaran,
- Kedekatan mitra kerja
dalam melaksanakan
tugas pembinaan
kurikulum pembelajaran.
- Dewan - Intensitasa mitra dalam
Pendidikan pengembangan kurikulum
& pembelajaran,
- Kemauan menampung
informasi, kemauan
menyampaikan informasi,
& aspirasi masyarakat
berkaitan dengan
kurikulum pembelajaran.
- Komite - Kedekatan mitra sekolah
Sekolah dalam pengembangan
kurikulum &
pembelajaran,
- Frekuensi komite sekolah
mengidentifikasi
kebutuhan lokal,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 264


- - Frekunsi komite sekolah
mengidentifikasi
keunggulan lokal,
- Kemauan mengakomodasi
kebutuhan untuk
pengembangan kurikulum
& pembelajaran,
- Kemauan mengakomodasi
keunggulan lokal untuk
pengembangan kurikulum
dan pembelajaran.
- MKKS - Intensitas mitra dalam
pengembangan kurikulum
& pembelajaran.
- MGPMP - Intensitas mitra dalam
pengembangan kurikulum
& pembelajaran.
- Organisasi - Intensitas mitra
Profesi kurikulum &
pembelajaran untuk
memberikan masukan
sesuai dengan profesi
dalam pengembangan
kurikulum,
- Intensitas kurikulum &
pembelajaran
memberikan masukan
sesuai dengan bidang
keilmuannya dalam
pengembangan
kurikulum.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 265


Program Kerja - Peningkatan - Frekuensi (mengadakan
Kemampuan lokakarya, seminar,
pelatitahan, penataran,
studi banding, penelitian
dan pengembangan).
- Tingkat kerjasama
dengan perguruan tinggi
& lembaga-lembaga lain
yang terkait,
- Tingkat pertukaran ide,
pengalaman, informasi,
- Kelengkapan penyediaan
kepustakaan.
- Pendam- - Terkajinya dokumen
pingan & kebijakan nasional &
Pengem- daerah,
bangan - Terkajinya karakteristik,
Kurikulum kebutuhan &
perkembangan
daerah/sekolah,
- Terlaksananya analisis
SWOT99 terhadap kondisi
sekolah,
- Terlaksanakannya
perumusan standar
kompetensi & kompetensi
dasar program muatan
lokal.

99AnalisisSWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal


suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
untuk merancang strategi dan program kerja. Lihat di
http://daps.bps.go.id/Analisis/SWOT.pdf. (05 Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 266


- Layanan - Ketersediaan narasumber
Teknis pelatihan/loka
karya/seminar tentang
optimalisasi peran,
- Ketersediaan narasumber
pelatihan, (loka
karya/seminar tentang
optimalisasi peran),
- Ketersediaan
narasumber,
(pelatihan/loka
karya/seminar tentang
berbagai kebijakan-
kebijakan kurikulum),
- Ketersediaan narasumber
(pelatihan/loka
karya/seminar) tentang
implementasi kurikulum.
- Layanan - Adanya layanan
Konsultasi konsultasi pelaksanaan
(kurikulum &
pembelajaran,
- Adanya narasumber untuk
membantu
mengembangkan
kurikulum &
pembelajaran.
- Peman-tauan - Terlaksananya
Kurikulum pemantauan terhadap
pelaksanaan kurikulum &
pembelajaran secara
periodik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 267


- Evaluasi - Terlaksananya evaluasi
Kurikulum terhadap pelaksanaan
kurikulum &
pembelajaran secara
periodik.
- Penyem- - Terlaksananya
purnaan penyempurnaan
Kurikulum kurikulum &
pembelajaran.

1. Model Pelaksanaan Kurikulum dan Pembelajaran


Model-model pelaksanaan kurikulum dan
pembelajaran sebagai berikut:
a) The concers based adoption model
The concers based adoption model (model adopsi
berbasis kekhawatiran) adalah sebuah model deskriptif
yang dikembangkan melalui identifikasi tingkat
kepedulian guru terhadap inovasi kurikulum. Model ini,
menjadikan guru sebagai agen dalam melakukan inovasi
kurikulum.
Kurikulum merupakan dokumen dalam
pelaksanaan sebenarnya membutuhkan guru untuk
melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran ini
tentu saja banyak dipengaruhi oleh pengalaman pribadi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 268


guru. Oleh karena itu, perlu disiapkan sungguh-sungguh
guru yang akan melaksanakan kurikulum ini, terutama
memperkuat kepedulian guru untuk melakukan inovasi
kurikulum.

b) Model leithwood
Model leithwood ini difokuskan pada guru. Adapun
asumsi yang mendasari model ini adalah setiap guru
mempunyai kesiapan yang berbeda, pelaksanaan
merupakan proses timbal balik, dan pertumbuhan,
perkembangan dimungkinkan adanya tahap-tahap
individu untuk identifikasi.
Model ini tidak hanya menggambarkan hambatan
dan pelaksanaan, tetapi juga menawarkan cara dan
strategi kepada para guru dalam mengatasi hambatan
yang dihadapi. Setiap guru mempunyai kesiapan yang
berbeda ketika akan melaksanakan kurikulum sehingga
perlu adanya persiapan-persiapan ketika akan
melaksanakan kurikulum. Persiapan-persiapan dapat
dilakukan melalui aktivitas pembelajaran mandiri,
pelatihan, seminar dan magang.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 269


c) Model theory
Model ini dimaksudkan untuk menggugah
masyarakat dalam mengadakan perubahan, dengan
model ini diharapkan adanya minat/interest dalam diri
guru untuk memanfaatkan perubahan.
Esensi model teori yaitu trusting-menumbuhkan
kepercayaan diri, opening-menumbuhkan dan membuka
keinginan, realizing-mewujudkan dalam arti setiap
orang bebas berbuat dan mewujudkan keinginannya
untuk perbaikan, dan interpending-saling
ketergantungan dengan lingkungan model ini
memfokuskan pada perubahan sosial.
Model ini menyediakan suatu skala yang
membantu guru mengidentifikasi, bagaimana lingkungan
akan menerima ide-ide baru sebagai harapan untuk
mengimplementasikan inovasi dalam praktik, serta
menyediakan beberapa petunjuk untuk menyediakan
perubahan. Model-model pelaksanaan kurikulum
tersebut menunjukkan pelaksanaan kurikulum dapat
dilakukan berdasarkan kebutuhan, situasi, dan kondisi
yang ada pada saat pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan
kurikulum sangat terkait dengan perubahan dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 270


penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berubah.
Kesiapan dan pelaksanaan kurikulum akan berdampak
terhadap keberhasilan tujuan atau kompetensi yang
akan dicapai oleh peserta didik.100
Sebagai perbandingan, berikut perbedaan
pelaksanaan KTSP 2006 dengan kurikulum 2013 pada
tabel halaman berikut:

100
Syafaruddin dan Amiruddin, Op. Cit. hal. 80

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 271


Tabel 4.
Perbandingan Pelaksanaan Kurikulum & Pembelajaran

NO KTSP 2006 PELAKSANAAN KURIKULUM 2013


1 - Materi disusun untuk - Materi disusun seimbang
memberikan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan kepada pengetahuan & keterampilan.
siswa.
2 - Pendekatan - Pendekatan pembelajaran
pembelajaran adalah berdasarkan pengamatan,
siswa diberitahu pertanyaan, pengumpulan
tentang materi yang data, penalaran dan penyajian
harus dihafal (siswa hasilnya melalui pemanfaatan
diberitahu). berbagai sumber belajar (siswa
- Penilaian pada mencari tahu).
pengetahuan melalui - Penilaian autentik pada aspek
ulangan & ujian. kompetensi sikap,
pengetahuan, & keterampilan
berdasarkan portofolio.
3 - Penilaian pada - Prinsip-prinsip pelaksanaan
pengetahuan melalui kurikulum dilaksanakan melalui
ulangan dan ujian. pendekatan scientific:
- Prinsip-prinsip a) Materi pembelajaran berbasis
pelaksanaan kurikulum pada fakta/fenomena yang
melalui: dapat dijelaskan dengan
a) Siswa harus logika/penalaran tertentu,
mendapatkan bukan sebatas kira-kira,
pelayanan khayalan, legenda/dongeng
pendidikan yang
semata.
bermutu, serta
memperoleh b) Penjelasan guru, respon siswa
kesempatan untuk dan interaksi edukatif guru
mengekspresikan siswa terbebas dari
dirinya secara bebas, prasangka-
dinamis &
menyenangkan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 272


b) Menegakkan 5 pilar serta merta, pemikiran
belajar. subjektif/penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir
logis.
c) Peserta didik c) Mendorong & menginspirasi
mendapat pelayanan siswa berpikir secara kritis,
yang bersifat analitis, & tepat dalam
perbaikan, mengidentifikasi, memahami,
pengayaan & memecahkan masalah &
percepatan. mengaplikasikan materi
d) Suasana hubungan pembelajaran.
peserta didik & d) Mendorong & menginspirasi
pendidik yang saling siswa mampu berpikir
menerima & hipotesis dalam melihat
menghargai, akrab, perbedaan, kesamaan, &
terbuka & hangat. tautan satu samalain dari
e) Menggunakan materi pembelajaran.
pendekatan multi e) Mendorong & menginspirasi
strategi & siswa mampu memahami,
multimedia, sumber menerapkan &
belajar, teknologi mengembangkan pola
yang memadai & berpikir yang rasional &
memanfaatkan objektif dalam merespon
lingkungan sekitar materi pembelajaran.
sebagai sumber f) Berbasis pada konsep, teori &
belajar. fakta empiris yang dapat
f) Mendayagunakan dipertanggungjawabkan.
kondisi alam, sosial, g) Tujuan pembelajaran
dan budaya, serta dirumuskan secara sederhana
kekayaan daerah. & jelas namun menarik
sistem penyajiaannya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 273


g) Diselenggarakan
dalam
keseimbangan,
keterkaitan &
kesinambungan yang
cocok & memadai
antar kelas dan jenis,
serta jejang
pendidikan.

Sebagai contoh pelaksanaan KTSP. Penelitian


Pathuddin 2013 dalam Syafaruddin, menunjukkan
pelaksanaan kurikulum berdasarkan kebutuhan, situasi,
dan kondisi yang ada pada saat pelaksanaan kurikulum.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa:
1) Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam
membentuk jaringan kurikulum belum sepenuhnya
sesuai dengan panduan jaringan kurikulum yang
dikeluarkan oleh pusat kurikulum.
2) Syarat anggota jaringan kurikulum ditingkat
Kabupaten/Kota, yaitu bagi yang pernah mengikuti
training of trainer, tingkat nasional dan belum ada
anggota dari perguruan tinggi dari unsur
masyarakat.
3) Pemahaman kepala sekolah dan guru tentang
panduan pengembangan kurikulum yang dikeluarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan masih rendah.
4) Masih banyak guru dan kepala sekolah mengalami
masalah dalam mengembangkan kurikulum

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 274


terutama dalam membuat silabus dan Rancangan
Program Pembelajaran.
5) Masalah yang dialami dalam mengembangkan
materi sesuai kondisi daerah dan kurangnya sumber
belajar.
6) Masalah yang dialami sekolah dalam
mengembangkan muatan lokal adalah tidak adanya
guru yang sesuai.101

1. Perilaku seorang Administrator


Prilaku seorang administrator penting sekali dalam
hubungan dengan perencanaan program,
pengorganisasian staf, pergerakan semua pihak yang
perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan sepervisi,
penilaian terhadap personal sekolah.
Menurut Castetter, dikutip Hamalik dalam
Syafaruddin ada beberapa perilaku yang perlu
dikembangkan oleh seorang administrator dalam
kegiatan sehari-harinya. Beberapa diantaranya adalah:
(1) respond to day in day out for assistance
subordinate, (2) render intellectual out emotional
support member of his group in carrying out the

101Ibid., hal. 81

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 275


program educational, (3) permits atitude to subordinate
in performing their responsibilities, (3) encourages
subordinates in participate in planning, (4) makes him
self available to staff for solving problems, (5) exhibits
integrity in performance appraisal, (6) get feedback
from individuals, and (7) is motivates to help other to
help themselves.102
Prilaku yang dikemukakan dalam teori di atas
adalah (1) menanggapi hari ke hari untuk bantuan
bawahan, (2) memberikan dukungan emosional-
emosional kepada anggota kelompoknya dalam
melaksanakan program pendidikan, (3) mengizinkan
atitude untuk bawahan dalam melakukan tanggungjawab
mereka, (4) mendorong bawahan untuk berpartisipasi
dalam perencanaan, (5) menjadikannya tersedia bagi
staf untuk memecahkan masalah, (6) menunjukkan
integritas dalam penilaian kinerja, (7) mendapatkan
umpan balik dari individu, dan (8) dimotivasi untuk
membantu orang lain untuk membantu diri mereka
sendiri.

102Ibid., hal. 95-97

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 276


G. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang
komprehensif, didalamnya mencakup perencanaan,
penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan
untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik.
Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga
implementasi kurikulum berusaha mentransfer
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa
besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian
program-program yang telah direncanakan, dan hasil-
hasil kurikulum itu sendiri.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya
melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia
pendidikan saja, namun didalamnya melibatkan banyak
orang, seperti politikus, pengusaha, orang tua peserta
didik, serta unsur–unsur masyarakat lainnya atau
steakholders yang merasa berkepentingan dengan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 277


pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam
kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya
merupakan kaidah-kaidah/hukum yang akan menjiwai
suatu kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum, dapat
menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Mengimplementasi
kurikulum disuatu lembaga pendidikan sangat mungkin
terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan
kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan
lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-
prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan
kurikulum.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang
dibagi ke dalam dua kelompok yaitu prinsip-prinsip
umum berupa relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,
praktis, dan efektivitas; dan prinsip-prinsip khusus
berupa prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan,
prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan,
prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar
mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 278


dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian).103
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat sejumlah prinsip-
prinsip yang harus dipenuhi yaitu:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan.

103Sukmadinata dan Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses


Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 45

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 279


2) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan
diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antar substansi.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan/stakeholders

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 280


untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia
kerja.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi
kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan
kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
non formal dan informal, dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 281


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
Motto “Bhineka Tunggal Ika” dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemenuhan
prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan
antara penerapan KTSP dengan kurikulum
sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali
terabaikan.104

104Baharudin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,


(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hal. 79-81

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 282


Ringkasan:

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang


diajarkan pada lembaga pendidikan, perangkat mata
kuliah mengenai bidang keahlian khusus. Manajemen
kurikulum adalah proses pendayagunaan sumber daya
kurikulum yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Prinsip
dasar manajemen kurikulum ini berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dengan tolak
ukur capaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru
untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan
strategi pembelajarannya.
Prinsip di atas merupakan bagian dari konsep
manajemen dalam rangka melaksanakan dan
mengembangkan kurikulum berdasarkan tujuan yang
telah dirumuskan. Pelaksanaan kurikulum tidak akan
pernah terlepas dari kegiatan pembelajaran karena
kurikulum merupakan usaha untuk mensukseskan tujuan
pendidikan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 283


Selain itu, kurikulum merupakan rencana tertulis
yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan yang
dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Kurikulum dan
pembelajaran memiliki hubungan. Artinya,
pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak
akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang
telah dirumuskan. Oleh karena itu, tercapainya tujuan
pendidikan, dilukiskan dengan kurikulum sebagai
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang mencakup seluruh
pengalaman belajar yang diorganisasikan dan
dikembangkan dengan baik.
Pelaksaan kurikulum dan pembelajaran
merupakan perwujudan kurikulum yang masih bersifat
dokumen tertulis menjadi aktual dalam serangkaian
aktivitas pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum sejalan
dengan kebijakan standar pendidikan nasional, terutama
sebagai dasar atau standar dalam proses pendidikan
sehingga pelaksanaanya menyesuaikan dengan standar
pendidikan nasional.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 284


Dasar atau landasan tersebut digunakan untuk
menjadikan lulusan sesuai atau bahkan lebih dari
standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.
Dengan ditetatap standar sebagai dasar tersebut
merupakan bagian dari strategi dan usaha dalam
mencapai tujuan yang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan, dan perkembangan sekolah yang terprogram
dan sistematis.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 285


Bagian - 11
MEMBANGUN BUDAYA
ORGANISASI PENDIDIKAN

A. Membangun Budaya Organisasi


Membangun budaya dalam sebuah organisasi juga
dapat dipengaruhi paling tidak oleh tiga hal yaitu, (1)
strategi organisasi yang mencakup tujuan jangka pendek
dan jangka panjang yang dirumuskan oleh organisasi, (2)
bagaimana tujuan organisasi tersebut kemudian
dikomunikasikan dan dipahami oleh semua anggota dan
bagaimana pelaksanaannya, dalam hal ini mencakup
(kemampuan individu, tingkah laku individu, dan hasil
objektif yang diperoleh), dan (3) situasi yang melingkupi
dan mempengaruhi kinerja sebuah organisasi, yaitu
mencakup budaya organisasi dan kondisi ekonomi. Dalam
konteks lembaga pendidikan, situasi yang melingkupi ini

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 286


juga dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah.105
Budaya organisasi mengacu pada norma perilaku,
asumsi, dan keyakinan dari suatu organisasi, sementara
iklim organisasi mengacu pada persepsi orang-orang
dalam organisasi yang merefleksikan norma-norma,
asumsi-asumsi dan keyakinan itu. Organisasi berfungsi
dengan berbagai struktur dan proses yang saling
bergantung.
Struktur dan proses-proses organisasi adalah tidak
tetap atau statik, tetapi lebih merupakan pola-pola
hubungan yang berubah secara kontinyu dalam suatu
kegiatan sosial yang lebih luas. Perubahan adalah suatu
aspek universal dan kontinual semua organisasi. Jadi,
budaya organisasi berkenaan dengan keyakinan, asumsi,
nilai, norma-norma perilaku, ideologi, sikap, kebiasaan,
dan harapan-harapan yang dimiliki oleh organisasi dalam
hal ini termasuk organisasi universitas swasta.

105Moh. Hidayat dan Yusuf, Pengembangan Budaya Organisasi


Dalam Lembaga Pendidikan, Jurnal: Tarbawi Vol. 14. No. 1. Januari-
Juni 2017, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
hidayatyusuf530@gmail.com, hal. 83. (30 September 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 287


Dari pendapat di atas, karakteristik budaya
meliputi:
a) Mempelajari, budaya diperlukan dan diwujudkan
dalam belajar observasi dan pengalaman.
b) Saling berbagi, individu dalam kelompok, keluarga
dan masyarakat saling berbagi budaya.
c) Transgenerasi, merupakan kumulatif dan
melampaui generasi satu ke generasi lain.
d) Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan
struktur bagaimana seseorang menilai dunia.
e) Adaptasi budaya didasarkan pada kapasitas
seseorang berubah atau beradaptasi.

Orientasi budaya suatu masyarakat mencerminkan


interaksi dari lima karakteristik. Individu suatu
masyarakat mengekspresikan budaya dan karakteristik
melalui nilai-nilai kehidupan dan lingkungan sekitar.
Nilai kepercayaan yang berlaku umum yang didefinisikan
apa yang benar dan salah atau menspesifikasikan
preferensi umum sebaliknya mempengaruhi sikap

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 288


individu mengenai bentuk perilaku yang
dipertimbangkan lebih efektif dalam situasi tertentu.106

B. Jenis-Jenis Organisasi
Dalam sebuah organisasi disamping mempunyai
tujuan dan manfaat tertentu yang dicapai, maka
keberadaan organisasi juga dapat dibagi menjadi dua
jenis organisasi, yaitu organisasi formal dan organisasi
informal.
Jenis-jenis organisasi menurut Kurniadin dan
Machali dikutip oleh Moh. Hidayat diantaranya:
1. Organisasi Formal
Organisasi formal merupakan organisasi yang
dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur
organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi
formal dan informal. Struktur organisasi formal yang
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban
dan tanggungjawab kepada personil dan membangun
hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai
kedudukan, seperti jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs,

106Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Remaja


Rosdakarya, 2010), hal. 122

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 289


SMA/K/U/MA dan lain-lain merupakan contoh organisasi
formal.
Sebagaimana dalam struktur organisasi formal bisa
memperlihatkan unsur-unsur administrasi sebagai
berikut:
a) Kedudukan struktur menggambarkan letak/posisi
setiap orang dalam organisasi.
b) Hirarki kekuasaan struktur digambarkan sebagai
sebuah rangkaian hubungan antara satu orang
dengan orang lain dalam suatu organisasi.
c) Kedudukan garis dan staf organisasi garis
menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan
permohonan dan saluran komunikasi resmi untuk
melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi,
perintah dan petunjuk pelaksana.
d) Skema struktur organisasi formal dalam hal ini
dijelaskan ada tiga bentuk, yaitu piramidal,
107
mendatar, dan melingkar.

107 Moh. Hidayat dan Yusuf, Op. Cit., hal. 85-86

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 290


Di bawah ini merupakan skema struktur organisasi
berbentuk piramidal, mendatar dan melingkar:

Gambar 18. Sturuktur Organisasi Firamidal

Gambar 19. Sturuktur Organisasi Mendatar

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 291


Gambar 20. Struktur Organisasi Melingkar108

2. Organisasi Informal
Organisasi informal pada dasarnya bentuk dan
karakteristiknya berbeda dengan organisasi formal.
Sebab organisasi ini karakteristiknya tengah berada dan
terjadi di sekitar masyarakat. Karakteristik organisisi
informal merupakan norma perilaku, tuntutan
penyesuaian diri, dan adanya kepemimpinan informal.
Hal ini dikatakan norma perilaku dalam sebuah
organisasi informal yaitu standar perilaku yang
diharapkan bersama yang ditetapkan oleh kelompok

108https://www.google.com/search=gambar+struktur+organisasi+

melingkar. (diakses 20 Oktober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 292


dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sanksinya
juga berupa sanksi sosial.
Kemudian tuntutan untuk menyesuaikan diri
dimana akan muncul apabila seseorang akan bergabung
dengan kelompok informal. Kemudian kepemimpinan
informal dalam hal ini menjadi salah satu komponen
yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang didalam
organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi
109
kepemimpinan dalam oraganisasi formal.

C. Fungsi dan Pengembangan Budaya Organisasi


Budaya organisasi memiliki fungsi yang sangat
penting. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal
batas tingkah laku individu yang ada didalamnya.
Menurut Robbins dikutip oleh Moh. Hidayat, fungsi
budaya organisasi yaitu, (1) menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dan yang lain, (2)
budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-
anggota organisasi, (3) budaya mempermudah timbulnya
komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada

109Moh. Hidayat dan Yusuf, Op. Cit., hal. 87

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 293


kepentingan diri individual seseorang, (3) budaya
merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan organisasi itu dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan, dan (4) budaya sebagai mekanisme pembuat
makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.110
Dalam pengertian lain Didin Kurniadin dikutip oleh
Moh. Hidayat, budaya organisasi juga mempunyai fungsi
yang sejalan dengan yang telah dijelaskan, antara lain,
(1) memberikan identitas organisasi kepada anggotanya,
(2) memudahkan komitmen kolektif, (3) mempromosikan
stabilitas sistem sosial, dan (4) membentuk perilaku
dengan manajer merasakan keberadaannya.

110Ibid., hal. 88-89

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 294


Keempat fungsi tersebut dapat diperjelas pada
skema berikut ini.
Identitas
Organisasi

Komite BUDAYA Membentuk


Organisasi ORGANISASI perilaku

Stabilitas
Sistem

Gambar 21. Fungsi Budaya Organisasi

D. Pembentukan Budaya Organisasi


Pada hakekatnya budaya organisasi adalah sebuah
pergerakkan kelompok, oleh sebab itu terbentuknya
budaya organisasi tidak terlepas dari dukungan
kelompok yang terbentuk dalam waktu yang cukup lama.
Dalam pembentukan organisasi juga tidak terlepas dari
seorang leader/tokoh/top manager yang secara ketat
menerapkan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi kepada
para bawahan, sehingga dalam waktu tertentu menjadi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 295


kebiasaan dan dijadikan acuan oleh seluruh anggotanya
untuk bertindak dan berperilaku.111
Seperti yang dikutip Ara Hidayat dan Imam
Machali dalam Moh. Hidayat, pembentukan budaya
menurut Stephen P. Robbins digambarkan sebagai
berikut:
MANAJEMEN
PUNCAK

Filsafat Kriteria Budaya


dari Seleksi Organisasi
Pendiri

Sosialisasi

Gambar 22. Terbentuknya Budaya Organisasi

Gambar di atas, menjelaskan bahwa dalam proses


pembentukan budaya organisasi telah melalui tahap-
tahap yaitu pendiri-pendiri memiliki asumsi, persepsi,
dan nilai-nilai yang harus diseleksi terlebih dahulu.
Dengan demikian, dari hasil seleksi tersebut akan

111Ibid., hal. 90

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 296


dimunculkan kepermukaan yang nantinya menjadi
karakteristik budaya organisasi.

E. Strategi Pengembangan Budaya Organisasi


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan strategi dan pengembangan budaya
organisasi:
1) Melakukan pengamatan eksternal, yaitu dengan
memperhatikan kesempatan dan ancaman disegala
aspek baik ekonomi, politik, teknologi, budaya dan
lainnya. Di antara semua variabel tesebut akan
membentuk karakter budaya organisasi.
2) Pengamatan internal terdiri dari evaluasi SDM dan
struktur organisasi, dengan tujuan mengukur
kesiapan SDM (input) strategi sekarang (process),
kinerja (output) dan potensi dalam yang akan
membentuk kedinamisan organisasi. Dalam internal
terdapat dua variabl yang penting yaitu, struktur
dan budaya. Struktur berkenaan dengan
mekanisme, prosedural organisasi. Budaya adalah
yang berkenaan dengan pola keyakinan dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 297


pemikiran, aspirasi dan nilai-nilai yang diharapkan
oleh semua anggota organisasi.
3) Perumusan organisasi adalah pengembangan
perencanaan jangka panjang, dari menejemen yang
efektif dari kesempatan dan ancaman yang
disinergiskan dengan kondisi internal.
4) Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa
organisasi ada dan mempertegas keberadaan
organisasi. Konsep misi yang disusun dengan
sistemik dan general akan menjadikan ciri khas
organisasi dengan organisasi yang lain, dan
berperan terhadap uniknya nilai produk organisasi
yang ditawarkan. Konsepsi misi yang apik juga
dapat meminimalisir konflik internal yang dianggap
kurang prinsip dan membantu meningkatkan
intensitas diskusi dan kajian secara produktif.
Namun sebelum mengembangkan misi, alangkah
baiknya menentukan analisis stakeholder. Dalam
hal ini stakeholder organisasi adalah SDM atau
organisasi apapun dieksternalkan yang dapat
melakukan perhatian yang dipengaruhi oleh hasil
tersebut.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 298


5) Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan,
dengan merumuskan apa dan kapan yang akan
diselasaikan dengan mengukur sasaran.
6) Strategi merupakan konsep perencanaan
komprehensif tentang bagaimana organisasi dapat
mencapai misi dan tujuan.
7) Kebijakan adalah pedoman luas yang
menghubungkan strategi dan implementasi.
Kebijakan ini bersifat general yang nantinya akan
diikuti dan disepesifikan dan diinterpretasikan dan
diimplementasikan oleh devisi-devisi melalui
strategi dan tujuan devisi masing-masing.
8) Implementasi strategi adalah proses dimana
manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan
dalam tindakan melalui pengembangan program,
anggaran dan prosedur.
9) Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas yang
diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali
pakai.
10) Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam
satuan uang, setiap program akan dinyatakan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 299


secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan
oleh SDM untuk mengelola organisasi.
11) Prosedur sering juga disebut dengan Standard
Operating Proscedures (SOP), yaitu langkah-langkah
yang berurutan yang menggambarkan dengan rinci
bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.
12) Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang
melalui aktivitas-aktivitas dan hasil kerja dimonitor
dan kinerja nyata dengan kinerja/program yang
diinginkan. Hasil yang diharapkan dalam sebuah
organisasi adalah bentuk peningkatan efektivitas
organisasi melalui produk, efesiensi, dan kepuasan
dalam jangka pendek, adaptasi dan pengembangan
dalam jangka menengah, kemampuan bertahan
dalam jangka panjang.112

F. Budaya Organisasi di Lembaga Pendidikan


Kondisi eksternal organisasi yang sangat cepat
berubah merupakan sebuah tantangan dari organisasi
untuk dapat hidup terus. Sebagaimana makhluk hidup,

112Ibid., hal. 92-94

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 300


organisasi juga harus pandai menyesuaikan diri dengan
lingkungannya jika menginginkan untuk hidup dalam usia
yang lebih panjang. Ketidak mampuan organisasi
menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat
menyebabkan organisasi tersebut mengalami masalah
serius, bahkan berakhir kematian/kerugian.
Dalam kasus kondisi pendidikan di Indonesia,
termasuk yang berkaitan dengan sekolah/madrasah,
perubahan dapat dilihat pada berbagai hal, mulai dari
kebijakan penyelenggaraan dari pemerintah, sampai
dengan perubahan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar
merupakan kumpulan dari individu-individu pembelajar
yang ada didalamnya. Disamping itu, sekolah/madrasah
dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajar apabila
memiliki ciri-ciri, (1) sekolah/madrasah memberikan
kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada
didalamnya untuk terus belajar dan memperluas
kapasitas dirinya, dan (2) sekolah/madrasah merupakan
organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan
mengelola perubahan itu sendiri.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 301


Dengan demikian dapat dilihat bahwa yang ada
didalam suatu sekolah/madarasah bukan sesuatu yang
terjadi secara alami, dan juga bukan sesuatu yang
terjadi secara kebetulan.
Dalam hal ini, Peter Senge dalam Muhaimin
dikutip oleh Moh. Hidayat membagi lima bentuk capaian
dalam budaya organisasi pembelajar antara lain:
1) Keahlian pribadi/personal mastery adalah suatu
budaya dan norma organisasi yang diterapkan
sebagai cara bagi semua individu dalam organisasi
untuk bertindak dan melihat dirinya.
2) Model mental/mental model adalah suatu prinsip
yang mendasar dari organisasi pembelajar. Di sisi
lain dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
perenungan yang dilakukan dengan terus-menerus
memperbaiki gambaran-gambaran di sekitar, dan
melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan dan
keputusan bersama.
3) Visi bersama/shared vision merupakan suatu
gambaran umum dari organisasi dan
tindakan/kegiatan organisasi yang mengikat orang-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 302


orang secara bersama-sama dari keseluruhan
identifikasi yang dituju.
4) Pembelajaran tim/team learning dan pembelajaran
tim yaitu suatu keahlian dalam percakapan dan
keahlian berpikir kolektif dalam organisasi.
Kemampuan dimana membentuk individu-individu
cakap dalam percakapan dan cakap dalam berpikir
kolektif, sehingga dapat meningkatkan kecerdasan
dan kemampuan sebuah organisasi.
5) Pemikiran sistem/system thinking yaitu kerangka
kerja konseptual, dimana suatu cara dalam
menganalisis dan berpikir tentang suatu kesatuan
dari seluruh prinsip-prinsip organisasi pembelajar.

Hal senada juga disampaikan oleh Guthrie dikutip


Moh. Hidayat, ia menambahkan bentuk capaian dalam
budaya organisasi pembelajar sebagai berikut, (1)
pembelajaran tim dan pembelajaran umum (public and
team learning), (2) bertindak penuh makna dengan
memperhitungkan berbagai kemungkinan (acting in
hight level of ambiguity), (3) dialog secara umum
(dialogue generatively), dan (4) melihat organisasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 303


sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (viewing
the organization as an integrated whole).113
Disetiap organisasi tentunya sangat
menitikberatkan pada hubungan erat kerjasama antara
individu satu dengan individu lainnya, sehingganya
tujuan yang telah direncanakan akan berjalan sesuai apa
yang diinginkan. Artinya, dengan melihat setiap
gambaran yang lebih besar pada organisasi dengan
keseluruhan adalah sesuatu yang penting untuk
memahami bagaimana organisasi bergerak dan
bagaimana individu-individu dalam organisasi juga
bergerak.
Organisasi harus dilihat dari sebagai bagian sistem
sosial secara menyeluruh, dimana prosesnya merupakan
sebuah hasil dari faktor sosial yang semuanya telah
tergabung dalam perjalanan yang kompleks.

113Moh. Hidayat dan Yusuf, Op. Cit., hal. 94-95

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 304


Ringkasan:

Budaya organisasi berkenaan dengan keyakinan,


asumsi, nilai, norma-norma perilaku, ideologi, sikap,
kebiasaan, dan harapan-harapan yang dimiliki oleh
organisasi.
Ada tiga hal dalam membangun sebuah budaya
organisasi paling tidak memiliki strategi organisasi yang
mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang
yang dirumuskan oleh organisasi. Kemudian
dikomunikasikan dan dipahami oleh semua anggota dan
bagaimana pelaksanaannya, dalam hal ini mencakup
kemampuan individu, tingkah laku individu, dan hasil
objektif yang diperoleh, dan budaya organisasi bersituasi
yang melingkupi dan mempengaruhi kinerja sebuah
organisasi, yaitu mencakup budaya organisasi dan
kondisi ekonomi. Dalam konteks lembaga pendidikan,
situasi yang melingkupi ini juga dipengaruhi oleh
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 305


Dalam proses pembentukan budaya organisasi
melalui tahapan-tahapan yaitu filsafat dari pendiri-
pendiri yang memiliki asumsi, persepsi, dan nilai-nilai
yang harus diseleksi terlebih dahulu.
Penyeleksian yang dimaksud adalah strategi
perencanaan dan pengembangan yang harus
dipertahatihakan diantaranya yaitu, (1) melakukan
pengamatan eksternal yaitu dengan memperhatikan
kesempatan dan ancaman disegala aspek, baik ekonomi,
politik, teknologi, budaya dan lainnya, (2) pengamatan
internal, dalam internal terdapat dua variable yang
penting yaitu, struktur dan budaya. Struktur berkenaan
dengan mekanisme, prosedural organisasi. Budaya
adalah yang berkenaan dengan pola keyakinan dan
pemikiran, aspirasi dan nilai-nilai yang diharapkan oleh
semua anggota organisasi. Dengan tujuan mengukur
kesiapan SDM input strategi sekarang process, kinerja
output dan potensi dalam yang akan membentuk
kedinamisan organisasi, (3) perumusan organisasi, misi
organisasi, tujuan organisasi, strategi organisasi dan
kebijakan organisasi, (4) mengimplementasikan dan
mewujudkan strategi kebijakan dalam tindakan melalui

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 306


pengembangan program, anggaran dan prosedur. Di
sebut dengan prosedur yaitu langkah-langkah yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana
suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan, (5) melakukan
evaluasi dan pengendalian organisasi.
Dalam organisasi evaluasi dan pengendalian
merupakan bentuk peningkatan efektivitas melalui
produk, efesiensi, dan kepuasan dalam jangka pendek
dan kemampuan bertahan dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, organisasi tentunya sangat menitikberatkan
pada hubungan erat kerjasama antara individu satu
dengan individu lainnya, sehingganya tujuan yang telah
direncanakan akan berjalan sesuai apa yang diinginkan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 307


Bagian - 12
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
DAN PERAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)

A. Pengertian Administrasi Pendidikan


Administrasi pendidikan dapat diartikan suatu
ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya
pendidikan berupa manusia, sumber belajar, dan
fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal, dan produktif, serta bagaimana menciptakan
suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang disepakati bersama.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas kemandirian manusia.
Keberhasilan dan kegagalan pendidikan banyak
dipengaruhi oleh administrasi atau manajemen

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 308


pendidikan, yang dalam hal ini berarti mengelola,
mengatur, atau menata pendidikan.114
Definisi administrasi pendidikan yang terangkum
dari berbagai aspek. Aspek pertama, administrasi
pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk
mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui,
tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang
sederhana sampai tujuan yang kompleks, tergantung
lingkup dan tingkat pegertian pendidikan yang
dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran
di kelas satu sekolah menengah pertama misalnya, lebih
mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan
tujuan pendidikan luar sekolah untuk sekolah untuk
orang dewasa atau tujuan pendidikan nasional. Jika
tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu
juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu
tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus
melalui kerjasama dengan orang lain, dengan segala
aspek kerumitannya.

114Hadari
Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis
Yang Kompetitif, (Cetakan ke-7, UGM. Press, Yogyakarta, 2003), hal.
11

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 309


Kedua, administrasi pendidikan mengandung
pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan
meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai,
bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang
yang diperlukan, dan berapa banyak biaya. Perencanaan
ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat
dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-
bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk
mengubah masukan menjadi keluaran.
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat
dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat
dari sudut manajemen, perhatian tertuju kepada usaha
untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang
ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai
sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian
tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang
dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana,
dan prasarana maupun waktu.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 310


Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat
dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat
dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab
pertanyaan bagaimana kemampuan administrator
pendidikan itu, apakah ia dapat melaksanakan Tut Wuri
Handayani, “ing madya magun karso, dan ing ngarso
sung tulodho”115 dalam mencapai tujaun pendidikan.
Keenam, administrasi pendidikan juga dapat
dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu
bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan
sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah.
Setiap kali, administrator dihadapkan kepada
bermacam-macam masalah, ia harus memecahkan
masalah itu.
Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat
dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan
secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang

115Salah satu semboyan besar dan sakti dari Ki Hajar Dewantara


untuk para pendidik sampai saat ini dan tertulis pada logo
Republik Indonesia. Pada logo tersebut bukanlah semboyan utuh
yang dicetuskan. Melainkan hanya 1 bait terakhir diantara 3 tiga
bait utuh yang tak sefamiliar, salah satu baitnya. Bait lengkapnya
adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, Tut Wuri
Handayani.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 311


lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga
mengerti apa yang dimaksudkan orang lain.
Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam
pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan
yang intinya adalah kegiatan rutin catat mencatat,
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat
menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan
laporan.116

B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan


Ruang lingkup administrasi pendidikan difokuskan
pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan
oleh pemerintah sebagai pelayanan kebutuhan sekolah
disatu pihak, dan sekolah sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran dengan fokus utama pelayanan belajar
dipihak lainnya. Pada kedua pihak ini kegiatan
administrasi pendidikan difokuskan pada profesionalisme
pengelolaan pendidikan dilihat dari kelembagaan
pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan

116Isnawati,
Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Pekanbaru,
Cet-1, Aswaja Pressindo, 2014), pdf, hal 12-14. (akses 30
September 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 312


terhadap masyarakat maupun satuan pendidikan atau
sekolah pada semua jenjang dan jenis sebagai institusi
yang memberikan jasa pelayanan belajar kepada
masyarakat.
Secara rinci apa saja ruang lingkup dari
administasi itu akan diuraikan pada uraian berikut. Di
dalam perkataan ruang lingkup terkandung pengertian
garapan dan juga aspek. Dengan demikian ruang lingkup
manajemen pendidikan adalah ruang garapan dan juga
aspek manajemen pendidikan atau perguruan sekolah.
Ary H. Gunawan dikutip oleh Risnawati,
menerangkan bahwa garapan-garapan kegiatan
pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan kepada
delapan garapan yaitu, (1) pengelolaan peserta didik,
(2) pengelolaan personel (guru+pegawai TU), (3)
pengelolaan kurikulum, (4) pengelolaann sarana dan
prasarana, (5) pengelolaan anggaran/biaya, (6)
pengelolaan tata laksana/tata usaha, (7) pengelolaan
organisasi, dan (8) pengelolaan hubungan sekolah
dengan masyarakat.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 313


Visualisasi dari terjadinya kedelapan garapan
pengelolaan sekolah secara kronologik-logik pada
halaman berikut:

Peserta Personil
INTERAKSI Guru + Peg.
Didik
TU
I Melalui II
bahan/materi
pembelajaran

PBM
KURIKULUM
III

(Proses pembelajaran akan semakin baik, efektif, efisien, bila


ditunjang dengan sarana dan prasarana, anggaran/biaya, tata
laksana, organisasi, dan husemas) Demi terciptanya tujuan
pendidikan yang ditetapkan

Saran & Anggaran Tata Organisasi Humas


Prasarana laksana

IV V VI VII VIII

Gambar 23. Delapan Garapan Pengelolaan Sekolah

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 314


Keterangan gambar 23:
1) Garapan pertama adalah mengelola peserta didik.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab I pasal 1 disebutkan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
2) Garapan kedua adalah tenaga pendidik. Dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 juga disebutkan bahwa,
pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara,117 tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Dalam garapan ini
juga termasuk pegawai/karyawan yang
keseluruhannya disebut personel, kata personel
diadopsi dari bahasa Belanda personel yang sama

117Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai


pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas,
tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau
melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan
pelatihan/diklat pemerintah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 315


dengan Bahasa Inggris personnel. Jadi personel bisa
juga disebut personel. Sedangkan personalia artinya
urusan pegawai/kepegawaian.
3) Manajemen kurikulum. Interaksi antara tiga
komponen yaitu peserta didik, pendidik dan
kurikulum. Di sebut dengan kegiatan pembelajaran
atau Proses Belajar Mengajar (PBM). Selanjutnya
KP/PBM inilah yang menjadi fokus manajemen
pendidikan.
4) KP/PBM akan makin baik dan berhasil bila ditunjang
dengan sarana dan prasarana pendidikan. Maka
timbullah garapan yang keempat yaitu manajemen
sarana dan prasarana.
5) KP/PBM akan makin baik dan berhasil bila ditunjang
dengan anggaran/biaya yang memadai. Maka
timbullah garapan yang kelima yaitu manajemen
anggaran/biaya.
6) Manajemen tata laksana, manajemen ini akan
menunjang seluruh garapan yang ada. KP/PBM akan
semakin baik dan berhasil bila ditunjang dengan
tata laksana yang baik pula.
7) KP/PBM akan semakin berhasil pula bila seluruh
kegiatan penunjangnya diorganisasikan dengan
sebaik-baiknya, maka terjadilah garapan
manajemen organisasi pendidikan.
8) Akhirnya pendidikan sebagai lembaga sosial akan
semakin lancar dan berhasil dalam tugasnya dan
memperoleh simpati dari publiknya bila dapat
menjelaskan hubungan yang akrab dan serasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 316


dengan segenap publiknya yang disebut dengan
hubungan sekolah dengan masyarakat. Kegiatan
manajemen humas inipun harus senantiasa
diprogram, dilaksanakan dan dievaluasi demi
keberhasilan selanjutnya.118

C. Tenaga Administrasi Sekolah


Tenaga administrasi sekolah adalah tenaga
kependidikan yang bertugas memberikan dukungan
layanan administrasi guna terselenggaranya proses
pendidikan di sekolah. Mereka adalah non teaching staff
yang bertugas di sekolah yang sering disebut dengan
Tata Usaha/TU.
Dalam Kepmendiknas Nomor 053 UU Tahun 2001
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang
Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa,
tenaga administrasi sekolah adalah sumber daya manusia
di sekolah yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan

118Ibid., hal. 23-25

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 317


belajar mengajar tetapi sangat mendukung
keberhasilannya dalam kegiatan administrasi sekolah. 119
Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah/TAS/M
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah mensyaratkan
sebagai berikut:
1) Kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB. Kepala
tenaga administrasi SD/MI/SDLB dapat diangkat
apabila sekolah/madrasah memiliki lebih dari 6
(enam) rombongan belajar. Kualifikasi kepala
tenaga administrasi SD/MI/ SDLB adalah sebagai
berikut yaitu, (1) berpendidikan minimal lulusan
SMK atau yang sederajat, program studi yang
relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat)
tahun, dan (2) memiliki sertifikat tenaga

119Makalah Pendamping dalam Seminar Nasional dan Temu Alumni


Dies Natalis ke-48 UNY Tahun 2012. Tema: Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Membangun Bangsa. Yogyakarta 5 Mei
2012. Diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni
Universitas Negeri Yogyakarta.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 318


administrasi sekolah/madrasah dari lembaga yang
ditetapkan pemerintah.
2) Kepala tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB. Kepala
tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB berkualifikasi
sebagai berikut, (1) berpendidikan minimal D3 atau
yang sederajat, program studi yang relevan, dengan
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, dan (2)
memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan
pemerintah.
3) Kepala tenaga administrasi, SMA/MA/SMK/-
MAK/SMALB. Kepala tenaga administrasi
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB berkualifikasi sebagai
berikut, (1) berpendidikan S1 program studi yang
relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/madrasah minimal 4 tahun,
atau D3 dan yang sederajat, program studi yang
relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah/madrasah minimal 8 tahun,
dan (2) memiliki sertifikat kepala tenaga

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 319


administrasi sekolah/madrasah dari lembaga yang
ditetapkan pemerintah.
4) Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian.
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK
atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila
jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal
50 orang.
5) Pelaksanaan urusan administrasi keuangan.
Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program
studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki
sertifikat yang relevan.
6) Pelaksanaan urusan administrasi sarana dan
prasarana. Berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.
7) Pelaksanaan urusan administrasi hubungan sekolah
dengan masyarakat, berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, dan dapat
diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki
minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.
8) Pelaksanaan urusan administrasi persuratan dan
pengarsipan. Berpendidikan minimal lulusan
SMK/MAK, program studi yang relevan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 320


9) Pelaksanaan urusan administrasi kesiswaan.
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK
atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan)
rombongan belajar.
10) Pelaksanaan urusan administrasi kurikulum.
Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK
atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki minimal 12 (duabelas)
rombongan belajar.
11) Pelaksanaan urusan administrasi umum untuk
SD/MI/SDLB berpendidikan minimal SMA/MA/-
SMK/MAK atau yang sederajat.
12) Petugas layanan khusus penjaga sekolah/madrasah
berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang
sederajat, tukang kebun berpendidikan minimal
lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, tenaga
kebersihan berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs
atau yang sederajat, pengemudi berpendidikan
minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat,
memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila
sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 321


dan pesuruh berpendidikan minimal lulusan
120
SMP/MTs atau yang sederajat.

Di samping itu, sesuai aturan kepegawaian, tugas


tenaga administrasi sekolah/madrasah di jenjang
pendidikan dasar dan menengah tidak boleh dirangkap
oleh tenaga fungsional yang lain. Sebagai
subsistem/komponen pembelajaran, keberadaannya
akan saling berkaitan dengan komponen yang lain agar
tujuan pendidikan dapat dicapai sesuai dengan harapan.
Keberadaan subsistem atau komponen tersebut
harus memenuhi syarat baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP) sehingga hasil yang diharapkan dalam tujuan
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dapat
dicapai sesuai dengan rencana strategis yang telah
ditetapkannya.

120SalinanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun


2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.
(akses 27 Oktober 2019). Lihat di https://luk.staff.ugm.ac.id › atur ›
bsnp › Permendiknas24-2008StandarTe.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 322


Subsistem meliputi peserta didik, pendidik, kepala
sekolah. Tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga
administrasi sekolah/madrasah, laboran, pustakawan,
instruktur, bendahara sekolah, penjaga sekolah dan lain-
lain, buku pelajaran, kurikulum, masyarakat, lingkungan
sekolah, kebijakan pemerintah, aturan/tata tertib
sekolah. Seluruh komponen tersebut sangat beperan dan
saling mempengaruhi sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun dan tujuan dilakukan pembelajaran
dan dampak dari tujuan tersebut dapat dicapai.

D. Jenis-Jenis Kegiatan Administrasi Sekolah


Semua kegiatan administrasi di sekolah hendaknya
memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP
adalah sistem yang disusun untuk memudahkan,
merapikan, dan menertibkan pekerjaan serta
menjadikan sebagai landasan/pedoman dalam
menjalankan tugas, alat ukur kinerja, dan juga dapat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 323


memberikan rasa percaya diri karyawan dalam
121
melakukan setiap langkah kerja.
Adapun yang meliputi kegiatan sebagai
administrasi sekolah berikut:
1. Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum adalah rangkaian kegiatan
dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar unuk
mencapai tujuan pengajaran. Kegiatan administrasi
kurikulum ini berupa tugas pokok guru yaitu mengajar,
membina, ekstarkurikuler, dan kegiatan yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar.
Kurikulum yang biasa digunakan tersebut akan
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Setiap
tahunnya zaman akan mengalami perubahan kearah yang
lebih canggih.
Oleh karena itu, kurikulum harus berkembang
sesuai kondisi yang ada dan menyesuaikan dengan
kebutuhan. Kurikulum tidak hanya sebagai rancangan
tertulis, namun ia digunakan dalam beroperasi di kelas.
Sehingga kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat

121Ekotama, S., Pedoman Mudah Menyusun SOP, (Yogyakarta: Med


Press, 2015), hal. 41

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 324


peraturan yang harus dijalani untuk mencapai gelar atau
sertifikat tertentu.122
Dalam proses kegiatan administrasi, ada SOP yang
berisi kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
proses belajar mengajar seperti mengatur jadual
pelajaran, menyusun program berdasarkan satuan waktu
tertentu, misalnya SAP dan RPP, pengisian daftar
pengajuan kelas, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar,
laporan hasil evalusi kegiatan bimbingan dan
penyuluhan.

2. Administrasi Kesiswaan
Administrasi kesiswaan merupakan rangkaian
kegiatan yang dimulai dengan kegiatan penerimaan
siswa kemudian dilanjutkan dengan hal-hal lain yang
dibutuhkan dalam administrasi siswa seperti pencatatan
identitas siswa kedalam buku induk/klaper. Administrasi
kesiswaan menunjuk kepada pekerjaan-pekerjaan/-
kegiatan-kegiatan pencatatan siswa baru semenjak dari

122Annisa Efendi dan Hade Afriansyah, Administrasi Kurikulum,


(Universitas Negeri Padang Indonesia, 2019), hal. 2, lihat di
https://osf.io›download›format=pdf/administrasi=kurikulum.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 325


proses penerimaan sampai saat siswa meninggalkan
sekolah. Selain itu, terdapat kegiatan administrasi siswa
seperti mengatur tata tertib siswa dan membuat daftar
hadir siswa, penyelenggaraan bimbingan penyuluhan/-
bimbingan belajar.
Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik mulai dari masuk sampai
lulus sekolah. Pengaturan kegiatan peserta didik
tersebut diarahkan pada peningkatan mutu kegiatan
belajar mengajar baik intra maupun ekstrakurikuler,
sehingga memberikan kontribusi bagi pencapaian visi,
misi, dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan secara
keseluruhan.123
Kegiatan tersebut, hendakya terdapat SOP yang
mengatur kegiatan seperti kegiatan penerimaan siswa
baru, mulai dari perencanaan sampai dengan siswa
diterima.

123Patsun, Paradigma Administrasi dalam Pengelolaan Sekolah,


Jurnal Studi Keislaman Volume 1, Nomor 2, Desember 2015, hal.
172. Lihat di https://media.neliti.com›media›publications›268458-
paradigma-administrasi-dalam-pengelolaan-sekolah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 326


3. Administrasi Sarana dan Prasarna
Kegiatan pengeloaan dalam administrasi sarana
dan prasarana dimulai dari pengandaan,
penginventarisasian, penyimpanan dan pemeliharaan,
dan pelaporan. Pengaturan ini dimulai dari siapa yang
bertanggungjawab dalam administrasi sarana dan
prasarana, kemudian prosedur yang harus dilakukan saat
pengadaan dan pengemabangan sarana dan prasarana,
penginventarisasian, alokasi dan pemamfaatan saranan
dan prasarana, pemeliharaan dan pelaporan.
Administrasi sarana dan prasarana dilaksanakan
dengan berlandaskan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35 ayat (1) Standar
Nasional Pendidikan terdiri atas standar sarana dan
prasarana pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala. Sebelum mengadakan alat-alat
tertentu atau fasilitias yang lain lebih dulu harus melalui
prosedur penelitian yaitu melihat kembali kekayaan
yang telah ada. Dengan demikian, baru bisa ditentukan
sarana apa yang diperlukan berdasarkan kepentingan
pendidikan di sekolah tersebut.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 327


Untuk proses pembelian sarana dan prasarana
pendidikan hendaknya disusun SOP, semua prosedur
tersebut dibutuhkan agar tidak terjadi pemborosan
dalam pembelian dan menanggulangi masalah yang
ditimbulkan karena adanya sarana dan prasarana yang
rusak/hilang.124

4. Administrasi dan Hubungan Industri


Administrasi hubungan industri adalah kegiatan
pencapaian hubungan yang harmonis antara sekolah
dengan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan
pendidikan sehingga mendorong masyarakat untuk
bekerjasama dengan sekolah. Kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat yang ada di sekolah terjadi
pada pihak internal sekolah dan eksternal sekolah.
Kegiatan internal adalah upaya menjalin komunikasi
dengan semua warga sekolah dan kegiatan eksternal

124Nanik Sulistyowati, Administrasi Sarana dan Prasarana Sekolah


Dasar, (Malang: SDN Sawojajar Vll Malang, Desember 2006), hal. 7.
Lihat https://ayahalby.files.wordpress.com›2012/10›administrasi-
sarana-dan-prasarana-sekolah-dasar.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 328


adalah upaya menjalin dengan pihak luar sekolah yaitu
orang tua, masyarakat, dan pihak Dunia Usaha/Dunia
Industri/DU/DI.125
Kegiatan ini membutuhkan standar operasional
prosedur yang berhubungan dengan kegiatan formal
seperti pelaksanaan praktik kerja industri, pelaksnaan
kegiatan ekstrakurikuler, maupun kegiatan informal
lainnya.

5. Administrasi Keuangan
Standar administrasi keuangan/pembiayaan
adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama
satu tahun. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya
investasi, biaya operasi dan biaya personal. Pelaksanaan
ketiga hal tersebut diperlukan adanya proses
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengawasi, dan melaporkan

125Fahrudin, Implementasi Manajemen Hubungan Sekolah dengan


Masyarakat dalam Pendidikan Sistem Ganda, (UN Yogyakarta,
2012), https://eprints.uny.ac.id/20631/1/Fahrudin.pdf. (akses 26
Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 329


kegiatan bidang keuangan agar tujuan sekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
dalam menyusun rencana keuangan sekolah sebagai
berikut:
a) Perencanaan harus realistis perencanaan harus
mampu menilai bahwa alternatif yang dipilih sesuai
dengan kemampuan sarana/fasilitas, daya/tenaga,
dana, maupun waktu.
b) Perlunya koordinasi dalam perencanaan harus
mampu memperhatikan cakupan dan sarana atau
volume kegiatan sekolah yang kompleks.
c) Perencanaan harus berdasarkan pengalaman,
pengetahuan, dan intuisi. Pengalaman,
pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa
berbagai kemungkinan yang terbaik dalam
menyususn perencanaan.
d) Perencanaan harus fleksibel/luwes. Perencanaan
mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan
yang tidak diperhatikan sebelumnya tanpa harus
membuat revisi.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 330


e) Perencanaan yang didasarkan penelitian
perencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu
data yang lengkap dan akurat melalui suatu
penelitian, dan perencanaan sesuai dengan
126
tujuan.

Administrasi keuangan berhubungan dengan


standar pembiayaan yang mengatur komponen dan
besarnya biaya opersi satuan pendidikan yang berlaku
selama satu tahun. Pembiayaan pendidikan terdiri atas
biaya investasi, biaya opersai, dan biaya personal.
Ketiga hal tersebut memerlukan adanya SOP. SOP dalam
proses merencanakan, mengorganisasian, mengawasi,
dan melaporkan kegiantan bidang keuangan agar tujuan
sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.

6. Adminstrasi Ketenagaan
Administrasi ketenagaan meliputi hal-hal yaitu
pendayagunaan ketenagaan, Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan/DP3, Daftar Urut Kepangkatan-

126Patsun, Op. Cit., hal. 175

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 331


/DUK, mutasi kepangkatan, pengembangan ketenagaan,
usaha kesejahteraan pegawai, dan tataterib kerja. Agar
dapat mencapai pelaksanaan yang optimal maka sudah
seyogyanya setiap lembaga pendidikan memanfaatkan
SDM sebagai pemegang peran utama aktivitas pendidikan
dengan melewati berbagai perencanaan tersebut dengan
baik.
Karena dengan segala perencanaan yang sudah
sesuai dengan prosedur, diharapkan dapat menjadikan
sekolah meraih keberhasilan yang akan menjadikan
sekolah dengan identitas terbaik yang nantinya dapat
bersaing dengan dunia global.127
Standar operasional prosedur yang diperlukan
dalam hal ini adalah SOP tentang pendayagunaan
ketenagaan baik guru maupun tenaga administrasi,
prosedur pelaksanaan DP3, prosedur mutasi
kepangkatan, mengembangkan ketenagaan dan lain-lain.

127Rusi Rusmiati Aliyyah, Pengelolaan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan, (Bogor: Polimedia Publishing, 2018), hal. 5

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 332


7. Administrasi Tata Persuratan dan Kearsipan
Kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan
surat meliputi mencatat, mengarahkan, dan
mengendalikan surat baik surat masuk maupun surat
keluar, sedangkan pengelolaan arsip sebagai pusat
ingatan, sumber informasi, dan sumber penelitian. Arsip
harus dikelola dengan cara:
a) Sistem penataan/penyimpanan arsip, yaitu dengan
menggunakan sistem masalah, sistem abjad, sistem
tanggal, dan sistem wilayah.
b) Arsip pasif penting dan permanen, harus dirawat
dan dijaga agar terjamin keamanan dan
keutuhannya, antara lain, arsip-arsip yang
menyangkut akta tanah, akta pendirian gedung,
akta status sekolah, dan sebagainya (pasal 3 UU
Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok
Kearsipan).
c) Untuk mencegah penumpukan arsip yang tidak
berguna, dilakukan penyusutan atau pemusnahan
arsip yang tidak berguna dengan mengikuti prosedur

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 333


yang berlaku sesuai dengan PP No. 34 Tahun 1979
tentang Penyusutan Arsip.128

Sedangkan kearsipan merupakan sautu proses


penyimpanan arsip menggunakan sitem tertentu, dengan
tujuan apabila dukumen sewaktu-waktu dibutuhkan
sudah siap. SOP yang diperlukan saat ini adalah prosedur
pengurusan surat masuk dan surat keluar serta prosedur
penyimpanan dokumen/arsip. Dengan demikian, SOP
merupakan sarana penunjang yang sangat penting
sebagai alat yang menggerakkan kegiatan oraganisasi
dalam meningkatkan produktivitas dengan menjamin
mutu layanan.
Dengan adanya SOP maka kegiatan administrasi
sekolah, dapat berjalan dengan lancer, efektif, dan
efisien. Disamping itu, SOP merupakan sarana untuk
menggerekkan kegiatan organisasi dalam meningkatkan
produktivitas dan menjamin mutu layanan.

128Patsun, Op. Cit., hal. 180

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 334


E. Peranan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Agar suatu sekolah dapat memahami kebutuhan
masyarakat, maka upaya pemamfaatan dan pelayanan
administrasi perlu didukung oleh manajemen pelayanan
yang baik. Perwujudan transparansi dan standarisasi
pelayanan dapat dilakukan antara lain melalui
penyusunan standar operasoinal pelayanan bagi setiap
jenis pelayanan dan kegiatan yang ada di sekolah.
SOP dan administrasi sekolah adalah dokumen
yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi
sekolah yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu
pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan petugas yang
berperan dalam kegiatan pelayanan administrasi
sekolah. Salah satu parameter kualitas kinerja suatu
organisasi adalah adanya tata kelola yang baik dan
transparan.
Tata kelola dapat diartikan sebagai cara/metode
yang digunakan oleh suatu organisasi untuk
mendayagunakan seluruh potensi dan unsur-unsur yang
dimiliki secara optimal dalam upaya mencapai visi, misi
organisasi yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari tata

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 335


kelola yang baik adalah terjadinya peningkatan kualitas
layanan administrasi sekolah secara terus menerus
secara berkesinambungan. Tata kelola yang baik
menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi,
keseimbangan peran serta adanya peran saling
mengawasi atau saling mengendalikan yang dilakukan
oleh semua komponen sekolah.
Menurut Darmono dikutip oleh Daimatun Nafiah,
menyatakan bahwa ada enem indikator untuk
keberhasilan tata kelola yang baik, sebagaimana
dikembangkan United Nation Development
Program/UNDP yaitu, mengikutsertakan semua
komponen, transparan dan bertanggungjawab, epektif
dan adil, menjamin kepastian aturan, menjamin semua
kebijakan didasarkan pada consensus bersama, dan
memperhatikan pihak yang paling lemeh dalam
129
pengambilan keputusan.

129Daimatun Nafiah, Peranan Standar Operasional Prosedur dalam


Menunjang Pengelolaan Aministrasi di Sekolah, (Asmi Desanta:
Yogyakarta, Vol. XI, No. 1, Pebruari, 2011), hal. 44-45

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 336


SOP pada pelaksanaan administrasi sekolah
merupakan bagian dari standar mutu yang dikembangkan
sekolah secara umum, penyusunan SOP meliputi empat
tahap penyusunan yaitu, analisis kebutuhan SOP,
pengembangan SOP, monitoring dan evaluasi. Keempat
tahap tersebut dilakukan secara beraturan sehingga
dapat menghasilkan SOP yang sesuai dengan kebutuhan
lapangan untuk menunjang kelengkapan manjemen
mutu terpadu di sekolah.

Ringkasan:

Kegitan administrasi pendidikan difokuskan pada


kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah sebagai pelayanan kebutuhan sekolah disatu
pihak, dan sekolah sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran dengan fokus utama pelayanan belajar
dipihak lainnya. Pada kedua pihak ini kegiatan
administrasi pendidikan difokuskan pada profesionalisme

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 337


pengelolaan pendidikan dilihat dari kelembagaan
pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan
terhadap masyarakat maupun satuan pendidikan/sekolah
pada semua jenjang dan jenis sebagai institusi yang
memberikan jasa pelayanan belajar kepada masyarakat.
Secara rinci ruang lingkup administasi terkandung
pengertian garapan dan juga aspek. Garapan-garapan
yang dimaksud adalah kegiatan pengelolaan sekolah
dapat diklasifikasikan kepada delapan garapan yaitu
pengelolaan peserta didik, pengelolaan personel
(guru+pegawai TU), pengelolaan kurikulum, pengelolaan
sarana dan prasarana, pengelolaan anggaran/biaya,
pengelolaan tata laksana/tata usaha, pengelolaan
organisasi, dan pengelolaan hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Garapan tersebut merupakan tujuan administrasi
yang mengatur kegiatan-kegiatan secara prosedural
terkait dengan aspek kegitan pandidikan di sekolah, baik
yang bersifat intra maupun ekstrakurikuler, sehingga
memberikan kontribusi bagi pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah serta tujuan pendidikan secara
keseluruhan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 338


Kontribusi untuk capaian visi, misi, dan tujuan
sekolah adalah upaya pemamfaatan dan pelayanan
administrasi perlu didukung oleh manajemen pelayanan
yang baik. Perwujudan transparansi dan standarisasi
pelayanan dapat dilakukan antara lain melalui
penyusunan standar operasional pelayanan bagi setiap
jenis pelayanan dan kegiatan yang ada di sekolah.
Standar operasional prosedur dan administrasi
sekolah adalah dokumen yang berisi serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan administrasi sekolah yang berisi
cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan petugas yang berperan dalam
kegiatan pelayanan administrasi sekolah. Oleh karena
itu, kegiatan administrasi dan SOP merupakan salah satu
parameter kualitas kinerja suatu organisasi adalah
adanya tata kelola yang baik dan transparan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 339


Bagian - 13
PENERAPAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)

A. Pengertian SOP
Standard Operating Procedure (SOP) mempunyai
makna yang berbeda, bergantung dari kriteria dan
konteksnya. Standard operating procedure atau yang
diterjemahkan menjadi standar operasi prosedur adalah
sistem yang disusun untuk memudahkan, merapikan, dan
menertibkan pekerjaan.130
SOP memiliki tiga uraian yaitu standard,
operating, dan procedure. Standard mengandung
ketentuan yang menjadi acuan pokok yaitu sebagai
acuan dimana setiap anggota harus mematuhi standar

130Ekotama, S., Pedoman Mudah Menyusun SOP, (Yogyakarta: Med.


Press, 2015), hal. 41

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 340


operasional prosedur, yang perlu ditekankan pada
standar ini adalah bersifat mengikat.
Operating dapat dipahami lebih kepada aktivitas
kerja yang aplikatif, aktivitas tersebut menggambarkan
alur kegiatan kerja baik yang rutin maupun non rutin.
Operasional adalah kegiatan kerja atau aktivitas-
aktivitas didalamnya yang terkait dengan kaidah-kaidah
yang sudah ditentukan, dan dalam penerapannya,
aktivitas-aktivitas tersebut harus sesuai dengan
kaidah/standar yang diberlakukan.
Procedure mengandung arti sebagai langkah/-
tahapan yang berhubungan dengan proses dalam
aktivitas kerja, dan prosedur harus dideskripsikan secara
jelas dan terperinci.131
SOP memiliki tahapan yang sifatnya baku dan
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu SOP menjadi sistem yang memberikan acuan
kerja, kapan, dimana, oleh siapa, dan cara menjalankan
kegiatan, terutama yang bersifat rutin dan pembiasaan.

131Purnamasari, Evita P., Panduan Menyusun SOP Standard


Operating Procedure, Jagakarsa, (Jakarta: PT Buku Kita, 2015), hal.
10-13

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 341


Kegiatan yang dibuatkan SOP adalah kegiatan yang
dilakukan secara rutin dan terus berulang sehingga
menjadi pembiasaan dan keteladanan setiap satuan
pendidikan, mulaidari jenjang pendidikan PAUD/PIAU,
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/K sampai perguruan
tinggi diwajibkan membuat SOP sebagai acuan kerja
untuk mendukung pelaksanaan kurikulum. SOP ini
ditujukan agar keseluruhan praktik pembelajaran
disetiap satuan pendidikan dapat dilaksanakan secara
optimal dan berkualitas.132

B. Tujuan dan Fungsi SOP


SOP disusun dengan tujuan:
1) Menjaga kualitas keseluruhan pelaksanaan kegiatan
disetiap satuan pendidikan.
2) Memandu dari awal hingga akhir kegiatan secara
sistematis sehingga tercipta konsistensi prilaku

132Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini


dan Pendidikan Masyarakat tahun 2018. Tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Satuan PAUD.
http//203.176.176.170›pauddikmas›download›file›Buku_Pedoman
Peny. (diakses 27 Oktober 2019), hal, 3

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 342


pendidik dalam mengembangkan karakter
siswa/mahasiswa.
3) Menjaga konsistensi dan kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan dalam satuan pendidikan
sehingga tercipta kedisiplinan semua pihak.
4) Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap
posisi dalam organisasi sehingga semua pihak
memiliki standar yang sama dalam memberikan
layanan dan fasilitas pada siswa/mahasiswa.
5) Mempermudah penemuan hambatan yang muncul
dalam pelaksanaan kegiatan, baik dari dalam
maupun luar lembaga.
6) Memperjelas alur tugas, wewenang, dan
tanggungjawab dari petugas terkait.
7) Acuan kerja bagi pendidik dan tenaga kependidikan
sehingga melindungi satuan pendidikan dan
pendidik terhindar dari kesalahan administrasi
lainnya.
8) Memudahkan pengkaderan pendidik baru dalam
memberikan layanan disatuan pendidikan.
9) Memberikan informasi terbuka bagi pendidik,
tenaga kependidikan, dan orang tua mengenai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 343


layanan administrasi yang ada di lembaga
pendidikan/di sekolah terkait.

Fungsi SOP adalah:


1) Memperlancar tugas pendidik dan tenaga
kependidikan.
2) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang
dialami dalam melaksanakan kegiatan dan
merancang solusinya.
3) Mengarahkan pendidik dan tenaga kependidikan
untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
4) Menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan rutin
dan pembiasaan.
5) Memudahkan dan menjelaskan proses suatu
133
kegiatan bagi dan oleh semua pihak.

C. Sistematika Penulisan SOP


1. Gaya Penulisan SOP
Gaya penulisan standar operasional prosedur
diantaranya ialah:134

133Ibid., hal. 4

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 344


a) Penulis aktor/pelaku dalam SOP sebaiknya
dipisahkan dari aktivitas/kegiatan-kegiatannya.
Antara penulisan dan penjelasan kegiatan harus
dipisahkan, kolom aktor harus terpisah.
b) Penulis dalam kegiatan SOP harus menggunakan
kata kerja aktif yang diikuti dengan objek dan
keterangan. Contoh dalam menulis laporan,
mendokumentasikan surat pengaduan,
mengumpulakan bahan rapat, mengirim surat
undangan kepada peserta, meneliti berkas, serta
mengarsifkan dokumen.
c) SOP yang ditulis sebaiknya menghindari penggunaan
kata “kamu”. Jadi, harus menggunakan “kata
ganti” kamu menjadi anda atau kariawan.
d) Sistem penulisan SOP yang dibuat harus konsisten.
Mulai dari margin dan font.

134Fajar Nur’aini, DF., Pedoman Praktis Menyusun Standard


Operating Prosedure, (Yogyakarta: Cet. 1, Quadrant, 2016), hal. 81-
85

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 345


2. Halaman Judul
berikut dalam halam judul:
a) Judul sebagai ceter point/titik pusat dari SOP yang
akan kita buat.
b) Nomor SOP, nomor ini berfungsi sebagai pembeda
antara SOP satu dengan SOP yang lain.
c) Tanggal, terdiri dari tanggal pembuatan SOP dan
tanggal revisi serta tanggal diberlakukannya SOP.
d) Depertemen atau divisi, yaitu memperjelas kepada
siapa SOP ditujukan.

3. Halaman Isi
Halaman isi merupakan bagian dari SOP yang
berisi kandungan dari SOP. Ada beberapa hal yang
tesusun didalamnya yaitu:
a) SOP mendiskrifsikan prosedur secara rinci dan jelas,
salah satunya dengan menambahkan diagram yang
berfungsi sebagai ilustrasi langkah-langkah
kegiatan.
b) SOP memiliki dasar hukum/peraturan perundang-
undangan yang mendasari prosedur.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 346


c) SOP yang telah disusun harus dilengkapi dengan
standar mutu agar lebih mudah dipahami oleh
pengguna SOP. Selain itu, standar yang digunkan
dapat dilihat dari sisi output yang dihasikan, waktu
penyelesaian, kelengkapan maupun ketepatan hasil.
d) SOP yang telah tersusun sebaiknya dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang akan digunakan.
Apabila dalam SOP tertulis beberapa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan tidak tersedia, maka
hal tersebut dapat mengganggu konsenrasi prosedur
dan pelayanan.

4. Halaman Penutup
Pda bagian halaman ini adalah untuk mengetahui
siapa yang mengesahkan dan yang bertanggungjawab
atas SOP tersebut. Birikut contoh SOP untuk
menjelaskan sistematika penyusunan SOP yang efektif
pada tabel berikut:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 347


Tabel 4.
Contoh Sistematika Penyusunan SOP

LOGO UNIT Nomor SOP.


LEMBAGA KERJA Tgl. Pembuatan Halaman
Tgl. Revisi judul
Tgl. Pemberlakuan
Disahkan oleh
Nama SOP yang akan dibuat

Dasar hukum Kualifikasi penilain


1. ……………………… 1. …………………………
2. ……………………… 2. …………………………

Kterkaitan Peralatan/perleng-
1. ……………………… kapan Isi
2. ……………………… 1. …………………………
2. …………………………
Peringatan
1. ……………………… Pencatatan &
2. ……………………… pendaftaran
1. ……………………………
2. ……………………………

Uraian Prosedur Berisi urian prosedur

Disahkan oleh Penutup


Kepala/pimpinan lembaga

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 348


D. Penerapan SOP
1. Rumusan Penyusunan SOP
Dalam perumusan dan penyusunan standar
operasional prosedur adalah menentukan kebutuhan
dalam penyusunan. Langkah-langkah yang diperlukan
adalah:
a) Tahap persiapan yaitu mengetahui kebutuhan,
mengevaluasi kebutuhan dan menilai kebutuhan,
menetapkan kebutuhan dan menetapkan alternatif
tindakan.
b) Tahap pembentukan organisasi tim terdiri dari
menetapkan orang/tim yang bertugas sebagai
penanggungjawab pelaksana, yang bisa disebut unit
kerja, menyusun pembagian tugas pelaksana,
menetapkan orang yang diberi tanggungjawab atas
pelaksanaan secara garis besar, menetapkan
mekanisme kontrol pekerjaan, dan membuat
pedoman pembagian pekerjaan dan kontrol
pekerjaan.
c) Tahap perencanaan yaitu menyusun strategi dan
metode kerja, menyusun perencanaan kerja,
menyusun program-program kerja rinci, dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 349


menyusun pedoman perencanaan dengan program
rinci.
d) Tahap penyusunan, langkah yang diperlukan dalam
tahap ini adalah mengumpulkan informasi terkait
dengan metode pendekatan pengumpulan yaitu
dengan metode pendekatan sistem atau resiko
kegiatan, mengumpulkan informasi pelangkap yaitu
(alur otorisasi, kebijakan, pihak yang terlibat,
formulir, kaitan dengan prosedur lain, dan kode
prosedur), menetepakan metode dan teknik
penulisan SOP yang dipilih, melaksanakan penulisan
SOP, dan membuat draf penulisan SOP.135

2. Prinsip-Prinsip Penyusunan SOP


SOP dibentuk dengan tujuan dan mamfaat
tertentu, secara umum ada beberapa hal yang sangat
prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun SOP
antara lain:

135Arnina, P. dkk., Langkah-langkah Efektif Menyusun Standar


Operasional Prosedur, (Penerbit: Huta Publisher, Cet. Pertama,
2016), hal. 64-66

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 350


1) SOP ditulis dengan jelas, jangan menggunakan
bahasa terlalu panjang dan tidak berbelit-belit.
Buatlah dengan sederhana sehingga mudah
dimengerti dan mudah diterapkan.
2) Dapat menjadi alur kegiatan yang mudah ditelusuri
jika terjadi hambatan.
3) Dievaluasi secara periodik dan disesuaikan dengan
kondisi terkini/kebutuhan organisasi, dan
perkembangan kebijakan yang berlaku.
4) Dikomunikasikan secara sistematis kepada semua
unit kerja.
5) Disesuaikan dengan kebijakan lembaga, standar
yang menjadi acuan lembaga, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6) Memberikan kejelasan kapan dan siapa yang harus
melaksanakan kegiatan, berupa waktu yang
dibutuhkan dan sampai dimana tanggungjawab
masing-masing kariyawan.
7) Mendorong pelaksanaan rangkain aktivitas untuk
mencapi tujuan secara efektif dan efisien, dan
8) Menjadi pedoman yang terukur mengenai waktu,
hasil kerja maupun rincan biaya pelayanan dan tata

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 351


cara pembayaran bila diperlukan adanya biaya
pelayanan.136
9)
3. Format Penyusunan SOP
Adapun format sistem klasipikasi dokumen yang
banyak digunakan mengacu pada standar dokumen
Internatonal Standar Organization (ISO) yang dikenal
dengan piramida dokumen.
Mendefenisikan
Fungsi/jabatan apa tujuan/apa yang
saja yang terlibat, akan dilakukan.
kapan harus
dilaksanakan, dan
Kebijakan
dimana harus
&
dilaksanakan.
Pedoman Bagaimana
cara
melakukan
Bukti nya
Prosedur
pelaksanaan
sistem
tata kerja. Intruksi Kerja
(tata cara penggunaan alat,
worksheet, checklist, dll)

Rekaman
(form yang sudah di isi, lembar kerja yang sudah
ditandatangani, dll)

Gambar 24. Piramida Dokumen

136Arnina, P. dkk., Op Cit., 2016, hal. 49

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 352


Menurut standar ISO, Sistem Tata Kerja (STK)
terdiri atas dokumen sebagai berikut:
1) Kebijakan, kebikan merupakan dokumen level
tertinggi berupa pernyataan cita-cita, tujuan
organisasi. Pedoman berisi dokumen yang
menyatakan apa yang dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi.
2) Prosedur, prosedur adalah menjabarkan proses yang
digunakan untuk mengimplementasikan hal yang
telah ditetapkan pada kebijakan dan pedoman.
Prosedur juga menjelaskan bagian mana saja dari
organisasi bertanggungjawab pada proses tersebut.
Prosedur kerap digunakan untuk mengatur aktivitas
bersifat administratif.
3) Intruksi kerja, intruksi kerja bersifat lebih detail
dari prosedur. Mengatur aktivitas lokal yang
spesifik. Intruksi kerja biasanya digunakan untuk
mengatur aktivitas yang bersifat teknis.
4) Rekaman, rekaman adalah dokumen yang menjadi
bukti bahwa STK yang dituangkan dalam kebijakan,
pedoman, prosedur, dan intruksi kerja telah
dilaksankan. Formulir yang telah diisi, lembar kerja

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 353


yang telah ditanda tangani merupakan bukti
rekaman. SOP yang telah diimplementasikan dalam
organisasi bertujuan memastikan kegiatan
operasional lembaga dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Mengimplementasikan SOP menghindari
terjadinya penyimpangan proses kerja yang dapat
mengganggu kinerja lembaga atau oragnisasi.137

1. Penerapan SOP
Penerapan SOP dalam praktek penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi merupakan langkah
selanjutnya dari siklus SOP setelah pengembangan SOP.
Pada tahap sebelumnya, telah dihasilkan rumusan SOP
yang secara formal telah ditetapkan oleh pimpinan.
Proses penerapan rumusan SOP ini kemudian
dilakukan oleh setiap unit kerja dan harus dapat
memastikan bahwa tujuan berikut dapat tercapai.
Setiap pelaksana mengetahui SOP yang baru/diubah dan
mengetahui alasan revisinya. Salinan atau foto kopi SOP

137Arnina, P. dkk., Op. Cit., hal. 69-70

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 354


disebarluaskan sesuai kebutuhan dan siap diakses oleh
semua pengguna potensial.
Setiap pelaksana mengetahui perannya dalam SOP
dan dapat menggunakan semua pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki untuk menerapkan SOP secara
aman dan efektif termasuk pemahaman akan akibat
yang terjadi bila gagal dalam melaksanakan SOP, dan
dapat melihat sebuah mekanisme untuk memantau
kinerja, mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul,
dan menyediakan dukungan dalam proses penerapan
SOP.138

a. Langkah-langkah penilaian kebutuhan SOP


Langkah pertama, menyusun rencana tindak
penilaian kebutuhan. Pelaksanaan penilaian kebutuhan
yang menyeluruh dapat menjadi sebuah proses yang
cukup padat dan memakan waktu yang relatif lama.
Oleh karena itu, perlu disusun sebuah rencana dan
target yang jelas, serta pembagian tugas siapa
melakukan kegiatan.

138Fajar Nur’aini, Op. Cit., hal. 91-95

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 355


Untuk membantu menyusun rencana tindakan
dapat digunakan tabel berikut:
Tabel 5.
Rencana Penyusun SOP

No Uraian Output Penanggung Jadwal


Kegiatan Jawab
I II III IV
1)… 2)… 3)… 4)… 5)…
1.
2.

Keterangan Tabel 5.
Kolom 1): Nomor urut kegiatan SOP.
Kolom 2): Uraian SOP yang dinilai.
Kolom 3): Output dari SOP yang dinilai/disusun.
Kolom 4): Pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas
penilaian SOP.
Kolom 5): Jadwal penyelesaian.

Langkah kedua, melakukan penilaian kebutuhan,


jika lembaga pediddikan tersebut telah memiliki SOP
dan ingin melakukan penyempurnaan terhadap SOP yang
telah ada maka proses penilaian kebutuhan dapat
dimulai dengan mengevaluasi SOP yang sudah ada.
Proses evaluasi antara lain akan memberikan informasi
mengenai mana SOP yang tidak dapat dilaksanakan atau

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 356


sudah tidak lagi relevan, mana SOP baru yang mungkin
diperlukan, dan mana SOP yang perlu disempurnakan.
Dengan meneliti hasil-hasil evaluasi akan
memperdalam pemahaman yang menyeluruh terhadap
SOP yang ada. Sehingga tidak hanya dapat dilakukan
identifikasi berbagai permasalahan yang sering terjadi,
tetapi juga secara garis besar tim penilai kebutuhan
akan memiliki informasi sementara mengenai SOP mana
yang harus disempurnakan. SOP mana yang harus dibuat
ulang, atau SOP baru yang harus dibuat.
Untuk lembaga pendidikan yang telah memiliki
SOP, dan harus melakukan penyempurnaan secara
berkesinambungan, dimulai dengan melihat kembali
informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, terutama
terhadap hal yang tidak relevan dari SOP tersebut, dan
melakukan identifikasi terhadap kegiatan yang belum
tercakup SOP baik karena perubahan struktur maupun
karena terlewatkan.
Bagi lembaga pendidikan yang belum memiliki
SOP, penilaian kebutuhan dimulai dengan:
a) Mempelajari aspek lingkungan operasional,
peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 357


maupun dokumen-dokumen internal organisasi yang
memberikan pengaruh terhadap proses organisasi.
Proses akan menghasilkan kebutuhan sementara
mengenai SOP apa yang perlu dibuat.
b) Membuat daftar SOP yang akan dikembangkan,
untuk memudahkan penilaian kebutuhan SOP juga
dapat dikelompokkan atas dasar level unit/satuan
pada jenjang pendidikan terkait, mulai pada
tingkatan organisasi secara keseluruhan, unit/satuan
tertinggi sampai dengan unit/satuan yang terendah.
Untuk membantu melakukan penilaian kebutuhan
dapat digunakan pada tabel halaman berikut:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 358


Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 359
Tabel 6. Penilaian Kebutuhan Unit
PENILAIAN
Keterkaitan Keterkaitan Keterkaitan Keterkaitan Prioritas
dengan dengan dengan dengan Kebutuhan
No Bidang Prosedur
Tupoksi Peraturan Stakeholders Prosedur
Perundang- (masyarakat) lainnya
Undangan
1)… 2)… 3)… 4)… 5)… 6)… 7)… 8)…
1
2
3
4

Keterangan Tabel 6.
Kolom 1) : Nama satuan SOP yang akan diterapkan apakah disatuan/jenjang pendidikan formal
PAUD/PIAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/K, atau bentuk lain yang sederajat.
Kolom 2) : Klaslfikasi/pengelompokan SOP pada bidang tugas/proses tertentu (misalnya
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, atau kepegawaian, keuangan,
pembuatan kebijakan, dan lainnya).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 377


Kolom 3) : Nama prosedur yang akan distandarkan yang
menjadi bagian dari bidang klasifikasi/-
pengelompokkannya.
Kolom 4) : Penilaian keterkaitan dengan Tupoksi, yaitu
penilaian sangat terkait, terkait, kurang
terkait, tidak terkait.
Kolom 5) : Penilaian keterkaitan dengan peraturan
perundang-undangan, yaitu penilaian sangat
terkait, terkait, kurang terkait, tidak terkait.
Kolom 6) : Penilaian keterkaitan stakeholders/-
masyarakat, yaitu penilaian sangat terkait,
terkait, kurang terkait, tidak terkait.
Kolom 7) : Penilaian keterkaitan dengan prosedur
lainnya yaitu penilaian sangat terkait,
terkait, kurang terkait, tidak terkait.
Kolom 8) : Prioritas kebutuhan, yaitu penilaian sangat
penting, penting, kurang penting, tidak
penting.

b. Membuat daftar SOP yang akan dikembangkan


Dari tahapan di atas, dapat disusun sebuah daftar
mengenai SOP yang akan disempurnakan/SOP yang akan
dibuatkan yang baru. Setiap SOP yang masuk ke dalam
daftar disertai dengan pertimbangan dampak yang akan
terjadi baik secara internal maupun eksternal apabila
SOP ini dikembangkan dan dilaksanakan.
Informasi ini akan memudahkan bagi pengambil
keputusan untuk menetapkan kebutuhan SOP yang akan
diterapkan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 378


Tabel 7.
Daftar Kebutuhan Pengembangan SOP

No Satuan SOP yang akan Alasan


Pendidikan dikembangkan Pengembangan
Bidang Prosedur
1) 2)… 3)… 4)… 5)…

1.
2.

Keterangan Tabel 7.
Kolom 1) : Nomor urut daftar SOP.
Kolom 2) : Nama SOP pada satuan pendidikan akan
diterapkan.
Kolom 3) : Klasifikasi/pengelompokan SOP pada bidang
tugas/proses tertentu misalnya,-
perencananaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, kepegawaian, atau keuangan.
Kolom 4) : Nama prosedur yang akan distandarkan yang
menjadi bagian dari bidang klasifikasi atau
pengelompokannya yang diterapkan tertentu
misalnya, perencanaan, pelaksanaan, atau
kepegawaian, keuangan, pembuatan
kebijakan akan dibakukan.
Kolom 5) : Alasan SOP tersebut dikembangkan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 379


c. Membuat dokumen penilaian
Kebutuhan SOP tahap akhir dari penilaian
kebutuhan SOP, harus membuat sebuah laporan atau
dokumen penilaian kebutuhan SOP. Dokumen termuat
diantaranya yaitu, (a) hasil kesimpulan semua temuan
dan rekomendasi yang didapatkan dari proses penilaian
kebutuhan tersebut, (b) penjelasan berbagai prioritas
yang harus dilakukan segera dengan mempertimbangkan
kemampuan organisasi pendidikan, (c) memberikan
alasan yang rasional untuk setiap pengembangan, baik
penambahan, revisi, penggantian, maupun penghapusan
berbagai SOP yang telah ada, dan (d) jika belum
memiliki SOP, alasan mengapa diperlukan SOP tersebut.

1. Menentukan Format SOP


Dalam format Menkumham, format SOP terbaik
adalah yang dapat memberikan wadah serta dapat
mentransmisikan informasi yang dibutuhkan secara tepat
dan memfasilitasi implementasi SOP secara konsisten.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 380


Format SOP yang digunakan di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah
diagram aliran (flowcharts).139 Terdapat bermacam
format SOP seperti simple steps, hierarchical steps,
graphic, dan diagram alir (flowcharts).140 Adapun format
diagram alir (flowcharts) tesebut seperti pada tabel
halaman berikut:

Tabel 8. Format Diagram Aliran (Flowcharts)

SIMBOL DIAGRAM KETERANGAN

Terminator - Yaitu mendeskripsikan,


dimulainya & berakhirnya
suatu kegiatan.
Process - Untuk mendeskripsikan
persiapan kegiatan yang
dilakukan.

Sub-process - Yaitu, mendeskripsikan


proses kegiatan eksekusi.

139Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu


yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan
hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya
dalam suatu program.
140Arnina, P. dkk., Op. Cit., hal. 77

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 381


Connector - Yaitu simbol panah yang
menunjukkan arah aliran &
satu proses yang lain.
Decision - Untuk mendeskripsikan
kegiatan pengambilan
keputusan. Umumnya,
menggunakan bentuk
pertanyaan & jawaban biasa
terdiri dari YES & NO.
Dacumen - Dokument, simbol untuk
menunjukkan proses
keberadaan dokumen.
Input/ - Yaitu simbol untuk
output menunjukkan data yang
menjadi masukan atau
keluarnya proses
On-Page - Untuk menghubungkan
Connector simbol-simbol yang berada
pada halaman yang sama.
Simbol ini menggunakan
huruf-huruf yang tertulis
dibagian dalam simbol untuk
menandakan keterhubungan.
Simbol-simbol dengan huruf
yang sama menandakan
bahwa kedua simbol tersebut
saling terhubung.
Off-page - Untuk menghubungkan
Connector simbol-simbol yang berada
pada halaman yang berbeda.
Simbol ini menggunakan
angka-angka yang tertulis di
bagian dalam simbol untuk
menandakan keterhubungan.
Simbol dengan angka yang
sama menandakan bahwa
kedua simbol tersebut saling
terhubung.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 382


a. Tingkatan kerincian
Jenis pekerjaan akan memberikan pengaruh pada
tingkatan kerincian SOP yang akan dibuat. Untuk jenis
pekerjaan yang prosedurnya seringkali diinterupsi oleh
hal-hal yang diluar kendali, sehingga harus diambil
keputusan prosedur diluar prosedur yang telah standar,
maka diperlukan SOP yang sifatnya memberikan
pedoman umum/guidelines.
Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang prosedurnya
sudah tetap, meskipun dapat diinterupsi oleh kondisi
tertentu yang dapat diprediksi, maka diperlukan SOP
yang detail.

b. Pemilahan proses
Untuk memudahkan penulisan SOP, terlebih dahulu
dipilah antara proses, prosedur, dan aktivitas. Setiap
proses akan mengandung prosedur, dimana masing-
masing prosedur akan menyangkut aktivitas-aktivitas
dalam mengolah input menjadi output yang lebih kecil.
Sebuah proses akan menghasilkan output yang
akan menjadi input dari proses lain. Sebuah prosedur
akan menghasilkan output yang menjadi input bagi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 383


prosedur lain. Atas dasar ini, maka akan dengan mudah
dilakukan pemisahan proses, prosedur, dan aktivitas
pelaksanaannya.

c. Muatan SOP
Muatan satu SOP meliputi langkah-langkah
kegiatan pelaksanaan dari sebuah prosedur yang
distandarkan, yang dilengkapi dengan keterkaitannya
dengan SOP lainnya, peringatan yang memberikan
penjelasan mengenai kemungkinan yang terjadi diluar
kendali ketika prosedur dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan.
Kualifikasi personel yang melaksanakan, peralatan
dan perlengkapan yang diperlukan, standar mutu dari
setiap langkah kegiatan yang dilakukan, dan formulir
yang harus diisi oleh pelaksana pada jenjang pendidikan
terkait.

d. Pembagian SOP
Terdapat dua tipe SOP yang dapat digunakan
yaitu, SOP teknis dan SOP administratif.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 384


Dalam kaitan penulisan SOP perlu ditetapkan
terlebih dahulu tipe mana yang akan digunakan sesuai
dengan kebutuhan unit kerja. Tipe SOP akan
mempengaruhi cara penulisan.
Adapun SOP teknis dan SOP administratif sebagai
berikut:141
a. SOP teknis
SOP teknis adalah petunjuk kerja dari kegiatan
yang dilakukan oleh satu orang pelaksana dangan satu
peran atau jabatan khusus. SOP ini mengintruksikan cara
melaksanakan kegiatan secara detail birikut contohnya:

141Arnina, P. dkk., Op. Cit., hal. 72

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 385


Tabel 9. Contoh SOP Teknis
Tata Cara Pengujian Parameter Mikrobiologis dengan H2S
 Tabung reaksi atau botol gelas volume 25-30ml yang bertutp ulir,
isi dengan tisu dan kertas saring yang telah dilengkapi media.
 Sterilkan botol tersebut dengan autoclave pada tekanan 15 lb/m2
selama 15 menit.
 Setelah selesai media H2S dalam botol didinginkan.
 Siapkan tabung reaksi yang sudah berisi H2S, sampel air, dan
spiritus.
 Masukkan sampel air 10ml ketabung reaksi dengan menggunakan
pipet.
 Sterilkan kembali mulut tabung dengan nyala api spiritus.
 Pasang tutup tabung reaksi dan letakkan pada rak tabung reaksi.
 Inkubasi pada suhu 37 derjat celsius dalam incubator atau
dibiarkan berada pada temperatur uadara luar 25-40 derjat
celsius selama 24-78 jam.
 Bila terjadi warna hitam pada kertas dan atau pada air didalam
tabung reaksi, maka sampel air dinyatakan positif, artinya dalam
air terdapat bakteri coli.
 Bila tidak terjadi perubahan warna pada kertas/sampel air, maka
sampel air dinyatakan negatif, artinya dalam air tidak terdapat
bakteri coli.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 386


b. SOP administratif
SOP administratif adalah prosedur standar yang
bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan yang
dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur/pelaksana
lebih dari satu peran/jabatan. SOP ini dapat dibentuk
dari paling sedarhana hingga yang kompleks untuk
lembaga pendidikan/organisasi.142
SOP administratif ini pada umumnya dicirikan
sebagai pelaksanaan prosedur berjumlah banyak lebih
dari satu orang dan bukan merupakan satu kesatuan yang
tunggal, dan berisi tahapan pelaksanaan pekerjaan atau
langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan yang bersifat
makro yang tidak menggambarkan cara melakukan
kegiatan.143
Berikut contoh SOP yang bersifat administratif.
SOP ini berisi prosedur pengajuan surat izin cuti ditingkat
Depertemen.144

142Ibid.,
hal. 74
143Fajar Nur’aini, Op. Cit., hal. 57
144Lihat di http://ekonomi.fem.ipb.ac.id/wp-

content/uploads/2018/11/ESP-16-Prosedur-Cuti.pdf. (diakses 28
Otober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 387


Tabel 10. Contoh Prosedur Pengajuan Surat Izin Cuti Akademik Tingkat Departemen

Mahasiswa Orangtua/ Staf Administrasi Komisi Ketua Depertemen Dekan/Fakultas


Wali Akademik Pendidikan

Mulai

Mengajukan dan Mengetahui & menerima konsul terkait


membuat surat alasan cuti akademik
permohonan cutik
akademik Menerima mahasiswa
dan orangtua/wali

Memberikan
TIDAK
Persetujuan

Menerima dokumen & Memeriksa dokumen


membuat surat cuti akademik serta
YA permohonan cuti surat pengantar
akademik mahasiswa permohonan cuti
akademik & Menerima surat permohonan
menandatanganinya cuti akademik berserta
dokumen pendukung dan
membuat surat izin cuti
Menerima tembusan surat cuti akademik dari dekan akademik yang ditembuskan
ke WR. Ak, Kadep, &
mahasiswa/orangtua
Selesai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 388


2. Pengembangan SOP
Sebagai standar yang akan dijadikan acuan dalam
proses pelaksanaan tugas keseharian organisasi, maka
pengembangan SOP bukan kegiatan yang langsung jadi,
tetapi memerlukan peninjauan berulang kali sebelum
akhirnya menjadi SOP yang valid dan reliable.
Pengembangan SOP memiliki tahapan proses kegiata
secara berurutan yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Pengumpulan informasi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk
menyusun SOP. Identifikasi informasi yang akan dicari,
dapat dipisahkan mana informasi yang dicari dari sumber
primer dan mana yang dicari dari sumber sekunder. Jika
identifikasi berbagai informasi yang akan dikumpulkan
sudah diperoleh, maka selanjutnya adalah memilih
teknik pengumpulan datanya.
Ada berbagai kemungkinan teknik pengumpulan
informasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan
SOP, seperti melalui brainstorming, focus group

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 389


discussion, interview, survey, benchmarking, 145 telaahan
dokumen dan lainnya. Teknik yang akan digunakan,
sangat terkait erat dengan instrumen pengumpul
informasinya.

b. Analisis dan pemilihan alternatif


Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
terhadap alternatif prosedur yang berhasil diidentifikasi
untuk dibuatkan standarnya. Prinsip penyusunan SOP
sebagaimana dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan mana alternatif prosedur yang akan dipilih
untuk distandarkan seperti kemudahan dan kejelasan,
efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran,
dinamis, berorientasi pada pihak yang dilayani,
kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan,
kepatuhan hukum dan kepastian hukum.

145Arti kalimat brainstorming (mengeluarkan ide-ide dan


pendapat), focus group discussion (kelompok diskusi terarah),
interview (wawancara), survey (suvei), dan benchmarking (tolak
ukur).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 390


Dengan membandingkan berbagai alternatif
melalui keuntungan dan kerugian yang kemungkinan
terjadi jika diterapkan, selanjutnya dapat dipilih
alternatif mana yang dipandang dapat memenuhi
kebutuhan organisasi. Proses analisis ini akan
menghasilkan prosedur-prosedur yang telah dipilih, baik
berupa penyempurnaan prosedur yang sudah ada
sebelumnya, pembuatan prosedur yang sudah ada namun
belum distandarkan, atau prosedur yang belum ada sama
sekali.

3. Pengesahan SOP
SOP yang sudah diuji dan diperabiki kemudian
disampaikan kepada pimpinan unit untuk mendapatkan
pengesahan. Proses pengesahan merupakan tindakan
pengambilan keputusan oleh pimpinan, meliputi
penelitian dan evaluasi terhadap prosedur yang
distandarkan. SOP yang akan disahkan harus memuat
ringkasan eksekutif untuk membantu pimpinan
memahami hasil rumusan sebelum melakukan
pengesahan. Meskipun SOP telah disahkan oleh pimpinan,

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 391


proses perbaikan secara berkelanjutan tetap dilakukan
agar diperoleh SOP yang benar-benar efisien dan efektif.

4. Evaluasi Pelaksanaan SOP


Evaluasi atau disebut juga dengan audit juga
memeiliki peran penting dalam lembaga pendidikan
untuk melihat seberapa baik pelaksanaan SOP terhadap
kemajuan lembaga. Evaluasi dilakukan memberikan
penilaian terhadap SOP. Namun lebih dari itu, evaluasi
harus menghasilkan data-data yang sistematis,
independent dan terdokumentasi. Data-data tersebut
dapat diperolah melalui wawancara, observasi,
dokumentasi dan proses lain guna memperolah data
informasi mengenai kebutuhan SOP. Data-data yang
dihasilkan kemudian dianalisis lalu dijabarkan dalam
laporan evaluasi atau laporan audit internal.
Ada beberapa jenis evaluasi yang dapat dilakukan,
misalnya evaluasi kepatuhan atau kedisiplinan, yaitu
berfokus pada SOP yang sudah ditetapkan oleh lembaga.
Evaluasi yang bersifat kontinyu, sehingga hasil evaluasi
yang dilakukan tentu lebih optimal.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 392


Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan beberapa
tahap yaitu dengan:
a) Observasi yaitu dengan melakukan monitoring
(pemantauan) terlebih dahulu. Monitoring dilakukan
oleh evaluator (orang ditunjuk) atau auditor (orang
yang mengaudit) dengan tahapan pelaksanaan divisi
atau bagian mana saja yang harus dievaluasi.
b) Wawancara yaitu dilakukan dengan cara yang sama,
evaluator atau auditor membuat daftar pertanyaan
pada SOP yang akan dievaluasi guna untuk melihat
respon mereka terhadap SOP yang dilaksanakan.
c) Analisis data yang tekumpul melalui tahapan
observasi dan wawancara, selanjutnya melakukan
analisis. Analisis dilakukan apakah ada perbaikan,
pengurangan, penambahan, atau pembaharuan
secara keseluruhan tergantung dari hasil analisis
yang dilakukan.
d) Laporan hasil analisis yaitu hasil yang dibuat berupa
laporan evaluasi yang diperoleh, guna untuk melihat
apakah telah terlaksana sesuai dengan visi dan misi
lembaga atau belum terlaksana.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 393


Tabel 11.
Contoh Form Evaluasi SOP

LOGO/NAMA FROM EVALUASI


LEMBAGA (SOP)
Standar Operasional Prosedur
No: ………. Tgl: ………
KODE
No PENILAIN
Standar Operasional Prosedur
AD AB CF EF CF GH HI
1. SOP mudah
dipahami;
2. Mudah
dilaksankan;
3. Mampu
meningkatkan
kinerja;
4. Pekerjaan
menjadi
efektif;
5. Mengatasi
persoalan;
6. Mengetahui
kebutuhan
lembaga;
7. SOP satu dan
lainnya saling
bersinergi
Mengetahui Auditor,
Kabag,

(………………….) (………………….)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 394


E. Jenis-Jenis SOP
1. Simple Steps
SOP berformat langkah sederhana ini biasa
digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya
membuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikit
keputusan. Berikut contonya:146

Tabel 12. Contoh SOP Langkah Sederhana

LOGO UNIT Nomor SOP :


SEKOLAH KERJA Tgl. Pembuatan :
Tgl. Revisi :
Tgl. Pemberlakuan :
SOP Guru Bidang Studi
 Guru wajib mengabsen siswa setiap tatap muka;
 Guru wajib memberikan motivasi belajar kepada siswa;
 Guru wajib mengkondusifkan kelas;
 Guru wajib menyampaikan materi dan memberikan evaluasi;
 Guru wajib menyerahkan nilai raport kepada panitia/wali kelas
sebelum batas waktu yang ditentukan;
 Guru wajib mengarsipkan nilai hasil evaluasi siswa dalam bentuk
fortopolio;
 Guru wajib berada didalam kelas saat pembelajaran;
 Guru tidak memiliki tugas tambahan selain PKM dan wali kelas;
 Guru wajib menyampaikan berita atas ketidak hadiran kepada
guru piket; dan
 Guru yang mengajar pada jam terakhir wajib membimbing siswa
shalat berjama’ah.
Disahkan Oleh:

146 Fajar Nur’aini, Op. Cit., hal. 61-63

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 395


2. Hirarkchical Steps
Format tahapan berurutan ini yaitu pormat
pengembangan dari simple steps. Prosedur yang
dijelaskan umumnya lebih dari 10 (sepuluh) langkah dan
membutuhkan informasi lebih jelas, akan tetapi hanya
memerlukan sedikit pengambilan keputusan. Dalam
format tahapan berurutan, langkah-langkah yang telah
diidentifikasi, dijabarkan kedalam sub-sub langkah
secara terperinci.
Berikut contoh SOP yang melaksanakan langkah-
langkah berurutan:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 396


Tabel 13. Contoh Pelaksanaan SOP Langkah-Langkah berurutan
Nomor SOP :
LOGO UNIT Tgl. Pembuatan :
SEKOLAH KERJA Tgl. Revisi :
Tgl. Pemberlakuan :
SOP PENERIMAAN SISWA BARU/PSB
ALUR SOP KET. TUGAS
1. Kepala sekolah
Mulai
- Kepala sekolah mengadakan
rapat pembentukan panitia
PSB
Kepala sekolah Surat - Kepala sekolah menetapkan
(membentuk keputusan
Panitia PSB)
& mengeluarkan surat
keputusan tentang
pengangkatan panitia PSB
2. Panitia pelaksana PSB
Panitia PSB Proposal PSB - Menyusun proposal
(menyusun
proposal)
- Mempublikasikan PSB dengan
menggunakan brosur,
presentasi di SLTP dan
Panitia PSB
Brosur menggunakan spanduk
(mempublikasikan
PSB) - Panitia PSB menerima
pendaftaran siswa baru
- Mengumumkan hasil seleksi
hari setelah mencapai kuota
Panitia PSB Persya-
(membuat ratan
- Panitia membuat laporan
persyaratan) pelasanaan hasil PSB
3. Persyaratan PSB
- Mengisi from pedaftaran
- Sehat jasmani & rohani
Panitia PSB Pendaf- - Menyerahkan UAN asli & foto
(menerima taran
pendaftaran calon copy ijazah
siswa baru) - SK berkelakuan baik
- Pas foto ukuran 3 X 4, 5
lembar
- Foto copy kartu keluarga

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 397


Siswa
4. Siswa baru
N menarik - Siswa melakukan daftar ulang
Selesai
O berkas - Mengikuti tes bakat & minat
YES untuk penjurusan
- Mengikuti MOS
Siswa
Daftar
- Mengikuti KBM
(mendaftar ulang,
mengikuti tes, nama siswa - Siswa mendapatkan kartu
mengikuti MOS, pelajar
mengikuti KBM)

Selesai

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 398


Ringkasan:

Sistem yang disusun untuk memudahkan,


merapikan, dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini
disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Adapun uraian SOP terdiri dari ketentuan standar atau
acuan pokok yang pelaksanaannya harus ditaati dengan
kesepakatan dan dapat dipahami lebih kepada aktivitas
yang aplikatif dan jelas. Sedangkan prosedur adalah
langkah atau tahapan yang berhubungan dengan proses
dalam aktivitas kerja. Dengan adanya SOP bertujuan
untuk menyederhanakan pekerjaan supaya hanya
terfokus pada intinya, cepat dan tepat.
Secara umum ada beberapa hal yang sangat prinsip
yang harus diperhatikan dalam menyusun SOP antara
lain, (1) SOP ditulis dengan jelas dan buatlah dengan
sederhana sehingga mudah dimengerti dan mudah
diterapkan, (2) dapat menjadi alur kegiatan yang mudah,
3) dievaluasi secara periodik dan disesuaikan dengan
kondisi terkini atau kebutuhan organisasi, dan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 399


perkembangan kebijakan yang berlaku, (4)
dikomunikasikan secara sistematis kepada semua unit di
lembaga pendidikan, (5) disesuaikan dengan kebiajakan
lembaga pendidikan, standar yang menjadi acuan
lembaga pendidikan, dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, (6) memberikan kejelasan kapan dan siapa
yang harus melaksanakan kegiatan, (7) mendorong
pelaksanaan rangkain aktivitas untuk mencapi tujuan
secara efektif dan efisien, dan (8) menjadi pedoman
yang terukur mengenai waktu, hasil kerja maupun rincan
biaya pelayanan dan tata cara pembayaran bila
diperlukan adanya biaya pelayanan.
Dalam praktek konsep penyelenggaraan standar
operasional prosedur di lembaga pendidikan harus
melalui tahapan rumusan. SOP meliputi muatan berupa
langkah-langkah kegiatan pelaksanaan dari sebuah
prosedur yang distandarkan dan memberikan penjelasan
mengenai bidang-bidang yang akan dilaksanakan.
Rumusan yang dimaksudkan di atas adalah
membentuk tim khusus untuk membuat SOP,
menentukan pembagian tugas antar tim,
mendokumentasikan semua kegiatan yang akan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 400


ditentukan misalnya, mencatat segala jenis kegiatan
operasional yang secara rutin dilakukan. Catatan bisa
dibentuk terperinci dengan penjelasan, menyusun alur
pelaksanaan dan intruksi, melakukan diskusi dan
memberi masukan antar sesame anggota tim,
menentukan waktu dan tempat SOP akan diterapkan.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 401


Bagian – 14
DASAR-DASAR EVALUASI
PROGRAM PENDIDIKAN

A. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan


Evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan
tiga istilah yang berbeda meski sering diartikan sama
tergantung saat penggunaannya:147
Mengukur/measurement adalah membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif. Kegiatan mengukur terjadi pada saat guru
mengelompokkan siswa berdasarkan urutan prestasinya
menjadi siswa-siswa “pandai dan siswa-siswa yang tidak
naik”, artinya guru telah membandingkan siswa
berdasarkan ukuran prestasi. Pekerjaan menilai terjadi
ketika guru memutuskan untuk memberikan hadiah
kepada siswa-siswa yang pandai dan memberikan nasihat

147SuharsimiArikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:


PT Bumi Aksara, edisi 2, 2016), hal. 1-36

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 402


bagi siswa-siswa yang tidak naik. Artinya guru telah
mengambil keputusan untuk memberikan hadiah atau
nasihat berdasarkan hasil ukuran prestasi siswa.
Menilai (evaluation) adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif. Penilaian dilakukan setelah
mengukur. Menurut pengertian lama, pencapaian tujuan
pembelajaran berupa prestasi belajar, merupakan hasil
dari kegiatan belajar-mengajar semata.
Dengan kata lain, siswa tidak dapat dikatakan
bodoh hanya karena tidak naik kelas. Nilai rendah
didalam penilaian siswa bisa terjadi karena berbagai
macam faktor. Selain penilaian bersifat relatif atau
tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, sering terjadi
kesalahan-kesalahan dalam melakukan penilaian, entah
alat ukur yang kurang sesuai atau tidak tepat, pihak
guru yang menilai, pada siswa yang dinilai, maupun
situasi dimana penilaian berlangsung. Pemberian
predikat tidak boleh serta merta tanpa penelusuran
terlebih dahulu, apakah benar-benar ada kesalahan
dalam menilai atau bahkan mengajar. Bisa jadi, apabila
semua unsur-unsur dalam belajar dan menilai dipenuhi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 403


dengan baik anak yang tidak naik tersebut bisa masuk ke
dalam kategori siswa berprestasi yang disebutkan.
Evaluasi (evaluation) meliputi dua langkah yakni
mengukur dan menilai. Di dalam istilah asing
pengukuran adalah measurement (pengukuran),
sedangkan penilaian adalah evaluation inilah diperoleh
kata Indonesia yaitu evaluasi yang berarti menilai
(tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu).
Kedua istilah tersebut digunakan bergantian tanpa
menggunakan makna.
Evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika tidak
bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Dengan
demikian dapat digunakan untuk membuat keputusan
Cronbach dan Stufflebeam dikutip Suharsimi, evaluasi
terkait prestasi atau hasil belajar, baik langsung maupun
tidak.
Dalam pembelajaran yang terjadi di kelas, guru
adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas hasil
belajar siswanya, oleh karenanya guru harus dibekali
dengan evaluasi hasil belajar siswa. Pencapaian tujuan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 404


pembelajaran yang berupa prestasi belajar, tidak hanya
hasil dari kegiatan belajar mengajar. Prestasi
merupakan keadaan yang sangat kompleks. Apabila
sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu
dan calon siswa adalah bahan mentah maka lulusan dari
sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang
sudah siap digunakan.
Dalam istilah teknologi disebut transformasi. Jika
digambarkan dalam input, output dan transformasi
bentuk diagram akan dilihat sebagai berikut:

Input Transformasi Output

Umpan Balik

Gambar 25.
Diagram Input, Transformasi and Output

Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke


dalam transformasi. Dalam dunia sekolah yang dimaksud
adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah.
Sebelumnya telah dinilai dahulu kemampuannya agar

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 405


tahu apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran
dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan.
Output adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh
transformasi. Artinya siswa lulusan dari sekolah yang
bersangkutan setelah dilakukan proses penilaian,
sebagai alat penyaring kualitas.
Transformasi diartikan sebagai proses pengubahan
bentuk sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan
disebuah lembaga pendidikan. Dalam proses
transformasi siswa mempunyai dua masukan lain selain
masukan siswa yang diubah, yakni masukan pendukung
instrumental berupa guru, materi, sarana pendidikan,
dan pengelolaan, manajemen atau pengaturan dan
masukan lingkungan berupa alam, maupun manusia.

Materi Sarana
Guru Pengelo-
laan

Siswa PROSES Hasil

Lingkungan

Gambar 26. Program Pemerosesan Pembelajaran

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 406


Pengertian rill dari transformasi sebenarnya
bukan hanya pengolahan peserta didik dari masukan
sampai lulusan, tetapi meliputi semua bentuk proses,
mulai dari proses sempit dan singkat, yaitu proses
pembelajaran di kelas, di laboratorium atau ditempat
praktik selama satu panggalan jam pelajaran atau
panggalan waktu tertentu.
Dua masukan yang disebut belakangan, yaitu
masukan instrumental dan masukan lingkungan, sama-
sama berfungsi memegaruhi berproses masukan mentah
menjadi keluaran. Fungsi empat masukan instrumental
yaitu guru, materi kurikulum, alat-alat atau sarana
pendidikan, dan pengelolaan atau pengaturan, sudah
jelas, yaitu secara aktif membantu terjadinya proses
transformasi agar berlangsung dengan baik.
Feedback atau umpan balik adalah segala
informas baik yang menyangkut output maupun
transformasi. Umpan balik ini diperlukan untuk
memperbaiki input maupun transformasi untuk
mengambil tindakan yang berhubungan dengan
penyebab kurang bermutunya lulusan. Lulusan yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 407


kurang bermutu atau yang belum memenuhi harapan,
akan menggugah semua pihak untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan penyebab kurang bermutu
lulusan.

Penyebab-penyebab tersebut antara lain input


yang kurang baik kualitasnya, guru dan personil yang
kurang tepat, materi yang kurang cocok, metode
mengajar dan sistem evaluasi yang kurang memadai,
kurangnya sarana penunjang, dan sistem administrasi
yang kurang tepat. Oleh karena itu, penilaian di sekolah
meliputi banyak segi, yang secara garis besar dilihat dari
calon siswa, lulusan, dan proses pendidikan secara
menyeluruh.

1. Makna Penilaian
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia
persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari
berbagai segi:
a) Makna bagi siswa; dengan diadakannya penilaian,
siswa dapat mengetahui sejauh mana siswa telah

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 408


berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
guru.
b) Makna bagi guru; dengan hasil penilaian yang
diperoleh, guru dapat memberikan perlakuan yang
teliti kepada siswa, untuk mengetahui ketepatan
materi yang diberikan, dan untuk mengetahui
ketepatan metode yang digunakan saat mengajar.
c) Makna bagi sekolah; informasi penilaian dari guru
dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian
harapan kondisi belajar yang diciptakan di sekolah,
untuk mengetahui ketepatan kurikulum sehingga
menjadi bahan pertimbangan perencanaan sekolah
di masa mendatang, dan dapat digunakan sebagai
pedoman sekolah dalam memenuhi standar
pembelajaran.
Secara rinci, dalam proses transformasi ini
penilaian dibedakan atas tiga jenis yakni penilaian
sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses dalam
kegiatan sekolah.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 409


2. Subjek dan Sasaran Evaluasi
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan atau
pelaksana evaluasi. Sedangkan objek evaluasi adalah
hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi.
Objek evaluasi adalah semua komponen yang ada dalam
transformasi agar diperoleh gambaran yang menyeluruh
tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi
(masukan mentah, masukan instrumental, masukan
lingkungan, proses transformasi itu sendiri, dan
keluaran). Siswa dalam proses pembelajaran berstatus
sebagai subjek, namun dalam evaluasi ia merupakan
objek karena dicermati untuk diketahui kinerjanya
ketika mengikuti pembelajaran.
Penilaian dalam kurikulum berbasis kompetensi;
evaluasi haruslah sejalan dengan kebijakan kurikulum
yang diterapkan. Penilaian tiga ranah psikologis,
menurut Bloom dikutip Suharsimi tiga ranah psikologis
yang harus diamati evalutor yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek motorik. Penilaian aspek afektif
apabila guru terlatih mengevaluasi aspek-aspek afektif
yang menyertai materi kognitif, maka aspek kepribadian
siswa akan mudah tergarap. Dengan demikian tidak

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 410


perlu lagi adanya pelajaran budi pekerti yang terpisah.
Sasaran evaluasi yang menjadi titik pusat pengamatan
karena penilai menginginkan informasi tentang input,
transformasi dan output.
Input. Calon siswa sebagai pribadi yang utuh
dapat dinilai dari aspek rohani yang mencakup
kemampuan mengikuti program lembaga atau
sekolah (attitude test), kepribadian yang nampak
bentuknya dalam tingkah laku (personality test), sikap-
sikap sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang
memancar keluar (attitude scale), dan intelegensi untuk
mengetahui tingkatannya (inteligence quotinent).
Transformasi. Objek penilaian unsur-unsur yang
diharapkan untuk mendapatkan hasil pendidikan yang
diinginkan antara lain kurikulum/materi, metode dan
cara penilaian, sarana pendidikan/media, sistem
administrasi, guru dan personal lainnya.
Output. Untuk mengetahui lulusan suatu sekolah
seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar
mereka selama mengikuti program.
Berkenaan dengan hubungan antar sikap-sikap dan
kepribadian menurut A.N. Oppenheim dikutip oleh

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 411


Suharsimi, dalam bukunya berjudul Questionneire
Desigh and Attitude Measurement mengajukan
gambaran kepribadian sesuatu yang ada dalam diri
manusia dan sangat dalam letaknya, sehingga sangat
susah dilihat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Kepercayaan

Sikap-sikap

Nilai-nilai

Nilai-nilai

Gambar 27. Gambar Kepribadian Manusia

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 412


B. Pengawasan dan Evaluasi Program
1. Perogram Pengawas
a) Sekolah/madrasah menyusun program pengawas
secara objektif, bertanggungjawab, dan
berkelanjutan.
b) Penyusunan program pengawasan di
sekolah/madrasah didasarkan pada standar nasional
pendidikan.
c) Program pengawasan disosialisasikan keseluruh
pendidik dan tenaga pendidikan.
d) Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah
meliputi pemantauan supervisi, evaluasi pelaporan,
dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e) Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah
dilakukan oleh komite sekolah/madrasah atau
bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak
yang berkepentingan secara teratur dan
berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas
dan akuntabilitas pengelolaan.
f) Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh kepala

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 413


sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah.
g) Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian
sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang
ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah, dan
orang tua/wali peserta didik.
h) Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan
teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah. Kepala sekolah/madrasah,
secara terus menerus melakukan pengawasan
pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
a) Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi
kepada komite sekolah/madrasah kepada pihak-
pihak lain yang berkepentingan sekurang-kurangnya
setiap akhir semester.
b) Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di
sekolah kepada Bupati/Walikota melalui Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
dibidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan,
setelah dikonfirmasikan pada madrasah terkait.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 414


c) Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di
madrasah kepada kantor Depertemen Agama
kabupaten/kota dan pada madrasah yang
bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada
madrasah terkait.
d) Setiap pihak yang menerima laporan hasil
pengawasan menindaklanjuti hasil laporan
pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan
mutu sekolah/madrasah, termasuk memberikan
sanksi atas penyimpangan yang ditemukan.
e) Sekolah/madrasah mendokumentasikan dan
menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi
dan pelaporan serta catatan, tindak lanjut untuk
memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara
keseluruhan.148

2. Evaluasi-Diri
a) Sekolah/madrasah melakukan evaluasi-diri terhadap
kinerja sekolah/madrasah.

148Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing,


(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 113-115

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 415


b) Sekolah/madrasah menetapkan prioritas indikator
untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan
perbaikan dalam rangka pelaksanaan standar
nasional pendidikan.
c) Sekolah/madrasah melaksanakan yang harus
dilaksanakan antara lain; (1) evaluasi proses
pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya
dua kali dalam setahun, pada akhir semester
akademik, dan (2) evaluasi program kerja tahunan
secara periodik, sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun, pada akhir tahun anggran
sekolah/madrasah.
d) Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara
periodik berdasarkan pada data dan informasi yang
sahih.

3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP


Proses evaluasi dan pengembangan KTSP
dilaksankan secara:
a) Komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi
kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi yang
mutakhir.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 416


b) Berkala untuk merespon perubahan kebutuhan
peserta didik, dan masyarakat, serta perubahan
sistem pendidikan, maupun perubahan sosial.
c) Integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan
tingkat mata pelajaran.
d) Menyeluruh serta melibatkan berbagai pihak
meliputi (dewan pendidik, komite
sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni).

4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga


Pendidikan
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan direncanakan secara komprehensif pada
setiap akhir semester dengan mengacu pada standar
pendidik dan tenaga kependidikan. Evalusi
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian,
keseimbangan beban kerja, dan kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas dan
evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan
pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta
didik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 417


C. Proposal Evaluasi Program
Proposal adalah sebuah rencana kerja yang
menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan evaluasi program. Menurut Suharsimi
dikutip Rusydi dan Rafida, adapun langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam penyususnan evaluasi program
yaitu:149
1. Halaman Judul
Pada bagian ini menyebutkan isi pokok kegiatan
evaluasi yang mencantumkan nama kegiatan, program
apa yang dievaluasi, dan dapat juga mencantumkan
model yang digunakan serta menyebutkan unit dan
lokasi program.

2. Penyusun Proposal
Pertanyaan yang sering kali timbul dalam
melakukan evaluasi program adalah siapakah yang
menyusun proposal evaluasi program? Menjawab
pertanyaan ini memerlukan berbagai pertimbangan,

149Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program


Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), hal. 74-91

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 418


diantaranya adalah pertimbangan konsekuensi
pembiayaan yang ditimbulkannya. Jika pertimbangan
adalah masalah pembiayaan yang kurang memadai maka
penyusunan proposal evaluasi program dan dilakukan
dengan memanfaatkan evaluator dari dalam
lembaga/institusi tersebut. Namun jika masalah
pembiayaan tidaklah menjadi ukuran maka penyusunan
proposal evaluasi program dapat dilakukan evaluator
eksternal atau mengkombinasi antara evaluator internal
dan evaluator eksternal. Terdapat tiga kemungkinan
alternatif untuk pihak yang dapat menyusun proposal
evaluasi program yaitu: (a) evaluator internal, (b)
evaluator eksternal, (c) kombinasi dari evaluator
internal dan evaluator eksternal.

3. Format Rancangan Proposal


Format proposal evaluasi program pada umumnya
bervariasi, namun demikian tidak jauh berbeda
substansinya. Substansi/sistematika proposal bergantung
pada ketentuan yang diberlakukan di institusi tertentu
maupun tujuan dilakukannya evaluasi program. Namun
demikian setidaknya terdapat 6 (enam) komponen yang

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 419


terdapat format rancangan proposal evaluasi program
menurut Suharsimi dan Jabar, dikutip oleh Rusydi
Ananda dan Tien Rafida yaitu; (a) judul kegiatan, (b)
rasional dilaksanakan evaluasi, (c) tujuan, (d)
pertanyaan evaluasi, (e) metodologi yang digunakan,
dan (f) prosedur dan langkah-langkah kegiatan.
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian
tersebut:
a. Judul kegiatan
Pada bagian ini menyebutkan isi pokok kegiatan
evaluasi yang mencantumkan nama kegiatan, program
apa yang dievaluasi, dan dapat juga mencantumkan
model yang digunakan serta menyebutkan unit dan
lokasi program. Contoh (evaluasi program koperasi di
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).

b. Rasional dilaksanakannya evaluasi


Pada bagian ini menjelaskan adanya kebijakan
tentang program yang menjadi objek sasaran, perkiran
adanya hambatan tentang pelaksanaan atau alasan
mengapa perlu dilaksanakan evaluasi. Di samping itu
untuk meyakinkan pembaca bahwa urgensi dilakukannya

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 420


evaluasi program adalah memaparkan atau menunjukkan
adanya kesenjangan. Kesenjangan yang dimaksudkan
disini adalah penjelasan tentang kondisi yang diharapkan
dengan kondisi yang terjadi atau yang ada saat ini.
Apabila evaluator penyusun proposal dapat
menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi saat ini masih
jauh dari kondisi yang diharapkan maka kesenjangan
dimaksud semakin jelas, sehingga terdapat alasan yang
kuat dan dapat diterima untuk dilakukannya evaluasi
program tersebut.
Contoh (memaparkan nama dan jenis koperasi UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tersebut apakah koperasi
simpan pinjam, konsumsi atau koperasi umum.
Pemaparan dikuatkan dengan memberikan penjelasan
tentang koperasi dengan akte pendirian. Kemudian
dipaparkan data mengenai koperasi UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi belum pernah dievaluasi atau bisa juga
bukti adanya kesenjangan antara kenyataan dengan
harapan sehingga perlu dilakukan evaluasi. Tunjukkan
kemanfaatan evaluasi yang akan dilaksanakan sekurang-
kurangnya bagi pelanggan. Pemaparan dilengkapi
dengan penjelasan mengenai program koperasi UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi itu sendiri).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 421


c. Tujuan
Menurut Taylor, dkk., dikutip Rusydi Ananda dan
Tien Rafida, mengidentifikasi beberapa dimensi umum
yang biasanya digali dalam tujuan evaluasi suatu
program yaitu:
1) Dampak/pengaruh program. Dalam dimensi ini
evaluator akan mengkaji seberapa jauh program
yang akan, sedang atau telah dijalankan memiliki
konsekuensi terhadap konteks, partisipan dan
subjek, sistem atau lainnya.
2) Implementasi program. Evaluator melakukan kajian
terhadap seberapa jauh pelaksanaan program ini
akan dan sedang dijalankan.
1) Konteks program. Evaluator mengamati dan
mengkaji kondisi konteks/lingkungan dari program
yang akan, sedang, dan telah dijalankan, seberapa
jauh keterkaitannya, dan apa sajakah konteksnya.
2) Kebutuhan program. Evaluator mengkaji tentang
faktor-faktor penentu keberhasilan program dan
keberlanjutannya di masa yang akan datang.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 422


Pemilihan tujuan manakah yang akan mendasari
kegiatan evaluasi sebaiknya dilakukan bersama-sama
dengan sponsor. Berdasarkan pilihan tujuan yang telah
ditentukan selanjutnya menetapkan jenis evaluasi yang
akan dilaksanakan yaitu apakah evaluasi formtif ataukah
evaluasi sumatif. Pilihan ini juga telah membatasi
cakupan kegitan evaluasi serta jenjangnya. Beberapa
kriteria yang digunakan dalam merumuskan tujuan
evaluasi adalah; (1) kejelasan, (2) keterukuran, (3)
kegunaan dan kebermanfaatan, dan (4) relevansi dan
kesesuaian atau compatibility.
Contoh (Tujuan umum dari evaluasi program yang
dilakukan adalah untuk mengumpulkan informasi yang
terkait dengan keterlaksanaan program koperasi UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).

Tujuan khusus bertitik tolak dari tujuan umum


maka tujuan khusus dari kegiatan evaluasi ini adalah
untuk mengetahui:
1) Jumlah dan prilaku pelanggan (banyak pengunjung
yang datang sehari-hari, variasi pengunjung yaitu
dosen, pegawai, mahasiswa, masyarakat umum,
saat-saat ramai pengunjung, saat-saat sepi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 423


pengunjung, banyaknya barang yang dibeli dan
sebagainya).
2) Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan
koperasi, dimulai dari keadaan pelanggan itu sendiri
sampai pendapat pelanggan terhadap kualitas
koperasi.
3) Kualitas barang-barang yang dijual (jenis, banyaknya
tiap jenis, penataan, kondisi barang dan harga).
4) Kondisi perlengkapan koperasi (jenis perlengkapan,
kondisi atau kualitas penataan dan perawatan).
5) Kualitas layanan (jumlah dan kualitas yang
melayani, jam layanan dan cara melayani).

d. Pertanyaan Evaluasi
Setelah tujuan evaluasi dirumuskan, maka
evaluator kemudian mengoperasionalkan tujuan evaluasi
tersebut kedalam pertanyaan evaluasi yang akan
dijawab dalam kegiatan evaluasi. Dalam hal ini
Suharsimi dan Jabar, dikutip oleh Rusydi Ananda dan
Tien Rafida memaparkan model pertanyaan yang
biasanya muncul dalam evaluasi program pada halaman
berikut yaitu:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 424


Tabel 14.
Contoh Pertanyaan Evaluasi Program

NO MODEL-MODEL PERTANYAAN
PERTANYAAN
1. Pertanyaan - Apakah prilaku/aktivitas/orang-
tentang orang berubah akibat dari program
dampak/pengaruh; yang dijalankan?
- Siapakah yang diuntungkan dan
bagaimana?
- Apakah semua partisipan program
puas dengan apa yang mereka
dapat dari program tersebut?
- Apakah capaian program yang
didapat sebanding dengan sumber
daya yang diinvestasikan?
- Apa yang bisa orang pelajari,
dapatkan, dan capai dari hasil
program tersebut?
- Apa dampak program ditinjau dari
segi sosial, ekonomis, dan
lingkungan (baik positif maupun
negatif) terhadap orang,
masyarakat dan lingkungan?
- Apa kekuatan dan kelemahan dari
program?
- Kegiatan apa dari program yang
paling banyak atau sedikit
berkontribusi terhadap pencapaian
tujuan program?
- Jika ada, apa pengaruh tak
langsung, baik positif atau negatif
dari program?
- Seberapa baik program mampu
merespon kebutuhan?

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 425


- Seberapa efisienkah sumber daya
digunakan dalam pencapaian
tujuan program?
2. Pertanyaan - Terdiri dari aktivitas atau event
tentang apakah program yang
implementasi akan/sedang/telah berjalan itu?
program; - Metode apa yang digunakan dalam
menjalankan program?
- Siapa yang sebenarnya
menjalankan program dan seberapa
baik mereka melakukannya?
- Siapa yang berpartisipasi dan dalam
aktivitas apa?
- Apa semua pihak yang terlibat
memiliki akses yang adil terhadap
program?
- Sumber daya dan input apakah
yang diinvestasikan dalam program?
- Seberapa banyak pihak yang
terlibat, siapa saja, dan apa
perannya?
- Apakah sumber daya keuangan dan
manusia tersedia dengan cukup?
3. Pertanyaan - Seberapa baik program sesuai
tentang konteks dengan keadaan setempat?
program; Misalnya ekonomi sasaran target?
- Seberapa besar kondisi sosial,
ekonomi, politik yang ada
berkontribusi atau mempengaruhi
keberhasilan program?
- Bagaimana keadaan
wilayah/tempat program itu
dijalankan, adakah setting yang
bisa diubah?
- Adakah pihak lain yang melakukan
hal-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 426


yang sama seperti apa yang ingin
dicapai oleh program yang sedang
dijalankan itu?, Adakah duplikasi?
- Siapa pendukung dan penghalang
kesuksesan pencapaian program?
4. Pertanyaan - Kebutuhan-kebutuhan apa saja
tentang kebutuhan yang bisa diidentifikasi melalui
program; program?
- Bagaimanakah karakteristik dari
populasi target program?
- Aset apakah yang ada di konteks
program dan kelompok target yang
bisa dikembangkan?
- Apa yang selama ini telah
dijalankan terkait dengan
pelaksanaan program?
- Perubahan apa yang dianggap
sasaran target yang memungkinkan
atau sangat perlu?
- Apakah program yang dijalankan
sudah tepat?

e. Metodologi
Bagian ini memaparkan tentang objek sasaran
evaluasi yang dihasilkan dari identifikasi komponen
program dan indikator; (a) sumber data yaitu
menentukan subjek darimana data dapat diperoleh; (b)
metode yang digunakan yaitu pengamatan, wawancara
dan dokumentasi; dan (c) instrumen yang digunakan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 427


sebagai yaitu berupa pertanyaan sebagai pelengkap
metode pengumpulan data dan menentukan teknik
analisis data.
Adapun hal-hal yang terkait dengan proses yang
akan dilalui oleh evaluator, berupa prosedur kerja dan
langkah-langkah kerja. Di samping itu diikuti dengan
estimasi waktu pelaksanaannya. Hal ini dilakukan agar
pentahapan kerja dan langkah-langkahnya diketahui
dengan jelas oleh evaluator dan sponsor (pemberi
tugas).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 428


Tabel 15.
Rencana Evaluasi Program
NO JENIS KEGIATAN BULAN
Januari Pebruari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal
2 Penyiapan instrument
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penulisan dan pengadaan
laporan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 430


Guba dan Lincoln sebagaimana dikutip Sukmadinata dalam Rusydi Ananda dan Tien
Rafida, memaparkan 12 langkah perencanaan dalam desain evaluasi program yaitu:

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 431


a) Pembuatan kontrak. Membuat kontrak dengan
sponsor atau klien yang membutuhkan evaluasi.
b) Pengorganisasian. Memilih dan melatih tim
evaluator, menyusun rancangan awal, menyusun
kebutuhan logistik, mengidentifikasi faktor-faktor
sosial politis setempat yang mungkin berpengaruh.
c) Mengidentifikasi pengguna dan pihak terkait.
Mengidentifikasi perantara, pengguna, pihak yang
diuntungkan dan dirugikan, memilih strategi yang
akan digunakan, memperhitungkan kegagalan dan
sanksi bila gagal, menyusun persetujuan formal.
d) Pengembangan kerjasama. Merancang siklus
hermeneutik/menafsirkan, menyusun siklus,
membangun kerjasama, mengecek kredibilitas
pelaksana evaluasi.
e) Memperluas kerjasama dengan pengguna dan
sponsor berdasarkan informasi baru.
Penyempurnaan siklus, menggunakan informasi
dokumenter, melaksanakan wawancara observasi,
kajian literatur, dan penyusunan etika evaluator.
f) Menyaring keluhan-keluhan, kepedulian dan isu-isu.
Mengidentifikasi keluhan-keluhan, kepedulian, isu-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 432


isu, pemecahan melalui konsensus, pembuatan
catatan-catatan samping sebagai komponen
laporan.
g) Memberikan prioritas pada butir-butir yang belum
terpecahkan. Proses penentuan prioritas secara
partisipatif menyusun butir-butir prioritas,
mengecek kemampuan mengatasi yang menjadi
prioritas.
h) Mengumpulkan informasi dan melengkapinya.
Mengumpulkan informasi, melatih penggunaan
melalui menggunakan siklus hermeneutik lebih
lanjut, mengumpulkan informasi yang ada,
menggunakan instrumen yang ada dan yang baru,
melakukan studi kasus.
i) Menyiapkan agenda untuk negosiasi. Merumuskan
dan menjelaskan butir-butiir yang belum
terpecahkan, menjelaskan kegiatan yang dipilih,
menjelaskan, memperkuat butir yang dipilih,
membuang yang tidak cocok, menyiapkan pelatihan
lengkap, dan mengecek agenda.
j) Melakukan negosiasi. Memilih siklus yang tepat,
melaksanakan siklus, membuat penyusunan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 433


bersama, mengecek kemampuan, menentukan
tindakan.
k) Menyusun laporan. Laporan kasus-kasus dengan
laporan lengkap, dan pengulangan seluruh proses.

D. Laporan Evaluasi Program


Laporan evaluasi adalah media komunikasi antara
evaluator dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan
ingin mengetahui hasil evaluasi. Oleh karena itu, laporan
harus mampu berperan sebagai media komunikasi yang
baik.150
Tujuan laporan evaluasi berhubungan langsung
dengan tujuan pemakaiannya. Pada evaluasi formatif
tujuan utamanya yaitu untuk memperbaiki dan
mengembangkan program, dan laporannya harus
diserahkan secepatnya kepada pihak yang meminta
untuk dilakukan evaluasi program, diinformasikan pula
tentang bagaimana program berfungsi dan perubahan-
perubahan apa yang harus dilakukan untuk tujuan
tersebut.

150Purwanto dan A. Suparman, Evaluasi Program Diklat, (Jakarta:


STIA-LAN Press, 1999), hal. 210

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 434


Selanjutnya dijelaskan Tayibnapis dan Farida
Yusuf, apabila evaluasi dilakukan adalah evaluasi
sumatif, maka laporan harus berisi informasi dan
penilaian tentang kegunaan program yang dilaporkan
kepada orang-orang yang ingin memakainya, orang yang
akan menentukan alokasi sumber-sumber untuk
melanjutkan program dan orang-orang yang berhak
mengetahui tentang program untuk tujuan-tujuan yang
lain.151
Fitzpatrick, dkk., dikutip Tayibnapis dan Farida
Yusuf menjelaskan tujuan laporan evaluasi program
dapat dilihat dari dua perspektif yaitu tujuan laporan
evaluasi formatif dan sumatif. Tujuan laporan evaluasi
formatif berkaitan perbaikan dan mengembangkan
program, dan laporannya diserahkan kepada pihak
pengguna program. Laporan evaluasi berisikan
bagaimana program berfungsi dan perubahan-perubahan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai program.
Tujuan laporan evaluasi sumatif adalah laporan
evaluasi yang berisi informasi dan penilaian (judgement)

151Tayibnapis dan Farida Yusuf, Evaluasi Program, Op. Cit., hal. 174-
175

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 435


tentang kegunaan program, Laporan disampaikan kepada
pihak-pihak yang ingin mengadopsi program, pihak-pihak
yang akan menentukan alokasi-alokasi sumber untuk
melanjutkan program, dan pihak-pihak yang berhak
menentukan tentang program untuk tujuan-tujuan yang
lain.
Pendekatan dan jenis laporan, menurut
Fitzpatrick, dkk., dikutip Tayibnapis dan Farida Yusuf,
menawarkan suatu pendekatan alternatif dalam
melaporkan hasil evaluasi, pendekatan tersebut
dinamakan pendekatan evaluasi berorientasi
lawan/musuh. Makna luas dari pendekatan ini adalah
evaluator memperoleh informasi mendengarkan dari
sudut pandang yang berlawanan sebagaimana
argumentasi yang disampaikan pihak lain.
Sehingga nantinya laporan evaluasi yang dibuat
memiliki keseimbangan dan perspektif yang berbeda
karena terlihat argumentasi dari pihak lain dalam
melihat kekuatan dan kelemahan dari program yang
dievaluasi. Melalui pendekatan ini, proses penilaian
terhadap program yang dievaluasi akan berguna dalam
hal paparan tentang aspek positif dan aspek negatif dari

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 436


sebuah program, dan memuaskan kebutuhan informasi
dari berbagai pihak dengan cara yang elegan dan
menarik.

E. Format Laporan Evaluasi


Tidak ada satu kerangka penulisan laporan terbaik
yang tepat untuk semua jenis laporan evaluasi tertulis.
Hal ini dikarenakan peran, objek, dan konteks evaluasi
yang beragam, sehingga masing-masing berisikan
kerangka dengan kekhasannya tersendiri, dan laporan-
laporan tersebut dirancang untuk mencerminkan
152
kekhasan tersebut.
Namun demikian, ada beberapa item penting yang
harus terdapat dalam setiap laporan evaluasi tertulis
baik untuk laporan evaluasi final maupun laporan intern.
Salah satunya teori menurut Tayibnapis dalam Rusydi
dan Rafida, menyatakan outline laporan evaluasi, dapat
dilihat pada tabel berikut:

152
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Op. Cit., hal. 186

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 437


Tabal 16. Contoh Format Laporan Evaluasi Program

NO FORMAT KETERANGAN
LAPORAN (Pada Pertanyaan tersebut, nantinya
EVALUASI diuraikan menjadi isi Laporan)
1 Cover Cover depan atau kulit laporan berisikan
informasi sebagai berikut:
- Judul program dan lokasinya,
- Nama evaluator,
- Periode waktu yang dilalui, dan
- Tanggal laporan diserahkan.
2 Bab 1 Ringkasan atau executive summary yang
Ringkasan berisi laporan pendahuluan evaluasi,
menerangkan mengapa evaluasi
dilakukan, memuat kesimpulan, dan
saran-saran.
Apabila masih diperlukan tambahan
informasi sebagai berikut:
- Apakah ada keputusan yang akan
dibuat berdasarkan hasil evaluasi?
Kalau ada, apa keputusan tersebut?
- Kepada siapa laporan akan diberikan?
- Siapa-siapa yang berminat atas laporan
tersebut?
- Apa kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam proses evaluasi?
3. Bab 2 Pada bagian ini dipaparkan asal mula
Latar belakang mengapa program dibuat dan apa yang
evaluasi harus dilakukan. Sejauh mana informasi
tergantung kepada penerima hasil
evaluasi (untuk siapa evaluasi dibuat).
Informasi untuk bagian ini dapat
diperoleh dari orang-orang program,
catatan-catatan hasil rapat, memo,
outline kurikulum, daftar tujuan umum,-

perkiraan anggaran, dan sebagainya.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 438


Bagian khusus dalam bab ini adalah:
- Hakikat program. Berikut uriannya;
(Dimana program dikerjakan? Pada
masyarakat atau kelompok yang
bagaimana? Siapa dan berapa banyak
orang yang dipengaruhi? dan Berapa
jumlah orang yang ikut berpartisipasi?
Bagaimana pengolahan peserta didik?
sekolah, kelas/individu?)

- Tujuan umum program. Yang berisikan


penjelasan; (Apa yang dicapai desain
program? Apa tujuan umum dan tujuan
khusus yang dirumuskan? Apa prioritas
yang diutamakan apabila ada?)

- Klien yang terlibat dalam program.


Berisikan penjelasan yaitu; (Apa ciri-
ciri klien program yang dituju misalnya
umur, latar belakang,
ekonomi/pendidikan, pengalaman,
kebutuhan khusus, atau tingkat
kemampuannya? dan Atas dasar apa
peserta program dipilih?)

- Ciri-ciri, materi, kegiatan, dan


persiapan administrasi program.
Berikut uriannya; (Apa materi yang
dipakai dan bagaimana? Apakah harus
dibeli atau dibuat? Apa sumber-sumber
program? Dan berapa dana, sarana
fisik, transportasi yang harus ada, dan
siapa yang menyediakan?)

- Karyawan dan orang lain yang terlibat


dalam program. Dengan urian; (Berapa
banyak personal khusus seperti
administrator, konsultan, sekretaris,
spesialis, sukarelawan, dan lain-lain
yang aktif dalam program? Apa proses
yang mereka lakukan?-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 439


dan Apakah mereka memerlukan latihan
khusus sebelum atau selama program?)
4. Bab 3 Bab ini memaparkan dan membatasi
Penjelasan ruang lingkup yang diterima evaluator,
tentang apa yang yaitu menjelaskan mengapa evaluasi
dievaluasi dilakukan, apa yang akan dicapai, dan
apa yang tidak. Siapkan penjelasan
tentang maksud dan tujuan evaluasi
segera setelah menerima pekerjaan
sebagai evaluator.
Konsep untuk itu harus disetujui oleh
semua orang yang berminat dan harus
disimpan didalam arsip. Namun buatlah
uraian tentang hal-hal yang teknis secara
komprehensif sedemikian rupa sehingga
dapat terbaca dan dimengerti oleh rata-
rata pembaca.

Berikut urian teknis,


diantaranya:
- Tujuan evaluasi. Dengan uraian berupa;
(Siapa yang meminta evaluasi? Apa
evaluasi yang dilakukan, formatif atau
sumatif? dan Jika evaluasi dilakukan
untuk audiensi khusus, siapa mereka,
apakah mereka karyawan program,
legislator, kelompok masyarakat,
dewan direksi atau orang tua?),
- Desain evaluasi. Dengan uraian sebagai
berikut; (Apakah satu desain evaluasi
menjadi dasar bagi semua evaluasi?
Adakah desain lain yang ditambahkan?
Atau kombinasi antara pendekatan
kuantitatif dan kualitatif? dan Mengapa
desain ini yang dipilih?),
- Pengukuran hasil (outcome).
Bagaimana instrumen atau pendekatan
yang dipakai-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 440


Berikut uriannya penjelasannya; (Apa
hasil program, akibat atau kegiatan yang
diukur, dijelaskan, atau diobservasi?
Apakah hasil atau kegiatan tersebut
diterakan dalam tujuan umum, atau
apakah pilihan pengukuran berdasarkan
alasan lain? dan Untuk setiap hasil yang
diminati, data apa yang
dikumpulkan/apa instrumen yang
dipakai?)

- Prosedur pengumpulan data. Berikut


uriannya; (Bagaimana prosedur
pengumpulan? Kapan instrumen
dipakai, observasi atau wawancara
dilakukan, dan siapa yang
mengumpulkan data?). Hal ini dapat
dibuat dalam tabel. Bila perlu
perhatikan kualifikasi penggumpulan
data. (Apakah penataran diberikan
kepada mereka yang melakukan
berbagai pengukuran atau observasi?
Apabila ya, penataran apa?)

- Implementasi pengukuran. Yang harus


diperhatikan adalah Bagaimana
instrumen dan pendekatan
pengumpulan data yang dipakai.
Berikut uriannya; (Mengapa
implementasi dijelaskan? Untuk
pertanggungjawaban atau untuk
melengkapi proposal, rencana, atau
hanya untuk menjelaskan apa yang
terjadi dan yang telah dilakukan? dan
Aspek penting apa dalam program yang
diobservasi dan tidak diukur. Apa
alasan pilihan itu, mengapa bukan yang
lain?)
- Prosedur pengumpulan data. Berikut
uraiannya (Bagaimanakah jadwal

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 441


pengumpulan data, siapa yang
melakukannya? Untuk menjadwalnya
biasanya memakai tabel. Dan Apakah
ada pelatihan yang diberikan? Apa
alasan pemakaian atau alat pengumpul
data lainnya?)
5. Bab 4 Bab ini memaparkan bermacam-macam
Hasil evaluasi pengukuran, observasi dan lain-lain
metode pengumpulan data yang
dijelaskan pada bab sebelumnya.
Sebelum menulis bab ini, data sudah
harus dianalisis, direkam dalam tabel,
grafik dan telah diukur signifikansinya.
Nilai tes biasanya disajikan dalam grafik
dan tabel yang memperlihatkan mean
dan standar deviasi setiap kelompok.
Hasil kuesioner ditabulasi. Hakikat
evaluasi adalah penggunaan metode
pengumpulan data kualitatif seperti in-
depth, open ended interview, observasi
langsung/studi kasus.

Informasi yang kaya dan rinci harus


diatur atau difokuskan sesuai dengan
bidangnya dan dikategorikan. Bab ini
berisikan:
- Hasil studi implementasi. Berikut
rinciannya; (Apakah orang-orang
program memberikan hasil seperti
yang direncanakan? Apakah program
diimplementasikan sesuai rencana
seperti yang diharapkan pemakai? Bila
tidak, apa yang terjadi? Adakah
komponen yang dihapus atau diubah?-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 442


Apakah semua materi tersedia dan
apakah semua dipakai? Apakah program
diberikan kepada peserta yang telah
ditentukan? Apakah semua kegiatan
penting dilakukan?)

Jelaskan secara rinci mungkin keadaan yang


sebenarnya/penampilan program dan tabel-
tabel yang biasa digunakan. Semua kegiatan
dijelaskan secara serinci mungkin karena
mereka menggambarkan pengalaman
khusus program. Dalam evaluasi kualitatif,
penjelasan ini berupa narasi tertulis yang
memberikan pandangan yang menyeluruh
tentang program)
- Hasil studi outcome. Berikut rinciannya;
(Berapa orang dan siapa yang mengambil
pretes? Berapa dari yang mengalami
pretes yang masih tinggal dalam
program?, dan Bagaimana hasil pretes?
Apakah ada perbedaan nilai pretes
diantara program dan kelompok
pembanding?)
6. Bab 5 Penafsiran atau intepretasi bagi setiap
Diskusi tentang hasil evaluasi ditulis dalam bab
hasil evaluasi sebelumnya, yang menyajikan hasil
evaluasi. Namun bila program atau evaluasi
sulit diinterpretasikan (complicated), maka
dibuat bab khusus untuk penafsiran diskusi
hasil evaluasi membuat laporan menjadi
lebih jelas. Bab ini berisi dua isu umum
yaitu sampai seberapa jauh kebenaran
hasil evaluasi dan bagaimana suatu hasil
program.
- Bagaimana hasil proyek apabila
dibandingkan dengan hasil evaluasi
apabila tidak ada program?-

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 443


7. Bab 6 Dalam bab ini dipaparkan mengenai
Biaya dan anggaran program dan bagian-bagian yang
manfaat berhubungan dengan kontroversi.
Menjelaskan kebenaran pendekatan
tertentu dengan analisis cost benefit, yang
telah dipakai. Apabila cost benefit
merupakan fokus evaluasi sebaiknya
dimasukkan dalam matematika formal?
Atau memakai metode informasi yang
membandingkan cost dan benefit? Apakah
alasan memakai metode ini?

Cost yang dihubungkan dengan program


berupa ongkos rupiah dan non rupiah.
- Ongkos rupiah. Berikut uraiannya;
(Apakah ada uang ekstra diperlukan
untuk melaksanakan program? Dari mana
uang itu diperoleh? Untuk apa uang
tersebut kalau tidak dipakai dalam
program? Berapa persen dari seluruh
biaya dipakai untuk operasi program?
Berapa biaya yang dipakai ketika
memulai program (start up cost)? Biaya
start up tidak diperlukan kalau
melanjutkan program. Tabel yang
menunjukkan anggaran rupiah harus
dimasukkan/dilampirkan)
- Sedangkan ongkos non rupiah. Dengan
uraian; (Apakah program membebani
guru, orang tua, administrator,
kesabaran, moral dan semacamnya?
Apakah karyawan bekerja lembur karena
program? Apakah ada pekerja sukarela
dalam program? Kalau ada, tentu mereka
lakukan untuk proyek? Apakah partisipasi
dalam program menyebabkan peserta
kehilangan pengalaman bekerja di bidang
lain?

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 444


Benefit yang dihubungkan dengan program
berupa benefit rupiah dan benefit non
rupiah.
- Benefit rupiah. Dengan urian; (Berapa
penghasilan yang diperoleh program?
Misalnya, apakah program memperoleh
subsidi pemerintah untuk biaya
pendidikan tertentu?)
- Benefit non rupiah. Dengan urian;
(Apakah hasil-hasil positif yang diperoleh
program? Sampai sejauh mana
perkembangan yang diperoleh
(pencapaian tujuan umum program)?
Apakah penghasilan orang-orang program
lebih baik dari pada orang-orang lain
diluar program untuk pekerjaan yang
serupa? Bagaimana perbedaannya?)
8. Bab 7 - Kesimpulan
Kesimpulan Dengan urian; (Apa kesimpulan umum
dan saran- tentang keefektifan program secara
saran keseluruhan? Sampai seberapa jauh
kebenaran kesimpulan? Apakah perlu ada
penilaian terhadap beberapa aspek
kebijaksanaan program?)

- Saran-saran
Dengan urian; (Berdasarkan data khusus,
apa saran-saran dan pilihan yang dapat
diberikan terhadap program? Apa
kelebihan-kelebihan program dan aspek-
aspek apa saja yang perlu atau yang dapat
dikembangkan dan diperbaiki?, Apakah
tujuan evaluasi juga memberi rekomendasi
dan saran-saran pilihan? Apakah pemakai
ingin mengetahui efektivitas atau
keefektifan program atau apakah mereka
ingin juga mengetahui kelemahan-
kelemahan program?)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 445


F. Akreditasi
Proses akreditasi adalah menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu meningkatkan status akreditasi dengan
menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang
memiliki ligitimasi, dan harus terus meningkatkan
kualitas kelembagaannya secara holistik dengan
153
menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.
Dalam proses pendidikan, evaluasi program
merupakan sesuatu yang sangat urgen untuk
memperbaiki mutu. Selain itu, dengan evaluasi program
dapat memberikan pemahaman tentang sesuatu,
membuat keputusan, dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Untuk itu, dalam melaksanakan pendidikan
dan latihan perlu dilakukan dengan analisis metode
pendidikan dengan memahami tujuan dari kegiataan
evaluasi program. Sehingga tidak ada nilai sia-sia dari
aktivitas pendidikan tersebut.

153Dedy Mulyasana, Op. Cit., hal, 116

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 446


Ringkasan:

Kegiatan dasar evaluasi program pendidikan


adalah kegiatan yang dilakukan melalui tahapan
mengukur dan menilai. Mengukur dan menilai didalam
istilah asing disebut dengan measurement atau
pengukuran, sedangkan penilaian adalah evaluation,
evaluation inilah diperoleh kata Indonesia yaitu
evaluasi. Evaluasi berarti menilai tetapi dilakukan
dengan mengukur terlebih dahulu. Oleh karenanya
kedua istilah tersebut digunakan bergantian tanpa
menggunakan makna. Adapun yang menjadi objek
evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian
untuk dievaluasi. Pusat evaluasi yang dimaksud adalah
sasaran dalam evaluasi berupa kurikulum materi,
metode dan cara penilaian, sarana dan prasaran
pendidikan/media, sistem administrasi, guru, dan
personal lainnya.
Tahapan sebelum melakukan kegiatan evaluasi
program yaitu menyusun rencana kerja yang
menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan evaluasi program. Rencana kegiatan

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 447


evaluasi tersebut disusun secara tertulis dalam proposal
evaluasi program, isi dari proposal yaitu menyebutkan isi
pokok kegiatan evaluasi yang mencantumkan nama
kegiatan, program apa yang dievaluasi dan dapat juga
mencantumkan model yang digunakan serta
menyebutkan unit dan lokasi program.
Dalam dimensi ini, evaluator (orang yang
melakukan evaluasi) akan mengkaji seberapa jauh
program yang akan, sedang atau telah dijalankan
memiliki konsekuensi terhadap konteks, partisipan dan
subjek, sistem atau lainnya.
Selanjutnya evaluator menetapkan jenis evaluasi
yang akan dilaksanakan yaitu apakah evaluasi formtif
ataukah evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran
telah berjalan sebagaimana yang
direncanakan. Sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan
waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok
bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 448


sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari
suatu unit ke unit berikutnya.
Ditinjau dari perbedaan evaluasi formatif adalah
kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari atau
memperoleh sebuah umpan balik (feed back), yang
kemudian selanjutnya dari hasil penilaian tersebut dapat
digunakan untuk memperbaiki suatu proses belajar
mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.
Sedangkan evaluasi sumatif adalah penilaian yang
dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai
dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa
terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya
selama jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, tujuan
ketetapan evaluasi program yang akan dilaksanakan
yaitu memperoleh gambaran siapa saja yang telah
berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk
selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 449


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Ace Suryadi dan Dasim Budimansyah, Paradigma
Pembangunan Pendidikan Nasional Konsep, Teori
dan Aplikasi dalam Analisis Kebijakan Publik,
Bandung: Widya Aksara Press, 2019.
Abdul Manap, Revolusi Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2016.
Arnina, P. dkk., Langkah-langkah Efektif Menyusun
Standar Operasional Prosedur, Penerbit: Huta
Publisher, Cet. Pertama, 2016.
A. Nurabadi., Manajemen Sarana dan Prasarana, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2014.
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan,
Yogyakarta:Kaukaba, 2012.
Aang Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership,
Bandung: Bumi Aksara, 2006.
Baharudin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan
Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 450


Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta:
Gajahmada University Press, 1998.
Donni Juni Priansa. Perencanaan dan Pengembangan
SDM, Bandung: Alfabeta, 2011.
Daimatun Nafiah, Peranan Standar Operasional Prosedur
dalam Menunjang Pengelolaan Aministrasi di
Sekolah, Asmi Desanta: Yogyakarta, Vol. XI, No. 1,
Pebruari, 2011.
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing,
Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2011.
Danim Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
Ekotama, S., Pedoman Mudah Menyusun SOP,
Yogyakarta: Med Press, 2015.
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan,
Bandung: CV. Alfabeta, 2012.
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010.
Handoko, T. Hani., Manajemen, Jakarta: BPEE, Cet. Ke-
20, 2009.
Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan mutu Berbasis
Sekolah, Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2004.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 451


Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan ke-7, UGM. Press,
Yogyakarta, 2003.
Hoy, W.K & Ferguson, J., A Theoretical Framework and
Exploration of Organizational Effectiveness of
Schools, Educational Administration
Quarterly, 21(2), 1985.
Hadri Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1983.
Isnawati, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
Pekanbaru, Cet-1, Aswaja Pressindo, 2014.
Kartono, K., Hygiene Mental, Jakarta: CV. Mandar Maju,
2000.
Muhammad Kristiawan, dkk., Manajemen Pendidikan,
Yogyakarta: Deeplubish, 2017.
Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) dan Dewan Sekolah, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004.
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model
dan Aplikasinya, Jakarta: Grasindo, 2003.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 452


Purnamasari, Evita P., Panduan Menyusun SOP Standard
Operating Procedure, Jagakarsa, Jakarta: PT Buku
Kita, 2015.
Purwanto dan A. Suparman, Evaluasi Program Diklat,
Jakarta: STIA-LAN Press, 1999.
Rusi Rusmiati Aliyyah, Pengelolaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Bogor: Polimedia Publishing, 2018.
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi
Program Pendidikan, Medan: Perdana Publishing,
2017.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-4, Jakarta:
Kalam Mulia, 2004.
Syafaruddin dan Amiruddin, Manajemen Kurikulum,
Medan: Perdana Publishing, Cet-1, 2017.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: PT Bumi Aksara, edisi 2, 2016.
Sukmadinata dan Nana Syaodih, Landasan Psikologi
Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003.
Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran,
Bandung: CV. ALFABETA, 2007.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 453


Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT. Rineka
Cipta: Jakarta, 2002.
Toha Miftah, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta:
Cet. 4, PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Vincent, G., Total Quality Management, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan
Teori dan Permasalahannya, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005.

B. Website
http://H.Umar-Bakry-Perti-Pergerakan Tarbiyah
Indonesia, Member Profiles/Net (diakses 05
Oktober 2019).
http://daps.bps.go.id/Analisis/SWOT.pdf (diakses 05
Oktober 2019).
https://rahmatarifianto.wordpress.com (diakses 07
Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Mary_Parker_Follett
(diakses 08 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Chester_Barnard (diakses
08 Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 454


https://priskilats11.blogspot.com/2014/10/hugomunster
berg.html (diakses 08 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Elton_Mayo (diakses 08
Oktober 2019)
https://en.wikipedia.org/wiki/Hawthorne_effect
(diakses 08 Oktober 2019).
http://id.termwiki.com/ID/William_Ouchi (diakses 09
Oktober 2019)
https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow (diakses
09 Oktober 2019).
https://prabook.com/web/jane_srygley.mouton (diakses
09 Oktober 2019).
https://en.wikipedia.org/wiki/Rensis_Likert (diakses 09
Oktober 2019).
https://en.wikipedia.org/wiki/Fred_Fiedler (diakses 09
Oktober 2019).
https://books.google.co.id/books/id=Kast, F.E. and
Rosenzweig, J.E. (diakses 09 Oktober 2019).
https://www.dictio.id/t/bagaimana-biografi-douglas-
mcgregor (diakses 09 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/David_C_McClelland
(diakses 09 Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 455


https://wikipedia.org/wiki/Edgar_Schein (diakses 09
Oktober 2019).
http://bumipendidik.blogspot.com/2014/07/model-
pembelajaran-ctl (diakses 09 Oktober 2019).
https://www.merdeka.com/robert-owen (diakses 10
Oktober 2019).
https://semboyannya-bukan-hanya-tut-wuri-
handayani/html (di akses 09 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Frederick_Winslow_Taylor
(diakses 10 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Henry-Gantt (diakses 10
Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Frank_Bunker_Gilbreth
(diakses 10 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Lillian_Moller_Gilbreth
(diakses 10 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Henri_Fayol (diakses 10
Oktober 2019).
https://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-
manajemen-personalia (diakses 11 Oktober 2019).
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Charles_Babbage
(diakses 11 Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 456


https://docplayer.info/ergonomi-studi-waktu-dan-
gerakan.html (diakses 11 Oktober 2019).
http://marymanroe.blogspot.com/2017/04/perancangan
-dan-analisis-sistem.html (diakses 11 Oktober
2019).
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-
chart-cara-membuat-gantt-chart (diakses 11
Oktober 2019).
https://shiirefaa.blogspot.com/2015/10/pengertian-ict-
peranan-ictfungsi-html (diakses 12 Oktober 2019).
https://www.ui.ac.id/mengenal-aun-qa-universitas-di-
asean (diakses 12 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/Widyaiswara (diakses 14
Oktober 2019).
https://www.google.com/search=gambar+struktur+organ
isasi+melingkar (diakses 20 Oktober 2019).
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidika
n/Bab+3+Perkembangan+Teori+Manajemen.pdf
(diakses 22 Oktober 2019).
https://id.wikipedia.org/wiki/John_Dewey. (diakses 22
Oktober 2019).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 457


https://osf.io›download›format=pdf/administrasi=kurikul
um. (diakses 26 Oktober 2019).
https://media.neliti.com›media›publications›268458-
paradigma-administrasi-dalam-pengelolaan-
sekolah. (diakses 26 Oktober 2019).
https://ayahalby.files.wordpress.com›2012/10›administr
asi-sarana dan-prasarana-sekolah-dasar. (diakses
26 Oktober 2019).
https://eprints.uny.ac.id/20631/1/Fahrudin.pdf.
(diakses 26 Oktober 2019).
https://journal.uny.ac.id › index.php › jpka › article ›
view. (diakses 27 Oktober 2019).
http//203.176.176.170›pauddikmas›download›file›Buku_
Pedoman_Peny. (diakses 27 Oktober 2019)
http://ekonomi.fem.ipb.ac.id/wp-
content/uploads/2018/11/ESP-16-Prosedur-
Cuti.pdf. (diakses 28 Oktober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 458


TENTANG PENULIS

Miftahul Fikri, kelahiran Desa


Teluk Rendah Ulu, Jambi, 1
Januari 1994. Riwayat
pendidikan formal diawali dari
SD, MTs, MA Nurussa’adah,
Program Sarjana, dan kini
disibukkan dengan studinya di-
Program Megister Manajemen
Pendidikan Islam UIN STS Jambi. Anak pertama dari dua
bersaudara ini penggemar berat aktivitas yang
berhubungan dengan buku. Sebab itulah, membaca buku
menjadi bagian hidup dan pekerjaanya. Buku ini,
merupakan buku pertama penulis. Penulis terinspirasi
untuk mengabdikan pengalaman penulis melalui buku
yang berjudul Konsep Manajemen Pendidikan & Peran
SOP (Standar Operasional Prosedur).

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 459

Anda mungkin juga menyukai