Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Klinis
Program Studi Magister Keperawatan Angkatan XIV
Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran
Disusun Oleh :
MOCH CHANDRA BARA
NPM : 220120190502
A. PROMOSI KESEHATAN
Menurut Five level of Prevention (Leavel & Clark) dijabarkan sebagai berikut :
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis dini dan pengobatan segera)
5. Rehabilitation. (Pemulihan)
Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya PHBS, yang
dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang bertanggung
jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan
dunia usaha.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka atau tokoh masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka
formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain),
organisasi kemasyarakatan dan media massa. Yang diharapkan dapat turut serta
dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) dengan cara: Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS.
Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang
kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna
mempercepat terbentuknya PHBS.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik dalam hal ini pemerintah
yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-
bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya
meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan
cara:
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
Kemenkes RI (2013) juga menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu
dilaksanakan strategi promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (1)
pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi
oleh semangat (4) kemitraan.
Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan
mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam
mengadopsi PHBS dan melestarikannya.
B. CORONA (COVID-19)
WHO (2020) pada 23 Januari 2020 mengumumkan bahwa Covid-19 saat ini belum
bisa dikategorikan sebagai public health emergency of international concern (PHEIC),
namun merupakan kasus high risk di Cina, regional dan global, sehingga WHO tetap
terus memantau perkembangan penyakit ini.
Tidak ada bukti kuat penularan antar manusia, namun bukan berarti hal ini tidak akan
terjadi karena masih banyak hal yang belum diketahui mengenai penyakit ini, seperti
sumber penularan dan tingkat keparahannya.
3. Sesak 20%,
2. Vaksin yang beredar
(Sitohang,2020)
COVID-19 menyebar dari orang ke orang di belahan dunia. Risiko infeksi dari virus
yang menyebabkan COVID-19 lebih tinggi pada orang yang kontak dekat seseorang yang
diketahui menderita COVID-19, misalnya petugas kesehatan, atau anggota rumah tangga.
Orang lain yang berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi adalah mereka yang tinggal atau
baru-baru ini berada di daerah dengan penyebaran COVID-19 yang berkelanjutan.
Virus yang menyebabkan COVID-19 mungkin muncul dari sumber hewan, tetapi
sekarang menyebar dari orang ke orang. Virus ini diperkirakan menyebar terutama di
antara orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain (dalam jarak sekitar 6 feet)
melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Mungkin juga seseorang dapat memperoleh COVID-19 dengan menyentuh permukaan
atau benda yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau
mata mereka sendiri, tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama virus menyebar.
Perkembangan kasus COVID-19 (20 Maret 2020) terdapat 369 yang dinyatakan
positif terjangkit COVID-19, sebanyak 32 diantaranya meninggal dunia dan 17 lainnya di
nyatakan sembuh.
Risiko infeksi dari virus yang menyebabkan COVID-19 lebih tinggi pada
orang yang kontak dekat seseorang yang diketahui menderita COVID-19,
misalnya petugas kesehatan, atau anggota rumah tangga. Orang lain yang
berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi adalah mereka yang tinggal atau baru-
baru ini berada di daerah dengan penyebaran COVID-19 yang berkelanjutan.
3) Sesak 20%,
Dan dalam upaya itu sendiri pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan
dengan menjalankan kesiapan diantaranya :
g. Tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner Di 135 pintu masuk negara
untuk mengidentifikasi secara cepat gejala awal peningkatan suhu tubuh
pelaku perjalanan.
a. Durasi Tindakan Isolasi untuk Pasien dalam Pengawasan dan Kasus Konfirmasi
COVID-19 Lamanya masa infeksius COVID-19 masih belum diketahui.
Disamping kewaspadaan standar yang harus senantiasa dilakukan, kewaspadaan
isolasi juga harus dilakukan terhadap pasien dalam pengawasan dan konfirmasi
COVID-19 sampai hasil pemeriksaan laboratorium rujukan negatif.
APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika pasien
tersebut meninggal dalam masa penularan. (KEMENKES RI,2020)
b. Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci
dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak
ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
c. Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk.
Daftar Pustaka