Anda di halaman 1dari 12

SELY NURMALASARI

213118088

KEPERAWATAN MATERNITAS 2

ASKEP DENGAN GANGGUAN KPD, LETAK SUNGSANG, LETAK LINTANG, DAN GAWAT JANIN

1. ASKEP DENGAN GANGGUAN KPD ( KETUBAN PECAH DINI )

A. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan ketegangan otot rahim
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan pengakuan persalinan premature
4. Ansietas berhubungan dengan persalinan premature dan neonatus berpotensi lahir
premature
B. Intervensi
Diagnosa Tujuan & Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengetahui
berhubungan tindakan keperawatan infeksi tanda-tanda infeksi
dengan selama 3×24 jam  2. Pantau keadaan yang muncul
ketuban pecah diharapkan pasien umum pasien 2. Untuk melihat
dini tidak menunjukan 3. Bina hubungan perkembangan
tanda-tanda infeksi saling percaya kesehatan pasien
dengan kriteria hasil : melalui 3. Untuk memudahkan
komunikasi perawat melakukan
1. Tanda-tanda
terapeutik tindakan
infeksi tidak ada.
4. Berikan 4. Agar istirahat pasien
2. Tidak ada lagi
lingkungan yang terpenuhi
cairan ketuban
nyaman untuk 5. Untuk proses
yang keluar dari
pasien penyembuhan pasien
pervaginaan.
5. Kolaborasi dengan
3. DJJ normal
dokter untuk
4. Leukosit kembali
memberikan obat
normalS antiseptik sesuai
5. Suhu tubuh terapi
normal (36,5-
37,5ºC)

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kali tanda- 1. Untuk mengetahui


nyaman: nyeri
tindakan keperawatan tanda Vital pasien keadaan umum
berhubungan
dengan selama 3×24 jam  di 2. Kaji skala pasien
ketegangan
harapkan  nyeri nyeri (1-10) 2. Untuk mengetahui
otot rahim
berkurang atau nyeri 3. Ajarkan derajat nyeri pasien
hilang dengan pasien teknik dan menentukan
kriteria hasil : relaksasi tindakan yang akan
4. Atur posisi dilakukan
1. Tanda-tanda vital
pasien 3. Untuk mengurangi 
dalam batas
5. Berikan nyeri yang dirasakan
normal.
lingkungan yang pasien
TD:120/80 mm
nyaman dan batasi 4. Untuk memberikan
Hg
pengunjung rasa nyaman
N: 60-120 X/
5. Untuk mengurangi
menit.
tingkat stress pasien
2. Pasien tampak
dan pasien dapat
tenang dan rileks
beristirahat
3. Pasien
mengatakan nyeri
pada perut
berkurang

3 Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji apa 1. Untuk mengetahui


pengetahuan
tindakan keperawatan pasien tahu tentang pemahaman
berhubungan
dengan selama 3×24 jam  di tentang  tanda- pasien untuk
pengakuan
harapkan pasien tanda dan gejala tindakan selanjutnya
persalinan
premature memahami normal selama 2. Mencegah terjadinya
pengetahuan tentang kehamilan hal-hal yang tidak
penyakitnya dengan 2. Ajarkan diinginkan terjadi
criteria hasil : tentang apa yang yang bisa
harus dilakukan membahayakan ibu-
1. Pasien terlihat tidak
jika tanda KPD janin
bingung lagi
muncul kembali 3. Untuk membantu
2. Pengetahuan Pasien
3. Libatkan merencanakan
dan keluarga dapat
keluarga agar tindakan berikutnya
bertambah
memantau kondisi
pasien
4 Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui
berhubungan
tindakan keperawatan kecemasan pasien tingkatan kecemasan
dengan
persalinan selama 3×24 jam  di 2. Dorong yang dialami pasien
premature dan
harapkan ansietas pasien untuk 2. Untuk mempercepat 
neonatus
berpotensi pasien teratasi istirahat total proses penyembuhan
lahir
dengan kriteria hasil : 3. Berikan 3. Untuk memberikan
premature
suasana yang rasa nyaman dan
1.Pasien tidak cemas
tenang dan ajarkan menurunkan
lagi
keluarga untuk kecemasan pasien.
2.Pasien sudah
memberikan
mengetahui
dukungan
tentang penyakit
emosional pasien.
2.ASKEP DENGAN GANGGUAN LETAK SUNGSANG

A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
2. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada penurunan
janin
3. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
4. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
B. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan &
Kriteri
a Hasil
1 Nyeri (akut) 1. Buat upaya yang 1. Jawaban pertanyaan dapat
berhubungan memungkinkan klien untuk menghilangkan rasa takut
dengan merasa nyaman dan peningkatan pemahaman
Peningkatan mengajukan pertanyaan 2. Mendorong relaksasi dan
tahanan pada 2. Berikan instruksi dalam memberikan klien cara
jalan lahir tehnik pernafasan mengatasi dan mengontrol
sederhana tingkat ketidaknyamanan.
3. Anjurkan klien 3. Relaksasi dapat membantu
menggunakan tehnik menurunkan tegangan dan
relaksasi. Berikan instruksi rasa takut,yang memperberat
bila perlu nyeri dan menghambat
4. Berikan tindakan kemajuan persalinan
kenyamanan (mis. Masage, 4. Meningkatkan
gosokan punggung, relaksasi,menurunkan
sandaran bantal, pemberian tegangan dan ansietas dan
kompres sejuk, pemberian meningkatkan koping dan
es batu) kontrol klien
5. Anjurkan dan bantu klien 5. Mencegah dan membatasi
dalamperubahan posisi dan keletihan otot, meningkatkan
penyelarasan EFM sirkulasi
6. Kolaborasi : Berikan obat 6. Menghilangkan nyeri,
analgetik saat dilatasi dan meningkatkan relaksasi dan
kontraksi terjadi koping dengan
kontraksi,memungkinkan
klien tetap fokus
2 Risiko tinggi 1. Tinjau ulang riwayat 1. Membantu dalam
cedera persalinan, awitan, dan mengidentifikasi
terhadap durasi kemungkinan penyebab,
maternal 2. Evaluasi tingkat keletihan kebutuhan pemeriksaan
berhubungan yang menyertai, serta diagnostik, dan intervensi
dengan aktifitas dan istirahat yang tepat
obstruksi pada sebelum awitan persalinan 2. Kelelahan ibu yang
penurunan 3. Kaji pola kontraksi uterus berlebihan menimbulkan
janin secara manual atau secara disfungsi sekunder atau
elektronik mungkin akibat dari
4. Catat penonjolan, posisi persalinan lama
janin dan presentasi janin 3. Disfungsi kontraksi
5. Tempat klien pada posisi memperlama
rekumben lateral dan persalinan,meningkatkan
anjurkan tirah baring dan risiko komplikasi maternal /
ambulasi sesuai toleransi janin
6. Gunakan rangsang puting 4. Indikator kemajuan
untuk menghasilkan persalinan ini dapat
oksitosin endogen mengidentifikasi timbulnya
7. Kolaborasi: bantu untuk penyebab persalinan lama
persiapan seksio sesaria 5. Relaksasi dan peningkatan
sesuai indikasi, untuk perfusi uterus dapat
malposisi memperbaiki pola
hipertonik. Ambulasi dapat
membantu kekuatan grafitasi
dalam merangsang pola
persalinan normal dan
dilatasi serviks
6. Oksitosin perlu
untukmenambah atau
memulai aktifitas miometrik
untuk pola uterus hipotonik
7. Melahirkan sesaria
diindikasikan malposisi yang
tidak mungkin dilahirkan
secara vagina
3 Risiko tinggi 1. Kaji DDJ secara 1. Mendeteksi respon abnormal,
cedera manual atau elektronik, seperti variabilitas yang
terhadap janin perhatikan variabilitas, berlebih – lebihan, bradikardi
berhubungan perubahan periodik dan dan takikardi, yang mungkin
dengan frekuensi dasar disebabkan oleh stres,
malpresentasi 2. Perhatikan hipoksia, asidosis, atau sepsis
janin tekanan uterus selama 2. Tekanan kontraksi lebih dari
istirahat dan fase kontraksi 50 mmHg menurunkan atau
melalui kateter tekanan mengganggu oksigenasi
intrauterus bila tersedia dalam ruang intravilos
3. Kolaborasi: 3. Kontraksi yang terjadi setiap
Perhatikan frekuensi 2 menit atau kurang tidak
kontraksi uterus. Beritahu memungkinkan oksigenasi
dokter bila frekuensi 2 adekuat dalam ruang
menit atau kurang intravilos
4. Siapkan untuk 4. Presentasi ini meningkatkan
metode melahirkan yang risiko , karena diameter lebih
paling layak, bila bayi besar dari jalan masuk ke
dalam presentasi bokong pelvis dan sering
5. Atur memerlukan kelahiran secara
pemindahan pada seksio sesari
lingkungan perawatan akut 5. Risiko cedera atau kematian
bila malposisi dideteksi janin meningkat dengan
klien dengan PKA malahirkan pervagina bila
presentasi selain verteks
4 Koping 1. Tentukan kemajuan 1. Persalinan yang lama yang
individual persalinan, kaji derajat berakibat keletihan dapat
tidak efektif nyeri dalam hubungannya menurunkan kemampuan
berhubungan dengan dilatasi atau klien untuk mengatasi atau
dengan krisis penonjolan mengatur kontraksi
situasi 2. Kenali realitas keluhan 2. Ketidaknyamanan dan nyeri
klien akan dapat disalahartikan pada
nyeri/ketidaknyamanan kurangnya kemajuan yang
3. Tentukan tingkat ansietas tidak dikenali sebagai
klien dan pelatih perhatikan masalah disfungsional
adanya frustasi 3. Ansietas yang berlebihan
4. Berikan informasi faktual meningkatkan aktifitas
tentang apa yang terjadi adrenal /pelepasan
5. Berikan tindakan katekolamin, menyeb abkan
kenyamanan dan ketidak seimbangan
pengubahan posisi klien. endokrin, kelebihan epinefrin
Anjurkan penggunaan menghambat aktifitas
tehnik relaksasi dan miometrik
pernafasan yang dipelajari 4. Dapat membantu reduksi
ansietas dan meningkatkan
koping
5. Menurunkan ansietas,
meningkatkan kenyamanan,
dan membantu klien
mengatasi situasi secara
positif
3.ASKEP DENGAN GANGGUAN LETAK LINTANG

A. Diagnosa Keperawatan
1. Kelelahan berhubungan dengan partus lama
2. Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
3. Dehidrasi berhubungan dengan perdarahan
4. Risiko asfiksia berhubungan dengan lilitan tali pusat
B. Intervensi

Diagnosa Tujuan &


No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Kelelahan 1. Bina hubungan saling 1. Akan
berhubungan percaya mempermudah tindakan
dengan partus 2. Kaji tanda –tanda vital keperawatan
lama 3. Berikan sport pada 2. Meng
pasien etahui perkembangan
4. Berikan nurtisi yang pasien
cukup tenaga klien 3. Pasie
5. Dengarkan keluhan n akan bersemangat
pasien untuk sembuh
4. Dapat
menambah tenaga klien
5. Pasie
n akan merasa
diperhatikan dan lelah
akan sedikit teratasi

2 Risiko syok 1. 1. Mempermudah


hipovolemik percaya dengan pasien melakukan tindakan
berhubungan 2. 2. Perubahan tanda-tanda
dengan vital tiap 4 jam vital merupakan
perdarahan 3. indikator terjadinya
banyak minum dehidrasi secara dini
4. 3. Peningkatan intake
tanda dehidrasi cairan dapat
5. meningkatkan volume
dan output intravascular sehingga
6. dapat meningkatkan
pemberian cairan infus perfusi jaringan
4. Dehidrasi merupakan
terjadinya shock bila
dehidrasi tidak
ditangani secara baik
5. Intake cairan yang
adekuat dapat
menyeimbangi
pengeluaran cairan yang
berlebihan
6. Cairan intravena dapat
meningkatkan volume
intravaskular yang dapat
meningkatkan perfusi
jaringan sehingga dapat
mencegah terjadinya
shock

3 Dehidrasi 1. 1. Dapat mengetahui


berhubungan pasien tingkat dehidrasi pasien
dengan 2. 2. Kebutuhan cairan dapat
perdarahan minum tubuh terpenuhi
3. 3. Memberikan terapi intra
medis dalam pemberian vena dapt mengatasi
cairan intra vena kekurangan cairan dalam
4. tubuh
4. Dapat mengetahui
tingkat dehidrasi.

4 Risiko asfiksia 1. Kaji data laboratorium 1.


berhubungan (lihat pemeriksaan yang menandakan
dengan lilitan diagnostik sebelumnya) dengan
tali pusat 2. Pantau DJJ (kurang dari ketidakadekuatan
100 atau lebih dari 160 oksigenasi atau
kali/menit) gangguan
3. Pantau untuk perubahan janin/neonatus.
pergerakan janin 2.
4. Inspeksi cairan amnion dan variabilitas
mekonium (encer, (peningkatan,
moderat, atau partikulat) penurunan, atau
5. Lakukan pemeriksaan deselerasi lambat, yang
vagina steril. mengindikasikan
penurunan oksigenasi
janin. Pantau minimal
setiap 30 menit selama
persalinan aktif dan
setiap 15 menit selama
kala dua persalinan
3.
yang diikuti oleh
penurunan atau tidak
ada pergerakan adalah
indikasi hipoksi
4.
mekonium dalam cairan
amnion menandakan
gawat janin dan dapat
mengakibatkan gawat
napas, pneumonitis,
pneumotoraks, dan
obstruksi jalan napas
neonatal
5.
prolaps tali pusat, yang
merupakan kedaruratan
obstetrik faktual dan
mengindikasikan
intervensi segera guna
memulihkan sirkulasi
janin

4.ASKEP DENGAN GANGGUAN GAWAT JANIN


A. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan amnion
2. Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi

B. Intervensi

1. Dx: Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan

Amnion
 Kriteria hasil :
1. Mempertahankan kehamilan sampai kelangsungan hidup janin tercapai.
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan tes nitrazin. 1. Memeriksa pecah ketuban yang
menunjukkan peningkatan resiko inseksi
2. Kaji kondisi ibu yang dapat serta mempengaruhu pilihan intervensi dan
dikontraindikasikan pada waktu kelahiran
terapi steroid.
2. Pada hipertensi karena kehamilan dan
3. Kaji DJJ; catat adanya karioamnionitis, terapi steroid dapat
aktifitas uterus atau dilatasi memperberat hipertensi dan menutupi tanda
serviks. infeksi. Steroid dapat meningkatkan kadar
glukosa darah pada klien dengan diabetes.
4. Tinjau ulang pro dan kontra
terapi steroid pada pasangan.
3. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ.
5. Berikan betametason 12,5 mg Kelahiran dapat sangat cepat dengan bayi
(2 ml) IM 18.00, ulangi pada kecil jika kontraksi uterus tetap tidak
16.00. berespon terhadap tokolitik, atau jika
perubahan serviks kontinu.
6. Tekankan perlunya perawatan 4. Terapi steroid paling efektif diantara gestasi
tindak lanjut bila pulang tanpa 28 dan 34 minggu untuk merangsang
kelahiran. maturitas paru.

5. Meskipun terapi steroid masih


controversial, penelitian menandakan
bahwa ini mencegah atau menurunkan
beratnya sindrom distress pernapasan
dengan merangsang produksi surfaktan
janin.

6. Bila janin tidak dilahirkan dalam tujuh hari


pemberian steroid, dosis harus diulang
setiap minggu.

2. Dx : Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi


 Tujuan : Nyeri teratasi
 Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan
relaksasi/aktifitas hiburan
INTERVENSI RASIONAL
 Mandiri :
1. Kaji karakteristik nyeri, skala 1. Untuk mengetahui sejauh mana
nyeri, sifat nyeri, lokasi dan perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh
penyebaran klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
untuk intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang
menyenangkan 2. Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk
rileks/istirahat secaraefektifdandapat
3. Ajarkan teknik relaksasi napas mengurangi nyeri.
dalam

4. Ukur tanda-tanda vital 3. Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa


nyeri dan memperlancar sirkulasi o2 ke
 Kolaborasi seluruh jaringan.

5. Penatalaksanaan pemberian 4. Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi


analgetik acuan adanya peningkatan nyeri.

6. Siapkan untuk prosedur bedah


5. Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri
bila diindasikan sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

6. Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan


menghilangkan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai