Anda di halaman 1dari 9

PENGALAMAN KELUARGA DALAM PENANGANAN

SERANGAN PERTAMA PADA PASIEN STROKE

Deci Ratnawardani1, Wasisto Utomo2, Safri3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
E-mail: deciratnawardani@gmail.com

Abstract

Stroke is a health problem that associated with blood circulation disorder in the brain. The problem of stroke is very
complex, especially first aid for stroke patient. The purpose of this research is to explore family experience to give first
aid in stroke patient. The design of this research is qualitative methode with phenomenology approach. The partisipant
is 4 people that the family have experience in stroke first aid and it choosed by using purpose sampling. This research
have 4 theme: 1) family knowledge about stroke, there are the definition, sign and symptom, and risk factor, 2) stroke
first aid, 3) time to find help, 4) using health facility. The result of this research hoped can be the reference for the
family about first aid for stroke or as a supporting data for the next researcher that want to research about stroke.

Keyword: family experience, phenomenology study, stroke

PENDAHULUAN perdarahan, besar atau luasnya kerusakan dan


Stroke adalah suatu keadaan yang seberapa banyak yang mampu ditanggulangi
timbul karena terjadi gangguan peredaran atau diatasi (Irfan, 2010). Diabetes, kolesterol,
darah di otak yang menyebabkan terjadinya hipertensi, obesitas, merokok, dan riwayat
kematian jaringan otak sehingga penyakit jantung juga dapat menjadi faktor
mengakibatkan seseorang menderita pemicu terjadinya stroke (Nair & Peate, 2015).
kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2011). WHO (2016) menyatakan bahwa
Masalah yang ditimbulkan oleh stroke bagi stroke merupakan penyebab 6,7 juta kematian
kehidupan manusia pun sangat kompleks setiap tahun di seluruh dunia. Stroke
(Irfan, 2010). Serangan stroke yang muncul menyebabkan 6 kematian setiap 60 detik dan
secara mendadak, progresif, dan cepat dapat dalam setiap 60 detik dapat terjadi 30 insiden
menyebabkan gangguan fungsi saraf lokal stroke yang baru diseluruh dunia (WHO,
maupun global. Adanya gangguan-gangguan 2016). Data di Indonesia menunjukkan bahwa
syaraf tersebut dapat menimbulkan gejala stroke merupakan salah satu penyebab
antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota kematian tertinggi di Indonesia (Kementerian
badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Stroke
(pelo), mungkin mengalami penurunan merupakan penyebab utama kematian pada
kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap
(Riset Kesehatan Dasar, 2013). 1000 orang, 8 orang diantaranya terkena
Stroke dapat dikategorikan dalam stroke. Setiap 7 orang yang meninggal di
beberapa jenis, tetapi pada umumnya stroke Indonesia, 1 diantaranya karena stroke
terbagi atas dua tipe yaitu stroke hemoragik (Depkes RI, 2013). Prevalensi stroke di
dan stroke iskemik (Irfan, 2010). Stroke Provinsi Riau tertinggi adalah Bengkalis
hemoragik merupakan stroke yang terjadi (7,7%), diikuti Kuantan Singingi (5,9%), Kota
akibat adanya perdarahan didalam otak yang Pekanbaru (5,8%), dan Kampar (4,2%) (Riset
disebabkan karena pecahnya pembuluh darah Kesehatan Dasar Provinsi Riau, 2013).
di atau sekitar otak, sedangkan stroke iskemik Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
merupakan stroke yang terjadi akibat adanya Pekanbaru bahwa prevalensi stroke pada tahun
penyumbatan pembuluh darah di dalam otak 2017 tertinggi terdapat di Puskesmas Harapan
(Nair & Peate, 2015). Raya sebanyak 171 orang (Dinas Kesehatan
Berat ringannya stroke tergantung dari Kota Pekanbaru, 2017).
bagian mana yang mengalami kerusakan Besarnya angka kejadian stroke,
akibat peyumbatan pembuluh darah atau kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 259


stroke tersebut secara signifikan akan tersebut akan menggunakan pengetahuannya
mengakibatkan penderitaan pada penderitanya sebagai dasar terbentuknya tindakan dengan
serta meningkatkan beban penyakit dan juga segera menghubungi layanan
akan memperbesar biaya perawatan stroke kegawatdaruratan untuk mendapatkan bantuan
yang dikeluarkan sehingga akan semakin segera. Kecepatan pasien datang ke instalasi
meningkatkan beban keluarga maupun gawat darurat dan ketepatan perawatan dapat
masyarakat secara keseluruhan dan juga menurunkan risiko perburukan neurologis,
negara (Kementerian Kesehatan Republik meminimalkan kecacatan bahkan kematian
Indonesia, 2011). Salah satu upaya yang (Rachmawati, Andarini & Ningsih, 2017).
dilakukan untuk menurunkan beban akibat Berdasarkan hasil studi pendahuluan
stroke tersebut adalah dengan memberikan dengan tiga anggota keluarga pasien stroke
tindakan atau penanganan segera pada saat yang peneliti lakukan pada tanggal 19-20
serangan pertama pada pasien stroke Januari 2018 di Puskesmas Harapan Raya,
(Utaminingsih, 2015). diketahui bahwa dua dari tiga keluarga pasien
Saudin, Agoes, dan Rini (2016), belum mengetahui tentang penyakit stroke
menyebutkan bahwa keberhasilan penanganan serta masih kurangnya pengetahuan keluarga
serangan stroke sangat tergantung dari tentang faktor risiko yang menyebabkan
kecepatan, kecermatan dan ketepatan terhadap stroke. Dua dari tiga keluarga pasien stroke
penanganan awal atau waktu emas dalam juga tidak mengetahui jika stroke merupakan
penanganan serangan awal stroke yang sangat kondisi gawat darurat yang memerlukan
efektif ketika diberikan dalam waktu kurang pertolongan segera sehingga keluarga
lebih 3 jam setelah serangan (Saudin, Agoes, cenderung tidak segera membawa pasien ke
& Rini, 2016). Efektifitas dari penanganan rumah sakit atau mencari pertolongan saat
serangan pertama stroke tersebut akan semakin terjadi serangan pertama stroke.
menurun dengan semakin lamanya awal Dua dari tiga keluarga pasien stroke
tindakan yang diberikan pada saat serangan memilih untuk menggunakan minyak herbal
pertama stroke. Keberhasilan tindakan sangat yaitu minyak varash terlebih dahulu
bergantung terhadap upaya meminimalkan dibandingkan dengan segera membawa pasien
keterlambatan untuk segera datang ke instalasi ke Instalasi Gawat Darurat. Sikap keluarga
gawat darurat. Semakin lama pasien tidak dalam memberikan penanganan serangan
tertangani maka akan semakin banyak daerah pertama pada pasien stroke dapat
otak yang mengalami infark. Semakin banyak dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang
daerah infark di otak, maka akan semakin diantaranya faktor finansial, kendaraan untuk
berat dampak stroke dan semakin menurunkan mencapai layanan kesehatan, jarak dari
harapan hidup pasien stroke (Dharma, 2018). layanan kesehatan, ketidakmampuan dalam
Hariyanti, Harsono, dan Prabandari mengambil keputusan, serta minimnya
(2015) dalam penelitiannya menunjukkan pengetahuan yang keluarga miliki tentang
18,7% pasien datang dalam waktu 3 jam penyakit stroke serta penanganannya, inilah
setelah serangan dan 81,3% diantaranya yang nantinya akan memberikan dampak pada
datang lebih dari 24 jam setelah serangan kondisi pasien stroke dan menentukan status
(Hariyanti, Harsono & Prabandari, 2015). kesehatan pasien.
Keterlambatan ini adalah masalah utama yang Adapun tujuan penelitian ini adalah
dihadapi pasien stroke iskemik akut untuk untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga
mendapatkan pertolongan segera yang salah dalam penanganan serangan pertama pada
satunya disebabkan kurang pengetahuan pasien stroke. Hasil penelitian ini dapat
termasuk pengetahuan keluarga tentang faktor digunakan sebagai informasi kepada
risiko yang menyebabkan stroke (Safitri, masyarakat tentang pentingnya penanganan
Agustina & Amrullah, 2012). segera pada serangan pertama pasien stroke
Apabila seseorang tersebut mempunyai serta dapat dijadikan acuan dan landasan untuk
pengetahuan yang baik tentang faktor risiko mencegah meningkatnya mortalitas dan
dan peringatan gejala stroke maka seseorang morbiditas yang diakibatkan oleh

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 260


keterlambatan penanganan serangan pertama stroke, dalam hal ini keseluruhan partisipan
pada pasien stroke dan sebagai bahan acuan dapat menjelaskan tentang pengertian
untuk perkembangan ilmu keperawatan stroke, tanda dan gejala stroke, dan faktor
khususnya bidang keperawatan medikal bedah risiko stroke. Pernyataan partisipan sebagai
tentang penanganan serangan pertama pada berikut:
pasien stroke guna mempertahankan status a. Pemahaman tentang pengertian stroke
kesehatan pasien stroke. Hasil wawancara dengan partisipan
mengungkapkan bahwa persepsi partisipan
METODE PENELITIAN tentang pengertian stroke antara partisipan
Penelitian ini menggunakan metode satu dengan yang satunya sama.
penelitian kualitatif dengan pendekatan “Kalau stroke yang kita tau kan lumpuh.
fenomenologi. Penelitian kualitatif desain ...Kalau dah lumpuh dah stroke. Malah
fenomenologi ini berfokus pada penemuan kalau yang sering kita tau umpamanya dia
fakta mengenai pengalaman keluarga dalam mencong..,apanya kan? Mulutnya. ... Stroke
penanganan serangan pertama pada pasien ya lumpuh” (P1)
stroke. b. Pemahaman tentang tanda dan gejala stroke
Proses pengumpulan data dalam penelitian Partisipan dalam penelitian ini telah
ini menggunakan metode wawancara. Jenis menyatakan pengetahuan keluarga tentang
wawancara penelitian ini adalah wawancara stroke, dalam hal ini keseluruhan partisipan
semi terstruktur (semi structured interview), dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala
yaitu peneliti mula-mula menanyakan stroke.
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian “.......Sering sakit kepala sebelah” (P1)
satu persatu diperdalam untuk keterangan “Tensinya tinggi .......”(P1)
lebih lanjut (Siyoto & Sodik, 2015). “ .......kayak ditarik-tarik (kakinya) .......”
Peneliti melakukan analisis data dengan (P1)
menggunakan pendekatan dari Colaizzi (1978) c. Pemahaman tentang faktor risiko stroke
dalam Polit & Beck (2010). Tahapan metode Partisipan dalam penelitian ini telah
analisis data dengan langkah-langkah antara menyatakan pengetahuan keluarga tentang
lain: 1) membaca transkip data secara faktor risiko stroke. Semua partisipan dapat
berulang-ulang, 2) Mengelompokkan kata-kata menyebutkan faktor resiko stroke.
kunci, 3) Membuat kategori-kategori, 4) “ ... orang itu kan faktor keturunan ...” (P1)
Mengelompokkan kategori dalam subtema, 5) “... Tensi aja dia. Cuma dia yang sering
Merumuskan tema, 6) Mengintegrasikan hasil itulah. Dia sering begadang. Karena dia
analisis dalam bentuk deskriptif, 7) kan lebih nyaman kerja malam daripada
Menanyakan kepada partisipan tentang siang. Jadi merokok sambil mengopi. Itu
kesimpulan atau pendapat sebagai langkah udah ... tiga tu (begadang, merokok, ngopi)
akhir untuk validasi. memang sudah kebiasaannya lah. Itulah
yang paling kebiasaannya” (P1)
HASIL PENELITIAN “Kalau rokok mau itu dua bungkus. ...
Hasil penelitian setelah dilakukan proses itulah utamanya kalau dia” (P1)
analisa tematik didapatkan empat tema yang 1. Penanganan Serangan Pertama Stroke
sama pada partisipan, yaitu: 1) Pengetahuan Hasil wawancara menyatakan bahwa
keluarga tentang stroke yang meliputi semua partisipan mengungkapkan tidak
pengertian stroke, tanda dan gejala stroke, dan mengetahui cara penanganan serangan
faktor resiko stroke, 2) Penanganan serangan pertama stroke secara pasti berdasarkan
pertama stroke, 3) Waktu yang dibutuhkan ilmu pengetahuan walaupun apa yang
dalam mencari pertolongan, 4) Pemanfaatan dilakukan partisipan dalam penanganan
fasilitas kesehatan serangan pertama stroke 3 dari 4 partisipan
1. Pengetahuan Keluarga Tentang Stroke sudah benar, yaitu segera membawa
Partisipan dalam penelitian ini telah keluarga yang mengalami serangan pertama
menyatakan pengetahuan keluarga tentang stroke ke pelayanan kesehatan kurang dari

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 261


3 jam. Berikut adalah pernyataan Sakit gitu aja” (P1)
partisipan: b. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
“Taunya cuma dibawak ke Rumah Sakit nonmedis.
gitu” (P1) “Apa...pengobatan tradisional” (P2)
“Kita ndak. Ndak... ... memang ndak ngerti
apa pertolongan pertamanya yang penting PEMBAHASAN
kita bawa aja ke Rumah Sakit gitu” (P1) 1. Pengetahuan keluarga tentang stroke
2. Waktu yang Dibutuhkan dalam Mencari a. Pengetahuan keluarga tentang pengertian
Pertolongan stroke
Hasil wawancara dengan partisipan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa banyak keluarga yang partisipan memiliki pengetahuan dan
segera mencari pertolongan ke pelayanan pemahaman yang sama tentang pengertian
kesehatan. 3 dari 4 partisipan membawa stroke. Empat partisipan mengungkapkan
keluarga yang mengalami serangan pertama hal yang sama ketika ditanya tentang
stroke ke pelayanan kesehatan kurang dari pengertian stroke. Menurut partisipan
3 jam. Sedangkan 1 dari 4 partisipan stroke adalah penyakit yang dapat
membawa keluarga yang mengalami menyebabkan kelumpuhan.
serangan pertama stroke ke pelayanan Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
kesehatan lebih dari 3 jam, yaitu 2 hari Batticaca (2011) yang menyatakan Stroke
setelah serangan pertama stroke. adalah suatu keadaan yang timbul karena
Hal tersebut dipengaruhi karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
partisipan lebih memilih mencari yang menyebabkan terjadinya kematian
pertolongan ke pelayanan kesehatan jaringan otak sehingga mengakibatkan
nonmedis yaitu pengobatan tradisional seseorang menderita kelumpuhan atau
terlebih dahulu daripada langsung kematian. Pengetahuan dan pemahaman
membawa keluarga yang terkena stroke ke keluarga tentang stroke akan
layanan kesehatan medis dengan alasan mempengaruhi cara berfikir keluarga dalam
keluarga lebih kuat berobat dengan ramuan berusaha agar tidak terkena penyakit stroke.
kampung dan lebih difokuskan ke Hasil dari data demografi partisipan
pengobatan tradisional jika ada salah satu didapatkan sebagian besar partisipan hanya
anggota keluarganya yang sakit. Hal tamat SD dan salah satu partisipan tamat
tersebut juga dipengaruhi oleh faktor SMP dan SMA. Sesuai dengan penelitian
ekonomi keluarga. Asiah (2009) bahwa tingkat pendidikan
“... Berapa jam lah itu kan dekat dari sangat berhubungan dengan pengetahuan
rumah ke apa ke Puskesmas. Kan ke seseorang. Semakin tinggi tingkat
Puskesmas dulu” (P1) pendidikan yang diperoleh maka semakin
“ ... Ndak, ndak ada lah setengah jam tinggi pula tingkat pengetahuan yang
kesitu kan. Paling 10 menit lebih kurang” dimiliki, serta kesadaran untuk mencari
(P1) informasi lebih banyak untuk menambah
3. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan pengetahuan yang telah dimiliki
Partisipan dalam penelitian ini telah sebelumnya.
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, b. Pengetahuan keluarga tentang tanda dan
dalam hal ini keseluruhan partisipan dapat gejala stroke
memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagai Tingkat pengetahuan dan
upaya pengobatan dan pencegahan. pemahaman keluarga tentang stroke juga
Pemanfaatan fasilitas kesehatan ini tidak dapat dilihat dari penjelasan partisipan
hanya di pelayanan medis, tetapi juga di tentang tanda dan gejala stroke. Cara awal
pelayanan kesehatan nonmedis. untuk mendeteksi dini penyakit stroke yaitu
a. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dengan mengenali tanda dan gejala stroke
medis (Irianto, 2014).
“ ... Yang penting kita bawa aja ke Rumah Kurangnya pengetahuan dan
pemahaman keluarga tentang tanda dan
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 262
gejala stroke dapat menjadi masalah yang Amrullah, 2012).
serius karena dapat menyebabkan Hal ini sesuai pernyataan Friedman
keterlambatan dalam penanganan serangan (2013) dimana tugas kesehatan keluarga
pertama stroke sehingga mempengaruhi yang pertama yaitu keluarga mampu
status kesehatan keluarga yang mengalami mengenal masalah kesehatan baik itu dari
serangan pertama stroke. pengertian, tanda gejala, faktor resiko dan
Pemahaman keluarga tentang bagaimana pemahaman keluarga terhadap
masalah kesehatan yang terjadi dapat tingkat keparahan penyakit serta terhadap
menentukan tingkat keparahan penyakit masalah kesehatan yang dialami keluarga.
serta bagaimana penanganan dan tindakan Keluarga yang mempunyai
yang harus dilakukan oleh keluarga. Hal ini pengetahuan dan pemahaman yang baik
sesuai dengan pernyataan Rachmawati, tentang masalah kesehatan memberikan
Andarini & Ningsih (2017) dimana apabila dampak yang baik pula terhadap
seseorang tersebut mempunyai pengetahuan meningkatnya status kesehatan anggota
yang baik tentang faktor risiko dan keluarga. Hal ini sesuai dengan penelitian
peringatan gejala stroke maka seseorang yang dilakukan Amigo (2012) tentang
tersebut akan menggunakan adanya hubungan antara tugas kesehatan
pengetahuannya sebagai dasar terbentuknya keluarga mengenal masalah kesehatan
tindakan dengan segera menghubungi anggota keluarga dengan status kesehatan.
layanan kegawatdaruratan untuk 2. Penanganan serangan pertama stroke
mendapatkan bantuan segera. Kecepatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pasien datang ke instalasi gawat darurat dan partisipan memiliki pengetahuan dan
ketepatan perawatan dapat menurunkan pemahaman yang kurang tentang
risiko perburukan neurologis, penanganan serangan pertama stroke.
meminimalkan kecacatan bahkan kematian. Partisipan mengungkapkan tidak
Masalah kesehatan yang terjadi mengetahui dan tidak memahami tentang
dalam keluarga dapat diatasi dengan segera penanganan serangan pertama stroke secara
jika keluarga dapat mengenal masalah pasti berdasarkan ilmu pengetahuan meski
kesehatan anggota keluarganya lebih cepat apa yang dilakukan partisipan dalam
pula. Mengenali masalah kesehatan penanganan serangan pertama stroke 3 dari
keluarga merupakan tindakan awal untuk 4 partisipan sudah benar, yaitu segera
dapat mengenali dan mengidentifikasi membawa keluarga yang mengalami
kebutuhan keluarga sesuai masalah serangan pertama stroke ke pelayanan
kesehatan yang dialaminya. Masalah kesehatan kurang dari 3 jam.
kesehatan juga merupakan kebutuhan Kurangnya pengetahuan dan
keluarga yang paling penting yang harus pemahaman keluarga tentang penanganan
diperhatikan dalam keluarga. serangan pertama stroke dapat menjadi
c. Pengetahuan keluarga tentang faktor risiko masalah yang serius karena dapat
stroke menyebabkan keterlambatan dalam
Tingkat pengetahuan dan penanganan serangan pertama stroke
pemahaman keluarga tentang stroke tidak sehingga dapat menurunkan harapan hidup
hanya dapat dilihat dari penjelasan pasien yang mengalami serangan pertama
partisipan tentang pengertian stroke dan stroke. Hal ini sesuai dengan pernyataan
tanda & gejala stroke saja, tetapi dapat juga Dharma (2018) Semakin lama pasien tidak
dilihat dari tingkat pengetahuan dan tertangani maka akan semakin banyak
pemahaman keluarga tentang faktor risiko daerah otak yang mengalami infark.
stroke. Kurang pengetahuan termasuk Semakin banyak daerah infark di otak,
pengetahuan keluarga tentang faktor risiko maka akan semakin berat dampak stroke
yang menyebabkan stroke adalah penyebab dan semakin menurunkan harapan hidup
utama keterlambatan untuk mendapatkan pasien stroke.
pertolongan segera (Safitri, Agustina & Sikap keluarga dalam memberikan

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 263


penanganan serangan pertama pada pasien menyatakan lebih dari 3 jam yaitu 2 hari
stroke dapat dilatarbelakangi oleh beberapa baru mencari pertolongan ke pelayanan
faktor yang diantaranya faktor finansial, medis. Hal tersebut dipengaruhi karena
kendaraan untuk mencapai layanan partisipan lebih memilih dibawa ke
kesehatan, jarak dari layanan kesehatan, pelayanan nonmedis yaitu pengobatan
ketidakmampuan dalam mengambil tradisional terlebih dahulu daripada
keputusan, serta minimnya pengetahuan langsung membawa keluarga yang terkena
yang keluarga miliki tentang penyakit stroke ke layanan kesehatan medis dengan
stroke serta penanganannya, inilah yang alasan keluarga lebih kuat berobat dengan
nantinya akan memberikan dampak pada ramuan kampung dan lebih difokuskan ke
kondisi pasien stroke dan menentukan pengobatan tradisional jika ada salah satu
status kesehatan pasien. anggota keluarganya yang sakit. Hal tesebut
kesehatan tidak boleh diabaikan, juga dipengaruhi dengan faktor ekonomi
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak keluarga.
bisa kita lakukan dengan baik dan tidak 4. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
akan berarti. Keluarga harus mengetahui Perilaku pemanfaatan fasilitas
anggota keluarga yang sakit dari perubahan kesehatan yang dilakukan keluarga
aktivitasnya sehari-hari. Menurut Efendi, merupakan salah satu perilaku positif dalam
Ferry dan Makhfudi (2009) bahwa melakukan tindakan perawatan pada
perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga yang mengalami serangan
keluarga secara tidak langsung menjadi pertama stroke. Hal tersebut merupakan
perhatian keluarga. salah satu bukti nyata akan tingkat
3. Waktu yang dibutuhkan dalam mencari pemahaman keluarga atau masyarakat akan
pertolongan suatu informasi. Pemahaman seseorang
Kecepatan waktu dalam mencari ditentukan berdasarkan informasi yang
pertolongan saat terjadi serangan pertama diterima serta memiliki pengaruh yang
stroke sangat mempengaruhi keberhasilan besar terhadap opini dan kepercayaan,
penanganan serangan stroke. Hal ini sesuai informasi yang diterima individu akan
dengan penelitian Saudin, Agoes dan Rini dipersepsikan dalam wujud tindakan
(2016) yang menyatakan bahwa (Azwar, 2011).
keberhasilan penanganan serangan stroke Penerimaan informasi yang telah
sangat tergantung dari kecepatan, dipersepsikan menjadi tindakan tidak
kecermatan dan ketepatan terhadap terlepas dari faktor pengalaman individu itu
penanganan awal atau waktu emas dalam sendiri, pengalaman yang kuat itulah yang
penanganan serangan awal stroke yang memberikan kesan tindakan yang telah
sangat efektif ketika diberikan dalam waktu dipersepsikan. Kondisi ini terjadi dalam
kurang lebih 3 jam setelah serangan. proses penghayatan sehingga pengalaman
Efektifitas dari penanganan serangan tersebut akan berbekas yang kemudian akan
pertama stroke tersebut akan semakin berwujud kedalam sikap dalam bertindak
menurun dengan semakin lamanya awal (Sulistyorini, 2013).
tindakan yang diberikan pada saat serangan Tindakan yang muncul dari hasil
pertama stroke (Dharma, 2018). Hariyanti, persepsi informasi, dan penghayatan dari
Harsono, dan Prabandari (2015) dalam pengalaman yang diterima dapat
penelitiannya menunjukkan 18,7% pasien diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah
datang dalam waktu 3 jam setelah serangan satunya adalah pemanfaatan fasilitas
dan 81,3% diantaranya datang lebih dari 24 kesehatan. Partisipan dalam penelitian ini
jam setelah serangan. telah memanfaatkan fasilitas kesehatan
Partisipan dalam penelitian ini yang ada saat penanganan serangan pertama
menyatakan 3 dari 4 partisipan kurang dari stroke. Fasilitas kesehatan digunakan
3 jam mencari pertolongan ke pelayanan sebagai rujukan dalam upaya pengobatan
kesehatan medis dan 1 dari 4 partisipan dan pencegahan untuk menurunkan resiko

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 264


yang diakibatkan dari suatu penyakit. penanganan serangan pertama stroke.
Partisipan menyatakan langsung membawa Pengalaman keluarga dalam
keluarga ke pelayanan kesehatan saat penanganan serangan pertama stroke dapat
terjadi serangan pertama stroke. Ditinjau dijadikan bahan informasi dan pengetahuan
dari pengertiannya bahwa fasilitas kepada keluarga yang lain dengan adanya
kesehatan merupakan sebuah sarana tempat penjelasan-penjelasan akurat yang diberikan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik oleh petugas kesehatan. Dalam menangani
secara promotif, preventif, kuratif, maupun serangan pertama stroke peran seluruh anggota
rehabilitatif (Sulastomo, 2007 dalam keluarga sangat dibutuhkan karena
Yuliana, 2013). keterlambatan dalam penanganan serangan
Sarana pelayanan kesehatan yang pertama stroke berpengaruh besar bagi status
dimanfaatkan oleh keluarga tidak hanya kesehatan keluarga yang mengalami serangan
berfokus kepada pelayanan kesehatan pertama stroke.
secara medis, melainkan juga secara
nonmedis. Pelayanan kesehatan secara SARAN
medis meliputi pelayanan di rumah sakit, 1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
puskesmas, klinik dokter, perawat dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bidan. Sedangkan pelayanan kesehatan memberikan wawasan baru dalam ilmu
secara nonmedis meliputi pengobatan keperawatan, khususnya keperawatan
alternatif, pemanfaatan TOGA, berobat ke kegawatdaruratan. Sehingga adanya
paranormal atau dukun, dan lain-lain. modifikasi dalam intervensi asuhan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan keperawatan baik petugas kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, maupun keluarga yang disesuaikan dengan
diantaranya adalah umur, tingkat masalah keperawatan yang muncul pada
pendidikan dan pendapatan keluarga pasien stroke.
(Yuliana, 2013). 2. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
SIMPULAN dijadikan acuan dalam meningkatkan
Berdasarkan data yang didapat dari 4 kualitas pemberian asuhan keperawatan
partisipan yang merupakan keluarga yang kegawatdaruratan secara holistik dan
mempunyai pengalaman dalam penanganan memperhatikan segala sisi dan sesuai
serangan pertama pada anggota keluarga yang dengan permasalahan yang dialami oleh
mengalami serangan stroke pertama kalinya penderita stroke.
maka hasil penelitian ini dibagi menjadi 4 3. Bagi keluarga dan masyarakat
tema yaitu: pengetahuan keluarga tentang Hasil penelitian ini diharapkan dapat
stroke yang meliputi pengertian stroke, tanda dijadikan sebagai sumber pengetahuan yang
dan gejala stroke, dan faktor resiko stroke, baru bagi pihak keluarga dan masyarakat.
penanganan serangan pertama stroke, waktu Kemudian diharapkan juga hasil penelitian
yang dibutuhkan dalam mencari pertolongan, ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan
dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. perawatan pasien stroke yang mengalami
Pengetahuan keluarga tentang serangan pertama selama dilingkungan
penyakit stroke masih kurang, tetapi secara keluarga dan dijadikan acuan perawatan
umum keluarga sudah bisa mengungkapkan dilingkungan masyarakat.
pengertian stroke, tanda dan gejala stroke, 4. Bagi peneliti selanjutnya
serta faktor resiko stroke, namun keluarga Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tidak mengetahui cara penanganan serangan dijadikan sebagai bahan acuan atau data
pertama stroke meskipun apa yang dilakukan penunjang bagi peneliti berikutnya yng
keluarga dalam penanganan serangan pertama ingin meneliti tentang penyakit stroke
stroke sudah benar, tetapi keluarga tidak dengan judul hubungan pengetahuan
memiliki dasar ilmunya dalam melakukan hal keluarga dengan penanganan serangan
tersebut dikarenakan keterbatasan informasi pertama pada pasien stroke.
yang didapat oleh keluarga tentang
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 265
dari
UCAPAN TERIMA KASIH http://labdata.litbang.depkes.go.id/ccou
Terima kasih kepada dosen Fakultas nt/click.php?id=1
Keperawatan Universitas Riauyang tela h Batticaca, F.B. (2011). Asuhan Keperawatan
memberikan dukungan dalam melakukan Klien dengan Gangguan Sistem
penelitian dan kepala Puskesmas Harapan Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Raya yang telah menfasilitasi tempat Departemen Kesehatan Republik Indonesia
penelitian. (Depkes RI). (2013). Resiko utama
1 penyakit tidak menular disebabkan
Deci Ratnawardani: Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia rokok. Jakarta: Kementrian Kesehatan
2 Republik Indonesia
Ns. Wasisto Utomo, M.Kep., Sp.KMB:
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Dharma, K.K. (2018). Pemberdayaan
Medikal Bedah Fakultas, Keperawatan, Keluarga Untuk Mengoptimalkan
Universitas Riau, Indonesia Kualitas Hidup Pasien Paska Stroke.
3 Edisi 1. Cetakan I. Yogyakarta:
Ns. Safri, M.Kep., Sp.Kep.MB: Dosen
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Deepublish
Bedah Fakultas, Keperawatan, Universitas Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2017).
Riau, Indonesia Prevalensi stroke tertinggi. Pekanbaru:
Yankes Dinas Kesehatan Kota
DAFTAR PUSTAKA Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009).
Amigo, T., A., E. (2012). Hubungan Keperawatan kesehatan komunitas:
karakteristik dan pelaksanaan tugas teori dan praktik dalam keperawatan.
perawatan keluarga dengan status Jakarta: Salemba Medika
kesehatan pada aggregate lansia Fadilla Nur Safitri, H. R. A., & Amrullah, A.
dengan hipertensi di kecamatan jetis A. (2012). Resiko Stroke Berulang dan
Yogyakarta. Diperoleh tanggal 25 Juli Hubungannya dengan Pengetahuan dan
2018 dari lib.ui.ac.id/file Sikap Keluarga. Fakultas Ilmu
Asiah. (2009). Hubungan tingkat pendidikan Keperawatan Universitas Padjadjaran,
dengan pengetahuan kesehatan 1–13.
reproduksi ibu rumah tangga di desa https://doi.org/10.1089/ees.2013.0409
Rukoh Kecamatan Syah Kuala Banda Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones,
Aceh. Diperoleh tanggal 19 Juni 2018 E.G. (2013). Buku ajar keperawatan
dari jurnal.unsyiah.ac.id keluarga; riset, teori, dan praktik.
Azwar, S. (2011). Sikap manusia, teori dan Jakarta: EGC
pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Hariyanti, Harsono, & Prabandari, Y.S.
Pelajar (2015). Health Seeking Behaviour pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Pasien Stroke. Fakultas Kedokteran
Kesehatan. (2013). Pokok-pokok Hasil Universitas Brawijaya Malang, 1-6.
Riset Kesehatan Dasar http://jkb.ub.ac.id/index.php.pjb/article/
Provinsi Riau Tahun 2013. view/720
Kementerian Kesehatan Republik Irfan, M. (2010). Fisioterapi Bagi Insan
Indonesia. Diperoleh tanggal 19 Stroke. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Januari 2018 dari Graha Ilmu
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/pene Irianto, K. (2014). Epideminologi Penyakit
rbitan/index.php/lpb/catalog/download/ Menular dan Tidak Menular Panduan
89/112/320-1 Klinis. Cetakan Kesatu. Bandung:
Badan Penelitian dan Pengembangan Alfabeta
Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Dasar tahun 2013. Kementerian Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua.
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Diperoleh tanggal 24 Desember 2017 Pinel, J. P. J. (2009). Biopsikologi. Cetakan I.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 266


Yogyakarta: Pustaka Pelajar terhadap sikap masyarakat kepada
Polit, D. F & Beck, C. T. (2010). Essentials of penderita gangguan jiwa di wilayah
nursing research: Appraising evidence kerja puskesmas solomadu 1; Naskah
for nursing practice (7th ed). Publikasi. Program Studi Ilmu
Philadelphia: Lippincoot Williams & Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Wilkins Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rachmawati Dewi, S.R., & Ningsih, DK. Utaminingsih, W.R. (2015). Mengenal & dan
(2017). Pengetahuan Keluarga Mencegah Penyakit Diabetes,
Berperan terhadap Keterlambatan Hipertensi, Jantung dan Stroke untuk
Kedatangan Pasien Stroke Iskemik Hidup Lebih Berkualitas. Cetakan I.
Akut di Instalasi Gawat Darurat. Yogyakarta: Media Ilmu
Fakultas Kedokteran Universitas WHO. (2016). Cerebrovaskuler Accident.
Brawijaya Malang, 1-8. Diperoleh tanggal 5 Mei 2018 dari
http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/ http://www.who.int/topics/cerebrovask
view/1783 uler_accident/en./
Saudin Didik, Agoes, A., & Rini, I.S. (2016). Yuliana, P., Dewi, A.P., & Hasneli, Y. (2013).
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan karakteristik keluarga dan
Keterlambatan Dalam Mengatasi jenis penyakit terhadap pemanfaatan
Pasien Stroke Saat Merujuk Ke RSUD pelayanan kesehatan. Pekanbaru:
Jombang. Universitas Brawijaya Program Studi Ilmu Keperawatan
Malang, 1-12. Universitas Riau
https://doi.org/10.20884/1.jkb.2015.8.2
.470
Siyoto, S & Sodik, A. (2015). Dasar
Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Leterasi Media Publishing

Sulistyorini, N. (2013). Hubungan


pengetahuan tentang gangguan jiwa

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 267

Anda mungkin juga menyukai