Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM

ENZIM PENCERNAAN

Dosen : Dr. Raharjo M. Si.


Dra. Nur Kuswanti, M.Sc.St.
Nur Qomariyah, S.Pd. M.Si.
Erlix Rakhmad Purnama, M.Si.
Firas Khaleyla, S.Si., M. Si.

Kelompok 6 PBA 2018

1. Farah Fidia 18030204035


2. Ardella Ivana S. 18030204037
3. Melyana Clarisa P. 18030204038
4. Kifa Laxmi Putri W. 18030204046

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN
BIOLOGI
2020
A. Rumusan masalah
Bagaimana mengetahui sifat karnivora, omnivora, atau herbivora pada
beberapa spesies ikan dengan membandingkan isi perut dan kadar enzim pencernaan
pada beberapa spesies ikan yang berkerabat dekat?

B. Variabel
a. Variabel manipulasi : Spesies ikan yang diteliti
b. Variable control : Isi perut (hewan, alga, dan material detrital) dan
jenis enzim (tripsin, aminopeptidase, amilase
dan maltase).
c. Variable respon : Proporsi isi perut (hewan, alga, dan material detrital)
dan aktivitas enzim pencernaan (tripsin, amino
peptidase, amilase, dan maltase)

C. Parameter yang diamati atau diukur


Parameter pada penelitian adalah kadar enzim pencernaan dan jenis ikan. enzim
pencernaan yaitu meliputi enzim tripsin, aminopeptidase, amilase, maltase, dan lipase.
jenis ikan yaitu meliputi Atherinops affinis estuaria, Atherinops affinis hutan alga,
Atherinops californiensis, dan Leutheresthees tenuis.

D. Analisis data
Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 1 diperoleh isi perut dari spesies
Atherinops affinis estuaria (Aa-E) ±10% hewan dan ±90% alga. Isi perut pada spesies
Atherinops affini (Aa-KF) 100% hewan. Isi perut pada spesies Atherinops
californiensis (Ac) ±50% hewan, ±10% alga, dan ±40% material detrital. Sedangkan
isi perut pada spesies Leutheresthes tenuis (Lt) 100% hewan.
Pada hasil penelitian grafik kadar enzim diperoleh aktivitas tripsin secara
signifikan tertinggi adalah Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF) diikuti oleh
Atherinops affinis estuaria (Aa-E ) kemudian Leutheresthes tenuis (Lt) yang tidak jauh
berbeda dan yang paling rendah pada Atherinops californiensis (Ac). Aktivitas
aminopeptidase secara signifikan lebih tinggi pada Atherinops californiensis (Ac)
diikuti oleh Leutheresthes tenuis (Lt) , kemudian Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF)
dan Atherinops affinis estuaria (Aa-E) yang tidak jauh berbeda tapi lebih tinggi pada
Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF).
Aktivitas amilase yang tertinggi secara signifikan yaitu pada Atherinops affinis
estuaria (Aa-E) diikuti oleh Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF) dan Atherinops
californiensis (Ac), yang tidak jauh berbeda satu sama lain, tapi lebih tinggi Atherinops
affinis hutan alga (Aa-KF) dan yang paling rendah yaitu Leutheresthes tenuis (Lt).
Aktivitas Maltase secara signifikan tertinggi pada Atherinops affinis estuaria (Aa-E),
diikuti oleh Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF) dan Atherinops californiensis (Ac).
yang tidak jauh berbeda satu sama lain, tapi lebih tinggi Atherinops affinis hutan alga
(Aa-KF) dan yang paling rendah Leutheresthes tenuis (Lt). Sedangkan pada aktivitas
lipase tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan yang paling tinggi pada
Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF) dan yang terendah pada Atherinops
californiensis (Ac).

E. Pembahasan
Dari penilitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa terdapat
perbedaan isi perut dan kadar enzim pencernaan pada beberapa spesies ikan yang
berkerabat dekat, spesies yang diteliti adalah sebagai berikut, Atherinops affinis estuaria
(Aa-E), Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF), Atherinops californiensis (Ac),
Leutheresthes tenuis (Lt).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies Atherinops affinis hutan alga (Aa-
KF) dan Leutheresthes tenuis (Lt) merupakan jenis ikan karnivora yang dapat diketahui
dari makanan ikan tersebut sebesar 100% merupakan hewan (zooplankton). Pada
spesies Atherinops affinis estuaria (Aa-E) asupan makanan 90% alga (fitoplankton)
menujukkan bahwa spesies ini merupakan jenis herbivora. Pada spesies Atherinops
californiensis (Ac) merupakan jenis ikan omnivora hal tersebut diketahui bahwa isi
perut ikan tersebut terdapat 50% hewan (zooplankton), 10% alga (fitoplankton), dan
40% detritus.
Pada spesies Atherinops affinis hutan alga (Aa-KF) yang merupakan karnivora
memiliki kandungan enzim tripsin tertinggi. Enzim tripsin sendiri adalah enzim yang
berperan dalam mengubah pepton menjadi asam amino ada juga sumber lain yang
mengatakan fungsi enzim tripsin adalah memecah protein menjadi ikatan peptida yang
lebih sederhana sehingga mudah untuk diserap sistem pencernan. Pada ikan pemakan
daging (karnivora) kandungan enzim tripsin paling tinggi sebab pada hewan terkandung
banyak protein sehingga diperlukan enzim tripsin dalam jumlah besar.oleh karena itu
ikan jenis kelp-forest A (Elfian, 2017).
Pada spesies Atherinops californiensis (Ac) yang merupakan omnivore memiliki
kadar aminopeptidase yang paling tinggi. Hal tersebut diketahui berdasarkan kadar
aminopeptidase yang tinggi sedangkan kadar enzim maltasenya rendah. Enzim
aminopeptidase merupakan golongan eksopeptidase. Eksopeptidase berperan dalam
menghidrolisis peptida mejadi asam-asam amino (Eksata, 2013).
Pada spesies Atherinops affinis estuaria (Aa-E) merupakan ikan herbivora. Hal
tersebut diketahui pada ikan herbivora memiliki aktivitas amilase lebih tinggi daripada
aktivitas protease dan lipase. Elfian (2017) mengatakan bahwa Enzim amilase adalah
enzim yang berfungsi untuk mengubah amilum atau zat tepung menjadi maltosa atau
glukosa. Kadar amilase yang tinggi pada ikan herbivora diperlukan untuk mengubah
semua karbohidrat tersebut.
Kadar enzim maltase tertinggi pada spesies Atherinops affinis estuaria (Aa-E).
Kadar enzim maltase yang tinggi pada suatu organisme menyebabkan kadar glukosa
yang dihasilkan pada tubuh ikan banyak. Enzim maltase adalah enzim yang berfungsi
untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.Pada hewan herbivora memiliki kadar
maltase yang tinggi. Karbohidrat yang akan diubah oleh enzim amilase menjadi gula
sederhana didalam hasil olahan enzim amilase yang berupa gula,karena maltase adalah
jenis gula sederhana disakarida yang di hasilkan dari proses pemecahan amilum atau
pati oleh enzim amilase. Oleh sebab itu kadar enzim maltase cukup tinggi untuk
merubah maltosa menjadi glukosa (Elfian, 2017).
Kadar enzim lipase tertinggi terdapat pada spesies Atherinops affinis hutan alga
(Aa-KF) hal tersebut menunjukkan bahwa spesies ini termasuk dalam karnivor. Enzim
lipase adalah enzim yang berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak +
gliserol. Kadar enzim lipase berbeda antar keempat spesies ikan. Perbedaan kadar enzim
lipase pada keempat spesies ikan tersebut sangat kecil selisihnya dibanding dengan
kadar enzim-enzim yang lain (Elfian, 2017).
Enzim pencernaan merupakan indikator biologis yang menunjukkan
kemampuan ikan untuk mencerna makanan (Gawlicka et al, 2000). Ikan herbivora
memiliki aktivitas amilase lebih tinggi daripada aktivitas ptotease dan lipase, pada ikan
herbivora juga memiliki kandungan maltase yang tinggi yang berfungsi untuk
meanjutkan proses yang dilakukan oleh enzim amilase. Sedangkan pada ikan omnivora
dan karnivora memiliki aktivitas protease dan lipase yang lebih (Mohammad, 2017).

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isi ikan perut (jenis
makanan) dan kadar enzim pencernaan beberapa spesies ikan Antherinopsidae
berpengaruh terhadap sifat herbivora, karnivora, dan omnivora. Hal tersebut dapat
diketahui sebab semakin tinggi kadar enzim amilase dan maltase yang digunakan untuk
memecah glukosa/karbohidrat (biasanya tanaman alga) terkandung dalam ikan maka ikan
tersebut dapat digolongkan sebagai hewan herbivora. Sedangkan semakin tinggi kadar
enzim protease yang digunakan untuk memecah protein (daging) terkandung dalam ikan
maka ikan tersebut dapat digolongkan sebagai ikan karnivora. Untuk ikan dengan kadar
enzim amilase, maltase dan protease dengan kadar setara dapat digolongkan sebagai ikan
omnivora.

G. Daftar Pustaka
Eksata. 2013. Sistem Pencernaan pada Ikan. [online].
http://www.pustakasekolah.com/sistem-pencernaan-pada-ikan.html . [diakses
pada 8/04/2020].
Gawlicka A, Brigitte P, Horn MH, Neil R, Ingergjerd O, Ole JT. 2000. Activity of
digestive enzyme in yolk–sac larvae of atlantic halibut (Hippoglossus
hippoglossus):Indication of readiness for first feeding. Aquaculture. 184:303–
314.[online]. https://media.neliti.com .[diakses pada 7/04/2020].
Permana, elfian. 2017. Enzim Pencernaan Ikan. [online].
https://elfianpermana010.wordpress.com/2017/04/09/enzim-pencernaan-ikan/ .
[diakses pada 7/04/2020].
Taufik, Mohamad., Hana., Susilo, Untung. 2017. Aktivitas Protease dan Amilase pada
Ikan Sidat (Anguilla bicolor) McClelland.Scripta Biologica. Vol. 4(3) hal. 183-
188. [online]. http://scri.bio.unsoed.ac.id . [8/04/2020].

Anda mungkin juga menyukai