Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LIFE CYCLE COSTING


Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Biaya yang
Dibimbing oleh Bapak Basuki Rachmat, Drs., Ak., MM., CA.

DISUSUN OLEH :
APRILIA DWI CAHYANI (09)
DITA ANISYA PUTRI (13)
FAUZAH (15)

PROGRAM STUDI D-IV AKUNTNSI MANAJEMEN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2020

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai “Life Cycle Costing”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Basuki
Rachmat, Drs., Ak., MM., CA. pada mata kuliah Manajemen Biaya. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Basuki, selaku dosen mata kuliah
Manajemen Biaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang lebih baik
dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang “Life Cycle Costing” ini bisa
memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Malang, 20 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PENJELASAN SUBSTASI.........................................................................................................................4
A. DEFINISI LIFE CYCLE COSTING...............................................................................................4
B.  TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS PRODUK LIFE CYCLE.............................................................5
C. STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK............................................................................................6
D. KLASIFIKASI BIAYA LIFE CYCLE COSTING..........................................................................9
E. KONSEP BIAYA LIFE CYCLE COSTING...................................................................................9
F. PENGGUNAAN LIFE CYCLE COSTING..................................................................................10
G. PENENTUAN BIAYA SIKLUS HIDUP......................................................................................11
H. CONTOH KASUS.........................................................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Seorang manajer marketing dari suatu produk harus memiliki strategi dalam menentukan
posisi siklus hidup dari produk yang dijual. Identifikasi tahapan siklus hidup produk ( Product
Life Cycle ) ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status
produk dan membandingkan hasilnya dengan pola yang umum.

Siklus hidup produk (product life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek yaitu: biaya
selama siklus hidup produk (cost life cycle) dan penjualan selama siklus hidup produk (sales life
cycle). Cost life cycle merupakan urutan aktivitas dalam perusahaan mulai dari riset dan
pengembangan, desain, produksi (atau penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan
kepada pelanggan ditinjau dari perspektif biaya yang timbul pada setiap aktivitas. Sales life cycle
merupakan urutan atau fase-fase hidup produk dan jasa di pasar mulai dari pengenalan produk
atau jasa, pertumbuhan dalam penjualan dan akhirnya kematangan, penurunan dan penarikan
dari pasar. Penjualan, pada saat pertama kecil kemudian memuncak pada fase kematangan
(maturity) dan kemudian menurun (decline).
Siklus hidup biaya adalah rangkaian kegiatan di dalam perusahaan yang diawali dengan
penelitian dan pengembangan kemudian diikuti dengan desain, produksi (atau penyediaan jasa),
pemasaran/distribusi, dan layanan pelanggan. Siklus hidup penjualan adalah rangkaian tahapan
dalam jaring-jaring produk atau jasa pada lingkungan pasar dari tahap pengenalan produk atau
jasa ke lingkungan pasar, pertumbuhan penjualan, dan akhirnya jatuh tempo, penurunan
penjualan, dan penarikan produk dari pasar.
Metode untuk melakukan analisis cost life cycle adalah penentuan target biaya (target
costing), teori kendala (theory of constraint) dan life cycle costing. Penentuan biaya target
digunakan untuk mengelola biaya, terutama dalam aktivitas desain. Teori kendala digunakan
untuk mengelola biaya produksi. Life-cycle costing digunakan pada seluruh cost life cycle untuk
meminimumkan biaya secara keseluruhan.
Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang, karena mempertimbangkan
semua biaya selama siklus hidup produk atau jasa. Manajer tertarik terhadap total biaya selama
siklus hidup keseluruhan yang biasanya dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu,
biaya produksi dan biaya hilir. Biaya hulu dan hilir dapat dikelola dengan cara meningkatkan
hubungan dengan supplier dan distributor dan cara yang paling penting adalah desain produk dan
proses produksi.

3
BAB II

PENJELASAN SUBSTASI

A. DEFINISI LIFE CYCLE COSTING


Sebelum mendefinisikan Life Cycle Costing (LCC), ada baiknya bila mendefinisikan
istilah product life cyle terlebih dahulu. Product Lifecycle Management (PLM)
didefinisikan sebagai sebuah proses untuk mengelola seluruh daur hidup produk mulai
dari konsep, tahap desain, produksi, servis, hingga suatu produk tidak dapat digunakan
kembali (Wikipedia, 2010). Sedangkan definisi lain menurut Mulyadi (2001), daur hidup
produk (product life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan
konsumen sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Lama daur hidup
produk ini akan berbeda-beda pada tiap produk manufaktur atau jasa. Dalam arah
perkembangan akuntansi manajemen yang lebih modern serta kemajuan teknologi, life
cycle costing dianggap sebagai sebuah konsep yang dapat meningkatkan akurasi
perhitungan biaya suatu produk. Life cycle costing merupakan salah satu metode yang
ditawarkan dalam rangka penghitungan biaya yang lebih akurat dan lebih mendukung
dalam pengambilan keputusan serta dapat diaplikasikan baik pada perusahaan manufaktur
ataupun perusahaan jasa. Definisi life cycle costing (Mulyadi, 2001) adalah biaya yang
bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya, yang meliputi biaya pengembangan
(perancanaan, desain, pengujian), biaya produksi, (aktivitas pengubahan sumber daya
menjadi produk jadi), dan biaya 13 dukungan logistik (iklan, distribusi, maintenance, dan
sebagainya). Sebesar lebih dari 80% biaya yang bersangkutan dengan produk telah
ditentukan selama tahap pengembangan dalam daur hidup produk. Product life cycle
costing adalah sistem akuntansi biaya yang menyediakan informasi biaya produk bagi
manajemen untuk memungkinkan manajemen memantau biaya produk selama daur hidup
produknya. Perkembangan dalam tiap daur hidup produk mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap biaya yang terjadi.
Life Cycle Costing adalah rangkaian kegiatan di dalam perusahaan yang diawali
dengan penelitian dan pengembangan kemudian diikuti dengan desain, produksi (atau
penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan layanan pelanggan. Metode ini biasanya
digunakan oleh perusahaan manufaktur barang, di mana perkembangan produk baru,
kecepatan, dan efisiensi produksi merupakan hal yang penting.
Life Cycle Costing (LCC) adalah sebuah penilaian secara ekonomi suatu barang,
sistem atau fasilitas dengan mempertimbangkan semua biaya kepemilikan yang signifikan
selama masa ekonominya (selama dipergunakan) dan dinyatakan dalam nilai uang. Life
Cycle Costing (LCC) sangat penting karena biaya yang terlihat dari setiap pembelian
hanya mewakili sebagian kecil dari total biaya kepemilikan, selain itu juga karena
hubungan yang kuat antara biaya operasi dan pemeliharaan serta fungsionalitas dan
kehandalan suatu aset tersebut. Oleh karena itu, penerapan LCC membutuhkan
pengetahuan teknik yang memadai, sehingga pelatihan Life Cycle Costing (LCC) menjadi
sangat penting untuk diikuti.

4
B.  TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS PRODUK LIFE CYCLE
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction,
growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa
keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction
(pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation),
dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah
penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap,
yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).


Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-
betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus
agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).


Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat.
Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap
sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi
lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan
distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)


Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat
dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer
mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu

5
memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha
periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

4. Tahap kemunduran (decline)


Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini,
barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno.
Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat
penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat
beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat
dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:

a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).


b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

C. STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK

Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu
perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan
membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market
volume, rate of change of market volume.

6
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki
beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi.
Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana
akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga
tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya
pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar.
Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling
besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah.
Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang
rendah.

2.      Tahap Pertumbuhan (Growth)


Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan
gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu,
produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang
baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness
advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference
advertising)

7
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga
dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber
daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek
yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan
menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman
produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari
strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya
daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk seperti
model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang digunakan
untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui
pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)


a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam industri dapat
diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen
yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

8
D. KLASIFIKASI BIAYA LIFE CYCLE COSTING
LCC Merupakan suatu rencana mengenai pengeluaran usulan dari suatu proyek
konstruksi sepanjang usia proyek tersebut. Pada pelaksanaan pembangunan, mulai dari
ide, studi kelayakan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pada operasi pemeliharaan dan
pembongkaran membutuhkan bermacam-macam biaya yang dikelompokkan menjadi
beberapa komponen, yaitu : biaya awal, biaya penggunaan dan biaya perwatan.
Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:
o Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype,
pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas
o Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi
tidak langsung.
o Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan,
contoh, promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan,
pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.
Metode Manajemen Biaya memiliki kecenderungan untuk berfokus hanya pada biaya
produksi, biaya hulu, dan hilir dapat menunjukkan sebuah porsi yang signifikan dari
biaya siklus hidup total khususnya pada industry tertentu.
o Industry-industry dengan Biaya Hulu Tinggi
Peranti lunak computer
Industry yang dispesifikasikan dan peralatan kesehatan farmasi
o Industry-industry dengan Biaya Hilir Tinggi
Pakaian mode
Minyak wangi, kosmetik, dan peralatan kamar mandi
Biaya hulu dan hilir dikelola pada beberapa cara termasuk peningkatan hubungan baik
dengan para pemasok dan distributor. Hal yang paling penting adalah desain produk dan
proses produksi.
E. KONSEP BIAYA LIFE CYCLE COSTING
Konsep biaya pada LCC diasosiasikan dengan produk untuk seluruh daur
hidupnya. Biaya-biaya tersebut mencakup penelitian (terdiri dari konsep produk),
pengembangan (perencanaan, perancangan, dan pengujian), produksi (pembuatan produk
atau penyediaan jasa), dan dukungan logistik (periklanan, pendistribusian, jaminan,
pelayanan konsumen, dan lain-lain).

o Biaya Penelitian dan Pengembangan


Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya ini adalah seluruh biaya yang masuk ke dalam
siklus penelitian, perencanaan, perancangan, dan pengujian. Bagian ini memegang
peranan yang penting karena sebagian besar biaya yang bersangkutan dengan produk
telah ditentukan selama tahap pengembangan dalam daur hidup produk.

o Biaya Produksi
Biaya ini mencakup seluruh biaya yang ada pada seluruh aktivitas yang mengubah bahan
baku menjadi produk jadi. Biaya produksi ini masih menitikberatkan pada perhitungan

9
yang menggunakan akuntansi biaya tradisional. Biaya produksi merupakan pengeluaran-
pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan, tetapi dapat diprediksi dalam menghasilkan
suatu barang. Proses produksi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan, sehingga setiap input dapat diproses dan kemudian diubah
menjadi sebuah output berupa barang atau jasa, yang akhirnya dapat didistribusikan
kepada end user. Besarnya biaya produksi merupkan besarnya pembebanan yang
diperhitungkan atas pemakaian faktor-faktor produksi berupa bahan baku, tenaga kerja,
serta mesin dan peralatan untuk menghasilkan produk tertentu.

o Biaya Dukungan Logistik


Biaya ini merupakan bagian terakhir dalam suatu siklus hidup produk. Biaya ini
mencakup biaya yang diserap pada kegiatan periklanan, pendistribusian, pemasaran,
pelayanan konsumen, garansi, maintenance, dan lain sebagainya. Sebuah perusahaan
setelah selesai dengan proses produksi, akan menjual produk atau jasanya tersebut kepada
pelanggan dimana itu memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit
margin) yang telah dianggarkan dan diharapkan. Sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mendukung penjualan produknya dinamakan dukungan logistik.

F. PENGGUNAAN LIFE CYCLE COSTING

LCC untuk Supplier :


o Supplier dapat mengoptimalkan desain mereka dengan mengevaluasi alternatif dan
dengan melakukan studi tradeoff.
o Supplier dapat mengevaluasi berbagai strategi biaya operasi dan pemeliharaan (untuk
membantu pengguna produk).

LCC untuk Customer :


o Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat mengevaluasi dan membandingkan produk-
produk alternatif.
o Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat menilai kelayakan ekonomi proyek atau
produk.

10
G. PENENTUAN BIAYA SIKLUS HIDUP
Biasanya, biaya produk atau jasa diukur dan dilaporkan untuk waktu yang relatif
singkat, seperti sebulan atau setahun. Penentuan biaya siklus hidup yang memberikan
perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan siklus hidup seluruh biaya produk
atau jasa. Oleh karena itu, pembiayaan ini memberikan perspektif yang lebih lengkap dari
biaya produk dan peluang laba produk atau jasa.
a. Pentingnya Desain
Faktor sukses yang penting pada tahap desain termasuk hal-hal di bawah ini:
· Penghematan waktu pemasaran.
· Menekan biaya jasa yang diharapkan.
· Menekan pengaruh lingkungan produk.
· Meningkatkan kemudahan produksi.
· Proses perencanaan dan desain.

b. Penetapan Harga Strategis Menggunakan Siklus Hidup Produk


Akuntan manajemen terlibat dalam tiga situasi harga: Yang pertama adalah
keputusan pesanan khusus. Konteks yang kedua adalah penentuan biaya berdasarkan
target. Jenis yang ketiga pengambilan keputusan harga yang tidak melibatkan pesanan
khusus atau harga yang ditentukan pasar.

c. Penetapan Harga Menggunakan Siklus Hidup Biaya


Penetapan harga berbasis biaya adalah pendekatan umum untuk perusahaan
manufaktur dan jasa. Informasi biaya untuk penetapan harga umumnya didasarkan
pada salah satu dari empat metode yang ada:

d. Biaya Produksi Penuh Ditambah Kenaikan Harga


Dalam metode ini, suatu perusahaan menentukan biaya produksi penuh (total
biaya tidak tetap dan biaya produksi tetap dan menerapkan presentase kenaikan harga
untuk menutup biaya operasional lainnya ditambah keuntungan.

e. Biaya Siklus Hidup Ditambah Kenaikan Harga


Biaya siklus hidup total x kenaikan biaya = harga
Pendekatan siklus hidup memiliki kelebihan yaitu bahwa semua biaya
disertakan, sehingga persentase kenaikan harga dapat secara langsung memenuhi
tingkat laba yang diinginkan.

f. Biaya Penuh dan Persentase Margin Bruto yang Diinginkan


Biaya Penuh Ditambah Dalam variasi ini, harga ditentukan sehingga persentase
margin bruto yang diinginkan dapat dicapai.
Harga = Biaya produksi total
(1 - Persentase Batas siklus hidup yang diinginkan)
Sebagai alternatif, sebuah variasi dari metode ini dapat digunakan untuk mencapai
laba yang diinginkan pada persentase biaya siklus hidup.
Harga = Biaya siklus hidup penuh
(1 - Persentase batas siklus hidup yang diinginkan)

11
g. Pengembalian Aset yang Diinginkan
Pendektan umum untuk penetapan harga lainnya adalah dengan mengatur harga
untuk mencapai pengembalian aset yang diinginkan.
Siklus kenaikan harga = Keuntungan sebelum dikenakan pajak yang diinginkan

h. Biaya siklus hidup dari penjualan yang diperkirakan


Masing-masing dari setiap ilustrasi ini mengasumsikan bahwa keseluruhan
penjualan adalah untuk harga yang ditentukan. Harga yang diinginkan dapat
disesuaikan untuk mencerminkan diskon yang diprediksikan atau kehilangan
keuntungan karena produksi atau pencurian.

i. Penetapan Harga Strategis untuk Tahap-tahap pada Siklus Hidup Penjualan


Berbeda dengan siklus hidup biaya seperti yang telah dijelaskan, siklus hidup
penjualan mengacu pada tahun penjualan produk atau jasa di pasar dari pengenalan
produk atau jasa hingga pada penurunan dan penarikan produk dari pasar.
Tahap 1: Pengenalan
Tahap 2: Pertumbuhan
Tahap 3: Jatuh Tempo
Tahap 4: Penurunan Penjualan

j. Penetapan Harga Strategis: Metode Penetapan Harga Berbasis Analisis


Belakangan ini, perusahaan ritel dan beberapa produsen menggunakan
pendekatan strategis untuk penetapan harga di mana mereka menentukan harga
dengan tingkat harga yang dapat ditanggung oleh pelanggan, mereka sering kali
menggunakan metode analisis berdasarkan analisis data yang ekstensif dari perilaku
pembelian pelanggan.

12
H. CONTOH KASUS
PT Aster Memproduksi dan menjual tiga macam produk (A, B dan C) ke negara-negara
tetangga. Data berikut berkaitan dengan ketiga produk tersebut :
Keterangan A B C
Peminjaman dalam unit 120 110 100
Harga Jual per unit $100 $120 $105
Biaya bahan baku per unit $50 $60 $60
Tenaga kerja langsung dalam menit per unit 12 17 7

Pertanyaaan :
1. Hitunglah kontribusi per unit tenaga langsung untuk masing-masing produk
2. Tentukan komposisi produk terbaik. Anggaplah ada ilmu karyawan ada waktu
istirahat, pelatihan dan pertemuan reguler dan menit yang tersedia per harinya adalah
2.200 menit

Penyelesaian :
1. Kontribusi per unit :
Produk A = $ 100 – 50 = $ 50
Produk B = $ 120 – 60 = $ 50
Produk C = $ 105 – 60 = $ 45
Kontribusi per menit :
50/12 = $ 4.17
60/17 = $ 3.53
45/7 = $ 6.45
2. Analisis untuk keputusan komposisi produk dengan kendala mengikat yaitu jumlah
menit yang tersedia per hari sebanyak 2.2000 menit akan didistribusikan untuk tiga
produk dengan komposisi menit yang dibutuhkan sebagai berikut :
Produk C = 100 x 7 menit = 700 menit
Produk A = 120 x 12 menit = 1.440 menit
Kelebihan menit untuk Produk B = 60 meit 60/17 = 3 unit

Dari analisis tersebut, dapatdiketahui komposisi produk untuk sebagai berikut :


Produk A = 120 unit
Produk B = 3 Unit
Produk C = 100 Unit

13
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/
organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft
launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang
dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan
kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.

Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth,
maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan
tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering),
rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline
(obsolescence).

14

Anda mungkin juga menyukai