UKP-tuberkulosis Paru
UKP-tuberkulosis Paru
I. KASUS
Umur : 34 tahun
1.1 Anamnesis :
Dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk darah pertama
kali berupa bercak merah segar, frekuensi kurang lebih 5 kali sehari.
berwarna kuning. Sesak (-), nyeri dada (-), sakit kepala (-), demam (+)
meningkat pada malam hari. Menggigil (-). Nyeri menelan (-). Keringat
malam berlebih (+) tanpa adanya aktivitas. Pasien juga merasa nafsu
makan menurun sejak 1 minggu yang lalu. Penurunan berat badan dari 51
menjadi 45 kurang lebih selama satu bulan. Lemas (-), mual (-), muntah
BAB : Biasa, tidak encer, tidak nyeri saat BAB dan tidak ada darah.
RPS :
1
- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
Tanda Vital :
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,8oC
Pernafasan : 20 x/menit
Status Generalis :
2
kedua lapangan paru. Cor : BJ I/II murni, reguler,
bising (-).
Laboratorium
I.3 Radiologi
3
Gambar 1 . Foto thorax Tn. MS, Posisi PA.
Foto Thorax PA
Tulang-tulang intak
1.5 Diagnosis
4
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi,
aktif.
1.6 Terapi
- IVFD RL 28 tpm
- Codein 10 mg 3x1
II. Diskusi
2.1 Pendahuluan
Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronis yang sangat lama dikenal pada
padat, dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang vertebra toraks yang
khas pada TB dari kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan zaman
neolitikum, begitu juga penemuan dari mumi dan ukiran di dinding piramid di
boleh dikatakan relatif mulai langka. Dalam urutan penyakit-penyakit yang disusun
5
tempat yang jauh lebih rendah dibanding penyakit-penyakit seperti kanker dan
A. Definisi
mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk penyakit
yang aktif, biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik dan berakhir dengan
kematian. 3
B. Insiden
(WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun.
negara pertama diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-East
Asian yang mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan keberhasilan
pengobatan pada tahun 2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah sejumlah 294.732
kasus TB telah ditemukan dan diobati (data awal Mei 2010) dan lebih dari 169.213
6
diantaranya terdeteksi BTA+. Dengan demikian, Case Notification Rate untuk TB
BTA+ adalah 73 per 100.000 (Case Detection Rate 73%). Rerata pencapaian angka
keberhasilan pengobatan selama 4 tahun terakhir adalah sekitar 90% dan pada
C. Etiologi
berbentuk batang, tidak membentuk spora, bersifat aerob dan tahan asam.
anggota genus Mycobacterium yang dikenali dengan baik, maupun banyak yang
tidak tergolongkan. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm.
Dinding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi
(60%). Penyusun utama dinding sel M. tuberculosis ialah asam mikolat, lilin
oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur
lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida seperti
diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan
D. Patogenesis
Tuberkulosis primer
7
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap,
kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini
terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran nafas atau jaringan paru.
Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5 mikrometer. Kuman akan
dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan
makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang
pneumoni kecil dan disebut Ghon Focus. Bila kuman masuk ke arteri pulmonalis
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus
regional akan menjadi kompleks primer (Ranke). Semua proses ini memakan waktu
kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumoni yang luasnya
8
>5 mm dan ± 10% diantaranya dapat terjadi reaktvitasi lagi karena
tubuh lainnya.
dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian apikal-posterior
lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-paru dan
Sarang dini ini mula-mula berbentuk sarang pneumoni kecil. Dalam 3-10
minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel
Histiosit dan sel Datia-Langhans (sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi oleh
9
TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda
perkijuan dan kavitas adalah karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat
oleh enzim yang diproduksi oleh makrofag dan proses yang berlebihan
Disini lesi sangat kecil tetapi berisi bakteri sangat banyak. Kavitas tersebut akan
menjadi : 1
Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
10
berakhir sebagai kaviti yang terbungkus dan menciut sehingga kelihatan
E. Gambaran Radiologi
Radiografi merupakan alat yang penting untuk diagnosa dan evaluasi tuberkulosis. Pada
saat ini pemeriksaan radiologi dada merupakan cara yang praktis untuk menemukan lesi
tuberkulosis. Pada kasus tuberkulosis anak dan milier, diagnosa dapat diperoleh melalui
pemeriksaan radiologi sedangkan pada pemeriksaan sputum hampir selalu negatif. 1,3
Lokasi lesi tuberkulosis umumnya diapeks paru (segment apikal lobus atas atau
segment apikal lobus bawah), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau
di daerah hilus menyerupai tumor paru (misalnya tumor paru pada endobronkial). 1
Pada awalnya penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang pneumonia, gambaran
radiologi berupa bercak bercak seperti berawan dengan batas yang tidak tegas. Bila lesi
sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat seperti bulatan dengan batas yang tegas.
Pada kavitas bayanganya berupa cincin yang berdinding tipis. Lama-lama dinding jadi
sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi fibrosis maka bayanganya bergaris-garis. Pada
kalsifikasi bayanganya tampak sebagai bercak-bercak padat dengan densitas tinggi. Pada
atelektasis terlihat sebagai fibrosis yang luas disertai kolaps yang dapat terjadi pada
sebagian atau satu lobus atau satu bagian paru. Gambaran tuberkulosis miliar terlihat berupa
bercak-bercak halus yang umumnya terebar merata pada seluruh lapangan paru. 1
Gambaran radiologi lain yang sering menyertai tuberkulosis paru adalah penebalan
pleura (pleuritis), massa cairan dibagian bawah paru (efusi pleura) bayangan hitam
11
Pada satu foto dada sering ditemukan bermacam-macam bayangan sekaligus (pada
tuberkulosis yang sudah lanjut) seperti infiltrat, garis-garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas
Tuberkulosis Primer
Tuberkulosis primer terjadi akibat infeksi melalui jalan pernapasan (inhalasi) oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kelainan Roentgen akibat penyakit ini dapat berlokasi dimana
saja dalam paru-paru, namun fokus primer dalam parenkim paru sering disertai oleh
pembesaran kelenjar limfe regional. Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah
Komplikasi lain adalah atelektasis, akibat stenosis bronkus karena perforasi kelenjar ke
dalam bronkus. 2
Saat ini pendapat umum mengenai penyakit tersebut adalah bahwa timbul reinfeksi
pada seorang yang masa kecilnya pernah menderita tuberkulosis primer, tetapi tidak
atas dan segmen apikal lobi bawah, walaupun kadang-kadang dapat juga terjadi di lapangan
Tuberkulosis minimal yaitu luas sarang-sarang yang tidak melebihi daerah yang
dibatasi oleh garis median, apeks, dan iga 2 depan, sarang-sarang soliter dapat berada
12
dimana saja, tidak harus berada dalam daerah tesebut di atas. Tidak ditemukan adanya
kavitas.
Luas sarang-sarang yang bersifat bercak-bercak yang tidak melebihi luas satu paru,
Luas daerah yang dihinggapi oleh sarang-sarang lebih dari pada kalsifikasi, atau bila
Ada beberapa cara pembagian kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen. Salah
Sarang eksudatif, berbentuk awan-awan atau bercak, yang batasnya tidak tegas
Gambar 2. Tuberkulosis primer pada foto thorax PA. Gambaran bercak berawan pada kedua apex paru dengan
Sarang produkif berbentuk butir-butir bulat kecil yang batas tegas dan densitasnya
sedang
Sarang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis-garis atau pita tebal, berbatas
13
Gambar 3. Post TB primer. Ditemukan adanya fibrosis lobus atas bilateral8
Kavitas
Ini selalu berarti proses aktif kecuali bila suatu kavitas sudah sangat kecil,
14
Gambar 5. Foto Thorax PA. TB reaktif. Memperlihatkan gambaran kalsifikasi pada lobus superior kanan. 7
atas tertutup dengan infiltrat, tetapi masih terlihat lapangan atas paru-
Terlihat cavitas
15
Garis-garis fibrosis, berupa garis- garis yang agak lurus, dengan
Penyembuhan
Komplikasi penyakit2
Pleuritis
secara hematogen.
Penyebaran miliar
atau sebesar kepala jarum (milium), tersebar merata di kedua belah paru.
16
Gambar 6. Tuberkulosis miliar. Nodul miliar multipel pada kedua lapangan paru 8
Stenosis Bronkus
Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atas segmen paru yang
Timbulnya kavitas.
Timbulnya kavitas ini akibat melunaknya sarang keju. Dinding kavitas sering tipis
F. Pengobatan
Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang digunakan oleh Program Nasional
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
17
Paduan OAT dan peruntukannya.
(Z) dan Etambutol (E). Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2
dari isoniasid (H) dan Rifampisin (R) diberikan tiga kali dalam seminggu
dengan Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z) dan Etambutol (E)
setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan
dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu. Perlu diperhatikan
obat. Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya: 9,10
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan
18
hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif diberikan obat sisipan (HRZE)
Seorang laki-laki berusia 34 tahun masuk rumah sakit dengan batuk darah yang
dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk darah pertama kali berupa
bercak merah segar, frekuensi kurang lebih 5 kali sehari. Riwayat batuk berlendir
dua minggu sebelum batuk berdarah. Lendir berwarna kuning. Sesak (-), nyeri dada
(-), sakit kepala (-), demam (+) dialami bersamaan dengan batuk lendir. Demam
dirasakan lebih meningkat pada malam hari. Menggigil (-). Nyeri menelan (-).
Keringat malam berlebih (+) tanpa adanya aktivitas. Pasien juga merasa nafsu
makan menurun sejak 1 minggu yang lalu. Penurunan berat badan dari 51 menjadi
45 kurang lebih selama satu bulan. Lemas (-), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-).
BAB : Biasa, tidak encer, tidak nyeri saat BAB dan tidak ada darah. BAK : Lancar
dan warna kuning. Riwayat kontak dengan orang yang batuk-batuk lama (-).
riwayat merokok (+) 10 tahun yang lalu, sebungkus per hari. Pada pemeriksaan
didapatkan suara nafas tambahan yaitu ronchi pada kedua apeks paru. Pemeriksaan
19
Gambar 7. Foto Thorax Tn.MS, Posisi PA.
Tulang-tulang intak
Pembahasan:
Pada foto thorax PA ini ditemukan adanya bercak berawan pada lapangan atas
20
Sifat kuman tuberkulosis adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman
lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksiennya. Dalam hal ini, tekanan
oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian
apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. Maka dari itu, lokasi
lesi umumnya di daerah apeks paru (segmen apikal lobus atas atau segmen apikal
lobus bawah, tetapi dapat juga mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau di
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer. Sarang primer ini dapat
yang tidak tegas. Dari bentuk kelainan pada foto rontgen seperti bayangan, bercak-
(fungus) seperti aspergillosis dan nocardiasis tidak jarang ditemukan pada para
sekali dengan yang disebabkan oleh tuberkulosis, yaitu hampir semua berkedudukan
21
di lapangan atas dan disertai oleh pembentukan lubang kavitas. Perbedaannya ialah,
bahwa pada penyakit-penyakit jamur ini pada pemeriksaan sepintas lalu terlihat
bayangan bulat agak besar yang dinamakan aspergilloma, yang pada pemeriksaan
lebih teliti, biasanya dengan tomogram, ternyata adalah suatu kavitas besar berisi
bayangan bulat, yang sering dapat bergerak bebas dalam kavitas tersebut. Bayangan
bulat ini yang dinamakan bola jamur (fungus ball) adalah tidak lain daripada massa
Gambar 8. Aspergillosis pulmonal non invasif. Foto thoraks PA Dinding cavitas yang tebal pada lobus superior
paru kanan yang berisi fungus ball. 11
pneumonia lobaris lobus atas dalam masa resolusi. Kepastian mudah diperoleh
tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada sekumpulan segmen lobus yang
22
Gambar 9. Pneumonia pneumokokus. Gambaran air bronchogram pada paru. 13
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html.
24
11. Misra R, Planner A, Uthappa M. Aspergillus Lung Disease. A-Z of Chest
12. Budjang N. Radang Paru Yang Tidak Spesifik Paru. Radiologi Diagnostik..
25