Anda di halaman 1dari 9

“PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER”

DOSEN PENGAMPUH:

SEFRIN SIANG TANGKEARUNG, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

NAMA:

1. NAVILIA 217118064
2. DESELINA TODING BUA’ 217118069
3. HEFRIANSI BA’DUNG 217118102
4. JEIN PALANGDA 217118117

KELAS : B8

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karakter adalah segala kepemilikan yang baik yang membedakan seseorang
dengan watak seseorang yang lain. Sedangkan proses pembentukan karakter adalah
suatu tahapan untuk membentuk sifat seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Proses tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui
beberapa tahap agar apa yang ingin dicapai berjalan secara maksimal sesuai dengan
yang diinginkan sebelumnya.
Dalam proses pembentukan karakter tersebut tidak dapat dilakukan secara instan
atau dalam jangka waktu yang singkat. Namun, memerlukan proses yang panjang
dan tidak dapat dilakukan satu dua kali saja tetapi harus diterapkan terus menerus.
Pembentukan karakter juga harus dilakukan sejak dini agar mudah tertanam dalam
memori sehingga menjadi dapat kebiasaan setelah menjadi kebiasaan maka
terbentulah sifat. Pembentukan karakter bukan hanya kewajiban keluarga saja
melainkan juga masyarakat harus berperan aktif sebagai kontrol sosial seperti halnya
di sekolah, di kampus, di gereja da dimana pun juga.
Pada zaman sekarang ini, Indonesia sudah banyak yang sikapnya menyimpang
dari nila-nilai, moral, budaya dan agama. Bahkan kebanyakan dari pelaku
menyimpang tersebut adalah anak remaja yang masih duduk di bangku sekolah
yang seharusnya mereka bisa menempatkan pendidikan kepribadian yang mereka
peroleh untuk hal-hal yang baik dan menerapkan sebagaimana mestinya. Pendidikan
di Indonesia masih dapat dikatakan tertinggal dibandingkan pendidikan di negara-
negara maju. Oleh karena itu sikap, tanggung jawab, ilmu pengetahuan dan
perkembangan teknologi yang dimiliki juga masih tertinggal jauh. Dampak
globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan
pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi
bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang apabila dididik dengan cara

i
yang bijaksana akan menghasilkan produk anak bangsa yang berkarakter dan
berjiwa besar.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari tugas ini adalah:
1. Apa saja metode pendidikan karakter?
2. Apa saja tahap-tahap pembentukan karakter?
3. Bagaimana pengintegrasian pendidikan pembentukan karakter?

1.3. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1. Mengetahui metode pendidikan karakter.
2. Mengetahui tahap-tahap pembentukan karakter.
3. Mengetahui bagaimana pengintegrasian pendidikan pembentukan karakter.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Metode Pendidikan Karakter
Ada lima metode pendidikan karakter yang bisa kita terapkan dalam sekolah
a. Mengajarkan
Mengajarkan adalah memberikan pemahaman yang jelas tentang apa itu
kebaikan, keadilan, dan nilai, sehingga peserta didik memahami apa itu di
maksud dengan kebaikan, keadilan dan nilai.
b. Keteladanan
Anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat (verba movent exempla
trahunt). Keteladanan menjadi salah satu hal klasik bagi berhasilnya sebuah
tujuan pendidikan karakter, guru adalah jiwa bagi pendidikan karakter itu sendiri
karena karakter guru (mayoritas) menentukan warna kepribadian anak didik.
c. Menentukan prioritas
Sekolah sebagai lembaga memiliki prioritas dan tuntutan dasar atas karakter
yang ingin diterapkandi lingkungan mereka.. Tanpa adanya prioritas yang jelas,
proses evaluasi atas berhasil tidaknya pendidikan karakter akan menjadi tidak
jelas. Ketidak-jelasan tujuan dan tata cara evaluasi pada gilirannya akan
memandulkan keberhasilan program pendidikan karakter di sekolah karena tidak
akan terlihat adanya kemajuan atau kemunduran.
d. Praksis prioritas
Unsur lain yang tak kalah pentingnya bagi pendidikan karakter adalah bukti
dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter tersebut. Ini sebagai tuntutan
lembaga pendidikan atas prioritas nilai yang menjadi visi kinerja pendidikannya,
e. Refleksi
Refleksi adalah kemampuan sadar khas manusiawi. Dengan kemampuan
sadar ini, manusia mampu mengatasi diri dan meningkatkan kualitas hidupnya
agar menjadi lebih baik. Jadi pendidikan karakter setelah melewati fase tindakan
dan praksis perlu diadakan semacam pendalaman, refleksi, untuk melihat sejauh

1
mana lembaga pendidikan telah berhasil atau gagal dalam melaksanakan
pendidikan karakter.
2.2 Tahap Pembentukan Karakter
Adapun tahapan pembentukan karakter adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan
Maksud dari pengenalan ini adalah seorang anak diperkenalkan tentang hal-
hal positif/hal-hal yang baik dari lingkungan, maupun keluarga. Contohnya anak
diajarkan tentang kejujuran, tenggang rasa, gotong royong, bertanggung jawab
dan sebagainya. Tahapan ini bertujuan untuk menanamkan hal positif dalam
memorinya.
b. Pemahaman
Hal ini sejalan dengan pendapat Kohlberg (dalam Yusuf, 2012) yang
mengatakan bahwa pada usia tersebut terjadi pada tingkat pasca-konvensional
yang mana ditandai dengan adanya usaha individu untuk mengartikan nilai-nilai
atau prinsip-prinsip moral yang dapat diterapkan atau dilaksankan terlepas dari
otoritas kelompok pendukung atau orang yang memegang atau menganut
prinsip-prinsip moral tersebut.
Maksud dari pemahaman di sini adalah kita memberikan pengarahan atau
pengertian tentang perbuatan baik yang sudah kita kenalkan kepada si anak.
Tujuannya agar dia tahu dan mau melakukan hal tersebut dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat.
c. Penerapan
Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita ajarkan
langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari penerapan disini
adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk menerapkan perbuatan
baik yang telah kita ajarkan.
d. Pembiasaan
Maksud dari pembiasaan di sini adalah setelah si anak telah paham dan
menerapkan perbuatan baik yang telah kita kenalkan kemudian kita lakukan

2
pembiasaan, dengan cara melakakuan hal baik tersebut secara berualang ulang
agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.
e. Pembudayaan
Pembudayaan disini harus diikuti dengan adanya peran serta masyarakat
untuk ikut melakukan dan medukung terciptanya pembentukan karakter baik
yang telah diterapkan dalam masyarakat maupun di dalam keluarga. Adanya
hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan memunculkan motivasi
untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan karakter yang baik dan positif
dalam masyarakat.

2.3 Integrasi Pendidikan Karakter


Ada beberapa tahap-tahap pengintegrasian Pendidikan Pembentukan Karakter
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang mulamula dilakukan adalah analisis SK/KD,
pengembangan silabus berkarakter, penyusunan RPP berkarakter, dan
penyiapan bahan ajar berkarakter.
Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi nilainilai karakter
yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan.
Pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang
telah dikembangkan sebelumnya dengan menambah komponen (kolom)
karakter tepat di sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar atau
di kolom silabus yang paling kanan.
Sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP
dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran
juga dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada.
Bahan ajar disiapkan. Bahan ajar yang biasanya diambil dari buku ajar
(buku teks) perlu disiapkan dengan merevisi atau menambah nilai-nilai
karakter ke dalam pembahasan materi yang ada di dalamnya. Buku-buku
yang ada selama ini meskipun telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan
buku ajar, yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika, akan tetapi

3
materinya masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan
karakter di dalamnya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai
karakter yang ditargetkan.
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pendidikan. Dalam pendidikan karakter, penilaian harus dilakukan
dengan baik dan benar. Penilaian tidak hanya menyangkut pencapaian kognitif
peserta didik, tetapi juga pencapaian afektif dan psikomorotiknya. Penilaian
karakter lebih mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik peserta
didik dibandingkan pencapaian kognitifnya. Agar hasil penilian yang dilakukan
guru bisa benar dan objektif, guru harus memahami prinsip-prinsip penilaian
yang benar sesuai dengan standar penilaian yang sudah ditetapkan oleh para
ahli penilaian

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karakter adalah segala kepemilikan yang baik yang membedakan seseorang
dengan watak seseorang yang lain. Sedangkan proses pembentukan karakter adalah
suatu tahapan untuk membentuk sifat seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Proses tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui
beberapa tahap agar apa yang ingin dicapai berjalan secara maksimal sesuai dengan
yang diinginkan sebelumnya.
Ada 5 metode dalam pembentukan karakter anak yaitu mengajarkan,
keteladanan, menentukan prioritas, praksis prioritas, dan refleksi.
Adapun tahapan pembentukan karakter ialah pengenalan, pemahaman,
penerapan, pembiasaan, dan pembudayaan.
3.2 Saran
Peran guru dan orang tua dalam proses pembentukan karakter anak sangat
berpengaruh terutama pada masa kanak-kanak. Peran orang tua sangat diperlukan
dan menjadi media yang pertama dan utama, begitu pun dengan guru di sekolah
dijadikan sebagai contoh yang diguguh dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu guru
dan orang tua sebaiknya penanaman karakter pada anak dimulai dari pribadi guru
dan orang tua itu sendiri, mengingat anak lebih suka meniru dibanding
mendengarkan khususnya pada anak SD. Lalu kemudian diikuti dengan integrasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

5
Koesoema A.,Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global Jakarta: Gramedia, halaman. 212
Marzuki.2012. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah.
Jurnal Pendidikan Karakter. Vol. 2, No. 1.
Siti Nurfitria,Khotimah. 2017. Tahapan Pwmbwntukan Karakter Anak Melalui Budaya
Kasauran Karuhun Naseha Leluhur. Jurnal Ecopy. Vol. 4, No.3.

Anda mungkin juga menyukai