ANALISIS LEVERAGE
I. Pengertian Leverage
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008:257).
Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva
dan atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang dan atau saham istimewa)
dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan
pemilik perusahaan.
Berikut ini beberapa pengertian leverage dari beberapa sumber:
1. Menurut Irawati (2006), leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh
sumber dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus
ditanggung perusahaan.
2. Menurut Fakhrudin (2008:109), leverage merupakan jumlah utang yang
digunakan untuk membiayai / membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang
memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi.
3. Menurut Sjahrial (2009:147), leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber
dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber
dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
4. Menurut Syamsuddin (2001:89), leverage adalah kemampuan perusahaan untuk
menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets
or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan.
Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka
perusahaan tersebut menggunakan leverage. Penggunaan leverage dapat
menimbulkan beban dan risiko bagi perusahaan, apalagi jika keadaan perusahaan
sedang memburuk. Di samping perusahaan harus membayar beban bunga yang
semakin membesar, kemungkinan perusahaan mendapat penalti dari pihak ketiga
pun bisa terjadi.
Rumus :
TOTAL DEBT
DEBT ¿ EQUITY R ATIO= ×100 %
TOTAL EQUITY
Total utang yang dimaksudkan dalam rumus perhitungan diatas adalah
seluruh total utang perusahaan baik utang jangka pendek maupun utang jangka
panjang dalam satu periode akuntansi. Semakin tinggi debt to equity ratio (DER)
ini menunjukan perusahaan semakin berisiko. Semakian berisiko, kreditor atau
investor meminta imbalan semakin tinggi. Jadi, 45% dari aktiva perusahaan
didanai oleh utang (dari berbagai jenis), sementara sisanya 55% pendanaan
berasal dari equitas pemegang saham biasa. Secara teoritis jika perusahaan
dilikuidasi sekarang, aktiva yang dijual dengan nilai bersih minimal 45% sebelum
kreditor menghadapi kerugian. Sekali lagi, hal ini menunjukan bahwa semakin
besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham,
semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh investor atau kreditor
perusahaan. Singkatnya semikin tinggi debt to equity ratio (DER) semakin besar
pula risiko keuangannya, ataupun sebaliknya semakin rendah rasio ini akan
semakin rendah risiko keuangannya.
Pengaruh menyebabkan peningkatan EPS sebesar 161,3% atau dari Rp775 menjadi
Rp2.025