PERCOBAAN
Identifikasi Gugus Aldehid dan Keton
Oleh :
NAMA :Anggraeni Puspita Sari No. Regs : 18030194061 / Kls : PKA 2018
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
A. Judul Percobaan
Identifikasi Gugus Aldehid dan Keton
B. Hari/Tanggal Percobaan
Senin, 2 Maret 2020(07.00-12.00)
C. Tujuan
1. Mengidentikasi senyawa organik yang mengandung gugus aldehid.
2. Menidentifikasi senyawa organik yang mengandung gugus keton.
3. Membedakan antara gugus aldehid dan keton yang terdapat didalam
senyawa organik.
D. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Aldehid dan Keton.
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa
organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua
gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu
aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehid dan keton lazim terdapat
dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas,
yang membedakannya umumnya aldehid berbau merangsang dan keton
berbau harum (Fessenden, 1986).
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil
yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari
aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan
“al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan
dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987). Aldehid juga biasa disebut dengan
O
.Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakan rantai alifatik
(bukan merupakan bagian dari cincin aromatik) atau aromatik (merupakan
bagian dari cincin aromatik) (Ratna, 2010).
2. Sifat Aldehid dan Keton.
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan struktur
yang mempengaruhinya :
a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami
kesukaran dalam beroksidasi.
b. Aldehid biasnya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu reagen yang
sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang
dilindungi dibandingkan dengan keton, begitu pula aldehid lebih
mudah dioksidasi dari keton.
c. Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat
dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan
pada keton sering mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2
ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-
mula(akibat putusnya ikatan karbon), keton siklik menghasilkan asam
karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama banyak
(Fessenden, 1992).
Jadi Perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton melalui oksidator
dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut (Fessenden,
1992).
3. Identifikasi gugus Aldehid dan Keton
Untuk mendeteksi adanya aldehid, keton, dan asam karboksilat adalah
melalui analisis ddengan beberapa uji sebagai berikut:
1. Uji Tollens
Pereaksi Tollens mengandung ion diammin perak (I),
[Ag(NH3)2]+. Ion ini dibuat dari larutan perak (I) nitrat. Caranya
dengan memasukkan setetes larutan natrium hidroksida ke dalam
larutan perak (I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan perak (I)
oksida, selanjutnya tambahkan larutan ammonia encer secukupnya
untuk melarutkan ulang endapan tersebut.
Aldehid mereduksi ion diammin perak (I) menjadi logam
perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya
dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai.
Aldehid mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I) oksida
karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya
teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai.
O
O
3. Adisi Bisulfit
Suatu reaksi yang umum untuk aldehida dan beberapa keton
adalah adisi dari natrium bisulfit yang dilaksanakan dalam larutan
jenuh air (40%). Salah satu reaksi anion klasik adalah reaksi anion
bisulfit menghasilkan zat kristal. Nukleofil yang selalu berhasil
digunakan selalu berbentuk SO32- bukan HSO3-, seakan-akan HSO3-
berada dalam konsentrasi lebih tinggi dan SO32- menjadi nukleofil
yang berhasil digunakan.
Pembentukan senyawa bisulfit secara preparatif memang
terbatas hanya pada aldehida, metil keton dan beberapa keton siklik.
Senyawa-senyawa karbonil seperti itu dapat dipisahkan dari campuran
atau dimurnikan dengan cara isolasi (pemisahan), purifikasi
(pemurnian), dan penguraian (dekomposisi) dari bisulfitnya. Dengan
menggunakan natrium bisulfit dan penambahan beberapa macam
larutan, diharapkan tujuan dari praktikum ini yaitu menguji aldehid
dan keton dengan pereaksi fehling dan reaksi adisi nukleofilik dapat
tercapai.
4. Pengujian dengan Fenilhidrasin
Pada fenilhidrazin, salah satu atom hidrogen dalam hidrazin
digantikan oleh sebuah gugus fenil, C6H5. Ini didasarkan pada sebuah
cincin benzen.
R dan R’ bisa berupa gugus hidrogen kombinasi atau dua
hidrokarbin (seperti gugus alkil). Jika sekurang-kurangnya satu dari
kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa asalnya adalah
aldehid. Jika kedua gugus tersebut adalah gugus hidrokarbon, maka
senyawa asalnya adalah keton.
5. Reaksi Haloform
Iodoform termasuk senyawa haloform selain kloroform dan
bromoform. Iodoform merupakan salah satu haloform yang berbentuk
kristal berwarna kuning, dan sedikit larut dalam air. Secara umum
haloform dibuat dari senyawa metil keton/metil aldehida atau dari
senyawa yang bila teroksidasi menghasilkan senyawa tersebut (Anwar
dkk, 1996).
6. Kondensasi Aldol
Suatu reaksi kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau
lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau
tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol
merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskannya suatu
molekul kecil. Bila suatu aldehid diolah dengan basa NaOH dalam air,
ion enolat yang terjadi cepat bereaksi pada gugus karbonil dari
molekul aldehid yang lain. Hasilnya adalah adisi suatu molekul
aldehid ke molekul aldehid yang lain (Fessenden dan Fessenden,
1986).
E. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tabung reaksi pyrex 21 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Oven 1 buah
4. Gelas ukur herma 10 mL 2 buah
5. Gelas ukur pyrex 10 mL 1 buah
6. Gelas kimia iwaki 250 mL 1 buah
7. Gelas kimia iwaki 600 mL 1 buah
8. Corong kaca 1 buah
9. Kertas saring 4 buah
10. Kaca arloji 2 buah
11. Erlenmeyer duran 100 mL 1 buah
12. Erlenmeyer pyrex 250 mL 1 buah
13. Pipet tetes 15 buah
14. Termometer 1 buah
15. Spatula 1 buah
16. Penjepit tabung 1 buah
17. Pembakar spiritus 1 buah
18. Korek api 1 buah
19. Kasa 1 buah
20. Kaki tiga 1 buah
21. Pipa kapiler 1 buah
22. Statif dan klem 1 set
23. Melting block 2 buah
24. Kompor listrik 1 buah
b. Bahan
1. Larutan AgNO3 5% 1 mL
2. Larutan NaOH 5% 6 mL
3. Larutan NH4OH 2%
4. Benzaldehid 22 tetes
5. Formalin 2 tetes
6. Aseton 1,75 mL
7. Sikloheksanon 26 tetes
8. Fehling A 5 mL
9. Fehling B 5 mL
10. Formaldehid 4 tetes
11. Reagen Benedict 7,5 mL
12. Larutan jenuh NaHSO3 2,5 mL
13. Etanol 5 mL
14. Larutan HCl pekat 5 mL
15. Fenilhidrazin 5 mL
16. Aquades
17. Larutan Iodium
18. Isopropil alkohol 5 tetes
19. Larutan NaOH 1% 4 mL
A. Alur Kerja
1. Uji Tolens
Endapan
Reagen Tollens
Reaksi :
AgNO3(aq) + NaOH(aq) → AgOH(s) ↓ + NaNO3(aq) + H2O(l)
(Svehla, 1979)
AgOH(s) ↓ + NH4OH(aq) → Ag(NH3)2OH(aq) (Svehla,1979)
1 mL Reagen Tollens
Hasil pengamatan
Reaksi :
O O
CH COH
+ 2Ag(NH3)2OH(aq) → + 2 Ag
(s) + 2 NH3(aq) + H2O(l)
1 mL Reagen Tollens
Reaksi :
1 mL Reagen Tollens
Hasil pengamatan
Reaksi :
1 mL Reagen Tollens
Hasil pengamatan
Reaksi :
O O
2. Uji Fehling
5 mL Fehling A
Reaksi :
Reaksi :
O O
Reaksi :
Hasil pengamatan
Reaksi :
O
3. Adisi Bisulfit
Reaksi :
OH O
O
H3C C O S ONa
CH3 C CH3
NaHSO3 (aq) + (aq) → CH3 (aq)
OH O
H3C C O S ONa
etan
CH3 (aq) + HCl(aq) ol
CH3 C CH3
(aq) + NaCl(s) + SO2(g)
a. Benzaldehid
5 mL Fenilhidrazin
Reaksi :
O
H
CH NH2 N
+ (aq) →
H H
C N N
(s) + H2O(l)
b. Uji Sikloheksanon
2,5 mL Fenilhidrazin
NH2
NH
+ (aq) →
H
N N
(s) + H2O(l)
Titik leleh sikloheksanon secara teori adalah 80˚C (Willbraham & Michael, 1992)
5. Reaksi Haloform
a. Tabung I
3 mL larutan NaOH 5%
O O
CH3
C CH3
(aq) + I2(aq) + OH-(aq) → CH3 C CI3
(aq) + H2O(l) + I-(aq)
O O
O-
CH3 C CI3
(aq) + OH-(aq) → CH3 C
(aq) + CHI3(aq) iodoform
b. Tabung 2
3 mL larutan NaOH 5%
Reaksi :
H
H3C C OH H3C C O
H3C C O H3C C O
H3C C O H3C C O
Iodoform
4 mL larutan NaOH 1%
Reaksi :
O O
NaOH
CH3 C H (aq) + CH3 C H (aq)
OH O
H2
CH3 C C C
H
H (aq)
Mekanisme reaksi :
G. Hasil Pengamatan
Tabung III
-Reagen tollens +
- Reagen sikloheksanon =
O
tollens= larutan berwarna
larutan tidak kekuningan +
berwarna -Setelah dikocok 2Ag(NH3)OH(aq) /
- Sikloheksanon dan didiamkan =
= larutan tidak larutan tidak
berwarna. berwarna.
-Setelah
dipanaskan=
larutan tidak
berwarna.
Tabung IV -Reagen tollens + O
- Reagen tollens formalin = larutan
= larutan tidak berwarna abu tua H C H + 2 Ag(NH3)2OH(aq)
NaCl(aq)
Keton yang tidak mengandung gugus
yang besar disekeliling atom karbonil
dapat bereaksi dengan larutan pekat
natrium bisulfit menghasilkan adisi
yang berwujud hablur berwarna putih
(Tim Dosen Kimia Organik, 2017).
O
Pengujian dengan fenilhidrazin -Fenilhidrazin + - Didapatkan
4. a) Uji Benzaldehid - Fenilhidrazin benzaldehid = C titik leleh
= larutan larutan berwarna H + NH 2 NH benzaldehid
berwarna kuning dan (aq)
sebesar 152oC
kuning terbentuk hablur
H
- Benzaldehid = serta berbau C H
N
larutan tidak menyengat. N
berwarna -Ditambah etanol = + H2O(l)
- Etanol = hablur berwarna
larutan tidak coklat muda Titik leleh benzaldehid secara
berwarna -Titik leleh teori adalah 178,1 oC
benzaldehid (Willbraham& Michael, 1992).
=152oC
b) Uji Sikloheksanon -Fenilhidrazin + O HN
2 - Didapatkan
- Fenilhidrazin sikloheksanon = HN
titik leleh
= larutan larutan tidak sikloheksanon
berwarna berwarna dan + sebesar 83 oC
kuning. terbentuk hablur
- Sikloheksanon -Ditambah etanol = (aq) (aq)
= larutan tidak hablur berwarna
H
berwarna. kuning. N N +H2O(l)
- Etanol = -Titik leleh
(s)
larutan tidak sikloheksanon=
berwarna. 83oC.
Titik leleh sikloheksanon
secara teori adalah 80 oC
(Willbraham& Michael, 1992).
5. Reaksi Haloform -Aseton + NaOH = CH C CH (aq) + 3NaOH (aq) + I2 (aq) - Aseton dapat
- Naoh 5% = larutan tidak
3 3
1. Uji Tollens
Pada percobaan uji tollens bertujuan untuk mengidentifikasi
senyawa yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton dengan
menggunakan reagen tollens.
Sebelum melakukan percobaan alat-alat berupa tabung reaksi dan
pipte dicuci terlebih terlebih dahulu dengan sabun. Setelah itu dilap
terlebih dahulu dengan lap agar mempermudah proses pengeringan
didalam oven. Setelah membersihkan alat-alat untuk percobaan,
langkah selanjutnya adalah membuat reagen tollens. Reagen tollens
dibuat terlebih dahulu pada saat akan melakukan pengujian karena
reagen tollens mudah rusak sehingga harus dibuat sendiri di
laboratorium dan harus digunakan pada saat itu juga. Pembuatan
reagen tollens, langkah pertama adalah 1 ml perak nitrat(larutan tidak
berwarna) kedalam tabung reaksi yang sudah dioven. Kemudian
ditambahkan satu tetes larutan NaOH 1% tidak berwarna
menghasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan dan terbentuk
endapan berwarna kecoklatan. Ion OH- dari senyawa NaOH bereaksi
dengan ion Ag+ menghasilkan perak oksida Ag2O yang berupa
endapan berwarna kecoklatan. Reaksinya sebagai berikut:
2AgNO3 (aq) + 2NaOH (aq) Ag2O (s) + 2NaNO3 (aq) + H2O (l)
Setelah itu menambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH 2% tidak
berwarna sampai endapan coklat larut menjadi larutan jernih tidak
berwarna. Penambahan larutan NH4OH 2% dilakukan dengan
mengocok tabung reaksi agar NH4OH dapat bereaksi dengan Ag2O
dengan baik. Pada penambahan NH4OH 2% tetes demi tetes, endapan
Ag2O mulai larut, dibutuhkan 90 tetes sampai endapan Ag2O larut
menghasilkan larutan jernih karena ada ion perak encer yang terdapat
sebagai kompleks [Ag(NH3)2]+ atau ion diaminaargentat dalam
campuran yang merupakan komponen utama reagen tollens. Reaksinya
sebagai berikut:
Ag2O (s) + 4NH4OH (aq) Ag(NH3)2OH (aq) + 3H2O (l)
Ag(NH3)2OH (aq) [Ag(NH3)2]+ (aq) + OH- (aq)
(Svehla, 1979 : 219).
Tahap selanjutanya adalah melakukan pengujian terhadap
aldehid dan keton menggunakan reagen tollens yang telah dibuat. Zat
yang diuji adalah benzaldehid, formalin, aseton, dan karboksilat.
Reagen tollens yang telah dimasukkan dalam tiap-tiap tabung, tabung
yang dibutuhkana adalah 4 tabung.
Pada tabung pertama yang telah berisi 1 ml reagen tollens
ditambahkan dengan 2 tetes larutan benzaldehid tidak berwarna
menjadi larutan berwarna abu tua. Fungsi benzaldehid adalah sebagai
zat penguji. Setelah itu dikocok dan didiamkan menjadi larutan tidak
berwarna terdapat endapan abu-abu dan terbentuk cermin perak
sehingga hasil percobaan yang kami lakukan sesuai teori. Reaksi yang
tejadi sebagai berikut:
O
O
+ 2Ag(NH3)OH(aq) /
O O
H C H + 2 Ag(NH3)2OH(aq)
H C ONH4 + 2 Ag(s) + 3NH3(aq) + 2H2O(l)
2. Uji Fehling
+2
tembaga (I) oksida, Cu2O. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
O O
+ 2Cu2+ (aq) + 5OH- (aq) + Cu2O (s) + 3H2O (l)
H C H HC O
-
(aq) (
reduksi
( a
oksidasi q
)
(
Pada ada tabung reaksi kedua yang berisi fehling berwarna biru
tua ditambahkan 3 tetes larutan aseton tidak berwarna menghasilkan
+1
CH3 C CH3
NaHSO3 (aq) + (aq) →
OH O
H3C C O S ONa
CH3 (aq)
OH O
H3C C O S ONa
etan
CH3 (aq) + HCl(aq) ol
CH3 C CH3
(aq) + NaCl(s) + SO2(g)
Kemudian larutan didiamkan selama 5 menit untuk mengetahui
terjadi/tidaknya reaksi dan dihasilkan larutan tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan etanol sebanyak 5 ml untuk memulai
penghabluran. Etanol berfungsi sebagai salah satu bahan yang akan
bereaksi membentuk endapan. Setelah ditambah etanol didapatkan
hablur berwarna putih. Hablur yang dihasilkan kemudian disaring
dengan corong penyaring dan kertas saring.
Hasil penyaringan yang dihasilkan kemudian dimasukan ke
dalam tabung reaksi lalu direaksikan dengan HCl pekat sampai
hablur larut. Dibutuhkan beberapa tetes sampai hablur larut semua,
hal ini karena hablur yang dihasilkan cukup banyak sehingga
semakin banyak pula asam yang digunakan untuk melarutkan hablur.
Penambahan HCl ini digunakan sebagai pelarut dari endapan dan
untuk memisahkan senyawa karbonil, serta memberikan susasana
asam. Penambahn HCl ini juga harus dilakukan di dalam lemari
asam karena HCl yang digunakan adalah HCl pekat yang sifatnya
sangat korosif.
H + NH2 NH
(aq)
H
C H
N
N
+ H2O(l)
HN
(aq) (aq)
H
N N +H2O(l)
(s)
6. Kondensasi Aldol
Percobaan ini didasarkan pada kemampuan aldehid untuk
berkondensasi dalam larutan basa encer menghasilkan aldol yang bila
dipanaskan akan menyingkirkan molekul air dan menghasilkan
aldehid tek jenuh seperti krotonaldehid.
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan larutan
NaOH 1% tidak berwarna sebanyak 4 mL ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan larutan asetaldehid tidak berwarna sebanyak
0,5 mL. Kemudian diguncangkan dengan baik menghasilkan larutan
tetap tidak berwarna dan berbau tengik. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
O O
OH
H3 CH H2C CH
C
O O O O
H3 CH + H C H
H C C C
C 2 H 3 H H H
Setelah itu campuran Cdididihkan selama C3 menit. 2 Fungsi
=
pemanasan untuk menyingkirkan molekul air sehingga menghasilkan
aldehid tak jenuh yaitu krotonaldehid. Setalah dilakukan pemanasan
larutan yang asalnya tidak berwarna berubah menjadi larutan keruh
berwarna kuning telur dan berbau tengik. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
OH O O
Dipanaskan
H3C CH CH2 CH H C C C
= 3 H H H
C =
Senyawa aldehida direaksikan dengan larutan basa encer akan
berkondensasi sesamanya menghasilkan aldol. Apabila aldol
dipanaskan akan menyingkirkan molekul air menghasilkan aldehid
tak jenuh, yaitu krotonaldehida. Jadi aldol terbentuk karena
kondensasi senyawa aldehid dengan larutan basa encer.
I. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil percobaan yang telah kami lakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Aldehid dapat diidentifikasi menggunakan reagen tollens dengan cara
aldehid dioksidasi oleh reagen tollens yang ditandai dengan
terbentuknya cermin perak, sedangkan keton tidak dapat dioksidasi
oleh reagen tollens.
2. Aldehid dapat diidentifikasi dengan uji fehling. Senyawa yang
mengandung gugus aldehid akan bereaksi dengan reagen fehling
menghasilkan endapan merah bata, sedangkan senyawa yang
mengandung gugus keton tidak dapat bereaksi dan membentuk
endapan merah bata.
3. Adisi bisulfit dapat memecah ikatan rangkap pada keton menjadi
ikatan tunggal dengan dihasilkan hablur putih dan larut kembali ketika
ditambahkan HCl pekat yang ditunjukkan dengan terbentuknya
kembali ikatan rangkap (aseton terbentuk kembali).
4. Aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan uji dengan fenilhidrasin
berdasarkan titik leleh masing-masing senyawa. Titik leleh
sikloheksanon lebih rendah daripada titik leleh benzaldehid.
5. Aldehid dan keton dapat bereaksi dengan halogen menghasilkan
senyawa haloform disebabkan karena atom hydrogen yang yang terikat
pada atom karbon alfa mudah tersubstitusi oleh unsur halogen.
6. Aldehid dapat mengalami reaksi kondensasi dalam larutan basa encer
sehingga menghasilkan senyawa aldehid tak jenuh dan melepaskan
molekul air yang ditandai dengan timbulnya bau tengik.
J. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil, dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:
Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Akademik.
Fessenden, Ralph J dan Fessenden, Joan S. 1986. Kimia Organik Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralph J dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia
Organik. Jakarta: Bina Aksara.
Parlan, & Wahyudi. 2003. Kimia Organik 1. Malang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga
Ratna, Sari Diah. 2010. Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia.
Bandung: Jurusan Kimia FMIPA ITB.
Siswoyo, R. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Svehla. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. Bandung: ITB.
K. Lampiran
Jawaban pertanyaan
+2 +1
2+ - -
HCOH(aq) + 2 Cu (aq) + 5 OH → HCOO (aq) + Cu2O(s) + 3
H2O(l) reduksi
LAMPIRAN GAMBAR
1. Uji Tollens
Reagen Tollens
Ditambah NH4OH
(tidak berwarna)
sebanyak 88 tetes hingga
dimasukkan 1 ml
endapan hilang dan
Reagen Tollens tidak dalam tabung A.
larutan menjadi tidak
berwarna kembali. berwarna yang telah jadi.
Reagen Tollens
Tabung A ditambah 2 tets
Setelah dipanaskan selama 5 (tidak berwarna)
benzaldehid menjadi
menit tabung A terbentuk dimasukkan 1 ml
larutan tidak berwarna.
cermin perak dalam tabung B.
Reagen Tollens
Tabung B ditambah 2 tets Setelah dipanaskan selama 5 (tidak berwarna)
formalin menjadi larutan menit pada tabung B terdapat dimasukkan 1 ml
berwarna hitam. endapan hitam. dalam tabung C.
5 ml Fehling B tidak
5 ml Fehling A berwarna berwarna diukur di Fehling A ditambah
biru diukur di gelas ukur. gelas kimia. Fehling B diaduk hingga
homogeny dalam gelas
kimia, reagen fehling
berwarna biru tua.
Tabung A ditambah 3
tetes Formaldehid,
2,5 ml Reagen Fehling tetap berwarna biru tua. Tabung A dipanaskan
dimasukkan ke dalam
sekitar 10 menit.
tabung A.
Tabung B ditambah 3
Setelah dipanaskan pada 2,5 ml Reagen Fehling tetes Aseton, tetap
tabung A terdapat endapan dimasukkan ke dalam berwarna biru tua
merah bata. tabung B.
Setelah diguncang
hingga menghablur Setelah disaring, di cuci
Ditambah 10 tetes larutan disaring dengan dengan air dan
benzaldehid, larutan tetap corong penyaring. ditambah beberapa tete
tidak berwarna. etanol. Mengahasilkan
residu yang tidak
berawrna selanjutnya
ditaruh kaca arloji dan
dimasukkan disikator
selama 1 hari untuk
menghilangkan kadar
air pada residu.
4. Kondensasi Aldol
Larutan Didihkan
selama 5 menit.
larutan NaOH tidak
larutan NaOH ditambah
berwarna diukur dalam
0,5 ml asetaldehid
gelas ukur.
larutan tidak berwarna
menjadi larutan
berwarna keruh dan
berbau menyengat.
5. Reaksi Haloform
6. Uji Bisulfit