Anda di halaman 1dari 10

BAB I

HUKUM
A. Latar belakang
Hukum merupakan suatu aturan yang mengatur antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lain. Hukum bisa ada dan tercipta karena adanya masyarakat, bilamana
tidak ada masyarakat/orang maka tentu tidak akan ada hukum. Dari kelahiran sampai
meninggal, manusia itu hidup di tengah manusia lainnya, yakni setiap manusia hidup
dalam pergaulan dengan manusia lainnya. Hukum merupakan suatu aturan yang tidak
bisa terlepas dalam kehidupan, karena hukum merupakan suatu aturan yang mengatur
setiap manusia, sehingga dalam hukum banyak sekali aturan-aturan yang tidak
memperbolehkan manusia untuk berbuat sesuatu. Indonesia merupakan negara hukum,
dasar pijakan bahwa indonesia negara hukum adalah yang tertuang di dalam Undang-
undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat 3 yang menyebutkan bahwa :”Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”. Dimasukannya ketentuan ini kedalam bagian Undang-undang Dasar
1945 menunjukan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat Negara, bahwa
Negara Indonesia adalah Negara Hukum.Masyarakat merupakan suatu bentuk pergaulan
hidup, yang biasanya diberi nama sistem kemasyarakatan. Sistem kemasyarakatan
tersebut mencakup sub-sistem politik, ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan
maupun hukum. Maka apabila dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan,Hukum
merupakan suatu sub-sistem atau inter-sub-sistem. Antara sub-sistem sub-sistem tersebut,
terdapat kaitan timbal balik, yang artinya dimana timbal balik tersebut ada hubungan
saling pengaruh dan mempengaruhi antara masyarakat dan hukum. Istilah kejahatan atau
tindak pidana adatau perbuatan pidana di definisikan secara beragam. Van Hamel
merumuskan delik (strafbaarfeit) itu sebagai berikut: “Kelakuan 2 manusia yang
dirumuskan dalam Undang-Undang, melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan
dengan kesalahan.”1 S.R. Sianturi merumuskan tindak pidana sebagai berikut: “Tindak
pidana adalah sebagai suatu tindakan pada, tempat, waktu, dan keadaan tertentu yang
dilarang (atau diharuskan) dan diancam dengan pidana oleh Undang-Undang bersifat
melawan hukum, serta dengan kesalahan dilakukan oleh seseorang (yang
bertanggungjawab).”2 Moeljatno menyebut tindak pidana sebagai perbuatan pidana yang
diartikan sebagai berikut: “perbuatan yang melanggar yang dilarang oleh suatu aturan
hukum, larangan mana yang disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi
siapa saja yang melanggar larangan tersebut.”3 Banyaknya kejahatan atau tindak pidana
disekitar kita sangat mengerikan, hal ini dapat diketahui melalui media massa
mengungkap beberapa kasus pembunuhan yang terjadi dimana faktor yang menyebabkan
adanya kecemburuan social, dendam, dan faktor psikologi seseorang. Sebenarnya yang
jadi masalah adalah faktor pendidikan yang dimiliki pelaku kejahatan juga menjadi salah
satu faktor pendukung pelaku dalam melakukan kejahatan. Kurangnya pendidikan yang
dimiliki pelaku membuat pelaku menjadi tidak berfikir terlebih dahulu akan akibat dari
tindakannya kemudian. Dalam hal penegakan hukum, walaupun aparat penegak hukum
telah melakukan usaha pencegahan dan penanggulangannya, namun dalam kenyataannya
masih saja tetap terjadi dan bahkan beberapa tahun terakhir ini Nampak bahwa laju
perkembangan kejahatan pembunuhan di Indonesia pada umumnya dan di kotakota lain
di kota-kota lain pada khususnya cenderung meningkat baik dari segi kuantitas 3
Mengenai kejahatan terhadap nyawa ini diatur dalam KUHP Buku II Bab XIX Pasal 338-
350. Khusus mengenai tindak pidana pembunuhan biasa, diatur dalam pasal 338 KUHP,
yang dirumuskan: “Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam,
karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”. Para ahli hukum tidak
memberikan pengertian atau definisi tentang apa yang dimaksud dengan pembunuhan,
akan tetapi banyak yang menggolongkan pembunuhan itu kedalam kejahatan terhadap
nyawa (jika) orang lain. Pembunuhan adalah kesengajaan menghilangkan nyawa orang
lain, untuk menghilangkan nyawa orang lain, untuk menghilangkan nyawa orang lain itu,
seseorang pelaku harus melakukan sesuatu atau suatu rangkaian tindakan yang berakibat
dengan meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa opzet dari pelakunya harus
ditujukan pada akibat berupa mmeinggalnya orang lain tersebut.4 Perdebatan konseptual
seputar penggunaan pidana seumur hidup sebagai sarana penanggulangan kejahatan telah
muncul sejak berkembangnya “falsafah pembinaan” (treatment philosophy) dalam
pemidanaan.perdebatan tentang pidana seumur hidup semakin meruncing seiring
meningkatnya issu global tentang Hak Asasi Manusia, jenis pidana ini hampir muncul
dalam setiap kebijakan kriminal di Indonesia, khususnya terhadap jenis tindak pidana
berat yang dampak sosialnya sangat luas dan kompleks. Seperti tercantum dalam Pasal 28
I Undang-Undang Dasar Tahun 1945 amandemen ke IV menjelaskan bahwa: 1. Hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan 4
P.A.F, Lamintang, Theo Lamintang, Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan
Kesehatan,Cetakan Kedua, Sinar Grafika, 2012,hlm 1 4 hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun. 2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang
bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. 3. Identitas budaya dan hak masyarakat
dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. 4. Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggun jawab negara,
terutama pemerintah. 5. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokaratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Hak merupakan
unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada
pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya
antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan
dibahas terutama dalam era reformasi ini.5 Hak Asasi Manusia (HAM) lebih dijunjung
tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu
diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup
bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan Hak Asasi
Manusia (HAM) pada diri kita sendiri. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada
diri manusia yang bersifat kodrati dan 5
http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.co.id/ 5 fundamental sebagai suatu anugerah
Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.6 hakikat Hak Asasi Manusia sendiri
adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Sianida
atau Natrium Sianida, merupakan bahan kimia yang berbentuk kristal kubus atau serbuk,
granule. Bahan kimia ini akan berakibat fatal bila terhirup atau tertelan oleh manusia.
Sianida menyerang semua jaringan sehingga tidak terjadi pertukaran oksigen atau disebut
mengalami hipoksia yakni kekurangan oksigen dalam jaringan. Sianida banyak
digunakan sebagai insektisida dan mitisida, atau untuk fumigasi dan digunakan untuk
mengekstraksi emas dan perak di pertambangan, bahan kimia ini juga mudah untuk
terhirup. Ketika dilarutkan atau dibakar, ia melepaskan zat yang sangat beracun, yakni
hidrogen gas sianida.7 Salah satu contoh kasus pelaksanaannya ialah Pada hari Rabu 6
Januari 2016, Pukul 16.00 Mirna datang ke Mal Grand Indonesia (GI) bersama suaminya.
Namun di sana, mereka berpisah. Mirna menemui temannya di Restoran Olivier.Pukul
16.10 Teman yang akan ditemui Mirna, Jessica tiba di Olivier. Ia memesan tiga
minuman, termasuk es kopi Vietnam untuk Mirna. Pukul 16.50 Mirna tiba di Olivier. Ia
meminum kopi Vietnam yang dipesan Jessica. Reaksinya mengejutkan, pada tegukan
pertama, Mirna merasa ada yang tidak beres dengan kopi tersebut. Ia kejang-kejang.
Mulutnya berbusa. Pukul 17.21 Pemilik restoran mengamankan kopi milik Mirna Pukul
17.30 Suami Mirna tiba dan membawanya ke RS Abdi Waluyo. Mirna meninggal di
rumah sakit tersebut. Kemudian pada hari sabtu 9 Januari 2016 Polisi menyatakan ada
ketidakwajaran dalam kematian Mirna. Polisi minta izin autopsi dan pihak keluarga
menyetujui. Malam itu juga, jenazah Mirna dibawa ke RS Polri. Pada hari Minggu, 10
Januari 2016 Hasil autopsi, ditemukan ada pendarahan di lambung Mirna. Direskrimum
Polda Metro Kombes Krishna Murti mengatakan satu dari enam kopi di Olivier
mengandung sianida. Kemudian pada hari Senin, 11 Januari 2016 Polda Metro menggelar
prarekonstruksi dengan menghadirkan Jessica dan Hani (yang juga ada dalam pertemuan
di Olivier). Di hari yang sama, polisi meralat keterangan soal sianida karena belum ada
pernyataan Labfor. Lalu hari Minggu 17 Januari 2016 Polisi memastikan bahwa kopi
yang diminum Wayan Mirna Salihin sebelum tewas mengandung zat sianida. Setelah itu
pada hari Senin 18 Januari 2016 Polisi pastikan Mirna tewas karena Diracun. Namun
Kombes Krishna belum menyebut siapa pelakunya dan motif dari penaruhan racun
tersebut. Hari Selasa 19 Januari 2016 Polisi memeriksa Jessica. Setelah pemeriksaan,
Yudi Wibowo, kuasa hukum Jessica, menyebut hasil otopsi polisi terhadap jenazah
Wayan Mirna Salihin tak akurat. Oleh karena itu, ia meminta dilakukan otopsi ulang.
Mabes Polri sebut Jessica saksi "spesial" Seusai diperiksa, Jessica keluar dengan
melemparkan senyum kepada wartawan. Pada hari Rabu, 20 Januari 2016 Polisi
Kerahkan Tukang Sampah Cari Celana Jessica. Sebelumnya, kuasa hukum Jessica, Yudi
Wibowo, mengatakan bahwa celana Jessica dibuang karena sudah rusak dan tidak bisa
dijahit lagi. Celana ini menurut kepolisian bisa menjadi bukti penting terkait sianida.
Kemudin hari Minggu, 24 Januari 2016 Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes M
Iqbal mengatakan tersangka Kasus Mirna Ditetapkan Setelah Gelar Perkara hari Selasa,
26 Januari 2016 Kejati DKI Minta Polisi Lengkapi Bukti Kasus Pembunuhan Mirna, hari
Rabu 27 Januari 2016 Jessica Depresi Merasa Disudutkan Terkait Pembunuhan Mirna.
Jessica 7 bersama kuasa hukumnya mendatangi Komnas HAM ,hari Jumat 29 Januari
2016 Direktorat Jenderal Imigrasi mencegah Jessica Kumala Wongso, saksi kasus
kematian Wayan Mirna Salihin, bepergian ke luar negeri. Kemudian hari Sabtu, 30
Januari 2016 Polda Metro Jaya menangkap Jessica Kumala Wongso di Hotel Neo
Mangga Dua Square
BAB I
PAJAK
B. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara yang digunakan untuk
pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Oleh karena
itu, sektor pajak memegang peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan bangsa.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya negara melakukan pemungutan pajak karena
banyaknya wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak merupakan suatu
tantangan tersendiri. Pemerintah telah memberikan kelonggaran dengan memberikan
peringatan terlebih dahulu melalui Surat Pemberitahuan Pajak (SPP). Akan tetapi, tetap
saja banyak wajib pajak yang lalai untuk membayar pajak bahkan tidak sedikit yang
cenderung menghindari kewajiban tersebut.
Hal ini mendorong pemerintah menciptakan suatu mekanisme yang dapat memberikan
daya pemaksa bagi para wajib pajak yang tidak taat hukum. Salah satu mekanisme
tersebut adalah gijzeling atau lembaga paksa badan. Keberadaan lembaga ini masih
kontroversial. Beberapa kalangan beranggapan bahwa pemberlakuan lembaga paksa
badan merupakan hal yang berlebihan. Di lain pihak, muncul pula pendapat bahwa
lembaga ini diperlukan untuk memberikan efek jera yang potensial dalam menghadapi
wajib pajak yang nakal.

Definisi Pajak
Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang Undang dengan tidak
mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum (routine) dan pembangunan. Dari definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan perundang-undangan,
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan. Berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Undang Undang
nomor 28 Tahun 2007, Undang Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, maka pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan im balan secara langsung dan digunakan dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.Sedangkan menurut Dr. Soeparman Soemohamijaya,
pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa
berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Dari definisi definisi tersebut, masyarakat
jelas harus ada bagi timbulnya pajak. Hal tersebut dapat dimengerti karena pajak
diadakan guna memenuhi kebutuhan bersama (masyarakat) atau kepentingan umum.
Sementara itu kepentingan dan kebutuhan pribadi masing-masing warga dipenuhi bukan
dengan uang pajak. Tanpa adanya masyarakat maka tentu tidak akan ada pajak. Oleh
karena itu pajak dapat dipandang sebagai sebuah peralihan kekayaan dari satu pihak ke
pihak lain, yakni dari rakyat selaku Wajib Pajak kepada pemerintah, maka dengan
sendirinya tentu ada pihak yang melakukan pemungutan atau menerima peralihan
kekayaan itu, dalam hal ini maksudnya adalah pemerintah.
Tugas pemerintah pada prinsipnya berusaha dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya. Itulah sebabnya pemerintah harus tampil kedepan dan turut
campur tangan, bergerak aktif dalam bidang kehidupan masyarakat, terutama bidang
perekonomian guna tercapainya kesejahteraan rakyat. Demi berhasilnya usaha ini, negara
mencari pembiayaannya dengan cara menarik pajak. Penarikan atau pemungutan pajak
adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh negara sebagai suatu fungsi esensial.
Tanpa pemungutan pajak sudah bisa dipastikan bahwa keuangan negara akan lumpuh
lebih lebih lagi bagi negara yang sedang membangun seperti Indonesia, atau negara yang
baru bebas dari belenggu kolonialis, pajak merupakan darah bagi tubuh negara. Dapat
disimpulkan, bahwa landasan filosofis pemungutan pajak didasarkan atas pendekatan
“Benefit Approach” atau pendekatan manfaat. Pendekatan ini merupakan dasar
fundamental atas dasar filosofis yang membenarkan negara melakukan pemungutan pajak
sebagai pungutan yang dapat dipaksakan dalam arti mempunyai wewenang dengan
kekuatan pemaksa.
Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peran yang cukup besar dalam kehidupan bangsa. Ada beberapa fungsi
pajak. Di antaranya adalah sebagai berikut..
a. Fungsi Anggaran (Budgetair) : Fungsi budgetair disebut sebagai fungsi utama pajak
atau fungsi fiskal (fiscal function), yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai
alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Fungsi ini disebut fungsi utama karena fungsi inilah yang
secara historis pertama kali timbul. Di sini pajak merupakan sumber pembiayaan negara
yang terbesar.
b. Sebagai Alat Pengatur (Regulerend) : Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa
pajak dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh,
ketika pemerintah berkeinginan untuk melindungi kepentingan petani dalam negeri,
pemerintah dapat menetapkan pajak tambahan, seperti pajak impor atau bea masuk, atas
kegiatan impor komoditas tertentu.
c. Sebagai Alat Penjaga Stabilitas : Pemerintah dapat menggunakan sarana perpajakan
untuk stabilisasi ekonomi. Sebagian barang-barang impor dikenakan pajak agar produksi
dalam negeri dapat bersaing. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga
agar defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat menetapkan kebijakan
pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu yang bersifat mewah. Upaya tersebut
dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang berkontribusi terhadap defisit
neraca perdagangan
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan : Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai
pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan. Kebutuhan akan dana itu
dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya dibebankan kepada mereka yang mampu
membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun tadi, dapat juga
dimanfaatkan oleh mereka yang tidak mampu membayar pajak.
BAB III
SUMBER PENERIMAAN NEGARA
C. Latar Belakang
Menurut UU RI Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pendapatan negara dan hibah
adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan,penerimaan negara
bukan pajak,serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri.
Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak
perdagangan internasional. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal
dari pajak penghasilan,pajak pertambahan nilai barang dan jasa,pajak penjualan atas barang
mewah,pajak bumi dan bangunan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan,cukai,dan pajak
lainnya. Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yyang berasal dari
bea masuk dan pajak/pungutan ekspor. hingga saat ini struktur pendapatan negara masih
didominasi oleh penerimaan perpajakan,teruttama penerimaan pajak dalam negeri dari sektor
nonmigas.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah semua penerimaan yang diterima oleh negara
dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam,bagian pemerintah atas laba badan usaha milik
negara,serta penerimaan negara bukan pajak lainnya. Sebagai salah satu sumber pendapatan
negara, PNBP memiliki peran yang cukup penting dalam menopang kebutuhan pendanaan
anggaran dalam APBN walaupun sangat rentan terhadap perkembangan berbagai faktor
eksternal. PNBP juga dipengaruhi oleh perubahan indikator ekonomi makro,terutama nilai tukar
dan harga minyak mentah di pasar internasional. Hal ini terutama karena struktur PNBP masih
didomiinasi oleh penerimaan sumber daya alam (SDA), khususnya yang berasal dari penerimaan
minyak bumi dan gas alam (migas), yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan nilai tukar
rupiah,harga minyak mentah,dan tingkat lifting minyak.
Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan swasta dalam
negeri serta sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri. Penerimaan hibah yang
dicatat didalam APBN merupakan suumbangan atau donasi (grant) dari negara-negara
asing,lemaga/badan nasional,serta perorangan yang tidak ada kewajiban untuk membayar
kembali.Perkembangan penerimaan negara yang berasal dari hbah ini dalam setiap tahun
anggaran bergantung pada komitmen dan kesediaan negara atau lembaga donatur dalam
memberikan donasi (bantuan) kepada Pemerintah Indonesia.
BAB IV
AKIBAT HUKUM
D. Latar Belakang

Akibat hukum adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu
akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan yang
dilakukannya merupakan tindakan hukum yakni tindakan yang dilakukan guna
memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki hukum.[1]
Lebih jelas lagi bahwa akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala
perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek hukum atau akibat-
akibat lain yang disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu oleh hukum yang
bersangkutan telah ditentukan atau dianggap sebagai akibat hukum.[2]
Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi subyek-subyek
hukum yang bersangkutan. Misalnya, mengadakan perjanjian jual-beli maka telah lahir
suatu akibat hukum dari perjanjian jual beli tersebut yakni ada subyek hukum yang
mempunyai hak untuk mendapatkan barang  dan mempunyai kewajiban untuk membayar
barang tersebut. Dan begitu sebaliknya subyek hukum yang lain mempunyai hak untuk
mendapatkan uang tetapi di samping itu dia mempunyai kewajiban untuk menyerahkan
barang. Jelaslah bahwa perbuatan yang dilakukan subyek hukum terhadap obyek hukum
menimbulkan akibat hukum.

Akibat hukum itu dapat berujud:


a.       Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu keadaan hukum.
Contoh:
·    Usia menjadi 21 tahun, akibat hukumnya berubah dari tidak cakap hukum   menjadi cakap
hukum, atau
·         Dengan adanya pengampuan, lenyaplah kecakapan melakukan tindakan hukum.
b.      Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu hubungan hukum, antara dua atau lebih
subyek hukum, di mana hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan
kewajiban pihak yang lain.
Contoh:
A mengadakan perjanjian jual beli dengan B, maka lahirlah hubungan hukum antara A dan
B. Setelah dibayar lunas, hubungan hukum tersebut menjadi lenyap.
c.       Lahirnya sanksi apabila dilakukan tindakan yang melawan hukum.
Contoh:
Seorang pencuri diberi sanksi hukuman adalah suatu akibat hukum dari perbuatan si pencuri
tersebut ialah mengambil barang orang lain tanpa hak dan secara melawan hukum.
d.      Akibat hukum yang timbul karena adanya kejadian-kejadian darurat oleh hukum yang
bersangkutan telah diakui atau dianggap sebagai akibat hukum, meskipun dalam keadaan
yang wajar tindakan-tindakan tersebut mungkin terlarang menurut hukum.
Misalnya:
Dalam keadaan kebakaran dimana seseorang sudah terkepung api, orang tersebut merusak
dan menjebol tembok, jendela, pintu dan lain-lain untuk jalan keluar menyelamatkan diri.
Di Dalam kenyataannya, bahwa perbuatan hukum itu merupakan perbuatan yang akibat
diatur oleh hukum, baik yang dilakukan satu pihak saja (bersegi satu) maupun yang
dilakukan dua pihak (bersegi dua). Apabila akibat hukumnya (rechtsgevolg) timbul karena
satu pihak saja, misalnya membuat surat wasiat diatur dalam pasal 875 KUH Perdata, maka
perbuatan itu adalah perbuatan hukum satu pihak. Kemudian apabila akibat hukumnya
timbul karena perbuatan dua pihak, seperti jual beli, tukar menukar maka perbuatan itu
adalah perbuatan hukum dua pihak.

Anda mungkin juga menyukai