Anda di halaman 1dari 38

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia adalah gangguan mental atau kelompok gangguan mental

heterogen (skizofrenia atau gangguan skizofrenik) yang terdiri dari sebagian

besar gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan terganggunya bentuk dan

isi pikiran (melonggarnya asosiasi, waham dan halusinasi, mood (afek

tumpuk, datar, atau tidak sesuai), sensasi-diri sendiri dan hubungan dengan

dunia luar (hilangnya batas-batas ego, pemikiran dereistik, dan penarikan-diri

autistik), dan perilaku (aneh, tampak tak ada tujuan, dan aktivitas stereotip).1

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang ditandai dengan

preokupasi terhadap satu waham atau lebih yang sistematis atau terhadap

halusinasi dengar yang sering kali terjadi, tetapi tanpa bicara yang tidak

beraturan, perilaku tak terorganisir atau katatonik, atau ketaksesuaian afek

atau afek datar.1

Skizofrenia memiliki banyak efek pada kemampuan seseorang untuk

menjalani hidup yang bermakna. Penyakit ini ditemukan di semua budaya di

seluruh dunia. Kedua jenis kelamin sama-sama terpengaruh. Usia onset

skizofrenia tampaknya menjadi faktor dalam presentasi gejala. Terlepas dari

terjadinya, apakah di Baltimore, Manila, atau Roma, tarif tetap sama, satu

persen dari populasi. Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994 ), sekitar

0,025-0,05 persen dari total penduduk diperlakukan untuk skizofrenia dalam

satu tahun. Sementara sebagian besar dari mereka yang dirawat memerlukan

1
rawat inap, hanya sekitar setengah dari semua individu dengan skizofrenia

mendapatkan pengobatan, terlepas dari keparahan gangguan.2 Di America

Serikat, prevalensi seumur hidup skizofrenia sekitar 1%, yang berarti bahwa

kurang lebih 1 dari 100 orang akan mengalami skizofrenia selama masa

hidupnya.3

1.2 Definisi

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab

(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis

atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

perimbangan pengaruh genetic, fisik, dan social budaya.4

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan

karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar

(inappropriate) or tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear

consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,

walaupun kemunduran kognitif tertentu dan berkembang kemudian. 4

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang ditandai dengan

preokupasi terhadap satu waham atau lebih yang sistematis atau terhadap

halusinasi dengar yang sering kali terjadi, tetapi tanpa bicara yang tidak

beraturan, perilaku tak terorganisir atau katatonik, atau ketaksesuaian afek

atau afek datar.1

2
Skizofrenia Paranoid ditandai dengan preokupasi terhadap satu atau

lebih waham atau halusinasi auditorik sering atau tidak adanya perilaku

spesifik yang sugestif untuk tipe hebefrenik dan katatoni. Secara klasik

skizorfenia ini ditandai dengan waham kejar atau kebesaran. 3

1.3 Sejarah

Besarnya masalah klinis skizofrenia secara terus-menerus telah

menarik perhatian tokoh-tokoh utama psikiatri dan neurologi sepanjang

sejarah gangguan ini. Dua tokoh tersebut adalah Emil Kraepelin (1856-1926)

dan Euglen Bleuler (1857-1939). Sebelumnya Benedict Morel (1809-1873),

seorang psikiater Perancis, menggunakan istilah demence precoce untuk

pasien dengan penyakit yang dimulai pada masa remaja yang mengalami

perburukan, Karl Ludwig Kahlbaum (1828-1899)menggambarkan gejala

katatonia , Ewold Hacker (1843-1909) menulis mengenai perilaku aneh pada

pasien dengan hebefrenia. 3

 Emil Kraepelin

Kraepelin mendefinisikan istilah demence precoc dari Morel menjadi

demensia prekoks, yaitu istilah yang menekankan terhadap proses kognitif

(demensia) dan awitan dini (prekoks) yang nyata dari gangguan ini. Pasien

dengan demensia prekoks digambarkan memiliki perjalanan penyakit yang

memburuk dalam jangka waktu lama dan gejala klinis umum berupa

halusinasi dan waham. Gejala utama pasien dengan paranoia adalah waham

kejar persisten dan pasien tersebut digambarkan tidak begitu mengalami

perjalanan penyakit demensia prekoks yang memburuk serta gejala intermiten

3
psikosis manic depresif. Meski Kraepelin telah mengakui bahwa sekitar 4%

pasien nya sembuh sempurna dan 13 persen mengalami remisi yang

signifikan, para peneliti dikemudian hari seringkali salah menyatakn bahwa

kraepelin menganggap demensia prekoks memiliki perjalanan penyakit

dengan perburukan yang tak terhindarkan.3

 Eugen Bleuler

Bleuler mencetuskan istilah skizofrenia, yang menggantikan demensia

prekoks dalam literatur. Ia memilih istilah tersebut untuk menunjukkan

adanya skisme (perpecahan, pen.) antara pikiran, emosi, dan perilaku pada

pasien dengan gangguan ini. Blueler menekankan bahwa tak seperti konsep

Kraepelin tentang demensia prekoks, skizofrenia tak harus memiliki

perjalanan penyakit yang memburuk. Sebelum dipublikasikannya istilah

Diagnostik of Statistical Mental Disorders (DSM III), insidensi skizofrenia di

Amerika Serikat (dengan para psikitater mengikuti prinsip Bleuler)

meningkat hingga mungkin mencapai dua kali insidensi di Eropa (dengan

para psikiater mengikuti prinsip Kraepelin). Namun, istilah skizofrenia dari

Bleuler menjadi label yang diterima secara internasional untuk gangguan ini.3

 Empat A.

Bleuler mengidentifikasi gejala fundamental (atau primer) skizofrenia yang

spesifik untuk membangun teori mengenai perpecahan mental internal pada

pasien. Gejala tersebut meliputi empat A. yaitu gangguan asosiasi, khususnya

kelonggaran, gangguan afektif, autisme dan ambivalensi. Bleuer juga

4
mengidentifikasi gejala asesoris (sekunder), yang banyak menambah

pemahaman mengenai skizofrenia.3

1.4 Epidemiologi

Di Amerika Serikat, prevalensi seumur hidup skizofrenia sekitar 1% yang

berarti bahwa kurang lebih 1 dari 100 orang akan mengalami skizofrenia

selama masa hidupnya. Studi epidemiologic Catchment Area (ECA) yang

disponsori National Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan

prevalensi seumur hidup sebesar 0.6 sampai 1.9 persen. Menurut DSM IV

TR, insidensi tahunan skizofrenia berkisar antara 0,5 sampai 5,0 per 10.000

dengan beberapa variasi geografik. 3

Gender dan Usia

Skizofrenia setara prevalensinya pada pria dan wanita. Namun kedua jenis

kelamin tersebut berbeda awitan dan perjalanan penyakitnya. Awitan terjadi

lebih dini pada pria disbanding wanita. Lebih dari separuh pasien skizofrenik

wanita pertama kali dirawat di Rumah sakit psikiatri sebelum usia 25 tahun.

Usia puncak awitan adalah 8 sampai 25 tahun untuk pria dan 25-35 tahun

untuk wanita. Tidak seperti pria, wanita menunjukkan dua puncak kedua

terjadi pada usia paruh baya. Kurang lebih 3-10% wanita mengalami awitan

penyakit diatas usia 40 tahun. Hampir 90% pasien yang menjalani

pengobatan skizofrenia berusia antara 15 dan 55 tahun. Secara umum, hasil

akhir dari pasien skizofrenik wanita lebih baik disbanding hasil akhir pada

pasien pria. Bila awitan terjadi setelah umur 45 tahun, gangguan ini dicirikan

sebagai skizofrenia awitan lambat.3

5
Infeksi dan Musim saat lahir

Suatu temuan yang kuat dalam peneitian skizofrenia adalah bahwa orang-

orang yang mengalami skizofrenia adalah kemungkinan besar dilahirkan di

musim dingin dan awal musim semi dan lebih jarang yang dilahirkan di akhir

musim semi dan musim panas. Beberapa studi menunjukkan bahwa frekuensi

skizofrenia meningkat setelah pajanan influenza yang terjadi dimusim dingin

selama trimester kedua kehamilan. Hipotesis lain adalah bahwa orang dengan

predisposisi genetic terhadap skizofrenia mengalami penurunan keuntungan

biologis untuk bertahan dari cobaan spesifik musim.3

Distribusi Geografik

Sejumlah regio geografis bumi, seperti Irlandia memiliki prevalensi

skizofrenia yang luar biasa tinggi, dan para peneliti menginterprestasikan

kantung skizofrenia geografis ini sebagai kemungkinan dukungan terhadap

teori kausa skizofrenia infektif (contohnya, viral).3

Faktor Reproduktif

Penggunaan obat psikoterapeutik, kebijakan terbuka dirumah sakit,

deinstitusonalisasi dirumah sakit pemerintah, penekanan pada rehabilitasi dan

perawatan berbasis masyarakat untuk pasien skizofrenia, semuanya telah

menyebabkan angka pernikahan dan kesuburan diantara pasien skizofrenia.

Akibat faktor tersebut, jumlah anak yang dilahirkan dari orang tua skizofrenia

terus meningkat, dan keluarga biologis derajat pertama memiliki resiko

terkena penyakit ini sepuluh kali lebih besar dibanding populasi umum.3

6
Penyakit Medis

Orang dengan skizofrenia memiliki angka kematian akibat kecelakaan dan

penyebab alami yang lebih tinggi daripada populasi umum. Sejumlah studi

menunjukkan bahwa hingga 80 persen dari semua pasien skizofrenia

mengalami penyakit medis yang signifikan pada saat yang bersamaan dan

bahwa hingga 50 persen kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis.3

Risiko Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian pada orang yang menderita

skizofrenia. Taksirannya bervariasi, namun hingga 10% orang dengan

skizofrenia mungkin meninggal akibat percobaan bunuh diri.3

Penggunaan Zat

Merokok Kretek. Sebagian besar survei telah melaporkan bahwa lebih dari

tiga perempat pasien skizofrenia merokok kretek, dibanding kurang dari

setengah pasien psikiatri lain secara keseluruhan. Sejumlah studi melaporkan

bahwa merokok kretek dikaitkan dengan penggunaan obat antipsikotik dalam

dosis yang lebih tinggi, mungkin karena meningkatkan laju metabolism obat-

obatan tersebut. 3

Zat lain. Kurang lebih 30 sampai 50 persen pasien skizofrenia mungkin

memenuhi kriteria penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol; dua zat lain

yang paling sering digunakan adalah kanabis dan kokain.3

7
Factor populasi

Prevalensi skizofrenia senantiasa berkorelasi dengan kepadatan populasi local

dikota dengan populasi lebih dari 1 juta orang. Korelasi ini lebih lemah dikota

yang berpenduduk 100.000 sampai 500.000 orang dan tidak terdapat di kota

dengan penduduk kurang dari 10000 orang. Efek kepadatan penduduk sejalan

dengan pengamatan bahwa insiden skizofrenia pada anak dengan salah satu

atau kedua orang tua skizofrenik dua kali lebih tinggi di perkotaan disbanding

di masyarakat pedesaan. Pengamatan ini menyatakan bahwa stressor social

disuasana perkotaan mempengaruhi timbulnya skizofrenia pada orang yang

beresiko.3

Factor sosioekonomi dan Kultural

Skizofrenia digambarkan terdapat pada semua kebudayaan dan kelompok

status sosioekonomi. Di Negara maju, jumlah pasien skizofrenik yang tdk

seimbang berada pada kelompok sosioekonomi lemah, suatu pengamatan

yang dijelaskan oleh dua hipotesis alternative. Hipotesis aliran menurun

menyatakan bahwa orang yang terkena bergeser kea tau gagal berpindah dari

kelompok sosioekonomi lemah akibat penyakit ini. Hipotesis penyebab social

menyatakan bahwa stress yang di alami anggota kelompok sosioekonomi

lemah berperan dalam timbulnya skizofrenia.3

Tabel : 1

8
Prevalensi Skizofrenia pada Populasi Spesifik3

Populasi Prevalensi (%)


Populasi umum 1,0
Saudara kandung bukan kembar pasien 8,0

skizofrenia
Anak dengan salah satu orangtua penderita 12,0

skizofrenia
Kembaran dizigotik pasien skizofrenia 12,0

Anak yang kedua orangtua menderita 40,0

skizofrenia
Kembar monozigotik pasien skizofrenia 47,0

1.5 Etiologi

Skizofrenia didiskusikan seolah-olah sebagai suatu penyakit tunggal

namun kategori diagnostiknya mencakup sekumpulan gangguan, mungkin

dengan kausa yang heterogen, tapi dengan gejala perilaku yang sedikit

banyak serupa. Pasien skizofrenia menunjukkan presentasi klinis, respon

terhadapat terapi, dan perjalanan penyakit yang berbeda-beda.3

Neurobiologi

Kausa skizofrenia belum diketahui. Meski demikian, dalam satu dekade

belakangan, terdapat peningkatan jumlah penelitian yang mengindikasikan

adanya peran patofisiologi area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks

frontal, serebelum dan ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung

sehingga disfungsi satu area dapat melibatkan proses patologi primer

ditempat lain.3

9
Hipotesis Dopamin

Rumusan paling sederhana hipotesis dopamin tentang skizofrenia menyatakan

bahwa skizofrenia timbul akiban dopaminergik yang berlebihan. Teori ini

berkembang berdasarkan dua pengamatan. Pertama kemanjuran serta potensi

sebagian besar obat antipsikotik. Kedua, obat yang meningkatkan aktivitas

dopaminergik. Hipotesis dopamin tentang skizofrenia terus diperbarui dan

diperluas, dan reseptor dopamin baru terus diidentifikasi. Satu studi

melaporkan peningkatan reseptor D4 pada sampel otak postmortem pasien

skizofrenia.3

Neurotransmitter Lain.

Meski neurotransmitter dopamin telah menjadi pusat perhatian sebagian besar

penelitian skizofrenia, terdapat peningkatan perhatian yang ditujukan kepada

neurotransmitter lain contohnya seperti serotonin dan norepinefrin, GABA,

Glutamat, Neuropeptida, Neuropatologi, system limbik. 3

Faktor Genetik

Serangkaian studi genetik secara meyakinkan mengusulkan adanya kompone

genetik dalam pewarisan sifat skizofrenia. Kembar monozigot memiliki

angka kejadian bersama yang paling tinggi. Telah banyak dilaporkan adanya

hubungan antara lokasi kromosom dan skizofrenia sejak penerapan teknik

biologi molekuler dilakukan secara luas. Lebih dari separuh dari seluruh

kromosom dikaitkan dengan skizofrenia pada berbagai laporan, namun lengan

panjang kromosom 5, 11, dan 18, lengan pendek kromosom 19, serta

10
kromosom X paling sering disebut. Lokus pada kromosom 6, 8, dan 22 juga

diaggap terlibat.3

Faktor Psikososial

Jika skizofrenia merupakan penyakit otak, maka penyakit ini mungkin sejalan

dengan penyakit organ lain (contohnya, infark miokardium dan diabetes)

yang perjalanan penyakitnya dipengaruhi stres psikososial. Meskipun, secara

historis, para pembuat teori menyatakan faktor psikososial berperan dalam

terjadinya skizofrenia, klinisi masa sekarang dapat memanfaatkan

penggunaan teori dan pedoman yang relevan yang dibuat berdasarkan

pengamatan dan hipotesis dimasa lampau ini.3

Skisme dan Keluarga yang Menyimpang

Theodore Lidz mendeskripsikan dua pola perilaku keluarga yang abnormal.

Pada satu tipe keluarga, dengan skisme yang prominen antara kedua orang tua

salah satu orang tua sangat dekat dengan anak dengan jenis kelamin berbeda.

Pada tipe keluarga lain, terdapat suatu hubungan yang menyimpang antara

anak dengan salah satu orang tua yang melibatkan perebutan kekuasaan antar

orang tua yang mengakibatkan dominasi salah satu orang tua.3

1.6 Patofisiologi

Pola gejala pramorbid dapat menjadi bukti pertama adanya penyakit

meski makna gejala tersebut biasanya hanya dikenali secara

11
retrospektif.Secara karakteristik, gejala bermula pada masa remaja dan diikuti

munculnya gejala prodromal dalam hitungan hari sampai beberapa bulan.

Perubahan sosial atau lingkungan, seperti pergi jauh untuk kuliah,

menggunakan zat, atau kematian sanak saudara, dapat mempresipitasi gejala

yang mengganggu, dan sindrom prodromal ini dapat berlangsung selama

setahun atau lebih sebelum awitan gejala psikotik yang nyata.3

Perjalanan penyakit skizofrenia yang klasik adalah eksaserbasi dan

remisi. Setelah episode psikotik pertama, pasien berangsur-angsur sembuh

dan kemudia dapat berfungsi relatif normal untuk waktu yang lama. Namun,

pasien biasanya mengalami relpas dan pola penyakit selama 5 tahun pertama

setelah diagnosis umumnya mengindikasikan perjalanan penyakit pasien.

Perburukan lebih lanjut dalam kemampuan dasar pasien untuk berfungsi

mengikuti tiap relaps psikosis. Kegagalan untuk kembali ke kemampuan

dasar untuk berfungsi setelah relaps ini merupakan pembedah utama antara

skizofrenia dengan gangguan mood. Kadang-kadang, depresi pascapsikotik

yang teramati secara klinis terjadi setelah suatu episode psikotik, dan

kerentanan pasien skizofrenik terhadap stres biasanya berlangsung seumur

hidup. Gejala positif cenderung menjadi kurang parah seiring berjalannya

waktu, namun gejala negatif atau defisit yang melumpuhkan secara

sosialdapat meningkat keparahannya.3

1.7 Manifestasi Klinis

12
Pada tahun 1980, T.J. Crow mengajukan klasifikasi pasien skizofrenik

ke dalam tipe I dan II, berdasarkan ada atau tidaknya gejala positif (atau

produktif) dan negatif (atau defisit).3

Gejala positif mencakup waham dan halusinasi. Gejalan negatif

meliputi afek mendatar atau menumpul, miskin bicara (alogia) atau isi bicara,

bloking, kurang merawat diri, kurang motivasi, anhedonia, dan penarikan

diri.3

1.8 Diagnostik

Pedoman Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III 4

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas (dan biasanya

dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang

jelas) :

(a) “Thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berualang atau

bergema dalam kepalanya (tidak keras).

“Thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar

masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar

(withdrawal).

“Thought broadcasting” = isi pikirannya disiarkan keluar sehingga orang

lain atau umum mengetahuinya.

(b) “delusion of control” = waham dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari

luar.

“delusion of influence” = waham dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan

tertentu.

13
“delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.

“delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar biasanya

bersifat mistik atau mukjizat.

(c) halusinasi auditorik :

o suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien

o mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri

o jenis suara halusinasi lain yang berasal dari satu bagian tubuh.

(d) waham waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat

dianggap tidak serta wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal

keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan

manusia super (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau

berkomunikasi dengan mahkluk asing dari dunia lain).

atau paling sedikit dua gejala di bawah yang harus selalu ada secara jelas :

(e) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang

menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan bulan terus menerus

(f) arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat

inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

(g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu,

atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor.

14
(h) Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya

kinerja social; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak

disebabkan oleh depresi atau mediksi neuroleptika. 2

Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah selama kurun waktu satu

bulan atau lebih.

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri( self

absorbed attitude), dan penarikan diri secara social.

F20.0 Skizofrenia Paranoid

Pedoman Diagnostik 4

 Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis Skizofrenia.

 Sebagai tambahan :

Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi

perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa

bunyi peluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa

(laughing).

(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,

atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi

jarang menonjol.

15
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi delusion of

influence), atau ”passivity” (delusion of passivity), atau keyakinan

dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

1.9 Diagnosis Banding

Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia 4

 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :

a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan

nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik.

b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (f20.-) harus ada

untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klini yang

jelas psikotik.

c. Kriteria untuk psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi.

 Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari

satu bulan lamanya, maka diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia

(F20.-).

Gangguan Waham 4

Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang

paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai

suatu sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus

16
bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat. Tidak boleh

adanya halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada bersifat

sementara. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan,

siar pikiran penumpukan afek.

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan gejala skizofrenia

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan gejala skizofrenia biasanya onset

gangguan ini harus berlangsung selama 2 minggu atau kurang sedangkan

skizofrenia harus berlangsung selama 1 bulan atau lebih. 4

Diagnosis banding skizofrenia paranoid


1. Skizofrenia katatonik
2. Skizofrenia herbefrenik

1.10 Penatalaksanaan

1. Rawat Inap

Rawat inap diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostic, untuk stabilisasi

pengobatan, untuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau

pembunuhan, serta untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada

tempatnya, termasuk ketidakmampuan untuk mengurus kebutuhan dasar

seperti pangan , sandang, dan papan.3

2. Terapi Psikososial

Terapi psikososial mencakup berbagai metode untuk meningkatkan

kemampuan social, kecukupan diri, keterampilan praktis, dan komunikasi

interpersonal pada pasien skizorenik. Tujuannya adalah memungkinkan

seseorang yang sakit parah untuk membangun keterampilan social dan

keterampilan pekerjaan untuk hidup yang mandiri. Penanganan semcam ini

17
dilaksanakan di berbagai tempat, seperti rumah sakit, klinik rawat jalan,

pusat kesehatan jiwa, rumah sakit sehari, dan rumah atau klub social.3

3. Terapi Medikamentosa

1. Obat Golongan Anti Psikosis Tipikal 5

Phenothiazine

 Rantai aliphatic : Chlorpromaziene (largactill)

 Rantai piperazine : Pherphenazine (trilafon),trifluoperazine

(stelazine), fluphenazine (anatensol)

 Rantai piperidine : Thioridazine (Melleril)

Butyrophenone : Haloperidol (Haldol, Serenace)

diphenyl-butyl piperidine : Pimozide(orap)

2. Obat Anti Psikosis Atipikal

Benzamide : Sulpiride (Dogmatil)

Dibenzodiazepine : Clozapine (clozaril), olanzapine (zyprexa),

quetiapine (seroquel), zotepine (Lodopin).

Benzisoxazole : Risperidon (Risperidal), aripiprazole (Ability)

18
Tabel : 2
SEDIAAN OBAT ANTI-PSIKOSIS dan DOSIS ANJURAN 5
(yang beredar di Indonesia menurut MIMS Edisi 2013/2014)
No Nama Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran
Generik
1. chlorpromazine CHLORPROMAZINE Tab.25-100 300-100 mg/h
(Indofama) mg 50-100 mg (im)
CEPEZET Tab.100 mg Setiap 4-6 jam
(Mersifarma) Ampul 50
mg/2cc
2. Haloperidol HALOPERIDOL Tab.0,5-1,5 5-20 mg/h
(Indofarma) mg
5 mg
DORES (Pyridam) Cap.5 mg
Tab.1,5 mg
SERENACE (Pzimer- Tab.0,5-1,5
Pharmacia mg
5 mg
Liq.2 mg/ml
Amp.5mg/cc 5-10mg(im) dapat
diulang setiap ½
jam (maksimum
20 mg/h)

LODOMER Tab. 2-5 mg


(Mersifarma) Amp.5mg/cc 5-10 mg (im)
Tetes 5-20 mg/h
2mg/ml
HALDOL Amp.50 50 mg(im) setiap
DECANOAS mg/cc 2-4 minggu.
(Janssen)

3. Fluphenazine SIKZONOATE Vial 25 12,5-25 mg (im)


decanote (Mersifarma) mg/cc setiap 2-4 jam
4. Trifluoperazine STELAZINE Tab.1-5 mg 15-50 mg/h
(Pharos)
STELOSIS Tab.5mg
(Mersifarma)
5. Sulpiride DOGMATIL FORTE Amp.100 3-6 Amp/h (im)
(Delagrange) mg/2cc
Tab.200mg 300-600mg/h
6. Paliperidone INVEGA (Janssen) Tab.SL 6mg 6 mg/h
7. Risperidone RISPERIDONE OGB Tab.1-2-3 2-8 mg/h
MERSI (Mersifarma) mg
RESPERIDONE OGB Tab.2mg
DEXA (Dexamedika)

19
RISPERDAL Tab.1-2-3
(Janssen) mg
RIPERDAL CONSTA 25-50 mg (im)
Setiap 2 minggu
Vial 25 mg/h
NERIPROS (Pharos) 50 mg/h
PERSIDAL
(Mersifarma) Tab.1-2-3
NODIRIL (Actavis) mg
NOPRENIA (Novell Tetes 1
Pharma) mg/ml
ZOFREDAL (Kalbe Tab.1-2 mg
Farma) Tab.1-2-3
mg

Tab.1-2-3
mg

8. Clozapine CLOZARIL Tab.25-100 150-600 mg/h


(Novartis) mg
CLOPINE Tab.25-100
(Ikapharmindo) mg
CLORILEX Tab.25-100
(Mersifarma) mg
CLOZAPINE OGB Tab.25-100
MERSI (Mersifarma) mg
LUFTEN (Pharos) Tab.25-100
mg

9. Quetiapine SEROQUEL (Astra Tab.IR: 25- 300-800 mg/h


Zeneca) 100-200-300
mg
Tab.XR: 50-
300-400 mg
10. Olanzapine ZIPREXA (Eli Lilly) Tab. 5-10 mg 10-30 mg/h
Vial 10 mg/h Dapat diulang
(im) setiap 2 jam
Tab. Zydis 5- (maksimal 30
10 mg mg/h)
REMITAL (Pharos) Tab. 5-10 mg
OLANDOZ (Sandoz) Tab. 5-10 mg
ONZAOIN (Actavis) Tab. 5-10 mg
11. Zotepine LODOPIN (Kalbe Tab.25-50mg 75-150 mg/h
Farma)
12. Aripiprazole ABILIFY (Otsuka) Tab. 5-10-15 10-30 mg/h
mg

20
Tab. Dosis 1x30 mg/h
Discomet 10-
15 mg
Vial 9,75 7,50 mg/ml (im)
mg/1,3 ml Dapat diuangi
Tetes setiap 2 jam
1mg/ml (maksimal 29,25
mg/h)
1 ml = 20
tetes

1.11 Prognosis
Tabel : 3 Diagnosis Baik dan Buruk Skizofrenia3
Prognosis Baik Prognosis Buruk
Awitan lama Awitan muda
Ada factor presipitasi yang jelas Tidak ada factor presipitasi
Awitan akut Awitan insidious
Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan Riwayat sosial, sekual , dan pekerjaan
pramorbid baik gejala gangguan mood pramorbid buruk
(terutama gangguan depresi menikah ) Perilaku autistic, menarik diri
Riwayat keluarga dengan gangguan mood Lajang, bercerai, atau menjanda/duda
System pendukung baik Riwayat keluarga skizofrenia
Gejala positif System pendukung buruk
Gejala negative
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal tanpa remisi
dalam 3 tahun
Berulang kali relaps
Riwayat melakukan tindakan
penyerangan.

21
BAB II

LAPORAN KASUS

Pemeriksaan mulai dilakukan pada Tanggal 01 Agustus

2016 pada pukul 11.02 WIB di Ruang Rawat Jiwa RSUD Datu Beru

Takengon, sampai Tanggal 10 Agustus 2016. Sumber anamnesis

: autoanamnesis dan alloanamnesis.

KETERANGAN PRIBADI PASIEN

Nama : Saiful Amri

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat dan Tanggal Lahir : Mampak, 01 Juni 1995/21 Tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Bangsa : Indonesia

Suku : Gayo

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Alamat dan Telepon : Nunang Antara

Pernah masuk ke RS dengan keluhan

yang sama atau berbeda : Pernah masuk ke rumah sakit dengan

keluham yang sama pada tahun 2012

selama 2 minggu

22
23
KETERANGAN DIRI ALLO / INFORMAN

Alloanamnesis dengan Abang pasien pada tanggal 09 Agustus

2016 secara langsung di ruangan psikiatrik.

Nama : Rahiman Saputra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Alamat dan Telepon : Nunang Antara, 081357742940

Hubungan dengan pasien : Abang Tiri

Keakraban dengan pasien : Akrab

Sudah berapa lama mengenal pasien : Sejak pasien lahir

Kesan pemeriksa / dokter terhadap

keterangan yang diberikannya : Akurat

I. Anamnesis

Keterangan / anamnesis diperoleh dari Informan (alloanamnesis)

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan (RSJ Datu Beru) atas keinginan

Keluarga

2. Sebab utama pasien dibawa ke RSJ adalah melamun, kebingungan, diam,

dan mendengar bisikan.

3. Keluhan utama (Chief Complaint) pasien dan telah berapa lama

keadaan ini berlangsung

24
Os sering melamun, kebingungan, diam dan mendengar bisikan, keluhan

tersebut sekitar 4 hari yang lalu.

4. Riwayat perjalanan penyakit sekarang ini

os datang dengan keluhan melamun, kebingungan, diam dan mendengar

bisikan. Keluhan ini dirasakan skitar 4 hari yang lalu. Os sebelumnya pernah

dibawah kerumah sakit skitar tahun 2012. Os pernah berobat kedokter dan

pernah sembuh. Obat yang pernah diminum oleh os 3 macam obat yaitu

risperidon, 2 nama obat os lupa, namun os mengingat warnanya yaitu warna

agak orange dan satu lagi warna kuning.

5. Riwayat penyakit sebelumnya

Os pernah mengalami gangguan jiwa dengan keluhan yang sama pada tahun

2012, dimana os pertama kali terlihat kebingungan, diam, hal ini dikarenakan

faktor kelurga .

6. Riwayat Keluarga OS

a. Identitas orang tua / pengganti

Identitas Orang tua / pengganti

Bapak Abang
Nama

Bangsa Indonesia Indonesia

Suku Gayo Gayo

Agama Islam Islam

Pendidikan SD SMA

Pekerjaan Tani Wiraswasta

Umur 53 Tahun 28 Tahun


Alamat Tawar Bengi Nunang Antara
Hubungan Biasa Akrab

25
OS
Dan Lain-
- -
lain

b. Kepribadian

Kepribadian Bapak Saiful dijelaskan oleh Abang tiri os bahwa ia bersifat

egois dan tidak bertanggung jawab, tidak peduli sama anak-anaknya.

Kepribadian Ibu Saiful dijelaskan oleh Abang tiri os bahwa ia bersifat

pemarah.

c. OS bersaudara 2 orang dan OS anak ke 2 .

d. Urutan bersaudara
1. Laki-laki (25 Tahun)
2. Laki-laki (21 Tahun)
e. Gambaran kepribadian masing-masing saudara

Saudara Gambaran Kepribadian Hubungan dengan saudara


ke
1 Baik Biasa
2 Os sendiri Os sendiri

f. Orang lain yang tinggal dirumah OS

No Status OS Gambaran Hubungan OS


Dengannya Kepribadian dengannya
1 Tidak ada - -
2 Tidak ada - -

OS tidak tinggal bersama orang lain.

g. Riwayat penyakit jiwa kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik (yang ada

kaitannya dengan gangguan jiwa) pada keluarga OS

Anggota Penyakit Jiwa Kebiasaan- Penyakit fisik


Keluarga kebiasaan
Bapak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Ibu Tidak ada Tidak ada Tidak ada

26
Saudara 1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
2 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nenek Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kakek Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Dan Lain-lain Tidak ada Tidak ada Tidak ada

h. Riwayat Tempat tinggal yang pernah ditinggali OS

Keadaan Rumah
Rumah
No Tempat Tak
tinggal Tenang Cocok Nyaman
Menentu

1 Nunang Antara - Ya - -

7. Gambaran seluruh faktor-faktor fisik dan mental yang bersangkut paut

dengan perkembangan kejiwaan OS selama masa sebelum sakit (pra

morbid) yang meliputi :

a. Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan :

Keadaan ibu saat hamil :

a.1.) Kesehatan fisik : Baik

a.2.) Kesehatan Mental : Baik

Keadaan melahirkan : Aterm dan lahir normal

OS anak yang diinginkan

b. Riwayat masa bayi dan kanak-kanak

Pertumbuhan Fisik : Baik

Minum ASI : 0 sampai usia 2 tahun

Usia mulai bicara : 1 tahun 3 bulan

Usia mulai berjalan : 1 tahun 4 bulan

27
c. Simptom-simptom sehubungan dengan problem perilaku yang

dijumpai pada masa kanak-kanak adalah ngompol.

d. Toilet training

Umur : 3 tahun

Tingkah laku orang tua : mengajarkan

Perasaan terhadap hal ini : Biasa

e. Kesehatan fisik masa kanak-kanak : tidak ada

f. Kepribadian serta temperamen sewaktu anak-anak adalah suka

bergaul dan suka berolahraga.

g. Masa sekolah

Perihal SD SMP SMA PT


Umur 7-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun -
Prestasi Sedang sedang sedang -
Aktivitas
sedang sedang sedang -
Sekolah
Sikap
terhadap Sedang sedang sedang -
teman
Sikap
Sedang sedang sedang -
terhadap guru
Kemampuan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada -
khusus
Tingkah Laku baik baik baik -

h. Masa remaja:

perokok berat

i. Riwayat Pekerjaan

Usia mulai bekerja sekitar umur 18 tahun.

Pekerjaan yang pernah dilakukan adalah bengkel dan tani (berkebun).

28
Keadaan ekonomi : sedang

Konflik dengan pekerjaan : tidak ada

j. Percintaan, perkawinan, kehidupan seksual dan rumah tangga :

Usia haid pertama (-) tahun, tanggapan tentang haid pertama sudah /

belum tahu, usia hubungan seksual pertama kali sebelum menikah (-)

tahun.

OS belum menikah dan OS adalah laki-laki.

Keterangan pribadi dari suami / isteri :

Nama :- Umur :-

Bangsa / suku : - Agama :-

Pendidikan :- Pekerjaan :-

OS belum menikah

k. Situasi sosial saat ini

1. Tempat tinggal : Rumah almarhum ibu os

2. Polusi lingkungan ramai

1. Perihal anak-anak OS meliputi

Kesehatan Sikap OS
Ke
No Kelamin Umur Pendidikan Fisik Mental pada
pribadian
anak
1 - - - - - - -
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
OS belum menikah

8. Stressor Psikososial

Hubungan dingin antar bapak dan anak, dan kurangnya perhatian seorang

ayah terhadap anak.

29
9. Riwayat penyakit fisik tidak ada

10. OS pernah suicide : tidak ada

11. Tidak pernah berhubungan dengan polisi/ penegak hokum lainnya.

12. Pasien tidak pernah menggunakan alkohol / obat bius / zat addiktif lainnya.

II. Pemeriksaan Psikiatri Khusus

A. Gambaran Umum :

1. Penampilan

Sikap tubuh : biasa

Cara berpakaian : biasa

Kesehatan fisik : sehat

2. Tingkah laku dan aktifitas Psikomotor

Cara berjalan : hipoaktif

3. Sikap terhadap pemeriksa

Kurang Kooperatif

B. Pembicaraan dan fragmen pembicaraan :

Arus pembicaraan : lambat

Produktifitas : menurun

Perbendaharaan bahasa : sedikit

Isi pembicaraan : sesuai

C. Afek, Mood, dan Emosi lainnya

1. Afek : terbatas

2. Mood : disforik

3. Emosi lainnya : tidak ada

D. Pikiran

30
Gangguan Bentuk

1. Umum : RTA terganggu (+), Psikosis (+), autistik thinking (+)

2. Spesifik : (-)

Gangguan isi : miskin isi (+)

E. Persepsi :

Halusinasi : (+) jenis nya halusinasi auditorik ( suaranya rame, os disuruh

bekerja dan suara tersebut mengatakan ikut dengannya).

Ilusi : (-)

Depersonalisasi (-), Derealisasi (-)

F. Mimpi dan Fantasi

Mimpi : Tidak ada

Fantasi : Tidak ada

G. Sensorium

1. Alertnes : Compos Mentis

2. Orientasi : gangguan orientasi waktu (-)

gangguan orientasi tempat (-)

gangguan orientasi personal (-)

3. Konsentrasi dan kalkulasi : baik

4. Memori

 gangguan memori jauh (-)

 gangguan memori agak lama (-)

 gangguan memori baru saja (-)

 gangguan memori segera (-)

5. Pengetahuan umum : Baik

31
6. Pikiran Abstrak : Baik

H. Insight : 1 (penyangkalan total terhadap penyakitnya)

I. Judgement :

Judgment sosial :baik

Judgment Test : baik

Kemampuan mengendalikan rangsang dalam diri sendiri : baik

III. Pemeriksaan Internal

Tidak dilakukan

IV. Pemeriksaan Neurologik

Tidak dilakukan

V. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik khusus lainnya

Tidak dilakukan

VI. Pemeriksaan oleh psikolog / petugas sosial dan lain-lain

Tidak dilakukan

VII. Resume

Seorang pasien laki-laki bernama Saiful Amri usia 21 tahun belum

menikah dibawah oleh keluaganya ke RSJ Datu Beru Takengon dengan

sebab melamun, kebingungan, diam, mendengar bisikan, hal ini dirasakan

sekitar 4 yang lalu. Os sebelumnya sudah pernah dibawah kerumah sakit

dan dirawat sekitar tahun 2012 dengan keluhan yang sama dan pernah

sembuh dan kemudian kumat lagi (minum obat yang tidak teratur). Obat

yang pernah diminum oleh os 3 macam obat yaitu risperidon, 2 nama obat

os lupa, namun os mengingat warnanya yaitu warna agak orange dan satu

32
lagi warna kuning. Os merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Keluarga os

tidak ada riwayat gangguan jiwa. Os tinggal sendiri dirumah almarhum

mamanya dan keadaan tempat tersebut cocok. Keadaan fisik dan mental ibu

saat hamil dalam keadaan sehat. Os dilahirkan dalam keadaan aterm dan

lahir normal dan os merupakan anak yang diinginkan oleh orangtua.

Riwayat pada masa bayi dan kanak-kanak baik, usia minum asi dari usia 0

sampai usia 2 tahun, usia mulai bicara 1 tahun 3 bulan, usia mulai jalan 1

tahun 4 bulan. Simptom-simpton sehubungan dengan problem perilaku yang

dijumpai pada masa kanak-kanak adalah ngompol. Toilet training 3 tahun,

kesehatan fisik masa kanak-kanak baik. Kepribadian os sewaktu kanak-

kanak suka bergaul dan suka berolahraga.

Os menyelesaikan pendidikan sampai jenjang SMA, untuk prestasi,

aktivitas sekolah, sikap terhadap teman dan guru semuanya sedang dan

pasien tidak ada kemampuan khusus. Tingkah lakunya baik. Riwayat

pekerjaan yang pernah dilakukan os adalah bengkel dan berkebun, keadaan

ekonomi sedang. Tidak ada riwayat penyakit fisik yang pernah diderita os,

os juga tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri.

Pemeriksaan psikiatri khusus didapatkan dari penampilan sikap tubuh

yang biasa, cara berpakain biasa, kesehatan fisik sehat, tingkah laku dan

psikomotor hipoaktif. Sikap terhadap pemeriksa kurang kooperatif.

Pembicaraan dan fragmen pembicaraan: Arus pembicaraan lambat,

produktifitas menurun, pembendaharaan bahasa sedikit, isi pembicaraan

sesuai. Afek didapatkan terbatas, mood disforik, emosi lainnya tidak ada.

Pikiran didapatkan gangguan bentuk yang umum adalah psikosis(+), RTA

33
terganggu (+), autistik thinking (+), sedangkan spesifik tidak ada dan

gangguan isi dijumpai miskin isi. Persepsi: halusinasi(+),jenisnya auditorik

(suara tersebut banyak, disuruh os bekerja, dan suara tersebut juga pernah

mengatakan ikut dengannya). Ilusi(-), depersonalisasi(-), derealisasi(-),

mimpi dan fantasi tidak ada. Pemeriksaan sesorium didapatkan kesadaran

kcmpos mentis, orientasi baik, konsentrasi baik, memori baik, pengetahuan

umum baik, pikiran abstrak baik. Insight derajat 1 dan judgment social

maupun tes baik. Kemampuan untuk mengendalikan rangsang diri dalam

diri sendiri baik.

VIII. Diagnosis Banding

1. Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid karena OS gejala halusinasi lebih menonjol pada saat

keluhan utama dibawah kemari, dan os mendengar suara bisikansuara

tersebut rame, disuruh os bekerja, dan suara tersebut juga pernah

mengatakan ikut dengannya). Walaupun untuk skizofrenia tipe paranoid

biasanya disertai dengan waham yaitu waham kebesaran, waham rujukan

dan waham kejar.

2. Skizofrenia Herbefrenik

Bukan skizofrenia herbefrenik karena pasien tidak bersifat seperti anak-

anak. Pasien juga tidak pernah terlihat tertawa sendiri atau cekikikan.

3. Skizofrenia Katatonik

Pasien tidak pernah menunjukkan keanehan pada motoriknya.

4. Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia

34
Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia merupakan diagnosis banding paling

mendekati gejala skizofrenia. Perbedaannya hanya terdapat pada onset

penyakitnya. Pada Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia onset penyakit ini

berlangsung selama 2 minggu atau kurang, dan jika gejala-gejala skizofrenia

menetap untuk kurun waktu lebih dari 1 bulan maka akan didiagnosis

skizofrenia.

5. Gangguan Waham

Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang

paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai

suatu sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus

bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat. Tidak boleh

adanya halusinasi auditorik atau hanya kadang–kadang saja ada bersifat

sementara. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham

dikendalikan, siar pikiran penumpukan afek.

6. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan gejala skizofrenia

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan gejala skizofrenia biasanya

onset gangguan ini harus berlangsung selama 2 minggu atau kurang

sedangkan skizofrenia harus berlangsung selama 1 bulan atau lebih.

IX. Diagnosis

Aksis I : Skizofrenia Paranoid


Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF Scale 40-31
X. Prognosis
Prognosis Buruk

35
1. Awitan muda ( 21 Tahun)
2. Belum menikah/lajang
3. Prilaku autistic
4. Sistem pendukung buruk
5. Gejala negatif = os miskin bicara, kurang motivasi.
6. Berulang kali relaps (2 kali)
XI. Terapi

Tabel Farmakologi dan Non-farmakologi :

Farmakologi

Persidal 2 mg 2x1
Hexymer 2 mg 2x1
Clorilex 25 mg 2x1

Non-farmakologi
Teori Teori
- Dukungan dan Kasih Sayang
Keluarga
Psikoterapi
- Mengingat keluarga untuk rajin
-Terapi Kognitif- kontrol keadaan pasien
Perilaku - Menjelaskan kepada keluarga
- Terapi Supportif tentang keadaan pasien
- Mengajarkan keterampilan dan
- Sosioterapi
meyakinkan agar mau
beraktivitas

36
BAB III

KESIMPULAN

Skizofrenia adalah gangguan mental atau kelompok gangguan mental

heterogen (skizofrenia atau gangguan skizofrenik) yang terdiri dari sebagian besar

gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan terganggunya bentuk dan isi

pikiran (melonggarnya asosiasi, waham dan halusinasi, mood (afek tumpuk, datar,

atau tidak sesuai), sensasi-diri sendiri dan hubungan dengan dunia luar (hilangnya

batas-batas ego, pemikiran dereistik, dan penarikan-diri autistik), dan perilaku

(aneh, tampak tak ada tujuan, dan aktivitas stereotip).

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang ditandai dengan

preokupasi terhadap satu waham atau lebih yang sistematis atau terhadap

halusinasi dengar yang sering kali terjadi, tetapi tanpa bicara yang tidak beraturan,

perilaku tak terorganisir atau katatonik, atau ketaksesuaian afek atau afek datar.

Tanda dan gejala dari skizofrenia ada positif dan negatif. Diagnosa

Banding dari skizofrenia paranoi adalah skizofrenia herbefrenik, skizofrenia

katatonik, gangguan psikotik Lir-skizofrenia, gangguan waham, dan gangguan

psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia.

37
Obat-obatan yang digunakan untuk skizofrenia merupakan obat

antipsikotik tipikal dan atipikal. Antipsikotik tipikal efektif untuk mengatasi

gejala positif, sedangkan antipsikotik atipikal efektif untuk mengatasi gejala

negatif. Prognosis untuk penyakit skizofrenia tergantung dari berbagai faktor,

antara lain onset, faktor pencetus, riwayat keluarga, sistem pendukung, gejala,

riwayat sosial, seksual, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Newman Dorlan, W.A. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31.jakarta; EGC.

2012.

2. Versola-Russo, Judi M. Cultural and Demographic Factors of Schizophrenia.

International Journal of Psychosocial Rehabilitation. 2006.

3. Sadock, Benjamin J, Sadock , Virginia A. Kaplan dan Sadock Buku Ajar

Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta ; EGC. 2015.

4. Muslim, Rusdi, Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.

Jakarta; Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fk Unika Atma Jaya. 2001.

5. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis “Penggunaan Klinis Obat Psikotropik”.

Edisi 2014. Jakarta; Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fk Unika Atma Jaya. 2014.

38

Anda mungkin juga menyukai