Askep Jiwa Tugas4 Kelompok 3
Askep Jiwa Tugas4 Kelompok 3
a. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan yang
sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa
perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011).
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan seseorang secara
signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini atau
situasi yang akan terjadi.
Stephenson (1979) dalam Carpenito (2009) menggambarkan dua jenis ketidak-berdayaan, yaitu;
a. Ketidakberdayaan situasional
Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung
singkat.
b. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness)
Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan
hubungan.
b. Keputusasaan
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika seorang individu
memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta tidak mampu memobilisasi
energy untuk kepentingannya sendiri. Keputusasaan menurut NANDA ini memiliki beberapa batasan
karakteristik, diantaranya: gangguan pola tidur, kurang inisiatif,
pasif, meninggalkan orang yang diajak bicara, penurunan selera makan, kurang kontak mata, dan
sebagainya. Factor-faktor yang berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisi fisiologis, stress
jangka panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.
Keputusasaan merupakan suatu keadaan emosional yang dialami ketika individu merasa
kehidupannya sangat berat untuk dijalani dan dirasa mustahil. Seseorang tersebut tidak akan
memiliki harapan untuk memperbaiki kehidupannya, tidak memiliki solusi untuk masalah yang
dialaminya dan ia merasa tidak aka nada orang yang dapat membantuya menyelesaikan
masalahnya (Carpenito, 563).
Keputusasaan ini berbeda dengan ketidakberdayaan. Orang yang merasa utus asa tidak mampu
melihat adanya solusi untuk masalah yang dihadapinya dan tidak menemukan cara untuk mencapai
sesuatu hal yang diinginkan. Sedangkan ketidakberdayaan adalah seseorang menemukan solusi
masalahnya namun memiliki keterbatasan untuk melakukannya akibat kurangnya kontrol terhadap
kejadian atau situasi tertentu.
B. Penyebab
a.ketidakberdayaan
kurangnya pengetahuan
Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan yang kasar.
Penyakit yang berhubungan dengan rejimen:penyakit kronis atau yang melemahkan kondisi.
b.keputusasaan
Faktor kehilangan
Kurangnya iman
C. Manifestasi klinis
a. keputusasaan
Contoh ungkapan :
“Lebihbaiksayamenyerahkarenasayatidakmampumemperbaikikeadaan.”
“Masadepansayaseolahsuram.”
“Sayatidakdapatmembayangkanmasadepansaya 10 tahunkedepan.”
1.Fisiologis :
2.emosional :
individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
3) Individu memperlihatkan : Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan, Penurunan
verbalisasi, Penurunan afek, Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.Ketidakmampuan mencapai sesuatu
Hubungan interpersonal yang terganggu, Proses pikir yang lambat, Kurangnya tanggung jawab terhadap
keputusan dan kehidupannya sendiri.
2) Emosional: Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain, Merasa
berada diujung tanduk, Tegang, Muak ( merasa ia tidak bisa), Kehilangan kepuasan terhadap
peran dan hubungan yang ia jalani, Rapuh
3) Individu memperlihatkan: Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara, Penurunan motivasi, Keluh kesah, Kemunduran, Sikap pasrah, Depresi
E. Fakfor-faktor ketidakberdayaan
a. Ketidakberdayan
Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat mendukung terjadinya masalah ketidakberda-yaan menurut Stuart
(2009) pada Seseorang antara lain:
a. Biologis
- Status nutrisi: berat badan pasien sangat menurun karena pasien tidak berolahraga sejak
terkena penyakit stroke. Massa otot berkurang
b. Psikologis
Psikologis pasien sedikit terguncang sejak terkena penyakit stroke tersebut, sehari-hari yang
dilakukannya hanya diam tanpa melakukan latihan apa-apa, terkadang istrinya juga merasa
sedih melihat keadaaan suaminya seperti itu.
c. Sosiokultural
Hubungan pasien selama mengalami penyakit stroke mengalami hambatan selain tidak mampu
untuk berinteraksi dengan orang luar. Juga komunikasi yang kurang jelas karena pelo
d. Spiritual
Spiritual Pasien terganggu karena pasien tidak mampu melakukan ibadah sholat
Faktor presipitasi (waktu<6 bulan/ saat mulai tmbulnya gejala s/d saat dikaji) a.
Nature
Number
Sumber stres lebih dari satu, stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat.
Respon terhadap stress/ tanda gejala/ penilaian terhadap respon
a. Kognitif: kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, berkurangnya kreatifitas,
pandangan suram, pesimis, sulit untuk membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas
menurun, pelupa, ketidakpastian.
b. Afektif: sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian, rasa tidak berharga,
penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan gagal.
c. Fisiologis: pasien biasnya mengeluh pusing. Suhu tubuh biasanya panas, penuruanan
berat badan
d. Perilaku: agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung, kurang spontanitas, sangat
tergantung, kebersihan diri yang kurang, mudah menangis
e. Respon sosial: patisipasi sosial berkurang.
Kemampuan mengatasi masalah/ sumber koping
a. Personal ability; kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik, kurang memiliki
kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang kurang baik,
tidak kreatif.
b. Sosial support ; hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, kurang terlibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik nilai budaya.
c. Material asset ; penghasilan kurang
d. Positive belief ; tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi, kurang
berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan) Mekanisme koping yang
dapat terjadi pada ketidakberdayaan antara lain:
- Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat, tidak mempunyai hubungan akrab, ketidakmampuan untuk mencari informasi
tentan perawatan, tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan.
b.keputusasaan
a. Faktor predisposisi
1. Faktor resiko biologis
Status nutrisi menurun, berat badan menurun akibat pasien kehilangan nafsu makannya.
b. Faktor presipitasi
1. Nature
Status nutrisi pasien semakin menurun akibat pasien kehilangan nafsu makannya.
2. Origin
- Internal : persepsi negatif individu pada dirinya dan lingkungan di sekitarnya
- Eksternal : pasien mendapat dukungan keluarga, tetapi tidak dengan lingkungan dan
teman-temannya
3. Timing
Stress yang dialami pasien terjadi dalam waktu dekat. Pasien mengalami stress secara terus-
menerus dan berkepanjangan.
4. Number
Kondisi pasien menjadi stressor yang paling berat dirasakan pasien. Pasien merasa tidak ada
harapan sembuh serta merasa hidupnya tidak akan lama lagi.
2. Afektif
Pasien sering marah, uring-uringan, merasa kesal, kesepian, keputusasaan, rasa bersalah,
sedih, rasa tidak berharga, harga diri pasien rendah, dan ansietas.
3. Fisiologis
Pasien mengalami anoreksia, keletihan, nyeri dada, sakit punggung, sakit kepala, dan diare.
4. Perilaku
Pasien menjadi mudah tersinggung, mudah menangis, kebersihan diri pasien kurang,
perubahan tingkat aktifitas dan sangat tergantung.
5. Sosial
Pasien menarik diri dari masyarakat, terjadi isolasi social, dan pasien tidak mampu mengatasi
masalahnya.
d. Reaksi berduka yang dialami pasien menunjukkan penggunaan mekanisme penyangkalan dan
supresi berlebih dalam upaya menghindari distress.
e. Mekanisme koping Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan
sesuatu, tidak mempunyai hubungan baik dengan lingkungannya, ketidakmampuan untuk
mencari informasi tentan perawatan untuk kesembuhannya, tidak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan dukungan oleh keluarganya