Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah
berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis
yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang
berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum
dan Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5
m[ CITATION Pri122 \l 1057 ].
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau
tindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus
obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada
suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
Sedangkan ileus paralitik atau adinamik ileus adalah keadaan di mana usus
gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya
akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya
obstruksi mekanik[ CITATION Pri122 \l 1057 ]
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau
oleh gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik.
Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus
harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata.
Obstruksiusus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus
mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau
askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi
[ CITATION She121 \l 1057 ].
Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma terutama
pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal. Tanda obstruksi usus
merupakan tanda lanjut (late sign) dari karsinoma kolon. Obstruksi ini adalah
obstruksi usus mekanik total yang tidak dapat ditolong dengan cara
pemasangan tube lambung, puasa dan infus. Akan tetapi harus segera ditolong
dengan operasi (laparatomi).
Umumnya gejala pertama timbul karena penyulit yaitu gangguan faal
usus berupa gangguan sistem saluran cerna, sumbatan usus, perdarahan atau
akibat penyebaran tumor. Biasanya nyeri hilang timbul akibat adanya
sumbatan usus dan diikut muntah-muntah dan perut menjadi
distensi/kembung. Bila ada perdarahan yang tersembunyi, biasanya gejala
yang muncul anemia, hal ini sering terjadi pada tumor yang letaknya pada
usus besar sebelah kanan [ CITATION Pie11 \l 1057 ].

B. Etiologi
Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus [ CITATION Pri122 \l 1057 ]
antara lain :
1. Hernia inkarserata
Usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia. Pada anak dapatdikelola
secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun,
jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam,
harus diadakan herniotomi segera.
2. Non hernia inkarserata, antara lain :
a. Adhesi atau perlekatan usus
Di mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Dapat berupa
perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa
setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat
peritonitis setempat atau umum. Ileus karena adhesi biasanya tidak
disertai strangulasi.
b. Invaginasi
Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang
pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya
berupa : intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens
danmungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan
komplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga
atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan pemeriksaan Rontgen
dengan pemberian enema barium.
c. Askariasis
Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya
jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di
mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang
merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya
disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat
cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk
mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi.
d. Volvulus
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang
abnormal dari segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri,
maupun pemuntiran terhadap aksis radiimesenterii sehingga pasase
makanan terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya.
Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami
strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi
tinggi dengan atau tanpa gejala dan tanda strangulasi.
e. Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus , kecuali
jika menimbulkan invaginasi . Proses keganasan, terutama karsinoma
ovarium dan karsinoma kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal
ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis di peritoneum atau
di mesenterium yang menekan usus.
f. Batu empedu yang masuk ke ileus.
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari
saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu
empedu masuk ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar
dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau
katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab obstruksi
kolon yang paling sering ialah karsinoma, terutama pada daerah
rektosigmoid dan kolon kiri distal.

C. Manifestasi Klinik
1. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam
lumen usus bagian oral dari obstruksi,maupun oleh muntah. Gejala
penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada
obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak,
yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama.
Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai
perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka
muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Tanda vital normal pada tahap
awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan
elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen dapat
dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas
pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic
sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di
daerah distal.
2. Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai
dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas
operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri
iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut,
maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya
nekrosis usus.
3. Obstruksi mekanis di kolon
Timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di
epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya
iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai
dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi
komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar.
Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu
mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus
halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi
kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi
hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling
tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan
menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak
pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada
auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan
adanya strangulasi.

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) :
meningkat akibat dehidrasi
b. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum
meningkat, Na+ dan Cl- rendah.
c. Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria yang
menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit
normal atau sedikit meningkat , jika sudah tinggi kemungkinan sudah
terjadi peritonitis. Kimia darah sering adanya gangguan elektrolit.
2. Radiologi
 Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen.
 Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnose ileus
obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar
mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan
sikap tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi.
Secara normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada
usus halus biasanya tidak tampak. Gambaran radiologi dari ileus
berupa distensi usus dengan multiple air fluid level, distensi usus
bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus halus.
Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas
dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat
terlihat. Pada gambaran radiologi, kolon yang mengalami distensi
menunjukkan gambaran seperti ‘pigura’ dari dinding abdomen.
Kemampuan diagnostik kolonoskopi lebih baik dibandingkan
pemeriksaan bariumkontras ganda. Kolonoskopi lebih sensitif dan
spesifik untuk mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung
dilakukan biopsi.
Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif
dilakukan foto abdomen 3 posisi. Yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan foto abdomen ini antara lain :
1) Ileus obstruksi letak tinggi :
a) Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di
ileocecal junction) dan kolaps usus di bagian distal sumbatan.
b) Coil spring appearance
c) Herring bone appearance
d) Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder
sign)
2) Ileus obstruksi letak rendah :
a) Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi
b) Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak
pada tepi abdomen
c) Air fluid level yang panjang-panjang di kolon. Sedangkan pada
ileus paralitik gambaran radiologi ditemukan dilatasi usus yang
menyeluruh dari gaster sampai rectum.
 Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan
valvula connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar
(distribusi perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh lebar
usus) mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, )
 Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan
suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) :
untuk melihat tempat dan penyebab.
 CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab,
sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi.

E. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu
diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-
kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan,
terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus
harus di rawat di rumah sakit.
1. Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda
vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi
mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu
diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi
dapat dilihat dengan memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang
keluar
2. Persiapan (konservatif)
Pemasangan NGT untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan
mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan,
kemudiandilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan
keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan
laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen dengan
pemantauan dan konservatif.
3. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital
berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah
pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila
Strangulasi Obstruksi lengkap Hernia inkarserata tidak ada perbaikan
dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen
dan kateter).
4. Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus
pasien masih dalam keadaan paralitik.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Identitas
Nama pasien : Tn.M

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 56 tahun

Agama : Islam

2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah disertai demam
ringan, mual dan muntah dengan karakterik yang dirasakan hilang timbul.

b. Riwayat penyakit sekarang : pasien mengeluh kontipasi, feses berbentuk pita


kadang-kadang disertai mukus dan darah segar sejak kurang lebih 2 minggu
yang lalu.

c. Riwayat penyakit masa lalu : pasien tidak memiliki riwayat penyakit dan
tidak ada riwayat pengobatan terahkir

d. Riwayat penyakit keluarga : ibu pasien riwayat penyakit Ca Mammae

3. Pengkajian pola fungsi gordon


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Ds : pasien mengakatakan suka mengkomsumsi makanan rendah serat

Do : -

2. Pola aktivitas dan latihan

Ds : pasien mengatakan sebelum sakit ia dapat melakukan berbagai


aktivitas

Do : tampak pasien hanya berbaring ditempat tidur.


3. Pola istirahat dan tidur

Ds : istirahat dan tidur pasien terganggu berhubungan dengan nyeri yang


dialami

Do : -

4. Pola nutrisi metabolik

Ds : -pasien mengatakan suka mengkomsumsi makanan rendah serat

-nafsu makan menurun

Do : berat badan menurun

5. Pola eliminasi

Ds : - pasien mengatakan sulit bab/konstipasi

- Pasien mengatakan feses berbentuk seperti pita disertai mukus dan


darah segar
- Pasien mengatakan bak tidak mengalami gangguan
Do: - tampak bising usus menurun

- Teraba massa pada lumen rektum

6. Pola persepsi kognitif

Ds : kurangnya penegtahuan tentang penyakit yang dialami

Do : -

7. Pola persepsi dan konsep diri

Ds : pasien tampak cemas terhadap penyakit yang dialami

Do : pasien tampak gelisah


8. Pola mekanisme koping atau toleransi terhadap stress

Ds : pasien khawatir

Do : pasien tampak stress

9. Pola seksual-reproduksi

Ds : penurunan libido

Do : -

10. Pola peran dan hubungan dengan sesama

Ds : - penurunan peran dalam keluarga

- Penurunan aktivitas sehari-hari

11. Pola nilai dan kepercayaan

Ds : tidak dapat melakukan ibadah dengan baik

Do : klien mengalami hambatan dalam ibadah

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b/d dengan agen cedera biologis

2. Konstipasi b/d asupan serat kurang

3. Ansietas b/d stressor

Nanda NOC NIC


Nyeri b/d agen cedera a. Menegnali kapan nyeri a. Lakukan pengkajian nyeri
biologis terjadi komprehensif yang
b. Menggunakan tindakan meliputi lokasi,
pengurangan tanpa karakteristik, kualitas dan
analgesik intensitas
c. Melaporkan gejala yang b. Gunakan tindakan
tidak terkontrol pada tenaga pengontrolan nyeri sebelum
kesehatan nyeri bertambah
d. Melaporkan nyeri yang c. Anjurkan pasien untuk
terkontrol napas dalam
d. Kolaborasi dengan pasien
keluarga dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi sesuai
kebutuhan.
Konstipasi b/d asupan a. Pola eliminasi di a. Monitor tanda dan gejala
serat kurang pertahankan pada skala 2 konstipasi
ditingkatkan ke skala 4 b. Monitor bisisng usus
b. Suara bising usus di c. Monitor pergerakan usus
pertahankan pada skala 2 meliputi
ditingkatkan ke skala 4 frekuensi,konstitensi,
c. Konstipasi cukup berat di bentuk volume dengan
tingkatkan ke ringan cara yang tepat
d. Darah dalam feses di d. Evaluasi catatan asupan
pertahankan pada skala 2 di untuk apa saja nutrisi yang
tingkatkan ke skala 4 telah di konsumsi
e. Mukus dalam feses di e. Ajarkan pasien dengan
pertahankan pada skala 2 keluarga mengenai proses
ditingkatkan ke skala 4 pencernaan
f. Nyeri pada saat BAB f. Timbang BB secara tertur
dipertahankan pada skala 4 g. Instuksikan pada pasien,
ditingkatkan ke skala 2 keluarga untuk diet tinngi
serat
Ansietas b/d stresor a. Menegnali keinginan untuk a. Gunakan pendekatan yang
defekasi tenang dan meyakinkan
b. Memantau jumlah dan b. Berikan aktivitas
konsistensi feses pengganti yang bertujuan
c. Mengosumsi serat dengan untuk mengurangi tekanan
jumlah adekuat c. Atur penggunaan obat-
d. Minum cairan secara obatan untuk mengurangi
adekuat kecemasan secara tepat.

Anda mungkin juga menyukai