Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDUHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar kedua dunia


setelah Rusia yang memberikan sumbangan sekitar 15% dari jumlah produksi
nikel dunia pada tahun 2010. Pada wilayah Indonesia Timur khususnya pada
Sulawesi tenggara yang memiliki potensi sumber daya nikel laterit yaitu
Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Industri pertambangan bersifat jangka panjang, padat modal dan


mempunyai resiko yang tinggi. Di perlukan dalam waktu bertahun – tahun dan
modal yang besar untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi komuditas
tambang baru serta untuk membangun pabrik PT.ANTAM (Persero) Tbk, UBPN
SULTRA adalah salah satu perusahaan Negara di bawah naungan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pertambangan nikel, terletak di
Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Untuk mengetahui potensi sumberdaya mineral yang ada serta


mengidentifikasi kendala alami maupun kendala lingkungan yang mungkin ada,
maka perlu dilakukan eksplorasi terlebih dahulu dimana kegiatan eksplorasi
merupakan suatu kegiatan yang penting yang harus dilakukan sebelum suatu
usaha pertambangan dilaksanakan. Salah satu dari hasil kegiatan eksplorasi yaitu
untuk mengetahui besarnya sumberdaya bijih nikel pada daerah tempat
dilakukannya kegiatan eksplorasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun batas masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana menentukan potensi sebaran endapan nikel laterit
menggunakan data pemboran ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Mengetahui potensi sebaran endapan nikel laterit dengan menggunakan
data bor ?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Agar mengetahui cadangan nikel laterit di daerah penelitian

1.5 Lokasi Penelitian

1.1 Gambar peta lokasi penelitian


Menurut Atmadja (dalam Suratman, 2000) batuan ultramafik yang
menyusun daerah Pomalaa merupakan bagian dari komplek ultramafik yang
terdapat di Busur Timur Sulawesi. Pulau Sulawesi dicirikan dengan 2 busur yang
berbeda, sebelah barat dicirikan oleh batuan granit dan granodiorit, sedangkan
busur timur 15 dicirikan dengan batuan mafik dan ultramafik. Kompleks batuan
ultramafik yang luas terdapat pada lengan timur dan lengan tenggara. Tektonik
setting batuan ultramafik di Busur Timur Sulawesi sama dengan tipe Alpin.
Menurut Soeria-Atmadja et al. (1972) jalur batuan ultramafik di Busur Timur
Sulawesi memperlihatkan kenampakan yang sama dengan peridotit Tipe Alpin,
dengan ciri-ciri bentuk dan distribusi yang tidak teratur, mineral olivin lebih
dominan dibandingkan dengan piroksen dalam tubuh ultramafik. Batas intrusi
ultramafik umumnya mengalami serpentinisasi dan pensesaran pada batuan yang
menutupinya dan adanya pembentukan kromit dengan tekstur nodul dan orbicular
dalam dunit yang merupakan bagian dari ultramafik. Komplek ultramafik yang
terdapat di Sulawesi Timur dan Tenggara merupakan suatu jalur yang terputus –
putus dan dapat diikuti dari bagian paling timur Sulawesi Timur kearah Barat
kemudian membelok mengikuti arah struktur Sulawesi Tenggara. Jalur batuan
ultramafik di Sulawesi Tenggara dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama didapatkan mulai dari Sua-sua sampai Pomalaa lalu menyebar kearah
timur melalui Androwengga, Mekelulu dan Benua sampai Kendari. Kelompok
kedua menyebar ke arah tenggara melalui Gunung Watumohai dan Bombaea
sampai ke Torobulu. Kedua kelompok tersebut kemudian bergabung lagi di ujung
tenggara Sulawesi Tenggara (sekitar Teluk Wawonii).

Jalur batuan ultramafik tersusun oleh harzburgit, dunit, serpentin dan


piroksenit. Pada beberapa bagian dalam komplek tersebut, batuan ultramafik
menunjukan adanya korok dan intrusi kecil yang bersusunan gabro dan diorit.
Menurut Hasanuddin (1992), batuan peridotit yang tersingkap di daerah Pomalaa
umumnya telah mengalami proses serpentinisasi dan mineralisasi yang kemudian
mengalami pelapukan yang cukup kuat dengan warna lapukannya kuning,
kecoklatan berbintik hitam atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pada
bagian luarnya.

1.6 Peneliti Terdahulu

No Nama Judul Tahun


Geologi Dan Estimasi
Muhammad Amril
Sumberdaya Nikel Laterit
Asy’ari
Menggunakan Metode
1 Rachmat Hidayatullah 2013
Ordinary Kriging Di
Aflan Zulfadli
PT. ANEKA TAMBANG,
Tbk
2 Rachmat Irham Estimasi Cadangan Bijih
Rahmawan Endapan Nikel Laterit
Djamaluddin Menggunakan Metode
Hasbi Bakri Area Of Influence
Identifikasi Sebaan
Eltrit Bima Fitrian Nikel Laterit Dan
Dr.Muh.Altin Volume Bijih Nikel
3 Daerah Anoa
Massinai.MT.Surv
Menggunakan Korelasi
Dra.Maria,M.Si
Data Bor
Estimasi Sumberdaya
Anshariah Nikel Laterit Dengan
Christovel Hartantio Metode Inverse Distance
4 Rachman Agus Ardianto Weight Pada Kabupaten
Budiman Konawe Utara Provinsi
Sulawesi Tenggara
Geologi Dan Estimasi
Sumberdaya Nikel Laterit
Dengan Metode Idw
Muhammad Amril (Inverse Distance Weight)
5 Dan Kriging Pada Daerah
Asy’ari
Bahodopi Kabupaten
Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah

Ikuti tata cara penulisan


BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Hipotesis (opsional)
I.4. Tujuan Penelitian
I.5. Batasan Masalah
I.6. Manfaat Penelitian
I.7. Lokasi Penelitian
I.8. Peneliti Terdahulu
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Geologi Regional
II.1.1. Fisiografi Regional
II.1.2. Struktur Geologi Regional
II.1.3. Stratigrafi Regional
II.2. Dasar Teori
II.2.1. Pembentukan Batuan (hanya contoh)
II.2.2. Siklus Batuan (hanya contoh)
BAB III. METODE PENELITIAN
III.1. Metode Stud i Geologi
III.2. Metode Studi Khusus
III.3. Diagram Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai