Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar kedua dunia
setelah Rusia yang memberikan sumbangan sekitar 15% dari jumlah produksi nikel dunia pada tahun 2010. Pada wilayah Indonesia Timur khususnya pada Sulawesi tenggara yang memiliki potensi sumber daya nikel laterit yaitu Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Industri pertambangan bersifat jangka panjang, padat modal dan
mempunyai resiko yang tinggi. Di perlukan dalam waktu bertahun – tahun dan modal yang besar untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi komuditas tambang baru serta untuk membangun pabrik PT.ANTAM (Persero) Tbk, UBPN SULTRA adalah salah satu perusahaan Negara di bawah naungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pertambangan nikel, terletak di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Untuk mengetahui potensi sumberdaya mineral yang ada serta
mengidentifikasi kendala alami maupun kendala lingkungan yang mungkin ada, maka perlu dilakukan eksplorasi terlebih dahulu dimana kegiatan eksplorasi merupakan suatu kegiatan yang penting yang harus dilakukan sebelum suatu usaha pertambangan dilaksanakan. Salah satu dari hasil kegiatan eksplorasi yaitu untuk mengetahui besarnya sumberdaya bijih nikel pada daerah tempat dilakukannya kegiatan eksplorasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun batas masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan potensi sebaran endapan nikel laterit menggunakan data pemboran ? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Mengetahui potensi sebaran endapan nikel laterit dengan menggunakan data bor ?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar mengetahui cadangan nikel laterit di daerah penelitian
1.5 Lokasi Penelitian
1.1 Gambar peta lokasi penelitian
Menurut Atmadja (dalam Suratman, 2000) batuan ultramafik yang menyusun daerah Pomalaa merupakan bagian dari komplek ultramafik yang terdapat di Busur Timur Sulawesi. Pulau Sulawesi dicirikan dengan 2 busur yang berbeda, sebelah barat dicirikan oleh batuan granit dan granodiorit, sedangkan busur timur 15 dicirikan dengan batuan mafik dan ultramafik. Kompleks batuan ultramafik yang luas terdapat pada lengan timur dan lengan tenggara. Tektonik setting batuan ultramafik di Busur Timur Sulawesi sama dengan tipe Alpin. Menurut Soeria-Atmadja et al. (1972) jalur batuan ultramafik di Busur Timur Sulawesi memperlihatkan kenampakan yang sama dengan peridotit Tipe Alpin, dengan ciri-ciri bentuk dan distribusi yang tidak teratur, mineral olivin lebih dominan dibandingkan dengan piroksen dalam tubuh ultramafik. Batas intrusi ultramafik umumnya mengalami serpentinisasi dan pensesaran pada batuan yang menutupinya dan adanya pembentukan kromit dengan tekstur nodul dan orbicular dalam dunit yang merupakan bagian dari ultramafik. Komplek ultramafik yang terdapat di Sulawesi Timur dan Tenggara merupakan suatu jalur yang terputus – putus dan dapat diikuti dari bagian paling timur Sulawesi Timur kearah Barat kemudian membelok mengikuti arah struktur Sulawesi Tenggara. Jalur batuan ultramafik di Sulawesi Tenggara dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama didapatkan mulai dari Sua-sua sampai Pomalaa lalu menyebar kearah timur melalui Androwengga, Mekelulu dan Benua sampai Kendari. Kelompok kedua menyebar ke arah tenggara melalui Gunung Watumohai dan Bombaea sampai ke Torobulu. Kedua kelompok tersebut kemudian bergabung lagi di ujung tenggara Sulawesi Tenggara (sekitar Teluk Wawonii).
Jalur batuan ultramafik tersusun oleh harzburgit, dunit, serpentin dan
piroksenit. Pada beberapa bagian dalam komplek tersebut, batuan ultramafik menunjukan adanya korok dan intrusi kecil yang bersusunan gabro dan diorit. Menurut Hasanuddin (1992), batuan peridotit yang tersingkap di daerah Pomalaa umumnya telah mengalami proses serpentinisasi dan mineralisasi yang kemudian mengalami pelapukan yang cukup kuat dengan warna lapukannya kuning, kecoklatan berbintik hitam atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pada bagian luarnya.
1.6 Peneliti Terdahulu
No Nama Judul Tahun
Geologi Dan Estimasi Muhammad Amril Sumberdaya Nikel Laterit Asy’ari Menggunakan Metode 1 Rachmat Hidayatullah 2013 Ordinary Kriging Di Aflan Zulfadli PT. ANEKA TAMBANG, Tbk 2 Rachmat Irham Estimasi Cadangan Bijih Rahmawan Endapan Nikel Laterit Djamaluddin Menggunakan Metode Hasbi Bakri Area Of Influence Identifikasi Sebaan Eltrit Bima Fitrian Nikel Laterit Dan Dr.Muh.Altin Volume Bijih Nikel 3 Daerah Anoa Massinai.MT.Surv Menggunakan Korelasi Dra.Maria,M.Si Data Bor Estimasi Sumberdaya Anshariah Nikel Laterit Dengan Christovel Hartantio Metode Inverse Distance 4 Rachman Agus Ardianto Weight Pada Kabupaten Budiman Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Geologi Dan Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit Dengan Metode Idw Muhammad Amril (Inverse Distance Weight) 5 Dan Kriging Pada Daerah Asy’ari Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Ikuti tata cara penulisan
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Rumusan Masalah I.3. Hipotesis (opsional) I.4. Tujuan Penelitian I.5. Batasan Masalah I.6. Manfaat Penelitian I.7. Lokasi Penelitian I.8. Peneliti Terdahulu BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Geologi Regional II.1.1. Fisiografi Regional II.1.2. Struktur Geologi Regional II.1.3. Stratigrafi Regional II.2. Dasar Teori II.2.1. Pembentukan Batuan (hanya contoh) II.2.2. Siklus Batuan (hanya contoh) BAB III. METODE PENELITIAN III.1. Metode Stud i Geologi III.2. Metode Studi Khusus III.3. Diagram Alir Penelitian