Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

MAKALAH

PENGINDERAAAN JAUH

KETERKAITAN PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

OLEH :

Muhammad Faizal
F 121 17 036

PALU
2020
DAFTAR ISI

Sampul..................................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................

BAB II DASAR TEORI......................................................................................

2.1 Penginderaan Jauh........................................................................................

2.2 Sistem Informasi Geografis..........................................................................

2.3 Hubungan Antara Penginderaan Jauh Dan SIG.......................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penginderaan jauh telah berkembang dengan pesat dalam lima


dasawarsa terakhir. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana, jenis
citra liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna
serta bidang penggunaannya. Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk
survey pemetaan sumber daya telah dimulai oleh beberapa instansi pada awal
tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis satelit sumber daya. Mulai
dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia,
hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah
seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang
diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial
0,6 meter (QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-
AVHRR juga milik Amerika Serikat). Berbagai negara di Eropa, Amerika
Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan
satelit itu untuk pembangunan.

Tentunya saat kita membahas mengenai penginderaan jauh, kita tidak


boleh melewatkan salah satu hal penting lainnya, yaitu Sistem Informasi
Geografis yang biasa disingkat dengan SIG. Dengan seiring berkembangnya
zaman yang semakin maju, perkembangan teknologi pun seiring dengan
perkembangan zaman tesebut. Perekembangan teknologi tersebut juga
berpengaruh pada kemajuan teknologi dalam dunia IT (Information
Technology) yang juga berkembang dengan pesat . Salah satunya adalah
dengan munculnya Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis).

Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) telah berkembang pesat.


Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, Web GIS, dan Database
Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi
Geografis, untuk mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan
yang hanya dapat dijawab dengan teknologi SIG ini.
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh (atau disingkat indera jauh) adalah pengukuran atau


akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak
secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh,
(misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.
Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit
cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang
memantau planet dari orbit. Indera jauh berasal dari bahasa Inggris remote
sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa
Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa
Rusia distangtionaya.

Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang


melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan
dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri.
Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah
penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang
intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan
dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

Dalam memilih sistem penginderaan jauh yang sesuai dengan tujuan


peneraannya, maka perlu memahami adanya konsep resolusi. Resolusi sangat
menentukan tingkat kerincian obyek, sifat signatur spektral, periode ulang
untuk monitoring dan tampilan datanya. Empat resolusi, yaitu :
(a) Resolusi spektral,
(b) Resolusi spasial,
(c) Resolusi temporal, dan
(d) Resolusi radiometrik.
Resolusi spasial mencerminkan rincian data tentang obyek yang dapat
disadap dari suatu sistem penginderaan jauh, dalam bentuk ukuran obyek
terkecil yang dapat disajikan, dibedakan, dan dikenali pada citra, disebut pixel
(picture element).Resolusi spektral menunjukkan kerincian spektrum
elektromagnetik yang digunakan dalam suatu sistem penginderaan jauh.
Resolusi temporal merupakan frekuensi perekaman ulang bagi daerah yang
sama oleh suatu sistem penginderaan jauh, dan resolusi radiometrik
menunjukkan kepekaan suatu sistem sensor terhadap perbedaan terkecil
kekuatan sinyal yang sampai pada sensor tersebut.

Bidang Kelautan (Seasat, MOS)

 Pengamatan sifat fisis air laut.


 Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
 Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

Bidang Hidrologi (Landsat, SPOT)

 Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.


 Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
 Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.

Bidang Geologi

 Menentukan struktur geologi dan macamnya.


 Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu
vulkanik.
 Pemantauan distribusi sumber daya alam.
 Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
 Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
 Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang
dan aplikasi sistem informasi geografi (SIG).

Bidang Meteorologi dan Klimatologi (NOAA)

 Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah


dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
 Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
 Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
 Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat
kewarnaan dan kandungan air di udara.

2.2 Sistem Geografi Sistem

Geografi merupakan langkah selanjutnya setelah proses pengindraan


jauh dalam rangkaian pengolahan informasi geografi. Citra yang diperoleh
melalui pengindraan jauh merupakan data dasar atau input yang selanjutnya
diolah dan disajikan oleh sistem geografi. Posisi data dalam citra pengindraan
jauh dapat dikoreksi kembali dalam sistem geografi. Dengan demikian,
integrasi antara data pengindraan jauh dengan sistem geografi akan memperoleh
informasi yang optimal sebagai data pemanfaatan wilayah.Pada awalnya,
pengindraan jauh dan sistem geografi dikembangkan secara terpisah. Tenaga
ahli di bidang pengindraan jauh mengembangkan sistem sensor dan metode
pengolahan citra, sedangkan ahli sistem geografi akan lebih mengenal prinsip-
prinsip proyeksi peta, analisis keruangan, dan rancang bangun data dasar
keruangan. Walaupun keduanya berbeda dalam orientasi kerja, tetapi baik ahli
pengindraan jauh maupun sistem geografi, sama-sama perlu mengerti kondisi
dan informasi keruangan yang dikumpulkannya, seperti ikhwal hutan, geologi
perencanaan jalan raya, dan sebagainya.

Beberapa contoh Aplikasi SIG


1. Pengelolaan Fasilitas
Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan
fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah
tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi.

2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang
digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya
adalah studi kelayakan untuk tanaman peranian, pengelolaan hutan dan analisis
dampak lingkungan
3. Bidang Transportasi
Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan analisis
keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn
teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
4. MDF (Main Distribution Poin)
kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah Catu Langsung dan
seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang terjadi dapat
segera diketahui.
5. Sistem Informasi Lahan
Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala besar atau peta
persil tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadatral pajak.

2.3 Hubungan penginderaan jauh dengan Sistem Geografi Sistem


Secara ringkas, hubungan antara pengindraan jauh dengan sistem
geografi adalah sebagai berikut.
1. Penginderaan jauh dan sistem geografi keduanya digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan tentang sumber daya di bumi
beserta infrastrukturnya yang akan digunakan manusia.
2. Penginderaan jauh dan sistem geografi mempunyai kemampuan yang saling
melengkapi. Kemampuan analisis pengindraan jauh bertambah baik dengan
pemeriksaan (verifikasi) data yang diperoleh sistem geografi. Demikian pula,
penerapan sistem geografi akan memperoleh keuntungan dari informasi yang
diberikan oleh penginderaan jauh.
3. Integrasi penggunaan pengindraan jauh dengan sistem geografi tidak hanya
menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memungkinkan memperoleh data
baru dan bagi daerah yang belum tersedia datanya.

2.3.1. Pengolahan Sistem geografi informasi

Terdapat empat tahap pengolahan informasi geografi, yaitu


sebagai berikut

1. Data Masukan (Input Data)

Tahapan kerja SIG yang pertama adalah data masukan, yaitu


suatu tahapan pada SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan dan
mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh komputer.
Data-data yang masuk tersebut membentuk database (data dasar) di
dalam komputer yang dapat disimpan dan dipanggil kembali untuk
dipergunakan atau untuk pengolahan selanjutnya. Tahapan kerja
masukan data meliputi pengumpulan data dari berbagai sumber data dan
proses pemasukan data.

2. Sumber Data
Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari empat
sumber, yaitu data lapangan (teristris), data peta, data pengindraan jauh,
dan data statistik.
1) Data pengindraan jauh (remote sensing) adalah data dalam bentuk citra
dan foto udara atau nonfoto. Citra adalah gambar permukaan bumi yang
diambil melalui satelit. Foto udara adalah gambar permukaan bumi yang
diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada citra
penginderaan jauh yang berupa foto udara atau diinterpretasi (ditafsirkan)
terlebihi dahulu sebelum diubah ke dalam bentuk digital. Adapun citra
yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital langsung
digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya.
2) Data lapangan (teristris), yaitu data yang diperoleh secara langsung
melalui hasil pengamatan di lapangan karena data ini tidak terekam
dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan
penduduk, curah hujan, pH tanah, kemiringan lereng, suhu udara,
kecepatan angin, dan gejala gunungapi.
3) Data peta (map), yaitu data yang telah terekam pada kertas atau film.
Misalnya, peta geologi atau peta jenis tanah yang akan digunakan
sebagai masukan dalam SIG, kemudian dikonversikan (diubah) ke dalam
bentuk digital.
4) Data statistik (statistic), yaitu data hasil catatan statistik dalam bentuk
tabel, laporan, survei lapangan, dan sensus penduduk. Data statistik
diperoleh dari lembaga swasta atau instansi resmi peme rintah, seperti
Biro Pusat Statistik (BPS). Data statistik merupakan data sekunder, yaitu
data yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut.

3. Proses Pemasukan Data


Proses pemasukan data ke dalam SIG diawali dengan
mengumpulkan dan menyiapkan data spasial maupun data atribut dari
berbagai sumber data, baik yang bersumber dari data lapangan, peta,
penginderaan jauh, maupun data statistik.
Bentuk data yang akan dimasukkan dapat berupa tabel, peta,
catatan statistik, laporan, citra satelit, foto udara, dan hasil survei atau
pengukuran lapa ngan. Data tersebut diubah terlebih dahulu menjadi
format data digital sehingga dapat diterima sebagai masukan data yang
akan disimpan ke dalam SIG. Data yang masuk ke dalam SIG dinamakan
database (data dasar atau basis data).
Teknik pemasukan data ke dalamSIG dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
1) Digitasi data-data spasial, seperti peta dengan menggunakan digitizer.
2) Scaning data-data spasial dan atribut dengan menggunakan scanner.
3) Modifikasi data terutama data atribut.
4) Mentransfer data-data digital, seperti citra satelit secara langsung.

4. Manipulasi dan Analisis Data


Tahapan manipulasi dan analisis data adalah tahapan dalam SIG
yang berfungsi menyimpan, menimbun, menarik kembali, memanipulasi,
dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Beberapa
macam analisis data, antara lain sebagai berikut.
a) Analisis lebar, yaitu analisis yang dapat menghasilkan gambaran
daerah tepian sungai dengan lebar tertentu. Kegunaannya antara lain
untuk perencanaan pembangunan jembatan dan bendungan, seperti
bendungan Jatiluhur, Saguling, dan Cirata yang mem bendung Citarum.
b)Analisis penjumlahan aritmatika, yaitu analisis yang dapat
menghasilkan peta dengan klasifikasi baru. Kegunaannya antara lain
untuk perencanaan wilayah, seperti wilayah permukiman, industri,
konservasi, danpertanian.
c) Analisis garis dan bidang, yaitu analisis yang digunakan untuk
menentukan wilayah dalam radius tertentu. Kegunaannya antara lain
untuk menentukan daerah rawan bencana, seperti daerah rawan banjir,
daerah rawan gempa, dan daerah rawan gunungapi.

5. Keluaran Data
Tahapan keluaran data, yaitu tahapan dalam SIG yang berfungsi
menyajikan atau menampilkan hasil akhir dari proses SIG dalam bentuk
peta, grafik, tabel, laporan, dan bentuk informasi digital lainnya yang
diperlu kan untuk perencanaan, analisis, dan penentuan kebijakan
terhadap suatu objek geografis. Misalnya, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan
lahan (land use), sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas
kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya
menjadi berguna untuk berbagai kalangan dalam menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Geografi SIG adalah sebuah teknik dari penyimpanan


dari hasil proses yang dilakukan oleh penginderaan jauh. Hasil yang didapatkan
dari penginderaan jauh itu akan dianalisa dan dimodifikasi dengan teknik SIG
yang kemudian bisa menghasilkan data dan informasi yang lebih mudah
digunakan oleh pemakai. Penginderaan jauh hanya akan menghasilkan sebuah
gambaran permukaan bumi yang bersifat nyata. Akan tetapi proses untuk
mengkaji informasi penampakan yang jelas harus digunakanlah SIG itu.

Hasil dari penginderaan jauh misalnya adalah sebuah citra satelit atau
foto udara. Hasil citra itu akan sulit dianalisis karena bentuknya berupa foto
nyata dari permukaan bumi. Nah kemudian setelah dimasukkan ke dalam SIG
dan kemudian ditambahkan data-data lapangan yang lain maka akan
menghasilkan peta gambaran yang lebih informatif seperti bisa didapatkan peta
rupa bumi, peta curah hujan, peta kontur dan sebagainya.

Jadi proses penginderaan jauh adalah sebuah ilmu yang mempelajari


tentang foto udara yang kemudian pengkajian dan analisisnya menggunakan
SIG.
DAFTAR PUSTAKA

P. Raharjo, Skripsi Sarjana, Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh,


Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia, 2005.

Husein, Rahmad. 2008. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis


(Geographics Information System). (www.ilmukomputer.com, 13
September 2009).

Eddy Prahasta, 2002, Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi,


Informatika Bandung

Anda mungkin juga menyukai