Anda di halaman 1dari 13

PENUNTUN PRAKTIKUM

PSDAL
(Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ASISTEN LABORATORIUM PSDAL (PENGELOLAAN SUMBER
DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN)

DAPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Pembuatan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga

Gideon Nivataro Hulu : 160805091


Shinta Mianta Sinaga : 170805005

A. Tujuan Praktikum :

1. Untuk mengetahui cara pembuatan kompos.

2. Untuk mengetahui ciri kompos yang baik.

3. Untuk mengetahui jenis bakteri yang berperan dalam proses penguraian.

B. Kompos

Kompos adalah pupuk campuran yang terdiri atas bahan organik (seperti daun dan
jerami yang membusuk) dan kotoran hewan. Kompos juga merupakan pupuk alami (organik)
yang dapat dibuat dari bahan-bahan hijau dan bahan organik lainnya yang ditambahkan
dengan sengaja sehingga proses pembusukan akan lebih cepat. Hasil dekomposisi atau
fermentasi bahan-bahan organik seperti sisa hewan, tanaman, dan limbah organik lainnya
dapat menghasilkan kompos yang dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah,
memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, menambah daya ikat air terhadap
tanah, dan memperbaiki sifat-sifat tanah lainnya. Pupuk kompos mengandung unsur-unsur
hara mineral yang baik untuk tanaman serta meningkatkan bahan organik dalam tanah.
Pembuatan pupuk ini pun dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan organik
yang mudah didapatkan dengan harga pembuatan yang relatif murah.

Kompos sebagai salah satu pupuk organik sangat baik dan bermanfaat untuk segala
jenis tanaman. Pupuk ini digunakan untuk tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman
pertanian, dan bahkan tanaman hias. Hanya dengan menaburkannya di permukaan tanah,
maka sifat-sifat tanah yang baik dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi. Apalagi untuk
kondisi tanah hasil pembukaan lahan baru, biasanya pada area tersebut kesuburan tanah
menurun karena pembukaan lahan identik dengan pembakaran atau penghilangan top soil.
Oleh karena itu, kesuburan tanah perlu dikembalikan dan dipercepat dengan ditambahkan
pupuk. Manfaat kompos dapat dilihat dari aspek ekonomi, aspek lingkungan, serta aspek bagi
tanah dan tumbuhan.
C. Alat dan Bahan :
• Kardus
• Plastik sampah
• Gunting
• EM4
• Lakban
• Termometer
• Batang pengaduk
• kawan kasa
• Timbangan
• Spidol
• Tipex
• Sabut kelapa
• Tanah Kompos yang dibuat dari Tumbuh-tumbuhan
• Sampah yang telah dipotong-potong kecil

D. Prosedur Praktikum
• Disiapkan alat bahan yang akan digunakan
• Dipotong kecil-kecil Sampah yang akan digunakan
• Disediakan Kardus lalu diletakkan kawat kasa disetiap sisi kardus
• Masukkan sabut kelapa kedalam kardus
• Kemudian masukkan tanah kompos degan rata, dan masukkan potongan sampah
kedalam kardus secara merata
• Lakukan perlakuan selapis demi selapis sampai kardus penuh dan diaduk dengan
batang pengaduk
• Ditambahkan EM4 secara merata
• Diukur suhunya dengan menggunakan Termometer.
• Tutup kardus dengan sabut kelapa dan kawat kasa, kemudian kardus ditutup dengan
kawat kasa
• Kardus direkatkan dengan lakban cokelat dan dimasukkan kedalam plastik hitam
besar
• Simpan kardus ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari
• Pengamatan dilakukan 2 kali dalam satu minggu selama 4 minggu hingga menjadi
kompos yang baik dan siap diaplikasikan ketanaman.
Tabel Pengamatan Kompos :

No Minggu ke-0 Gambar Keterangan

1 Pengamatan ke-1 Warna :


(Hari ke-0) Tekstur:
Suhu :
Pestisida Nabati/ Alami

Herprida Pardosi:170805043
Fachrul Razynur Ritonga:160805088

A. Tujuan
1.Untuk mengetahui macam-macam pembuatan pestisida alami
2.Untuk mengetahui jenis-jenis pestisida

B. Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama.Dahulunya, manusia menggunakan pestisida nabati dalam pembasmian hama,
namun sejak ditemukannya diklorodifeniltrikloroetan(DDT) tahun 1939, penggunaan
pestisida nabati sedikit demi sedikit ditinggalkan sehingga manusia beralih ke pestisida
kimia. Penggunaan pestisida kimia yang tidak rasional menimbulkan dampak buruk dari segi
lingkungan maupun dari segi kesehatan manusia. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tanaman. Dari segilingkungan pestisida kimia dapat menyebabkan
pencemaran air berdampak luas(Yenie, 2013).
Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang menyebabkan pencemaran lingkungan
dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya
berasal dari tanaman. Pestisida nabati sudah digunakan tiga abad yang lalu. Dari segi
lingkungan pestisida kimia dapat menyebabkan pencemaran air berdampak luas, misalnya
dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujanasam, dan sebagainya. Pestisida juga dapat
mengubah perilaku dan morfologi pada hewan. Selain itu pestisida juga dapat meracuni dan
membunuh biota laut seperti fitoplankton.Dari segi kesehatan manusia pestisida kimia dapat
meracuni manusia melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia
beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang
mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis (Yenie, 2013).

C. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adala sprayer, penggaris, botol
aqua, kamera digital dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ekstrak sampel
dan tanaman yang terkena penyakit tanaman
D. Prosedur Percobaan

Dipotong-potong tumbuhan sampel sebanyak 500 gram. Hasil potongan direndam di


dalam 15 liter air, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 2 gram detergen. Diaduk
hingga merata dan didiamkan selama semalaman. Disaring larutan hasil perendaman dengan
kain halus dan masukkan ke botol sprayer. Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman
yang terserang penyakit. Dilakukan pengamatan 2 kali seminggu selama 4 minggu.
Amoniasi Jerami Padi Untuk Pakan Ternak

Fajar Angkat: 150805029


Sri Indah Amelda Harahap: 170805073

A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui prinsip amoniasi.
2. Untuk mengetahui ciri hasil amoniasi yang baik.
3. Untuk mengetahui manfaat pembuatan amoniasi jerami padi.

B. Jerami
Jerami merupakan salah satu yang dihasilkan pada panen tanaman padi (Oryza sativa).
Melimpahnya limbah jerami ini berbanding lurus dengan tingginya tingkat
konsumsi=masyarakat terhadap beras. Di Indonesia sendiri beras merupakan bahan pokok
utama yang dibutuhkan oleh lebih dari 90% penduduk Indonesia. Besarnya potensi jerami
padi yang dihasilkan, salah satunya dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas ternak
seperti sapi, kerbau, dan kambing. Sekarang ini pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan
terus meningkat, jerami padi yang memiliki kualitas baik dan disukai oleh hewan ternak
tergantung dari macam limbah padinya, varietas tanaman, pemupukannya, dan saat
pemanenan. Menurut Saha (2004), komponen terbesar penyusun jerami padi adalah selulosa
(35-50 %), hemiselulosa (20-35 %) dan lignin (10-25 %) dan zat lain penyusun jerami padi.
Nilai manfaat jerami padi sebagai pakan ternak dapat ditingkatkan dengan dua cara,
yaitu dengan mengoptimalkan lingkungan saluran pencernaan atau dengan meningkatkan
nilai nutrisi jerami.  Optimasi saluran pencernaan terutama rumen, dapat dilakukan dengan
pemberian bahan pakan suplemen yang mampu memicu pertumbuhan mikroba rumen
pencerna serat seperti bahan pakan sumber protein. Sementara nilai nutrisi dan tingkat
pemanfaatan dapat diperbaiki dengan memberikan perlakuan yang dapat meningkatkan
kandungan protein dan perenggangan ikatan lignoselulosa. Perlakuan yang paling umum
dilakukan adalah perlakuan amoniasi.
Amoniasi adalah cara pengolahan kimia dengan penambahan amoniak (NH3) sebagai
bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus
meningkatkan kadar N (proteinnya). Sumber amonia yang biasa dipakai untuk teknik
amoniasi jerami adalah urea. Urea banyak beredar di pasaran dengan harga terjangkau.
Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel sehingga
membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, sehingga memudahkan
pencernaan oleh selulase mikroorganisme rumen.

C. Alat dan Bahan


Alat Bahan
 Ember Cat (25 L)  Jerami Padi
 Gunting  Air
 Timbangan  Urea
 Plastik Sampah
 Lakban Coklat
 Batang Pengaduk
 Ember 5L
 Kamera digital

D. Prosedur Praktikum
 Jerami padi dipotong dengan ukuran ± 2 cm
 Urea 200 gr direndam dengan air 5 L
 Ditaruh jerami padi yang sudah dipotong ke dalam ember 25 L
 Lalu disiram dengan air rendaman urea (dilakukan selapis demi selapis
sambil menekan jerami hingga memadat)
 Ember ditutup
 Dibungkus dengan plastik
 Disimpan selama 1-2 minggu
DAUR ULANG KERTAS
Tifa Ainun Elda Sari Dlt. :160805080
Juliani Sartika:170805093

A. Tujuan Praktikum :
1 Untuk mengetahui pembuatan daur ulang kertas
2 Untuk mengetahui prinsip dasar daur ulang kertas
3 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari daur ulang kertas

B. Kertas
Pada versi Mesir, peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papyrus sebagai media
tulis pada masa Firaun kemudian menyebar keseluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut
Tengah dan menyebar ke seluruh Eropa, meskipun pada waktu itu penggunaan papyrus masih
dirasakan sangat mahal. Dari kata papyrus inilah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris,
papier dalam bahasa Belanda,bahasa Jerman, bahasa Perancis atau papel dalam bahasa
Spanyol yang berarti kertas. Pada versi China adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari
bahan bambu yang mudah didapat diseluruh China pada tahun 101 masehi. Penemuan ini
akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur
dan berkembangnya peradaban di kawasan itu.
Kertas merupakan bahan tipis yang dihasilkan oleh kompresi serat yang berasal dari
pulp. Serat yang biasa digunakan yaitu serat alami dan mengandung selulosa & hemiselulosa.
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu).
Di Indonesia penggunaan daur ulang untuk bahan baku industri kertas telah banyak
dilakukan. Daur ulang kertas merupakan pengolahan kembali kertas yang sudah dipakai dan
tidak digunakan menjadi yang baru dan bisa digunakan kembali. Pengolahan kertas daur
ulang bisa dengan cara sangat sederhana, yaitu kertas hanya diubah bentuknya tanpa
perlakuan fisika dan kimia.Misalnya kertas digunakan untuk dekorasi.

C. Alat dan Bahan :


1. 3 kg Bubur Kertas
2. Pewarna Tekstill
3. Papan Screen ukuran 50x50cm sebanyak 2
4. Batu Bata sebanyak 4
5. Busa ukuran 50x50 cm sebanyak 2
6. Plastik Bening ukuran 50x50cm sebanyak 2
7. Kain Putih ukuran 50x50cm sebanyak 2
8. Kain Penyaring
9. Blender
10. Timbangan
11. Baskom Sebanyak 3
12. Gayung
13. Ember 5 L sebanyak 2
14. Spidol Non Permanen sebanyak 2
15. Cok Sambung
16. Lem Fox

D. Cara Kerja:

Dirobek kecil-kecil limbah kertas dan direndam dalam air selama 1 malam. Diblender
kertas yang telah direndam menjadi bubur sampai halus. Kemudian bubur kertas diperas dan
disaring menggunakan kain bersih dan didapatkan pulp. Dicampurkan pulp dengan lem fox
dan pewarna tekstil yang diinginkan secara merata. Disediakan papan screen yang telah
digambar pola. Kemudian ditempelkan pulp yang telah diwarnai diatas papan screen sesuai
dengan pola yang sudah digambar.Ditutup dengan kain putih, diletakkan busa diatasnya dan
bungkus dengan plastik. Kemudian diletakkan batu bata diatasnya dan diamati hingga kering.
Mempercepat Pematangan Buah Pisang

Retno Juliani Pratiwi Zens :150805041


Rafael Kaliaga Barus: 170805088

A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui hasil dari praktikum Mempercepat Pematangan Buah Pisang.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada perlakuan dengan larutan karbit
dan daun mindi (Melia azedarach) terhadap buah pisang.
3. Untuk mengetahui macam-macam cara pematangan buah.

B. Latar Belakang
Pisang merupakan tanaman semak yang berbatang semu (pseudostem), tingginya
bervariasi antara 1-4 meter, tergantung varietasnya. Daunnya melebar, Panjang, tulang
daunnya besar, dan tepi daunnya tidak mempunyai ikatan yang kompak sehingga mudah
robek bila terkena tiupan angin kencang. Batangnya mempunyai bonggol (umbi) yang besar
sekali dan terdapat banyak mata yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya
tunggal, keluar pada ujung batang dan hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik)
(Siagian, 2009).
Selama proses pertumbuhan dan pematangan buah pisang akan terjadi beberapa
perubahan, antara lain warna, jumlah gula, asam, rasa sepat, flavor dan aroma, terjadinya
pelunakan, kecepatan respirasi serta produksi etilen. Pada tahap memasuki proses
pematangan, jumlah etilen yang ada didalam buah adalah tetap sekitar 1,0-1,5 ppm sampai
beberapa jam sebelum proses respirasinya meningkat.Tingkat ketuaan yang tepat dapat
ditentukan dengan melihat rasio daging dankulit, umur buah sejak timbulnya bunga (jantung),
warna kulit buah, pengeringandaun dan kerapuhan pangkal buah. Sedangkan kebutuh waktu
mulai berbunga hingga buah matang untuk tanaman pisang yang tumbuh didataran rendah
adalah 3-4 bulan dan di dataran tinggi adalah 5-5,5 bulan. Buah pisang dipetik dengan tingkat
ketuaan 75-85%, dengan ciri buah masihmenampakan sudut-sudutnya, yang akan matang
dalam waktu 10 hari, sedangkanpada tingkat ketuaan 85-90%, maka pisang akan matang
dalam waktu 7 hari (Wijadi, 2010).

C. Alat dan Bahan


Alat : kamera digital, pisau, timbangan dan botol sprayer
Bahan:buah pisang, lakban coklat, daun mindi (Melia azedarach), karbit (CaCl2), air, kotak
kardus, koran bekas dan spidol

D. Prosedur Kerja
A. Pemeraman Sebagai Kontrol
Disiapkan kotak kardus yang sudah dilakban bagian bawahnya. Disiapkan satu sisir
buah pisang dan diberi tanda. Dibungkus dengan koran bekas. Dimasukkan pisang yang telah
dibungkus dengan koran bekas ke dalam kotak kardus. Ditutup kotak kardus lalu dilakban
bagian atas kotak kardus. Diamati setiap 2 hari sekali hingga pisang menunjukkan ciri-ciri
matang dengan warna kulit menjadi kuning dan tekstur lunak dan beraroma pisang.

B. Pemeraman Dengan Menggunakan Karbit


Disiapkan kotak kardus yang sudah dilakban bagian bawahnya. Dicampurkan karbit halus
dengan air dan dimasukkan kedalam botol sprayer. Disiapkan satu sisir buah pisang dan
diberi tanda. Dibungkus dengan koran bekas. Disemprotkan karbit ke pisang yang sudah
dibungkus. Dimasukkan pisang yang telah disemprot karbit ke dalam kotak kardus. Ditutup
kotak kardus sertas dilakban bagian atas kotak kardus. Diamati setiap 2 hari sekali hingga
pisang menunjukkan ciri-ciri matang dengan warna kulit kuning dan tekstur lunak dan
beraroma pisang.

C. Pemeraman Dengan Menggunakan Daun Mindi (Melia azedarach)


Disiapkan kotak kardus yang sudah dilakban bagian bawahnya. Disiapkan satu sisir buah
pisang dan diberi tanda. Dibungkus dengan koran bekas. Dimasukkan sebagian daun mindi
kedalam kotak kardus. Dimasukkan pisang yang telah dibungkus dengan koran bekas ke
dalam kardus. Dimasukkan lagi daun mindi. Ditutup kotak kardus sertas dilakban bagian atas
kotak kardus. Diamati setiap 2 hari sekali hingga pisang menunjukkan ciri-ciri matang
dengan warna kulit menjadi kuning dan tekstur lunak.
Kreativitas

Elvima Herma Inggrit Gultom:160805053


Eka Feryananda:170805030

Syarat:
Membawa hasil dari kreativitas partner
Dengan kriteria:
•merupakan hasil kreativitas sendiri
•Memanfaatkan barang bekas/atau barang yang tidak terpakai lagi
•hasil kreativitas mahasiswa yang memiliki nilai guna yang bermanfaat
•hasil kreativitas mahasiswa memiliki nilai jual tinggi yang dapat dipasarkan
•hasil kreativitas memiliki nilai estetika yang tinggi

Membuat dan mempersentasikan hasil karya kreativitas (dalam bentuk ppt)

Alat dan Bahan


alat dan bahan sesuai produk kreativitas

‘Responsi Semua Judul’ (BELAJAR)

NOTE:
Penilaian praktikum sesuai dengan hasil dari karya kreativitas

Anda mungkin juga menyukai