Anda di halaman 1dari 3

MELAHIRKANNYA NORMAL ATAU SESAR (CAESAR)?


Pertanyaan ini sepertinya menjadi salah satu pertanyaan wajib yang kerap dilontarkan
saat teman atau kerabat kita baru saja dikaruniai buah hati. Menurut data riskesdas
pada tahun 2010, tingkat persalinan secara sesar di Indonesia mencapai 15,3% dari
seluruh persalinan yang ada. Operasi sectio caesarea ini sering dilakukan apabila
terdapat halangan pada persalinan normal, dan juga dapat dilakukan apabila pasien dan
keluarga yang meminta.
Tentunya pada setiap proses operasi sesar akan melibatkan tindakan anestesi atau
pembiusan. Anestesi regional, baik spinal maupun epidural lebih direkomendasikan
daripada anestesi umum. Hal ini didasari adanya perubahan fisik pada ibu hamil, di
mana obat-obatan yang digunakan pada anestesi umum dapat berisiko mengganggu
pernapasan janin setelah lahir. Selain itu, terdapat perubahan pada pengosongan
lambung ibu menjadi lebih lambat, sehingga anestesi umum berisiko memicu aspirasi,
yaitu masuknya cairan lambung ke paru-paru, sehingga  dapat menyebabkan infeksi
paru.
Anestesi regional adalah pembiusan untuk menghilangkan sensasi dari sebagian area
di tubuh, misal menghilangkan sensasi dari pusar ke bawah, atau menghilangkan
sensasi dari lengan atas sampai tangan yang berkaitan. Anestesi regional ini dapat
dibagi menjadi 2, yaitu blok sentral dan blok perifer. Blok sentral ialah pengeblokan
pada saraf pusat yaitu saraf tulang belakang, proses ini dapat berupa blok spinal atau
epidural. Blok Perifer merupakan tindakan pengeblokan saraf tepi, misalnya pada
pengeblokan saraf brakialis untuk menghilangkan sensasi dari lengan atas sampai
tangan pada salah satu sisi yang berkaitan. Anestesi regional yang umum digunakan
pada proses sesar adalah spinal.
Setiap tindakan pembiusan dan pembedahan pasti diperlukan persiapan agar operasi
berjalan lancar dan aman. Pada 8 jam sebelum tindakan pembiusan, pasien akan
dipuasakan terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mengosongkan lambung, sehingga
mencegah aspirasi, terutama apabila pasien membutuhkan anestesi umum karena
anestesi regional gagal dilakukan. Tim anestesi akan melakukan pemeriksaan dan
evaluasi. Pasien sebaiknya mengutarakan riwayat penyakit yang dideritanya, riwayat
alergi, dan riwayat kebiasaan apabila ada konsumsi zat-zat seperti rokok, alkohol, dan
obat-obatan lainnya untuk mencegah terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan saat
pembiusan. Selama persiapan, pasien boleh berbaring dengan posisi miring ke kiri, hal
ini bertujuan agar melancarkan aliran darah balik ke jantung, serta membantu
mengurangi risiko tekanan darah turun setelah proses pembiusan.
Sebelum tindakan operasi sesar dimulai, pasien akan dipindahkan ke ruang operasi.
Sesaat sebelum pembiusan dimulai, pasien akan diberi obat untuk mengurangi asam
lambung dan anti mual. Lalu, setelah itu akan dilakukan pembiusan. Pada anestesi
spinal, pasien akan diminta duduk atau tidur miring, kemudian dokter anestesi akan
meminta pasien untuk menundukkan kepalanya agar dokter dapat lebih mudah
melakukan perabaan tulang belakang. Setelah itu dokter akan membersihkan area
tulang belakang yang akan disuntik dengan antiseptik, lalu dokter akan menusukkan
jarum suntik khusus kemudian memasukkan obat anestesi ke cairan serebrospinal 
(cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang), kemudian pasien diminta
untuk tidur telentang. Setelah itu, pasien akan merasakan kesemutan pada daerah
pinggang ke bawah, kaki akan terasa berat dan tidak bisa digerakkan, juga daerah yang
dibius tidak akan merasakan nyeri lagi. Setelah proses tindakan pembiusan selesai,
dokter kebidanan akan melakukan tindakan operasi, selama tindakan operasi pasien
akan dipantau dengan ketat oleh tim medis. Apabila pasien merasa sesak, atau mual,
atau ada keluhan lainnya, harus segera dilaporkan ke tim medis.
Selama proses operasi, pasien akan merasakan kalau ada yang ditarik, atau perut
terasa digoyang-goyangkan namun tidak terasa nyeri. Selama operasi, pasien akan
tetap sadar, karena setelah bayi lahir, bayi yang sudah dibersihkan akan diberikan
kepada ibunya dan tentunya ini adalah momen kebahagiaan para ibu.
Setelah operasi selesai, umumnya pasien masih belum dapat merasakan sensasi pada
area yang dibius. Satu setengah jam setelah proses pembiusan, pasien mulai
merasakan sensasi kembali secara perlahan, kaki pun perlahan-lahan mulai bisa
digerakkan. Saat obat anestesi berangsur-angsur habis, dokter akan memberikan obat
anti nyeri untuk mengurangi nyeri pasca operasi. Apabila pasien masih merasakan
nyeri, jangan ragu untuk mengutarakannya kepada tim medis karena dokter anestesi
akan memberikan obat anti nyeri tambahan.
Terdapat beberapa hal penting yang harus dipatuhi pasien setelah prosedur pembiusan
pada operasi caesar. Pertama, jangan mengangkat kepala selama 8-12 jam setelah
pembiusan, karena hal ini dapat menimbulkan nyeri kepala yang hebat dan sangat
mengganggu, tetapi untuk gerakan seperti miring ke kiri maupun kanan masih
diperbolehkan asalkan tidak mengangkat kepala.
EFEK SAMPING BIUS (ANESTESI)
Setiap tindakan pembiusan memiliki risiko dan efek samping. Pada anestesi spinal, efek
samping yang sering terjadi adalah mual, karena pembiusan spinal memiliki risiko
penurunan tekanan darah yang cukup besar. Oleh karena itu, tim anestesi baik dokter
dan perawat anestesi akan melakukan pemantauan ketat selama proses pembiusan
dan pembedahan untuk mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.
Selain mual, efek samping yang dapat terjadi adalah nyeri kepala, tetapi dapat diatasi
dengan tidak mengangkat kepala, kencing juga menjadi terganggu karena proses spinal,
namun jangan khawatir karena pasien akan dipasang kateter urin. Efek samping yang
jarang terjadi adalah reaksi alergi, kejang, dan kerusakan pada saraf.
Referensi:
1. Ronald D. Miller., Manuel C. Pardo. Basics of Anesthesia. 7th ed. Elsevier; 2018.
2. Latief S, Suryadi K, Dachlan M. Petunjuk Praktis Anestesiologi. 2nd ed. Jakarta:
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2018.
3. Suryati T. (ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2010) PERSENTASE OPERASI
CAESARIA DI INDONESIA MELEBIHI STANDARD MAKSIMAL, APAKAH SESUAI
INDIKASI MEDIS? [Internet]. Ejournal.litbang.depkes.go.id. 2012 [cited 8 December
2018]. Available from:
ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3031
4. Gymrek R. Local and Regional Anesthesia: Overview, Indications,
Contraindications [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2015 [cited 8 December
2018]. Available from: emedicine.medscape.com/article/1831870-overview
 

Anda mungkin juga menyukai