DISUSUN :
2010 / 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Maslah
1. Apakah maksud kurikulum sebagai sistem?
2. Apa saja komponen-komponen dalam kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN
Komponen-komponen kurikulum
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a).
tujuan yang ingin dicapai, b). materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c).
susunan materi/pengalaman belajar, d). Organisasi kurikulum dan e). evaluasi apakah tujuan
yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949). Komponen yang satu dengan yang lain saling
berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Tujuan Materi/Pengalaman Belajar Organisasi
Evaluasi Organisasi
Sedangkan di dalam KBK tujuan kurikulum : Dalam pendidikan terdapat 2 jenis standart yaitu
standart akademis (academic content standarat) dan standart kompetensi (performance
standart).
b. Domain Afektif
Afektif berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan afresiasi. Domain ini memiliki tingkatan,
yaitu; penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan karakterisasi nilai.
c. Domain Psikomotor
2. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-
bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum
itu dapat dikelompokan menjadi :
Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Terdapat beberapa criteria dalam menyusun kurikulum. Hilda Taba (1962:267), kriteria
untuk memilih isi materi kurikulum yaitu :
Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakir.
Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya.
Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.
Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.
Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik.
Dalam kajian ini ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
a. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented)
b. Pendekatan yang berpusat siswa (student oriented).
c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented).
Landasan dalam tolak ukur untuk pemakaian jenis metode yaitu bahwa “ tidak ada metode
satupun yang dapat dikatakan lebih baik, namun metode pembelajaran hendaknya bersipat
multi metode”. Untuk memilih metode perlu pendekatan sebagai pedoman, ada beberapa
pendekatan yaiti; Pendekatan Heuristik, adalah pendekatan yang sifatnya menyampaikan
informasi termasuk metode ceramah dan sejenisnya. Pendekatan Ekspositorik, yaitu
pendekatan yang sifatnya praktek, termasuk percobaan, observasi, discovery inquiri dan
sejenisnya.
Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas Strategi Exposition dan Discovery
Learning; serta strategi Groups dan individual learning. Dalam exposition, bahan ajar sudah
dikemas sedemikian rupa sehingga mahasiswa tinggal menguasai saja dan metode yang
banyak digunakan adalam ceramah. Dalam discovery learning, bahan ajar tidak dikemas
dalam bentuk yang sudah jadi, tetapi mahasiawa harus kreativ secara penuh, mencari dan
mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisa, dan sebagainya maka itu
metode yang sering dipakai adalah metode pemecahan masalah.
1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan
mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak
mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh
adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta
didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan
beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan
(difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan
“core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,
dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran
lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya.
Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi
kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik
1. Tes
Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam asfek kognitif. Tes
memiliki dua kriteria yaitu tes memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur
yang hendak diukur. Kedua memiliki tingkat reliabilitas/kendalan jika tes tersebut bias
menghasilkan informasi yang konsisten.
Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan jadi tes kelompok yaitu dilakukan terhadap
sejumlah siswa secara bersama-sama dan tes individu adalah tes yang dilakukan kepada
seorang individu secara perorangan.
Tes dilihat dari cara penyusunannya yaitu tes buatan guru yaitu untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan dan tes standar adalah tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan memprediksi kemampuan siswa
pada masa yang akan datang.
Tes dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi tes tertulis adalah dengan cara siswa
menjawab sejumlah soal secara tertulis dan tes lisan adalah tes yang dilakukan langsung
komunikasi dengan siswa secara verbal.
2. Non Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk asfek tingkah laku termasuk
sikap, minat dan motivasi. Beberapa jenis non tes yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu.
Observasi dibedakan jadi observasi partisipatif yaitu dimana observer ikut kedalam
objek yang sedang dia observasi. Observasi non partisipatif yaitu observasi yang
dilakukan dengan cara observer murni sebagai pengamat.
b. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai.
Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung apabila pewawancara melakukan
komunikasi dengan subjek yang akan dievaluasi. Wawancara tidak langsung apabila
pewawancara mengumpulkan data subjek melalui pelantara.
c. Studi kasus
Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu secara
terus menerus.
d. Skala Penilaian
Skala penilaian/rating acale adalah salah satu alat penilaian dengan mengunakan alat
yang telah disusun dari yang negatif sampai positif, sehingga pada skala tersebut penilai
tunggal membubuhi tanda.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-
komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a.
tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan
materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler,
1949).
REFERENSI
Hamid syarif. Pengembanagan kurikulum Pasuruan: garoeda buana indah, 1993
Nana Sudjan. Pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah Bandung: Sinar Baru,
1991
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi konsep, karakteristik, dan implementasi Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2003
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum