Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KURIKULUM

KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM

DISUSUN :

 ANNISA NURUL HIDAYATI


 HENNY SYAFITRI
 PURNA YULIAWARDHANY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2010 / 2011
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena
seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum
sebagaimana sentral kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan
landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Melihat bahwa sangat pentingnya komponen-komponen dalam kurikulum maka
kami akan mencoba membahas tentang “komponen-komponen dalam kurikulum”

Rumusan Maslah
1. Apakah maksud kurikulum sebagai sistem?
2. Apa saja komponen-komponen dalam kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN

Kurikulum sebagai sistem


Sistem adalah suatu kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan, informasi, dsb)
yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasai dalam mencapai satu tujuan.
Jika pemahaman sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen
yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah
komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk
mencapai tujuan.

Definisi diatas memberikan gambaran bahwa pendekatan sistem dalam pengembangan


kurikulum merupakan bentuk berputar dan dinamis dimana empat komponen dari suatu
model saling berhubungan. Jadi dapat disimpulkan dilihat dari gambar diatas bahwa anatara
satu komponen dengan komponen yang lain mempunyai hubungan erat dan tidak dapat
dipisahahkan hal itu ditunjukkan dengan tanda panah yang memiliki dua mata panah.

Komponen-komponen kurikulum

Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a).
tujuan yang ingin dicapai, b). materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c).
susunan materi/pengalaman belajar, d). Organisasi kurikulum dan e). evaluasi apakah tujuan
yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949). Komponen yang satu dengan yang lain saling
berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Tujuan Materi/Pengalaman Belajar Organisasi

Evaluasi Organisasi

Bagan diatas menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh komponen-


komponen yang menyatu menjadi suatu kesatuan system yang menjadikan saling
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain dan tidak dapat dipisahkan,
apabila salah satu komponen terganggu atau tidak berkaitan maka system kurikulum pun
akan terganggu juga.

Komponen-komponen kurikulum antara lain:


1. Komponen Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan
diberikan pada anak didik Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa : " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab".

Tujuan pendidikan antara lain:


1) Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan)
Adalah tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD,
SMP, SMA
2) Tujuan kurikuler (Standart Kompetensi)
Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan
yang ada didalamnya.
3) Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar)
Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan-
kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan
prosesbelajar mengajar.
 Tujuan instruksional Umum (Indikator Umum)
Kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam.
 Tujuan instruksional khusus (Indikator khusus)
Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsunganya prose
belajar mengajar.

Sedangkan di dalam KBK tujuan kurikulum : Dalam pendidikan terdapat 2 jenis standart yaitu
standart akademis (academic content standarat) dan standart kompetensi (performance
standart).

Kaitan Tujuan-tujuan Pendidikan


Menurut Bloom, dengan bukunya Taxonomy of Educational Objectives terbitan 1965, bentuk
perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 domain, yaitu:
a. Domain Kognitif

Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual


seperti mengingat dan memecahkan masalah. Domain kognitif terbagi menjadi 6
tingkatan yaitu; pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisa, sintesis dan evaluasi.

b. Domain Afektif

Afektif berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan afresiasi. Domain ini memiliki tingkatan,
yaitu; penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan karakterisasi nilai.

c. Domain Psikomotor

Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau


skill seseorang. Dan tingkatannya yaitu ; persepsi (perception), kesiapan, meniru
(imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption) dan menciptakan
(organization).

2. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-
bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.

Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum
itu dapat dikelompokan menjadi :
 Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
 Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
 Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.

Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
 Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
 Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Terdapat beberapa criteria dalam menyusun kurikulum. Hilda Taba (1962:267), kriteria
untuk memilih isi materi kurikulum yaitu :
 Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakir.  
 Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya.
 Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.
 Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
 Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.
 Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik.

Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif sebagai berikut:


Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.

Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :


1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi
hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut.
2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber
dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan peserta didik.
6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri
dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata
dalam garis besarnya.
10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
3. Komponen Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan
dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada
hal itu saja.. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur
kegiatan, baik yang secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang
maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik..

Metode pmbelajaran mempunyai fungsi penting dalam kurikulum. Karena itu


penyusunannya harus berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulumdan
berdasarkan perilaku awal siswa (entry behavior).

Dalam kajian ini ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
a. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented)
b. Pendekatan yang berpusat siswa (student oriented).
c. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented).

Landasan dalam tolak ukur untuk pemakaian jenis metode yaitu bahwa “ tidak ada metode
satupun yang dapat dikatakan lebih baik, namun metode pembelajaran hendaknya bersipat
multi metode”. Untuk memilih metode perlu pendekatan sebagai pedoman, ada beberapa
pendekatan yaiti; Pendekatan Heuristik, adalah pendekatan yang sifatnya menyampaikan
informasi termasuk metode ceramah dan sejenisnya. Pendekatan Ekspositorik, yaitu
pendekatan yang sifatnya praktek, termasuk percobaan, observasi, discovery inquiri dan
sejenisnya.
Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas Strategi Exposition dan Discovery
Learning; serta strategi Groups dan individual learning. Dalam exposition, bahan ajar sudah
dikemas sedemikian rupa sehingga mahasiswa tinggal menguasai saja dan metode yang
banyak digunakan adalam ceramah. Dalam discovery learning, bahan ajar tidak dikemas
dalam bentuk yang sudah jadi, tetapi mahasiawa harus kreativ secara penuh, mencari dan
mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisa, dan sebagainya maka itu
metode yang sering dipakai adalah metode pemecahan masalah.

4. Komponen Organisasi Kurikulum

Komponen organiasi berkaitan dengan bagaimana materi disusun (diorganisasikan) sehingga


peserta didik memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi : horizontal dan vertikal.
Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari keseluruhan materi.
Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain pada
kelas yang sama. Organisasi vertikal mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran
berupa hubungan longitudinal/pengalaman belajar peserta didik.

Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya


keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam
pengorganisasian kurikulum, yaitu:

1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan
mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak
mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh
adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta
didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan
beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan
(difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan
“core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,
dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran
lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya.
Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi
kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik

Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung


menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok
mata pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah
mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu,
untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk
kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.

Ada 5 kriteria organisasi materi pelajaran / pengalaman belajat yaitu :


a) Kriteria ruang lingkup, mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut jawaban
atas pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan? Berapa
jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk mencapai tujuan?”
b) Kriteria integrasi menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang
lain yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan yang ada
antara semua materi pelajaran yang terkait.
c) Kriteria urutan menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan
berkelanjutan secara vertikal.
d) Kriteria kontinuitas, menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar. Umpama
untuk mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk latihan terus-menerus dan berulang-ulang.
e) Kriteria keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada semua
asfek yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik berkesempatan
memahami materi, baik pada asfek personal, sosial maupun intelektual.
5. Komponen Evaluasi kurikulum
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi
yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi
dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah
siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat
keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang
diperlukan.

Jenis-jenis penilaian meliputi :


a) Penilaian awal pembelajaran (Input program)
b) Penilaian proses pembelajaran (Program)
c) Penilaian akhir pembelajaran.(output program)

Persyaratan suatu instrument penilaian adalah aspek validitas, realiabilitas, obyektivitas,


kepraktisan dan pembedaan. Penilaian harus bernilai objektif, dilakukan berdasarkan
tanggung jawab kelompok guru, rencana terkait dengan pelaksanaan kurikulum sesuai
tujuan dan materi kurikulum dengan alat ukur yang handal dan mudah dilaksanakan serta
memberikan hasil yang akurat.

Dalam evaluasi dapat dukelompokan kedalam dua jenis yaitu:

1. Tes
Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam asfek kognitif. Tes
memiliki dua kriteria yaitu tes memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur
yang hendak diukur. Kedua memiliki tingkat reliabilitas/kendalan jika tes tersebut bias
menghasilkan informasi yang konsisten.

Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan jadi tes kelompok yaitu dilakukan terhadap
sejumlah siswa secara bersama-sama dan tes individu adalah tes yang dilakukan kepada
seorang individu secara perorangan.
Tes dilihat dari cara penyusunannya yaitu tes buatan guru yaitu untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan dan tes standar adalah tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan memprediksi kemampuan siswa
pada masa yang akan datang.

Tes dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi tes tertulis adalah dengan cara siswa
menjawab sejumlah soal secara tertulis dan tes lisan adalah tes yang dilakukan langsung
komunikasi dengan siswa secara verbal.
2. Non Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk asfek tingkah laku termasuk
sikap, minat dan motivasi. Beberapa jenis non tes yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu.
Observasi dibedakan jadi observasi partisipatif yaitu dimana observer ikut kedalam
objek yang sedang dia observasi. Observasi non partisipatif yaitu observasi yang
dilakukan dengan cara observer murni sebagai pengamat.

b. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai.
Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung apabila pewawancara melakukan
komunikasi dengan subjek yang akan dievaluasi. Wawancara tidak langsung apabila
pewawancara mengumpulkan data subjek melalui pelantara.

c. Studi kasus
Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu secara
terus menerus.

d. Skala Penilaian
Skala penilaian/rating acale adalah salah satu alat penilaian dengan mengunakan alat
yang telah disusun dari yang negatif sampai positif, sehingga pada skala tersebut penilai
tunggal membubuhi tanda.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-
komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a.
tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan
materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler,
1949).
REFERENSI
Hamid syarif. Pengembanagan kurikulum Pasuruan: garoeda buana indah, 1993
Nana Sudjan. Pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah Bandung: Sinar Baru,
1991
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi konsep, karakteristik, dan implementasi Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2003

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum

E. Mulyasa. 2002. “Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Bandung : PT. Remaja Rosda


Karya
Didi, Sukiyudi,dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : UPI Press
Ansyar, Mohd & H. Nurtain. 1991. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta :
DEPDIKBUD DIKTI Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Tim Pengembang MKDK Kurikulum & Pembelajaran. 2002. Kurikulum Pembelajaran.
Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan


Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
Balitbang.

________. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif; Pelayanan


Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
Balitbang

________. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Pelayanan


Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
Balitbang.

________. 2003. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus; Pelayanan Profesional


Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
________. 2003. Pengelolaan Kurikulum di Tingkat Sekolah; Pelayanan Profesional Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
________. 2003. Penilaian Kelas; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Puskur Balitbang.
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi.
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007
Tim Pengembang MKDK. 2002.. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T.
Media Iptek
===========

Anda mungkin juga menyukai