Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

(Proses Pengeboran
Minyak di Lepas Pantai)

ME184924
Sistem Permesinan
Bangunan Lepas Pantai

Tugas Individu
Afanda Dwi Ragil
R.
(04211640000023)

Department of Marine Engineering


Faculty of Marine Technology
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Surabaya
2020
1
Tugas 1 – SPBL – Resume

Proses Pengeboran Minyak di Lepas Pantai


Bangunan atau anjungan lepas pantai (offshore platform) adalah struktur atau
bangunan yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau
eksploitasi bahan tambang maupun mineral alam. Berikut adalah proses pengeboran
minyak di lepas pantai (offshore):
1) Rigs yang telah siap untuk dioperasikan maka dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas pengeboran minyak. Proses pertama yaitu melakukan persiapan dan main
process pengeboran lepas pantai. Langkah pertama yang dilakukan adalah
memasang pipa penghubung (conductor pipe) dan drilling pipe dan menurunkannya
ke dasar laut.
2) Setelah pipa konduktor sampai di dasar laut dan menembus lapisan permukaan
lantai laut, drilling pipe kembali ditarik ke permukaan. Di dalam conductor
pipe terpasang jet bit yang membantu melubangi dasar laut sehingga conductor
pipe dapat terangkat. Posisi pipa konduktor dan pelepasan drill pipe seperti pada
gambar di bawah ini:

3) Kemudian drill bit atau dalam bahasa sehari-hari kita adalah mata bor, diturunkan
dan masuk hingga ke dasar pipa konduktor. Drill bit akan mulai berputar dan
melubangi lantai laut. Drill bit biasanya memiliki nozzle di bagian tengah
nya. Nozzle digunakan untuk menyemburkan air/air laut di lapisan yang akan digali.
Posisi drill bit di dasar pipa konduktor seperti pada gambar di bawah ini:
4) Gambar di bawah menunjukkan bahwa drill bit terhambat serpihan sedimen hasil
pengeboran. Serpihan ini tidak akan terangkat ke atas karena tekanan air laut yang
masuk dari atas. Tumpukan ini menyebabkan proses pengeboran akan semakin
berat, drill bit akan panas dan cepat aus. Karena itu, air laut disalurkan dari atas rig
ke dalam drilling pipe lalu disemburkan melalui nozzle di dalam drill bit dan akan
mendorong serpihan-serpihan ini ke permukaan lantai laut seperti gambar di bawah
ini:

5) Setelah melakukan pengeboran sedalam beberapa ratus meter, drill bit akan
diangkat ke permukaan. Dan casing pipe dengan ukuran diameter kira-kira 50 cm
(sedikit lebih kecil daripada lubang sumur) diturunkan ke dalam lubang sumur
menggunakan drill pipe. Pipa casing ini berfungsi untuk melapisi dan menjaga
dinding lubang sumur agar tidak runtuh. Pada gambar sebelah kanan merupakan
tahap memasukkan casing pipe ke dalam conductor pipe.

6) Memasukkan pipa casing tanpa penguat bukan hal yang bijak untuk menjaga
kekuatan dinding sumur. Lalu apa? Setelah pipa casing dimasukkan, maka adonan
semen diinjeksikan ke dalam pipa casing tersebut hingga meluber keluar diantara
dinding sumur dan pipa.
7) Setelah proses tersebut selesai, drill pipe dilepas dan ditarik kembali ke atas.
Selanjutnya adalah menyambung riser pipe. Riser pipe ini akan berfungsi ganda,
salah satunya adalah untuk sirkulasi mud yang disemburkan melalui ujung drill
bit (akan dibahas lebih jelas nanti). Untuk proses selanjutnya, ujung dari riser
pipe dihubungkan dengan perangkat khusus yang bernama Blow Out
Preventer (BOP). BOP ini akan didudukkan di atas pipa casing yang sudah lebih
dahulu terpasang di lantai laut.

8) Sekarang, platform atau rig yang berada di permukaan laut sudah dihubungkan
oleh riser pipe dengan pipa casing di lapisan dalam dasar laut seperti gambar
berikut:
9) Drill bit yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama kali digunakan, diturunkan
melalui riser pipe hingga ke casing pipe. Dan, proses pengeboran pun dilanjutkan.
Bila di atas tadi dijelaskan bahwa untuk membuang serpihan sedimen digunakan
air/air laut, maka di proses pengeboran kedua ini, mud digunakan untuk membuang
serpihan tersebut. Dengan proses yang sama, mud disemprotkan dari nozzle yang
ada di drill bit.

Ada beberapa alasan kenapa mud lebih baik daripada air untuk riser system seperti
ini antara lain:
1. Mud memiliki viskositas yang lebih besar daripada air. Artinya, mud jauh lebih
mudah dan mampu lebih banyak mengangkat serpihan sedimen keluar dari
lubang pengeboran.
2. Mud memiliki densitas lebih besar dari air. Ketika pengeboran semakin jauh ke
dalam lapisan batuan, tekanan dari dinding-dinding lubang bor akan semakin
besar. Bila air (densitas rendah) yang disemprotkan ke dalam lubang bor, maka
lama kelamaan air tidak akan sanggup menahan tekanan dari dinding-dinding
sumur. Dinding sumur bisa runtuh dan drill bit akan tertahan.
10) Setelah drill bit menyentuh kedalaman yang diinginkan, drill bit akan ditarik kembali
ke atas. Lalu, casing pipe dengan diameter lebih kecil dari casing pipe sebelumnya
dimasukkan melalui riser pipe hingga di kedalaman terakhir lubang sumur.
Panjang casing pipe yang terakhir ini sama dengan jarak BOP hingga ke
kedalaman terakhir lubang sumur. Lalu dilakukan proses cementing seperti
sebelumnya. Setelah cementing selesai, maka drill bit yang lebih kecil dimasukkan
ke dalam casing pipe hingga di kedalaman terakhir tadi. Lalu, proses pengeboran
kembali dilanjutkan. Proses ini akan terus berulang sampai drill bit mencapai
kedalaman yang dituju.
11) Setelah mencapai kedalaman yang dituju, drill bit akan ditarik keluar dan diganti
dengan diamond core bit yang memiliki lubang di tengahnya seperti gambar di
bawah ini. Tujuannya adalah untuk mengambil sampel formasi yang sudah dicapai.

12) Sampel tersebut akan dianalisa untuk memastikan lapisan batuan yang ditembus
adalah formasi reservoir. Setelah itu, geophisical logging tool diturunkan ke dalam
lubang sumur untuk menganalisa dan memberikan informasi
kepada geologist mengenai data-data fisik formasi batuan sepanjang tool tersebut
diturunkan di formasi reservoir. Semua data yang dikumpulkan akan dievaluasi
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan apakah sumur bisa langsung
berproduksi, atau geologist memutuskan untuk mengambil data lebih banyak atau
malah sumur yang sudah digali tidak dapat diproduksi.

13) Bila ternyata sumur tersebut memang berpotensi untuk langsung diproduksi,
maka casing terakhir akan diturunkan ke dalam lubang sumur dan dilakukan
proses cementing. Setelah itu, casing tersebut di-pervorating atau dalam bahasa
yang lebih mudah dilubangi sehingga memungkinkan minyak bumi dialirkan ke
permukaan.

Anda mungkin juga menyukai