Thalassemia
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Disusun oleh :
Shifa Minhatun Niza’ (6511418052)
Syifa Meidia (6511418071)
Raisya Amaliana (6511418072)
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan analisis situasi yang telah dijelaskan diatas, dapat diuraikan
beberapa masalah yang teridentifikasi:
1. Prevalensi pengidap thalasemia sertapembawa sifat thalasemia terus menerus
meningkat pada setiap tahunnya. Thalasemia menjadi penyakit dengan
prevalensi terbanyak di dunia. Dari prevalensi yang tercatat badan RISKESDAS
2016 baru terdapat 9.121 pasien thalassemia mayor di Indonesia,akan tetapi
sebenarnya masih banyak yang belum terdeteksi dan mendapat pengobatan
optimal.
2. Thalasemia merupakan penyakit yang tidak dapat diobati. Sebelum melakukan
pengobatan akan lebih baik dilakukan pencegahan dengan menghindari
perkawinan sesama pembawa sifat thalasemia.
3. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai thalasemia. Hal tersebut ditandai
dengan peningkatan prevalensi thalasemia yang terus menerus meningkat serta
masih banyak pengidap maupun pembawa sifat thalasemia yang belum
terdeteksi.
4. Sulitnya melakukan tindakan preventif secara tegas terhadap masyarakat untuk
penekanan prevalensi thalasemia. Thalasemia tidak dapat disobati maka hal yang
dapat dilakukan adalah pencegahan dengan menghindari perkawinan antar
pembawa sifat. Yang dapat dilakukan sebagai pencegahan hanyalah himbauan
untuk menghindari pernikahan antara pembawa sifat, tidak dapat dilarang karena
dapat melanggar hak seseorang untuk melanjutkan keturunanya.
1.3.Tujuan Kegiatan
Dari beberapa masalah yang telah dirumuskan sebelumnya didapatkan beberapa tujuan
kegiatan untuk menjawab masalah yang ada :
1. Mengetahui cara pencegahan dini penyakit thalasemia.
2. Merencanakan tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah dilakukannya edukasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nelson (2000), Thalasemia adalah sekelompok heterogen anemia
hipokormik penyakit herediter dengan berbagai derajat keparahan. Thalasemia
merupakan penyakit kongenetal herediter yang diturunkan secara autosomal
berdasarkan kelainan hemoglobin, dimana satu atau dua rantai Hb kurang atau tidak
terbentuk secara sempurna sehingga terjadi anemia hemolitik. Kelainan hemolitik ini
mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah di dalam oembuluh darah sehingga
umur eritrosit menjadi pendek (Ganie, 2005; Mandleco & Pott, 2007).
Thalassemia merupakan sidnrom kelainan yang diwariskan (inherited) dan
masuk ke dalam kelompok hemoglobinopati, yakni kelainan yang disebabakan oleh
gangguan system hemoglobin akibat mutasi di dakam atau dekat gen globin (Nurarif,
2013). Mutasi gen globin ini dapat menimbulkan dua perubahan rantai globin, yakni
perubahan rangkaian asam amino acid sequence rantai globin tertentu, disebut
hemoglobinopati struktural. Perubahan kecepatan sintesis atau kemampuan produksi
rantai globin tertentu disebut Thalasemia.
Thalassemia dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis hemoglobin yang
mengalami gangguan menjadi Thalasemia alfa dan beta. Sedangkan berdasarkan
jumlah gen yang mengalami gangguan, Hockenberry & Wilson (2009)
mengklasifikasikan Thalasemia menjadi :
a. Thalassemia Minor (Trait)
Thalassemia minor merupakan keadaan yang terjadi pada seseorang yang sehat
namun orang tersebut dapat mewariskan gen thalasemia pada anak-anaknya.
Thalassemia minor ini sudah ada sejak lahir dan tetap ada sepanjang hidup
penderita, jadi tidak perlu transfusi darah dalam hidupnya.
b. Thalassemia Intermedia
Thalassemia intermedia merupakan kondisi antara thalasemia mayor dan minor,
jadi penderita thalassemia intermedia mungkin memerlukan transfusi darah
secara berkala, serta penderita jenis ini dapat bertahan hidup sampai dewasa.
c. Thalassemia Mayor
Thalassemia jenis ini sering disebut Cooley Anemia yang dapat terjadi apabila
kedua orangtua mempunyai sifat pembawa thalassemia (Carrier). Anak-anak
dengan thalassemia mayor akan tampak normal saat lahir, tetapi akan menderita
kekurangan darah pada usia 3-18 bulan. Penderita thalassemia mayor ini
memerlukan transfusi darah secara berkala seumur hidupnya serta dapat
meningkatkan usia hidup hingga 10-20 tahun. Namun apabila penderita
thalassemia mayor tidak dirawat, maka usia penderita hanya bertahan hidup
sampai 5-6 tahun (Potts & Mandleco, 2007).
Dibagikan pamflet
(Usla, Wus dan Susi, 2001)Usla, W., Wus, S. dan Susi, S. (2001) “PREVALENSI
ANEMIA DAN THALASEHA KAWER PADA KELOMPOK WANITA USlA SUBUR
(WUS),” 24, hal. 38–43.