Artikel PDF
Artikel PDF
Abstrak
Abstract
b. Suatu tulisan sampai ada bukti Pasal 1320 KUHPerdata ada empat
sebaliknya, dianggap berasal syarat sahnya perjanjian, yaitu :
dari Pejabat yang berwenang.
a. Sepakat mereka yang
c. Ketentuan perundang-undangan
mengikatkan dirinya
yang harus dipenuhi; ketentuan
b. Cakap untuk membuat suatu
tersebut mengatur tata cara
perjanjian
pembuatannya (sekurang-
c. Mengenai suatu hal tertentu
kurangnya memuat ketentuan-
d. Suatu sebab yang halal
ketentuan mengenai tanggal,
tempat dibuatnya akta suatu Dua syarat yang pertama, dinamakan
tulisan, nama dan syarat subyektif, karena mengenai
kedudukan/jabatan Pejabat yang orang-orangnya atau subyeknya yang
membuatnya c.q. data dimana mengadakan perjanjian, sedangkan
dapat diketahui mengenai hal- dua syarat yang terakhir dinamakan
hal tersebut). syarat-syarat obyektif karena
d. Seorang Pejabat yang diangkat mengenai perjanjiannya sendiri atau
oleh negara dan mempunyai obyek dari perbuatan hukum yang
sifat dan pekerjaan yang mandiri dilakukan itu.
(onafhankelijk-independence)
serta tidak memihak Ada implikasi hukum apabila
(onpartijdigheid-impartaility) salah satu syarat tersebut tidak
dalam menjalankan jabatannya. terpenuhi. Dalam hal syarat obyektif
e. Pernyataan dari fakta atau tidak terpemuhi, perjanjian itu batal
tindakan yang disebutkan oleh demi hukum. Artinya semula tidak
Pejabat adalah hubungan pernah dilahirkan suatu perjanjian
hukum di dalam bidang hukum dan tidak pernah ada suatu perikatan.
privat. 5 Dengan demikian, makan tiada dasar
untuk saling menuntut di depan hakim
Pengertian Pembatalan Akta (null and void). Dalam hal syarat
subyektif, jika syarat tidak terpenuhi,
Berbicara tentang pembatalan
perjanjian bukan batal demi hukum,
akta maka harus mengetahui syarat
tetapi salah satu pihak mempunyai
sahnya suatu perjanjian. Berdasarkan
hak untuk meminta supaya perjanian
itu dibatalkan. Pihak yang dapat
5 Habib Adjie, Hukum Notaris meminta pembatalan itu adalah pihak
Indonesia Tafsir Tematik Terhadap yang tidak cakap atau pihak yang
UU No. 30 Tahun 2004 tentang memberikan sepakatnya secara tidak
Jabatan Notaris. Bandung : PT.
Refika Aditama, 2009, Hlm 127
7
bebas. Perjanjian yang demikian laki lain padahal status dari Tergugat
dinamakan voidable / vernietigbaar.6 (penerima hibah) telah mempunyai
suami dan seorang anak. Para
G. Hasil dan Pembahasan
Penggugat (pemberi hibah) selaku
Berdasarkan penelitian yang
orang tuanya merasa sikap Tergugat
telah dilakukan, penulis menemukan
(penerima hibah) sangat tidak terpuji
salah satu kasus perdata tentang
dan tidak melaksanakan
pembatalan akta otentik. Kasus
kewajibannya sebagai seorang anak
pembatalan akta itu berupa
terhadap orang tuanya. Berdasarkan
pembatalan akta otentik berupa akta
hal tersebut, maka para Penggugat
hibah berdasarkan perkara perdata
(pemberi hibah) menghendaki untuk
Nomor 143/Pdt.G/05/PN.Ska.
membatalkan Akta Hibah yang telah
Berdasar perkara No.
dibuat. Dalam Hukum Perdata
143/PDT.G/05/PN.Ska mengenai
terdapat teori mengenai kewajiban
pembatalan Akta Hibah, perkara ini
anak terhadap orang tuanya yang
bermula dari Penggugat I (pemberi
diatur dalam Pasal 46 Undang-
hibah) memberikan tanah dengan
Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
luas 275 m2 dan bangunan yang
Perkawinan, selanjutnya akan disebut
berdiri diatasnya dengan persetujuan
dengan UUP. Menurut Pasal 46 UUP,
Penggugat II kepada anaknya yang
seorang anak wajib menghormati
dalam perkara ini berkedudukan
orang tuanya dan mentaati kehendak
sebagai Tergugat (pemberi hibah).
mereka yang baik. Seorang anak
Tergugat selaku anak yang telah
yang telah dewasa maka wajib
menerima hibah dari orang tuanya
memelihara sesuai kemampuan
tentunya tidak hanya mempunyai hak
orang tua dan keluarga dalam garis
saja atas hibah itu, akan tetapi juga
lurus ke atas apabila mereka
mempunyai kewajiban untuk
memerlukan bantuan. Berdasar
memelihara orang tuanya selaku
ketentuan Pasal 46 UUP maka
pemberi hibah. Dalam perkara ini
tindakan Tergugat (penerima hibah)
diuraikan bahwa ketika Penggugat I
sudah melanggar ketentuan Pasal 46
(pemberi hibah) mengalami musibah
UUP dimana ia tidak memelihara
yang berkaitan dengan hukum dan
pemberi hibah selaku orang tuanya
Penggugat II yang jatuh sakit, sikap
ketika tertimpa musibah.
dari Tergugat (penerima hibah) dinilai
tidak terpuji. Tergugat (penerima Alasan pembatalan suatu
hibah) meninggalkan dan hibah diatur dalam Pasal 1688
menelantarkan kedua orang tuanya KUHPerdata yang menyatakan
serta pergi dari rumah bersama laki- bahwa suatu hibah dapat dibatalkan
apabila memenuhi syarat-syarat
6 Subekti. Hukum Perjanjian, Jakarta : PT sebagai berikut:
Intermasa, 2002, Hlm 20
8
a. Karena tidak dipenuhinya syarat- oleh para pihak itu sendiri dan dengan
syarat dengan mana penghibahan cara mengajukan suatu gugatan
telah dilakukan. Dengan syarat di apabila terbukti terdapat pelanggaran
sini yang dimaksud adalah beban; hukum didalamnya. Dalam perkara
b. Jika si penerima hibah telah No. 143/PDT.G/05/PN.Ska ini
bersalah melakukan atau terdapat suatu pelanggaran hukum
membantu melakukan kejahatan berupa tindakan Tergugat (penerima
yang bertujuan mengambil jiwa si hibah) telah memenuhi ketentuan
penghibah, atau berupa kejahatan Pasal 1688 KUHPerdata dimana
lain terhadap si penghibah yang Tergugat (penerima hibah)
diancam undang-undang dengan menelantarkan orang tuanya selaku
hukuman pidana baik yang berupa para Penggugat (pemberi hibah)
kejahatan atau pelanggaran; disaat orang tuanya tertimpa
c. Jika ia menolak memberikan musibah. Berdasar hal tersebut maka
tunjangan nafkah kepada si para Penggugat (pemberi hibah)
penghibah, setelah jatuh dalam dalam hal ini selaku orang tua
kemiskinan. Tergugat (penerima hibah)
menghendaki pembatalan Akta Hibah
Akta hibah tersebut merupakan No. 136/Laweyan/1997 dengan
suatu perjanjian, dimana semua mengajukan gugatan di Pengadilan
perjanjian mengacu pada Pasal 1320 Negeri Surakarta.
KUHPerdata mengenai syarat sahnya
suatu perjanjian yang terdiri dari Berdasar putusan hakim yang
syarat subyektif dan syarat obyektif. membatalkan hibah berdasar Akta
Suatu akta dapat dibatalkan apabila Hibah tersebut membawa akibat
syarat subyektif sudah tidak hukum bagi para pihak yang ada
terpenuhi, sedangkan apabila syarat dalam akta tersebut, yaitu :
obyektif sudah tidak terpenuhi maka
a. Akibat hukum terdiri dari akibat
akta itu batal demi hukum. Dalam
hukum pada akta yang batal demi
perkara No. 143/Pdt.G/05/PN.Ska
hukum dan akibat hukum pada
syarat subyektif sahnya perjanjian
akta yang dibatalkan. Perkara No.
sudah tidak terpenuhi, yaitu para
Penggugat (pemberi hibah) merasa 143/PDT.G/05/PN.Ska merupakan
sudah tidak sepakat lagi dengan apa akta hibah yang dibatalkan,
sehingga akibatnya perbuatan
yang dituangkan dalam Akta Hibah
hukum yang dilakukan tidak
dan para Penggugat (pemberi hibah)
mempunyai akibat hukum sejak
merasa dirinya dirugikan, oleh karena
terjadinya pembatalan dan dimana
itu para Penggugat (pemberi hibah)
menghendaki pembatalan Akta Hibah. pembatalan atau pengesahan
perbuatan hukum tersebut
Pembatalan akta itu sendiri
tergantung pada pihak tertentu,
sebenarnya terdapat dua cara, yaitu
9
PERNYATAAN PUBLIKASI
Judul Artikel : Kajian Hukum Pembatalan Akta Otentik Sebagai Legal Cover Para
Pihak Terkait Dengan Syarat Sahnya Suatu Perjanjian
Penulis : Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H.
Yang bertanda tangan dibawah ini penulis makalah dengan judul yang disebutkan
diatas:
Nama : Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H.
Instansi : Fakultas Hukum Universitas Surakarta
Alamat : Jalan Raya Palur KM 05 Surakarta
Menyatakan tidak keberatan artikel dengan judul yang disebutkan diatas untuk dimuat
dan dipublikasikan dalam Proceeding atau Journal Fakultas Hukum Universitas
Surakarta dan editor berhak untuk mengedit sebagian dari isi tanpa merubah substansi
makalah.
Apabila terjadi tuntutan dari pihak lain tentang isi makalah yang telah dipublikasikan
pada jurnal atau proceeding lain sebelumnya, maka sepenuhnya bukan merupakan
tanggungjawab pengelola namun sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.
UNIVERSITAS SURAKARTA
PERNYATAAN PENULIS
Judul : Kajian Hukum Pembatalan Akta Otentik Sebagai Legal Cover Para
Pihak Terkait Dengan Syarat Sahnya Suatu Perjanjian
Nama : Ashinta Sekar Bidari,SH,MH