Gangguan mental adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri. Gangguan mental adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). Gangguan mental menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
2.2 Penyebab Gangguan Mental
Penyebab gangguan jiwa itu bermacam-macam ada yang bersumber dari berhubungan dengan orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan semena- mena, cinta tidak terbatas, kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, dan lain- lain. Selain itu ada juga gangguan jiwa yang disebabkan faktor organik, kelainan saraf dan gangguan pada otak. Gangguan jiwa terjadi karena tidak dapat dimainkan tuntutan id (dorongan instinctive yang sifatnya seksual) dengan tuntutan super ego (tuntutan normal social). Orang ingin berbuat sesuatu yang dapat memberikan kepuasan diri, tetapi perbuatan tersebut akan mendapat celaan masyarakat. Konflik yang tidak terselesaikan antara keinginan diri dan tuntutan masyarakat ini akhirnya akan mengantarkan orang pada gangguan jiwa Sumber penyebab gangguan mental dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu: 1. Faktor-faktor somatik (somatogenik) a. Neuroanatomi b. Neurofisiologi c. Neurokimia d. Tingkat kematangan dan perkembangan organic e. Faktor-faktor pre dan peri – natal 2. Faktor-faktor psikologik (psikogenik) a. Interaksi ibu – anak: normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan) b. Peranan ayah c. Persaingan antara saudara kandung d. Inteligensi e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat f. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah g. Konsep diri: pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak menentu h. Keterampilan, bakat dan kreativitas i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya j. Tingkat perkembangan emosi 3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) a. Kestabilan keluarga b. Pola mengasuh anak c. Tingkat ekonomiiii d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai f. Pengaruh rasial dan keagamaan g. Nilai-nilai