Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
kecakapan. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
telah dilakukan individu, perubahan ini adalah hasil yang telah dicapai dari
proses belajar, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus
melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dan dalam individu dan
diluar individu, proses ini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis, kecuali
bila terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena
aktifitas belajar yang telah dilakukan.
Untuk memperjelas pemahaman terhadap proses belajar mengajar,
kiranya perlu kami awali dengan menguraikan pengertian belajar secara umum.
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku
yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan.
Yang dimaksud pengalaman adalah segala kejadian (peristiwa) yang secara
sengaja maupun tidak sengaja dialami oleh setiap orang, sedangkan latihan
merupakan kejadian yang dengan sengaja dilakukan oleh setiap orang secara
berulang-ulang.
Dalam pengertian lainnya, belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (leaning is defined as the modification or
strengthening of behavior though experiencing), menurut pengertian ini,
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan.1
Dengan demikian belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari
suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal. Disamping itu
belajar merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua kecakapan,
1 Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hal. 22

1
ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Kegiatan yang disebut belajar
dapat terjadi dimana-mana, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun
di lembaga pendidikan formal.
Evaluasi proses adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar atau pengajaran yang
telah dilaksanakan. Dari sedikit uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu
proses belajar atau pengajaran perlu dilakukan evaluasi supaya mengetahui
tingkat kecapaian tujuan yang telah direncanakan sehingga dalam proses
pengajaran ini menghasilkan peserta didik yang mempunyai aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang tinggi serta berdampak pula terhadap kemajuan
bangsa.2
Di lembaga pendidikan formal usaha-usaha dilakukan untuk menyajikan
pengalaman belajar bagi anak didik agar mereka belajar hal-hal yang relevan
baik bagi kebudayaan maupun bagi diri masing-masing.Dalam proses belajar,
untuk mencapai hasil belajar dengan baik di pengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Maka dari itu kami akan membahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan sebagaimana dijelaskan pada latar belakang masalah di
atas, maka dalam penulisan makalah ini rumusan masalah yang akan dikaji
diantaranya:
1.  Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar?
2.  Apa saja faktor instrumen yang mempengaruhi proses dan hasil belajar?
3.  Apa saja faktor fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar?
4.  Apa saja faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar?

C. Tujuan dan Kegunaan

2 Dr. Anurrahman. 2010. Belajaran dan Pembelajaran. Cet.4. Bandung: Alfabeta .204-205

2
Adapun tujuan dari penulisan makalah psikologi pendidikan yang
membahas masalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
ini diantaranya:
1.  Memahami faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2. Memahami faktor instrumen yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
3. Memahami faktor fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
4. Memahami faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Adapun kegunaan dari penulisan makalah psikologi pendidikan yang
membahas masalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
ini diantaranya adalah:
1. Menambah wawasan dan sebagai bahan bacaan.
2.  Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Psikologi Pendidikan

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses dan Hasil Belajar


1. Pengertian Proses Belajar
Dalam proses belajar aktivitas tertentu ataupun aktivitasnya adalah
sebagai berikut : Proses dari bahasa latin “processus" yang berarti
“berjalan ke depan” menurut Chaplin proses adalah suatu perubahan yang
menyangkut tingkah laku atau kejiwaan3. Dalam psikologi belajar proses
berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa
perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu. Reber
(dalam Muhibbin, 2005:69) menjelaskan bahwa proses belajar dapat
diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.4
Adapun makna dari proses belajar yaitu: dimensi cara menguasai
pengetahuan dan cara menghubungkan pengetahuan baru dengan
strukturide yang telah ada. Pada dimensi pertama dibedakan tipe belajar
yang bersifat mencari kedua adalah dibedakan antara belajar yang bersifat
mencari (Discovery Learning) yang bersifat menerima (Reception
Leraning). Pada dimensi kedua bermakna (Meaningfull Learning). Pada
dimensi kedua adalah dibedakan antara belajar yang bersifat menghafal
(Rote Learning) dan belajar bermakna (Meaningfull Learning).5
Dalam belajar menerima keseluruhan bhan pelajaran disajikan
kepada si pelajar dalam bentuk yang sudah sempurna. Si pelajar tinggal
menerima saja tanpa mengadakan usaha-usaha pengolahan, atau
pemrosesan lebih lanjut.
Dengan rumusan lain yang dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu porses yang mengakibatkan beberapa perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku seseorang. Ahli belajar modern

3 Chaplin. (1972). Dictionary of Psykology.Fifth Printing. New York: Dell Publishing Co. Inc.
hal. 89
4 Syah, Muhibbin, 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung. hal. 69
5 Ibid. hal. 101-102

4
mengemukakan dan meluruskan perbuatan belajar sebagai berikut:
“Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan” Tingkah laku yang baru itu misalnya
dengan tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru,
perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan, kesanggupan
menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan
jasmaniah.
Perumusan perbuatan belajar yang terakhir ini tidak memisahkan
antara perubahan-perubahan jasmaniah dan rohaniah. Sebab keduanya
aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain, keduanya
merupakan aspek-aspek yang bersifat komplementer.
Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa
belajar itu adalah bersifat kompleks, karena merupakan suatau proses yang
dipengaruhi dan dikatakan oleh banyak faktor dan meliputi berbagai aspek,
baik yang bersumber dari dalam diri maupun yang bersumber dari luar dari
manusia. Karena sifatnya yang kompleks itu maka para ahli
menginterprestasikanya dalam berbagai segi dengan metodenya sendiri itu
dengan demikian, setiap orang diperkenankan memiliki atau memilih teori
belajar, tafsiran belajar dan cara-cara belajar sendiri-sendiri.

2. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar menurut Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami
aktivitas belajar. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar,
yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran
yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan
hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik6
6 Sudjana N. 1996. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hal. 22

5
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu :
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana, melalui proses
belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai
berikut.7
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang
tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah
afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
1. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan social 

7 Sudjana N. 1996. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hal. 56

6
1) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa, seperti guru, administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi
siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik
dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar. Hal yang paling
mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin
yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.8
2) Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Seorang siswa hendaknya dapat
memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang
keberhasilan belajar. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas
belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
belum dimilkinya. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan
belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian
remaja dan lain-lain.
3) Lingkungan sosial keluarga.
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang
cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan

8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003),hal


64.

7
proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan
mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan
keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
b. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas
dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah
tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
2) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga
dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
2. Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaanya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.9
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan, faktor-faktor
instrument ini dapat berwujud faktor-faktor seperti:
a. Gedung perlengkapan belajar

9 Nana Syaodih Sukmadinata, Lansadan Psikologi Proses Pendidikan, 2007, (Bandung : Rosda),
hal.164

8
b.  Alat-alat praktikum
c.  Perpustakaan
d.  Kurikulum
e.  Bahan / program yang dipelajari
f.  Pedoman-pedoman belajar & sebagainya.
3. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua
macam : 
a. Keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu
keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka
perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.   
b. Keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,
peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil
belajar, terutama panca indra.10 Panca indra yang berfunsi dengan baik
akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses
belajar, merupakan pintu  masuk bagi segala informasi yang diterima
dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat menangkap
dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas
belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun
siswa perlu menjaga panca indra dengan baik. Dengan menyediakan
sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan
fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang
bergizi , dan lain sebagainya.
4. Faktor Psikologis

10Abdil Rahman Sholeh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, 2008 (Jakarta :
Recana), cet.III, hal 221

9
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi
mental yang mantap dan stabil.11 Beberapa faktor psikologis yang utama
memngaruhi proses belajar adalah :
a. Kecerdasan /Intelegensi Siswa
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menhadapi dan menyesuaikan kedalam situasi baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui atau konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. 
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan bukan
hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ
tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control)
dari hamper seluruh aktivitas manusia.
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.12

11 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008, (Bandung:PT Remaja


Rosdakarya), hal.18
12 Ibid. hal. 22

10
Dari segi sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk
melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka
ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi
kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki
pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan
tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk
dalam motivasi intrinsik untuk belajar anatara lain adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk maju
c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat
dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara,
guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang
berguna bagi dirinya, dan lain-lain.13
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri
individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar.
Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua, dan lain
sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan
mempengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah. 
c. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Reber Syah, minat bukanlah istilah yang popular dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor

13http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-proses-
belajar/, di akses 20 Mei 2014

11
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi,
dan kebutuhan.14
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang
bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang
akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari
bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar
siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif,
maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua,
pemilihan jurusan atau bidang  studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya
jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya.
d. Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang
mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang,
peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap
yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi
guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang
dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha

14 Slameto,... hal.70

12
memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan
kepribadian sebagai seorang guru yang empati, sabar, dan tulus kepada
muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang dia punya dengan
baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa
bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
e. Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan dating. Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang
siswa untuk belajar.15 Dengan demikian, bakat adalah kemampuan
seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang
sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-
masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu,
akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat
yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan
lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya
sendiri.
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap
individu, maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan
dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya,
anatara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak

15 Nana Syaodih Sukmadinata,...hal.170

13
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan
bakatnya.
f. Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan
perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik.
Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai
aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi
sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti
menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik
yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat
dan sebagainya.
Strategi pembelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian
yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan
adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari
dorongan-dorongan untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan
untuk mengetahui apa yang terjadi di balik keributan di samping rumah,
dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa
perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan
intensif dari pada perhatian yang disengaja.
g. Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik
melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan
pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bagi masuknya pengaruh
dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan
penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para
pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut,
dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur
modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam
proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa

14
unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan
informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan
melalui penglihatan dan pendengaran.
h. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya
ingatan, yakni (1) menerima  kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3)
memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah
“ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima,
menyimpan dan mereproduksi kesan.16 Kecakapan merima kesan sangat
sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek
didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan
pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan,
ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik.
Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang
mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek
didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau
urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah
mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b
(bebek) dan sebagainya.
i. Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya
ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep
ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-
bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa
pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir
pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut

16 Nana Syaodih Sukmadinata,....hal.176

15
: (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan
(3) penarikan kesimpulan.17
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia
yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki
kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian,
yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para
pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan
yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung
melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para
pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian
pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan
mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir
mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan
psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-
kesimpulannya secara mandiri.
j. Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif
boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila
seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam
ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif
tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik.
Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang
ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan
biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak
cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya
motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui
penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok

17 Abdil Rahman Sholeh,...hal.230

16
subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang
atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus
memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal
yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self
competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek
didik. Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-
kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan
kemajuan yang dicapai teman-temannya. Dengan melihat grafik ini,
subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya
tidak berada di bawah prestasi orang lain.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap proses dan hasil belajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil tersebut dapat di bagi menjadi 2 faktor yakni internal dan
eksternal.
1. Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmani ( kesehatan dan cacat tubuh )
b. Faktor psikologis ( intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan )
c. Faktor kelelahan
2. Faktor eksternal terdiri dari:
a. Faktor keluarga ( cara mendidik orang tuanya, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan
latar belakang kebudayaan )
b. Faktor sekolah ( metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, keadaan gedung dan tugas rumah )
c. Faktor masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat)

B. Saran
Dalam proses dan hasil belajar, di pengaruhi oleh faktor-faktor baik
faktor internal, maupun factor eksternal. Maka dari itu,kita harus
memperhatikan segala aspek yang mempengaruhi hal tersebut untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam proses belajar sehingga dapat
mendorong untuk belajar dengan baik dan bekerjasama untuk meraih hasil
belajar yang maksimal bersama. Dalam penulisan makalah ini, masih banyak
kekurangan kekurangan maka dari itu, penulis mengharapkan semoga para
pembaca bisa memberikan masukan kepada penulis. Semoga makalah ini
dipergunakan sebaik-baiknya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Dimyanti dan Mudiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya
Mustaqim dan Wahid, Abdul. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Melton
Putra

19

Anda mungkin juga menyukai