Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

JUDUL:

KECELAKAAN LALU LINTAS

OLEH:

KELOMPOK 5

1. INDRA F. TERHANI
2. MARDIYANTI LENDE
3. MARIA J. M. P. KARMAN
4. MARIA PENI
5. BENTO EK
6. KATARINA JANITA
7. KLARITA NDOLU
8. ELISA VANTI
9. CHRISTINA GHEA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
dengan judul “Kecelakaan Lalu Lintas” ini dengan baik.
Keberhasilan penulisan makalah ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan limpah terima
kasih yang kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk penyempurnaan tulisan ini dan karya tulis selanjutnya.

Kupang, 10 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas.........................................................3

2.2 Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas.....................................................4

2.3 Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas.........................................................8

2.4 Jenis-jenis Kecelakaan Lalu Lintas..........................................................9

2.5 Fator Yang Terlibat Dalam Kecelakaan Lalu Lintas...............................11

2.6 Upaya Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas............................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................15

3.2 Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) dan pengendalian faktor risikonya
berhubungan erat dengan determinan kualitas hidup, yaitu tingkat pendidikan
dan sosial ekonomi. Memasuki abad ke-21 pola penyakit di Indonesia
menunjukkan perubahan pada transisi epidemiologi, yaitu dari pola penyakit
dan kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke
penyebab kematian karena penyakit non infeksi.
Setiap tahun tercatat 1,35 juta orang tewas akibat kecelakaan llalu lintas di
seluruh dunia. Artinya, setiap 24 detik terdapat satu orang kehilangan nyawa
di jalanan di seluruh dunia ini. Data yang dirilis Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mendesak dunia untuk mengambil langkah konkrit. WHO
menambahkan, hanya dalam kurun waktu tiga tahun jumlah korban tewas di
jalan raya bertambah 100.000 orang. Kini, kecelakaan lalu lintas menjadi
pembunuh utama manusia dengan rentang usia lima hingga 29 tahun.
Laporan Global tentang Keamanan Jalan Raya yang dirilis WHO yang
menggunakan data dari 2016 menunjukkan situasi memang memburuk.
Jumlah angka kematian yang diakibatkan kecelakaan tersebut membuat
Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian manusia di
dunia.Indonesia  termasuk salah satu negara penyumbang kecelakaan lalu
lintas tertinggi di dunia. Setidaknya, di Indonesia setiap tahunnya tercatat
sekitar 26.000-29.000 jiwa tewas karena kecelakaan lalu lintas.
Kematian pada kecelakaan lalu lintas salah satunya disebabkan karena
luka di kepala pada pengendara sepeda motor. Risiko itu bisa berkurang 40%
dengan menggunakan helm yang benar. 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kecelakaan lalu lintas ?
2. Bagaimana dengan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular KLL ?

1
3. Apa saja klasifikasi kecelakaan lalu lintas ?
4. Apa saja jenis-jenis kecelakaan lalu lintas ?
5. Faktor apa yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas ?
6. Bagaimana upaya pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang arti dari kecelakaan lalu lintas.
2. Mahasiswa dapat mengetahui Epidemiologi Penyakit Tidak Menular KLL.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang klasifikasi kecelakaan lalu lintas.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang jenis-jenis dari kecelakaan lalu
lintas.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang faktor yang terlibat dalam
kecelakaan lalu lintas.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang upaya pencegahan terjadinya
kecelakaan lalu lintas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas


Secara garis besar kecelakaan lalu lintas (KLL) dapat terjadi di darat (KLL
darat), dan di udara ( KLL udara ). Secara khusus kecelakaan lalu lintas
dimaksud disini adalah KLL darat, atau kecelakaan terkait kegiatan manusia
bertrasportasi atau berkendaraan yang lalu lintas di jalan raya.
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena
ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus dianalisis dan ditemukan, agar
tindakan korektif kepada penyebab itu dapat dilakukan serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah. Kecelakaan merupakan
tindakan tidak direncanakan dan tidak terkendali, ketika aksi dan reaksi objek,
bahan, atau radiasi menyebabkan cedera atau kemungkinan cedera (Heinrich,
1980). Menurut D.A. Colling (1990) yang dikutip oleh Bhaswata (2009)
kecelakaan dapat diartikan sebagai tiap kejadian yang tidak direncanakan dan
terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi, faktor lingkungan,
ataupun kombinasi-kombinasi dari hal-hal tersebut yang mengganggu proses
kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun tidak, kesakitan, kematian,
kerusakaanproperty ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban
manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian
pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang
menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (korban)
(WHO, 1984). Menurut F.D. Hobbs (1995) yang dikutip Kartika (2009)
mengungkapkan kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit
diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya trauma,
cedera, ataupun kecacatan tetapi juga kematian. Kasus kecelakaan sulit

3
diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan
dan banyaknya pergerakan dari kendaraan.
Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang
tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana
terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan/atau
kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).

2.2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular KLL


Setiap tahun tercatat 1,35 juta orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di
seluruh dunia. Artinya, setiap 24 detik terdapat satu orang kehilangan nyawa
di jalanan di seluruh dunia. Data yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mendesak dunia untuk mengambil langkah konkrit. WHO menambahkan,
hanya dalam kurun waktu tiga tahun jumlah korban tewas di jalan raya
bertambah 100.000 orang.
Faktanya, separuh korban tewas adalah para pejalan kaki dan pengendara
kendaraan roda dua. Di seluruh dunia penjalan kaki dan pengendara sepeda
motor mencakup 26 persen dari seluruh korban tewas. Angka ini di Afrika
melonjak drastis menjadi 44 persen korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas
adalah pejalan kaki dan pengendara kendaraan roda dua. Sedangkan
pengendara dan pembonceng sepeda motor mencakup 28 persen jumlah
seluruh korban tewas di dunia. Untuk bagian ini di Asia Tenggara jumlahnya
mencapai 43 persen dari seluruh korban tewas.
Laporan Global tentang Keamanan Jalan Raya yang dirilis WHO yang
menggunakan data dari 2016 menunjukkan situasi memang memburuk.
Jumlah angka kematian yang diakibatkan kecelakaan tersebut membuat
Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian manusia di
dunia. Indonesia  termasuk salah satu negara penyumbang kecelakaan lalu
lintas tertinggi di dunia. Setidaknya, di Indonesia setiap tahunnya tercatat
sekitar 26.000-29.000 jiwa tewas karena kecelakaan lalu lintas.

4
Selama kurun waktu 2013-2017, jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami
kenaikan rata-rata 0,77 persen per tahun. Kenaikan pada jumlah kecelakaan
ternyata diikuti pula jumlah korban meninggal dan luka ringan yaitu masing-
masing 3,72 persen dan 2,08 persen.

Rincian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah 100.106 95.906 98.970 106.644 103.228
kecelakaan
Korban 24.416 `29.297 26.495 31.262 30.568
meninggal
Luka berat 24.416 26.840 23.937 20.075 14.395
Luka ringan 110.448 109.741 110.714 120.532 119.945

Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas POLRI)


mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2017 sebanyak 103.228 kejadian
dengan korban meninggal 30.568 jiwa (orang). Komposisi kecelakaan lalu

5
lintas tahun 2017dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pada tahun 2018, RISKESDA mengeluarkan data berupa Proporsi Cedera


yang disebabkan karena Kecelakaan Lalu Lintas menurut provinsi dan
karakteristik yang menunjukkan Sulawesi menjadi provinsi yang paling tinggi
terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas dengan jenis kelamin Laki-Laki antara usia
15-24tahun di wilayah perkotaan. Sementara itu, Jambi yang paling rendah
terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas.

6
Sementara pada proporsi penyebab cedera akibat kecelakaan lalu lintas
menunjukkan bahwa pengemudi yang mengendarai sepeda motor menjadi
penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan 72,7% lebih tinggi
dari faktor penyebab lainnya. Penyebab yang paling rendah yaitu mengendarai
mobil (sopir) dengan 1,2% saja.

7
Pada Proporsi Kecelakaan Lalu Lintas ketika sedang mengendarai sepeda
motor menurut provinsi, Kalimantan Timur yang paling tinggi terjadinya
kecelakaan lalu lintas dengan 81,6% dan yang paling rendah di Papua dengan
64,2% dengan jenis kelamin laki-laki dengan usia 25-34tahun di wilayah
perkotaan maupun pedesaan.

8
Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan kasus kecelakaan di
tahun 2019 dibandingkan dengan jumlah kecelakaan di tahun 2018 yaitu
sebesar 11,21 persen. Korban meninggal dunia turun 4,62 persen. Penurunan
juga pada korban luka berat yait 19,63 persen

Rincian Tahun
2018 2019
Jumlah kecelakaan 1.338 kasus 1.188 kasus
Korban meninggal 432 orang 412 orang
Luka berat 438 orang 352 orang
Luka ringan 1.707 orang 1.499 orang

2.3 Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas


Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 pasal 229, Klasifikasi
kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Kecelakaan lalu lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan kendaraan dan/atau barang.

9
2. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
3. Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.
4. Kecelakaan yang merupakan materil saja, yaitu apabila tidak ada
manusia yang menjadi korban, hanya berupa kerugian materiil saja baik
berupa kerusakan kendaraan, jalan, jemabatan, ataupun fasilitas lainnya.
Pada suatu kecelakaan lalu lintas yang terjadi, ada beberapa kriteria
keparahan korban kecelakaan menurut PP Nomor 43 Tahun l993 Pasal 93,
antara lain sebagai berikut:
1) Korban Meninggal
Korban meninggal adalah korban yang dipastikan meninggal dunia
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30
hari setelah kecelakaan tersebut.
2) Korban Luka Berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari
30 hari sejak terjadi kecelakaan.
3) Korban Luka Ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam
kategori korban meninggal dan korban luka berat.

2.4 Jenis-jenis kecelakaan lalu lintas.


Menurut UU no 22 th 2009 pasal  ayat 24 Kecelakaan Lalu Lintas adalah
suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Jenis-
Jenis Kecelakaan lalu lintas :
a. Head-on Collision (Tabrak depan-depan)
Head-on Collision (Tabrak depan-depan) adalah jenis tabrakan
dimana tabrakan terjadi antara 2 kendaraan dari arah yang berlawanan.

10
Kecelakaan ini terjadi karena kendaraan yang mau menyalip gagal
kembali ke jalurnya atau karena jarak pandang yang tidak mencukupi di
dareah tikungan. Di Indonesia, kecelakaan ini yang paling sering terjadi,
karena lebar jalan di hampir seluruh jalan di Indonesia masih di bawah
standar.
b. Run off Road Collision (Tabrak samping-samping)
Run off Road Collision (Tabrak samping-samping) adalah jenis
tabrakan dimana tabrakan terjadi hanya pada satu kendaraan yang keluar
dari jalan dan manabrak sesuatu, hal ini dapat terjadi ketika pengemudi
kehilangan kontrol atau salah menilai tikungan, atau mencoba untuk
menghindari tabrakan dengan pengguna lain jalan atau binatang. Konsep
zona bebas adalah suatu solusi yang diawarkan untuk mengatasi
permasalahan ini. 
c. Rear- end Collision (Tabrak depan-belakang)
Rear-end Collision (Tabrak depan-belakang) adalah jenis tabrakan
dimana tabrakan terjadi dari dua atau lebih kendaraan dimana kendaraan
menabrak kendaraan di depannya, biasanya disebabkan karena
kendaraan di depan berhenti tiba-tiba. Skenario yang sering terjadi
adalah deselerasi tiba-tiba olehmobil pertama (misalnya, untuk
menghindari seseorang menyeberang jalan) sehingga mobil kedua tidak
punya waktu untuk rem dan bertabrakan dengan yang pertama. Atau
mobil kedua mempercepat lebih cepat dari kendaraan pertama (misalnya,
meninggalkan persimpangan). Atau jika terjadi perbedaan kecepatan
yang signifikan dari kendaraan pertama (truck) yang overload
dengan kendaraan kedua yang kecepatannya lebih tinggi melewati
jalan tanjakan, hal ini biasa terjadi di jalan tol. Jenis kecelakaan ini
juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun dimana melibatkan
lebih dari dua kendaraan.
d. Side Collision (Tabrak depan-Samping)
Side Collision (Tabrak depan-Samping) adalah jenis tabrakan
dimana terjadi antara dua kendaraan secara bersampingan dengan arah

11
yang sama. Tabrakan ini sering terjadi di persimpangan Y, di tempat
parker atau ketika kendaraan menabrak dari dari samping suatu objek
tetap.
e. Rollover (Terguling)
Rollover adalah jenis tabrakan dimana kendaraan terjungkir
balik,biasanya terjadi pada kendaraan dengan profil yang lebih tinggi
seperti truk. Kecelakaan rollover berhubungan langsung dengan
stabilitas kendaraan. Stabilitas ini dipengaruhi oleh hubungan
antarapusat gravitasi dan lebar trek  (jarak antara roda kiri dan kanan).
Pusat gravitasi yang tinggi dan trek yang leber dapat membuat
kendaraan tidak stabil di tikungan dengan kecepatan yang tinggi atau
perubahan arah belokan yang tajam dan mendadak. Air bags maupun
sabuk pengaman kurang efektif.

2.5 Faktor Yang Terlibat Dalam Kecelakaan Lalu Lintas


Secara garis besar ada lima faktor yang berkaitan dengan peristiwa KLL,
yaitu faktor-faktor pengemudi, penumpang, pemakai jalan, kendaraan, dan
fasilitas jalanan.
a. Faktor manusia
Didalam faktor manusia terdapat pejalan kaki, penumpang sampai
pengemudi. Faktor manusia ini menyangkut masalah disiplin berlalu
lintas.
1) Faktor pengemudi
Faktor ini dianggap sebagai salah satu faktor utama yang
menentukan KLL. Faktor pengemudi ditemukan memberikan
kontribusi 75-80 % terhadap KLL. Karakteristik pengemudi
berkaitan dengan :
 Keterampilan mengemudi
 Gangguan kesehatan ( mabuk, ngantuk, letih )

12
 SIM : tidak semua pengemudi mempunyai SIM. Jika ada
tilang, maka tidak jarang alasan tilang berhubungan dengan
ketidaklengkapan administrasi, termaksud ijin mengemudi.
2) Faktor penumpang
Secara psikologis ada juga kemungkinnan penumpang
mengganggu pengemudi. Misalnya jumlah muatan (baik
penumpangnya maupun barangnya) yang berlebihan.
3) Faktor pemakai jalanan
Pemakai jalan di Indonesia bukan saja terjadi dari kendaraan
disana ada pejalan kaki atau pengendara sepedaa. Selain itu jalan
raya dapat menjadi tempat numpang pedagang kaki lima, peminta-
minta, dan semacamnya. Hal ini membuat semakin parah keadaan
dijalan. Jalan umu juga dipakai sebagai sarana berparkir. Tidak
jarang terjadi, mobil terparkir mendapat tabrakan.
b. Faktor kendaraan
Jenis-jenis kendaraan yang membuat jalan raya penuh, berupa :
a. Kendaraan tidak bermotor: sepeda, becak, gerobak, bendi atau
delman.
b. Kendaraan bermotor: sepeda motor, roda tiga atau bemo, oplet,
sedan, bus, truk, gandengan.
Diantara jenis kendaraan, KLL paling sering terjadi pada kendaraan
sepeda motor.
c. Faktor jalanan
Faktor jalanan berupa keadaan fidik jalan dan rambu-rambu jalan.
a. Kelaikan jalan antara lain dilihat dari ketersediaan rambu-rambu
lalu lintas.
b. Sarana jalan:
1) Panjang jalan yang tersedia dengan jumlah kendaraan yang
banyak diatasnya. Di kota-kota besar tampak kemacetan terjadi
dimana-mana, memancing terjadinya kecelakaan. Dan

13
sebaliknya, jalan raya yang mulus memancing pengemudi
untuk balapan yang memancing kecelakaan.
2) Keadaan fisik jalanan: jalan yang fisiknya kurang memadai,
misalnya berlubang dan bergelombang, dapat menjadi pemicu
terjadinya kecelakaan.
d. Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan berupa cuaca dan geografik yang berupa kabut,
hujan, jalan licin, akan membawa resiko terjadinya KLL. Secara khusus
faktor pengemudi yang pernah diteliti adalah:
1) Perilaku pengemudi yang meliputi ngebut, tidak disiplin atau
melanggar rambu.
2) Kecakapan mengemudi meliputi pengemudi baru atau belum
berpengalaman melalui jalan atau rute.
3) Mengantuk pada waktu mengemudi.
4) Mabuk pada waktu mengemudi.
5) Umur pengemudi 20tahun atau kurang.
6) Umur pengemudi 55 tahun atau lebih.
Besar resiko kecelakaan lalu lintas bermotor :
a. Pemakaian alkohol = 4,80
b. Bermotor kencang = 4,40
c. Tidak memakai sabuk pengaman = 0,60
d. Minum sedative = 2,40
Dilihat dari pihak yang terlibat dapat mengenai:
a. Manusia yang meliputi pengemudi, penumpang, dan pemakai jalan
lainnya.
b. Kendaraan meliputi sepeda sampai mobil truk.
c. Binatang
d. Tumbuhan
e. Bangunan.
KLL dapat mengakibatkan berbagai cedera sampai kematian yang
meliputi cedera kepala yang merupakan bentuk cedera yang paling sering

14
berbahaya dan menjadi penyebab utama kematian, fraktur atau patah
tulang, dan rupturalien atau pecah limpa. Keadaan ini umumnya terjadi
pada pengemudi bermotor.

2.6 Upaya Pencegahan KLL


Upaya pencegahan dan pengendalian KLL yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya KLL, berupa:
a. Safetyfasilities seperti helm, seatbelt, sidewalk, over headbridge atau
jembatan penyeberangan, traficsignal atau rambu jalanan.
b. Law enforcement/peraturan.
Tiga aspek yang harus diketahui oleh pengendara kendaraan bermotor:
1. Bahaya apa saja yang mengacam tiap saat dari segala arah di jalan
raya, yang bisa membahayakan pengendara/pengemudi.
2. Cara mengoperasikan kendaraan dengan baik dan benar, dan fungsi
operasional peralatan kendali kendaraan.
3. Membaca dan menginterpretasikan secara cepat dan tepat situasi
kondisi dan peristiwa di jalan raya.
Jadi untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, sebaiknya:
a. Jangan paksakan mengemudikan kendaraan bila secara fisik dan atau
psikis tidak nyaman.
b. Jangan paksakan mengemudikan kendaraan bila kendaraan kurang
beres.
c. Hindari jalan yang rawan kecelakaan atau mengundang bahaya,
kecuali anda sangat mahir dalam prediksi dan penanganan resiko atau
manajemen resiko.
d. Jangan mengendarai kendaraan dalam cuaca yang tidak mendukung.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan
yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan
dimana terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian
dan/atau kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
Klasifikasi kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu,
Kecelakaan lalu lintas ringan, Kecelakaan lalu lintas sedang, Kecelakaan lalu
lintas berat, dan Kecelakaan yang merupakan materil saja. Jenis-jenis
kecelakaan lalu lintas yaitu, Head-on collision (Tabrak depan-depan), run off
road ccollision (Tabrak samping-samping), rear-end collision (Tabrak depan-
belakang), side collision (Tabrak depan-Samping), dan Rollover (Terguling).
Faktor yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas terdiri dari Faktor
manusia, Faktor kendaraan, Faktor jalanan, dan Faktor lingkungan.Upaya
pencegahan dan pengendalian KLL yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya KLL, berupa:
a. Safety fasilities seperti helm, seatbelt, sidewalk, over headbridge atau
jembatan penyeberangan, traficsignal atau rambu jalanan.
b. Law enforcement/peraturan.

3.2 Saran
Peraturan lalu lintas masih terus berkembang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Ketika awal helm wajib diterapkan terdapat penolakan dari
masyarakat. Peraturan pemakaian tali ikat pinggang pada pengendara motor
juga sudah dianjurkan tetapi masih diacuhkan.Untuk itu perlu menaati
peraturan untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang terjadi di masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bustan,M.N.2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka cipta

Hasil RISKESDA 2018.

Polentas Dalam Angka 2013

Setyowati, dkk. 2018. Faktor Penyebab Kecelaaan Lalu Lintas Pada Mahasiswa
Sekolah Menengah Atas Di Kota Samarinda. The Indonesian Journal of
Occuptional Safety and Health. 7(3). 329-338.

Statistik Transportasi Darat. 2017. BPS RI.

Syaputra, I. 2018. Klasifikasi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan


Korbn Dengan Metode Support Vektor Machine Polynomial Smote. Skripsi.
Jurusan Statistika. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pegetahuan Alam. Universitas
Islam Indonesia. Yogyakarta.

Saputra, A. Studi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Indonesia Berdasaran


Data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Dari Tahun2007-2016.
2017. Warta Penelitian Perhubungan. 29(2)

Hadayati, A Dan Hendrati, Y. 2016. Analisis Risiko Ecelakaan Lalu Lintas


Berdasar Pengetahuan, Penggunaan Jalur, Dan Kecepatan Berkendara. Jurnal
Berkala Epidemiologi. 4(2). 275-287.

Adelaide, K. 2012.Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Di


Jalan Tol Purbaleunyi Tahun 2010-2011. Skripsi. Program Studi Kesehatan
Masyarakat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia. Depok

https://digtara.com/2020/01/04/selama-2019-kecelakaan-lalu-lintas-di-ntt-
menurun/

17

Anda mungkin juga menyukai