JUDUL:
OLEH:
KELOMPOK 5
1. INDRA F. TERHANI
2. MARDIYANTI LENDE
3. MARIA J. M. P. KARMAN
4. MARIA PENI
5. BENTO EK
6. KATARINA JANITA
7. KLARITA NDOLU
8. ELISA VANTI
9. CHRISTINA GHEA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
dengan judul “Kecelakaan Lalu Lintas” ini dengan baik.
Keberhasilan penulisan makalah ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan limpah terima
kasih yang kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk penyempurnaan tulisan ini dan karya tulis selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja klasifikasi kecelakaan lalu lintas ?
4. Apa saja jenis-jenis kecelakaan lalu lintas ?
5. Faktor apa yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas ?
6. Bagaimana upaya pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan
dan banyaknya pergerakan dari kendaraan.
Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang
tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana
terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan/atau
kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
4
Selama kurun waktu 2013-2017, jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami
kenaikan rata-rata 0,77 persen per tahun. Kenaikan pada jumlah kecelakaan
ternyata diikuti pula jumlah korban meninggal dan luka ringan yaitu masing-
masing 3,72 persen dan 2,08 persen.
Rincian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah 100.106 95.906 98.970 106.644 103.228
kecelakaan
Korban 24.416 `29.297 26.495 31.262 30.568
meninggal
Luka berat 24.416 26.840 23.937 20.075 14.395
Luka ringan 110.448 109.741 110.714 120.532 119.945
5
lintas tahun 2017dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
6
Sementara pada proporsi penyebab cedera akibat kecelakaan lalu lintas
menunjukkan bahwa pengemudi yang mengendarai sepeda motor menjadi
penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan 72,7% lebih tinggi
dari faktor penyebab lainnya. Penyebab yang paling rendah yaitu mengendarai
mobil (sopir) dengan 1,2% saja.
7
Pada Proporsi Kecelakaan Lalu Lintas ketika sedang mengendarai sepeda
motor menurut provinsi, Kalimantan Timur yang paling tinggi terjadinya
kecelakaan lalu lintas dengan 81,6% dan yang paling rendah di Papua dengan
64,2% dengan jenis kelamin laki-laki dengan usia 25-34tahun di wilayah
perkotaan maupun pedesaan.
8
Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan kasus kecelakaan di
tahun 2019 dibandingkan dengan jumlah kecelakaan di tahun 2018 yaitu
sebesar 11,21 persen. Korban meninggal dunia turun 4,62 persen. Penurunan
juga pada korban luka berat yait 19,63 persen
Rincian Tahun
2018 2019
Jumlah kecelakaan 1.338 kasus 1.188 kasus
Korban meninggal 432 orang 412 orang
Luka berat 438 orang 352 orang
Luka ringan 1.707 orang 1.499 orang
9
2. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
3. Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.
4. Kecelakaan yang merupakan materil saja, yaitu apabila tidak ada
manusia yang menjadi korban, hanya berupa kerugian materiil saja baik
berupa kerusakan kendaraan, jalan, jemabatan, ataupun fasilitas lainnya.
Pada suatu kecelakaan lalu lintas yang terjadi, ada beberapa kriteria
keparahan korban kecelakaan menurut PP Nomor 43 Tahun l993 Pasal 93,
antara lain sebagai berikut:
1) Korban Meninggal
Korban meninggal adalah korban yang dipastikan meninggal dunia
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30
hari setelah kecelakaan tersebut.
2) Korban Luka Berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari
30 hari sejak terjadi kecelakaan.
3) Korban Luka Ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam
kategori korban meninggal dan korban luka berat.
10
Kecelakaan ini terjadi karena kendaraan yang mau menyalip gagal
kembali ke jalurnya atau karena jarak pandang yang tidak mencukupi di
dareah tikungan. Di Indonesia, kecelakaan ini yang paling sering terjadi,
karena lebar jalan di hampir seluruh jalan di Indonesia masih di bawah
standar.
b. Run off Road Collision (Tabrak samping-samping)
Run off Road Collision (Tabrak samping-samping) adalah jenis
tabrakan dimana tabrakan terjadi hanya pada satu kendaraan yang keluar
dari jalan dan manabrak sesuatu, hal ini dapat terjadi ketika pengemudi
kehilangan kontrol atau salah menilai tikungan, atau mencoba untuk
menghindari tabrakan dengan pengguna lain jalan atau binatang. Konsep
zona bebas adalah suatu solusi yang diawarkan untuk mengatasi
permasalahan ini.
c. Rear- end Collision (Tabrak depan-belakang)
Rear-end Collision (Tabrak depan-belakang) adalah jenis tabrakan
dimana tabrakan terjadi dari dua atau lebih kendaraan dimana kendaraan
menabrak kendaraan di depannya, biasanya disebabkan karena
kendaraan di depan berhenti tiba-tiba. Skenario yang sering terjadi
adalah deselerasi tiba-tiba olehmobil pertama (misalnya, untuk
menghindari seseorang menyeberang jalan) sehingga mobil kedua tidak
punya waktu untuk rem dan bertabrakan dengan yang pertama. Atau
mobil kedua mempercepat lebih cepat dari kendaraan pertama (misalnya,
meninggalkan persimpangan). Atau jika terjadi perbedaan kecepatan
yang signifikan dari kendaraan pertama (truck) yang overload
dengan kendaraan kedua yang kecepatannya lebih tinggi melewati
jalan tanjakan, hal ini biasa terjadi di jalan tol. Jenis kecelakaan ini
juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun dimana melibatkan
lebih dari dua kendaraan.
d. Side Collision (Tabrak depan-Samping)
Side Collision (Tabrak depan-Samping) adalah jenis tabrakan
dimana terjadi antara dua kendaraan secara bersampingan dengan arah
11
yang sama. Tabrakan ini sering terjadi di persimpangan Y, di tempat
parker atau ketika kendaraan menabrak dari dari samping suatu objek
tetap.
e. Rollover (Terguling)
Rollover adalah jenis tabrakan dimana kendaraan terjungkir
balik,biasanya terjadi pada kendaraan dengan profil yang lebih tinggi
seperti truk. Kecelakaan rollover berhubungan langsung dengan
stabilitas kendaraan. Stabilitas ini dipengaruhi oleh hubungan
antarapusat gravitasi dan lebar trek (jarak antara roda kiri dan kanan).
Pusat gravitasi yang tinggi dan trek yang leber dapat membuat
kendaraan tidak stabil di tikungan dengan kecepatan yang tinggi atau
perubahan arah belokan yang tajam dan mendadak. Air bags maupun
sabuk pengaman kurang efektif.
12
SIM : tidak semua pengemudi mempunyai SIM. Jika ada
tilang, maka tidak jarang alasan tilang berhubungan dengan
ketidaklengkapan administrasi, termaksud ijin mengemudi.
2) Faktor penumpang
Secara psikologis ada juga kemungkinnan penumpang
mengganggu pengemudi. Misalnya jumlah muatan (baik
penumpangnya maupun barangnya) yang berlebihan.
3) Faktor pemakai jalanan
Pemakai jalan di Indonesia bukan saja terjadi dari kendaraan
disana ada pejalan kaki atau pengendara sepedaa. Selain itu jalan
raya dapat menjadi tempat numpang pedagang kaki lima, peminta-
minta, dan semacamnya. Hal ini membuat semakin parah keadaan
dijalan. Jalan umu juga dipakai sebagai sarana berparkir. Tidak
jarang terjadi, mobil terparkir mendapat tabrakan.
b. Faktor kendaraan
Jenis-jenis kendaraan yang membuat jalan raya penuh, berupa :
a. Kendaraan tidak bermotor: sepeda, becak, gerobak, bendi atau
delman.
b. Kendaraan bermotor: sepeda motor, roda tiga atau bemo, oplet,
sedan, bus, truk, gandengan.
Diantara jenis kendaraan, KLL paling sering terjadi pada kendaraan
sepeda motor.
c. Faktor jalanan
Faktor jalanan berupa keadaan fidik jalan dan rambu-rambu jalan.
a. Kelaikan jalan antara lain dilihat dari ketersediaan rambu-rambu
lalu lintas.
b. Sarana jalan:
1) Panjang jalan yang tersedia dengan jumlah kendaraan yang
banyak diatasnya. Di kota-kota besar tampak kemacetan terjadi
dimana-mana, memancing terjadinya kecelakaan. Dan
13
sebaliknya, jalan raya yang mulus memancing pengemudi
untuk balapan yang memancing kecelakaan.
2) Keadaan fisik jalanan: jalan yang fisiknya kurang memadai,
misalnya berlubang dan bergelombang, dapat menjadi pemicu
terjadinya kecelakaan.
d. Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan berupa cuaca dan geografik yang berupa kabut,
hujan, jalan licin, akan membawa resiko terjadinya KLL. Secara khusus
faktor pengemudi yang pernah diteliti adalah:
1) Perilaku pengemudi yang meliputi ngebut, tidak disiplin atau
melanggar rambu.
2) Kecakapan mengemudi meliputi pengemudi baru atau belum
berpengalaman melalui jalan atau rute.
3) Mengantuk pada waktu mengemudi.
4) Mabuk pada waktu mengemudi.
5) Umur pengemudi 20tahun atau kurang.
6) Umur pengemudi 55 tahun atau lebih.
Besar resiko kecelakaan lalu lintas bermotor :
a. Pemakaian alkohol = 4,80
b. Bermotor kencang = 4,40
c. Tidak memakai sabuk pengaman = 0,60
d. Minum sedative = 2,40
Dilihat dari pihak yang terlibat dapat mengenai:
a. Manusia yang meliputi pengemudi, penumpang, dan pemakai jalan
lainnya.
b. Kendaraan meliputi sepeda sampai mobil truk.
c. Binatang
d. Tumbuhan
e. Bangunan.
KLL dapat mengakibatkan berbagai cedera sampai kematian yang
meliputi cedera kepala yang merupakan bentuk cedera yang paling sering
14
berbahaya dan menjadi penyebab utama kematian, fraktur atau patah
tulang, dan rupturalien atau pecah limpa. Keadaan ini umumnya terjadi
pada pengemudi bermotor.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan
yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan
dimana terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian
dan/atau kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
Klasifikasi kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu,
Kecelakaan lalu lintas ringan, Kecelakaan lalu lintas sedang, Kecelakaan lalu
lintas berat, dan Kecelakaan yang merupakan materil saja. Jenis-jenis
kecelakaan lalu lintas yaitu, Head-on collision (Tabrak depan-depan), run off
road ccollision (Tabrak samping-samping), rear-end collision (Tabrak depan-
belakang), side collision (Tabrak depan-Samping), dan Rollover (Terguling).
Faktor yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas terdiri dari Faktor
manusia, Faktor kendaraan, Faktor jalanan, dan Faktor lingkungan.Upaya
pencegahan dan pengendalian KLL yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya KLL, berupa:
a. Safety fasilities seperti helm, seatbelt, sidewalk, over headbridge atau
jembatan penyeberangan, traficsignal atau rambu jalanan.
b. Law enforcement/peraturan.
3.2 Saran
Peraturan lalu lintas masih terus berkembang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Ketika awal helm wajib diterapkan terdapat penolakan dari
masyarakat. Peraturan pemakaian tali ikat pinggang pada pengendara motor
juga sudah dianjurkan tetapi masih diacuhkan.Untuk itu perlu menaati
peraturan untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang terjadi di masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Setyowati, dkk. 2018. Faktor Penyebab Kecelaaan Lalu Lintas Pada Mahasiswa
Sekolah Menengah Atas Di Kota Samarinda. The Indonesian Journal of
Occuptional Safety and Health. 7(3). 329-338.
https://digtara.com/2020/01/04/selama-2019-kecelakaan-lalu-lintas-di-ntt-
menurun/
17