PENOKOHAN
- Auliya sebagai seorang siswa bernama Lia yang memilik sifat sedikit judes, namun cukup
perhatian. (Pengarah Gaya)
- Bayu Guritno sebagai seorang siswa pindahan dari kampung bernama Bimo yang memiliki
sifat polos, pemalu, agak minderan, dan sayang pada ibunya. (Juru Kamera)
- Fairus Rahma sebagai guru bernama Bu Tikah yang memilik sifat perhatian dan baik.
(Penulis Naskah)
- M Najwan Abiyyu sebagai siswa bernama Wawan yang bersifat sedikit suka mengikuti, acuh
takacuh, dan baik (Editor Film)
NASKAH
Minggu pagi di Jakarta begitu cerah. Sinar matahari yang begitu hangat menyinari
sebagian kota berpenduduk padat ini. Seorang anak laki-laki dengan membawa dua tas besar
tengah berdiri di depan sebuah gerbang yang dari sana dapat dilihat tulisan besar bertuliskan
SMAN 79 Jakarta. Ia menatapnya dengan penuh keyakinan sesaat kemudian tertunduk lalu
pergi melanjutkan perjalanannya.
Minggu berlalu dengan perasaan menggebu, yang tak kunjung reda gugupnya. Senin
ini, Anak laki-laki itu tidak hanya akan datang untuk berdiri seperti kemarin, kini ia mulai
melangkahkan kaki dan masuk ke dalam sekolah itu dengan percaya diri.
Anak laki-laki bernama Bimo itu masuk ke dalam kelas dengan gugup dan segera berdiri di
depan kelas.
Bimo : (menepuk pundak gadis yang duduk di depannya) Hai, nama kamu siapa?
Lia : dihh apaan sih nepok-nepok! sana ah!
Arwan : tau ngapain sih lu?
Bimo langsung terdiam seketika, ia kemudian menjadi tidak percaya diri untuk
berkenalan dan mendapatkan teman baru. Sampai seminggu ia bersekolah, ia belum juga
mendapatkan seorang temanpun. Dirinya merasa kesepian. Esoknya Bimo hadir lebih awal ke
sekolah. Ia segera duduk di kursinya lalu mulai membaca buku.
Keesokan harinya Bimo tidak hadir, awalnya Lia dan Arwan biasa saja. Namun ternyata
Bimo tetap tidak masuk selama 3 hari.
Lia : eh wan, Si Bimo kemana deh? Kok gak masuk-masuk udah 3 hari? Masih anak
baru udah bolos!
Arwan : gatau dah, terakhir sih dia dipanggil sama Bu Tikah, trus besokannya Bimo gak
masuk sampe sekarang.
Lia : lahh Bimo di D.O?
Arwan : gak mungkin lah. Dia gak pernah macem-macem masa di D.O
Lia : trus kenapa dong?
Arwan : gatauu.. nanti tanya sendiri sama Bu Tikah. Lagian lu ngapain nanya-nanyain
Bimo? Demen lu ya (menggoda Lia)
Lia : Dihh apaan sih nanya doang emang gak boleh!?
Bel Istirahat berbunyi, Lia dan Arwan tengah berjalan menuju kantin sambil mengobrol
dan Tiba-tiba Bu Tikah lewat.
Arwan : eh bu.. bu.. bu.. (menghentikan Bu Tikah)
Bu Tikah : iya kenapa Wan?
Lia : Bu Bimo kemana kok gak masuk-masuk udah 3 hari?
Bu Tikah : Ohh Bimo. Iya, dia izin pulang ke kampung, ibunya sakit gak ada yang jagain.
Arwan : lahh Ibu nya di kampung Bu? Bimo sama siapa dong di Jakarta?
Bu Tikah : dia ikut tetangganya dari kampung yang tinggal di Jakarta. Bimo tuh berani
ya? Hebat! dia mau ke kota sendirian, katanya dia mau sukses, biar ibunya senang. ohh iyaa,
ngomong-ngomong, Kalian teman dekatnya Bimo?
Lia : enggak bu, bukan
Bu Tikah : lhoo sayang banget, Bimo tuh anaknya pintar dan baik loh. Tapi kayaknya dia
selalu sendirian, memang gak ada yang temenin dia?
Arwan : gak gitu kok buu
Lia : iya, Bimo nya aja yang sendirian terus.
Bu Tikah : lohh, kalian deketin dong.. kasihan dia, di Jakarta udah sendirian, masa di
sekolah harus sendiri juga.
Lia dan Arwan mulai merasa bersalah atas tindakan mereka terhadap Bimo. Dan
akhirnya mereka memutuskan untuk mengajak Bimo berbicara ketika Bimo kembali ke
sekolah.
Di kantin mereka bertiga kembali mengobrol, bercerita dan tertawa. Kini mereka sudah
saling dekat. Mereka sering mengerjakan tugas bersama, saling berdiskusi dan bertukar
pendapat, saling tolong menolong dan juag saling memberi semangat.
Bu Tikah : duhh jadi kangen temen SMA
END
PLOT
- Depan gerbang sekolah
- Depan Kelurahan
- Tangga bawah dekat kantin
- Kantin
- Ruang kelas XI MIPA 1